Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN: 2684– 8325

e-ISSN: 2775– 7072


Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
SISTEM PENARIKAN BARANG KREDIT
DALAM ETIKA BISNIS ISLAM
Uswatun hasanah
Universitas Hamzanwadi Lombok Timur
Email: uswatun.hasanah197@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem penarikan barang kredit di
FIFGroup Cabang Metro yang di tinjau dari etika bisnis Islam. Penelitian ini merupakan penelitian
jenis lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data wawancara dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis induktif kualitatif,
yaitu dimulai dengan menggunakan data yang diperoleh dari lapangan tentang perspektif etika
bisnis islam pada strategi bersaing yang diterapkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan
prinsip-prinsip etika bisnis Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa system penarikan yang
ada di FIFGROUP tidak sesuai dengan teori dan etika bisnis islam dimana tidak ada kejujuran dan
rasa bertanggung jawab untuk saling bertoleransi. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 130/OMK.10/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan yang
Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan
Fidusia. Pasal 3, Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia
berupa kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan sertifikat
jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada Perusahaan Pembiayaan, dan belum menerapkan
prinsip etika bisnis Islam tentang pertanggungjawabanya itu memfungsionalkan sifat-sifat
manusiawi.

Kata Kunci: Penarikan, Kredit, Etika Bisnis Islam

Abstract

The purpose of this study was to find out how the credit withdrawal system at FIFGroup
Metro Branch was reviewed from Islamic business ethics. This research is a type of field research
and is descriptive qualitative. This study used interview data collection techniques and then
analyzed using qualitative inductive analysis methods, which started by using data obtained from
the field about the perspective of Islamic business ethics on the applied competitive strategy, then
analyzed using the principles of Islamic business ethics. The results of this study indicate that the
withdrawal system in FIFGROUP is not in accordance with Islamic business theory and ethics
where there is no honesty and sense of responsibility for mutual tolerance. Regulation of the
Minister of Finance of the Republic of Indonesia Number 130/OMK.10/2012 concerning
Registration of Fiduciary Guarantees for Financing Companies Conducting Consumer Financing for
Motorized Vehicles with Fiduciary Guarantees. Article 3, Financing Companies are prohibited from
withdrawing fiduciary collateral objects in the form of motorized vehicles if the Fiduciary
Registration Office has not issued a fiduciary guarantee certificate and submitted it to the Financing
Company, and has not applied the principles of Islamic business ethics regarding its accountability
that functions human nature.

Keywords: Withdrawal, Credit, Islamic Business Ethics

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 84


PENDAHULUAN kredit karena mengandung hikmah. Salah satu

Kegiatan anusia dalam bermu’amalah hikmah jual beli kredit adalah adanya unsur

adalah jual-beli. Jual beli menurut bahasa saling tolong menolong dan saling bantu.

adalah tukar-menukar apa saja, baik antara Penjual membantu pembeli dengan cara

barang dengan barang, barang dengan uang, memberikan kelonggaran pembayaran dengan

atau uang dengan uang. Sedangkan menurut cara mengangsur. Sementara pembeli

istillah jual beli adalah tukar-menukar harta membantu penjual dengan memberikan laba

dengan harta menurut cara yang khusus, harta yang lebih dari harga pembelian secara cash

mencakup zat (barang) atau uang. (Ahmad (Imam Mustofa, 2017) Permasalahan yang

Wardi Muslich, 2017) biasanya timbul dari jual beli kredit yaitu
konsumen (pembeli) melakukan wanprestasi
Tingkat kebutuhan manusia semakin
dengan menunggak pembayaran. Sikap
hari semakin meningkat, apalagi budaya
komsumtif masyarakat yang begitu besar dan
konsumtif sudah semakin meluas di tengah-
tidak diimbangi dengan penghasilan masyarakat
tengah masyarakat, tidak jarang untuk transaksi
yang mencukupi, menjadi faktor pendorong
jual beli menggunakan cara kredit. Adapun
yang mengakibatkan konsumen yang telah
yang dimaksud dengan jual beli dengan cara
melakukan proses kredit tidak sanggup
kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan
membayar cicilan kendaraan bermotor setiap
terhadap sesuatu barang yang mana
bulannya (Jusnizar Sinaga, 2017).
pembayaran harga barang tersebut dilakukan
Peraturan Menteri Keuangan Republik
secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan
Indonesia Nomor 130/OMK.10/2012 tentang
pembayaran yang telah disepakati kedua belah
Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan
pihak (pembeli dan penjual). Jenis jual beli
Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan
kredit yang lazim dilakukan masyarakat dewasa
Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan
ini adalah seperti Kredit Pemilikan Rumah,
Pembebanan Jaminan Fidusia. Pasal 3,
Kredit Kendaraan, Kredit alat-alat rumah
Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan
tangga, dan lain sebagainya. (Chairuman
penarikan benda jaminan fidusia berupa
Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, 2004)
kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftaran
Hukum jual beli dengan sistem kredit Fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan
memang ada perbedaan pendapat di kalangan fidusia dan menyerahkannya kepada
ulama, amun jumhur ulama membolehkannya. Perusahaan Pembiayaan.
Diperbolehkannya jual beli dengan sistem Ketika pembeli telah melakukan
Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 85
p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
pelanggaran penunggakan cicilan, adanya melayani jual beli kredit dengan bekerjasama
kegiatan penarikan barang (obyek) secara paksa dengan dealer-dealer di Kota Metro, salah
oleh pihak penjual. Penarikan menurut Undang- satunya adalah Dealer Honda Bhinneka Motor.
Undang akan memerlukan waktu yang relatif FIFGroup mempunyai beberapa produk yaitu
lama karena harus melalui perintah Hakim. diantaranya SPEKTRA, AMITRA,
Oleh sebab itu, untuk menghindari risiko DANASTRA dan FIFASTRA. Pelayanan
tersebut, sering pihak penjual menempuh jalan kredit kendaraan di FIFGroup termasuk dalam
pintas dengan penarikan barang obyek jual beli salah satu produknya yaitu FIFASTRA yang
secara paksa, sehingga lebih banyak resiko atau melayani kredit motor khusus untuk kredit
kerugian yang harus dipikul oleh pembeli. motor baru. Untuk dapat menerima fasilitas
Tentu hal ini tidak dikehendaki dan tidak kredit, pihak FIFGroup memberlakukan
dibenarkan oleh hukum, karena hukum perjanjian kredit dengan pembebanan jaminan
bertujuan untuk memberi keadilan dan fidusia yang dibuat secara tertulis. Pada
mengayomi semua pihak. perjanjian tersebut tercantum kalimat yang
Badan usaha yang sering menyatakan bahwa konsumen harus
mempraktikkan jual beli kredit adalah dealer. menyerahkan barang-barang tertentu dalam hal
Dealer biasa digunakan untuk menyebut sebuah ini kendaraan sebagai jaminan pelunasan
toko mobil atau motor. Jual beli kredit di dealer hutang, dan apabila debitur melakukan
biasanya dilakukan melalui leasing. Leasing pelanggaran maka benda yang dijadikan
adalah suatu badan usaha yang melakukan jaminan pelunasan hutang tersebut dapat
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dilakukan penyitaan atau penarikan. (Ibu Dian,
barang modal baik secara finance lease maupun Sales Marketing FIFGroup Metro, 2018)
operating lease untuk digunakan oleh penyewa Mengenai permasalahan penunggakan
(lessee) selama jangka waktu tertentu pembayaran yang dilakukan konsumen,
berdasarkan pembayaran secara berkala (Daniel didapatkan informasi bahwa konsumen yang
Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita, 2013). telah menunggak cicilan kredit kendaraan
Berdasarkan hasil pra-survey yang bermotor. Faktor yang menyebabkan penarikan
peneliti lakukan di FIFGroup dengan Ibu Dian, barang kredit yaitu adanya konsumen yang
selaku Sales Marketing FIFGroup Cabang tidak sanggup membayar cicilan dan ada juga
Metro, didapatkan informasi bahwa FIFGroup konsumen yang sengaja tidak membayar cicilan

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 86


p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
tersebut. Dalam prosedurnya pihak FIFGroup informasi bahwa praktek pelaksanaan penyitaan
memberi kelonggaran berupa tenggat waktu barang melalui jasa debt collector kerap
pembayaran selama 3 bulan bagi konsumen melakukan tindakan penarikan paksa bahkan
yang masih ingin membayar penunggakan kerap dibarengi dengan kekerasan dalam
tersebut. menjalankan aksinya terhadap konsumen yang
Namun, apabila masih ada konsumen menunggak angsuran. (Bapak Ilham, 2018).
yang membandel, maka akan dilakukan Berdasarkan uraian di atas, dapat
penarikan paksa pada unit kendaraan kredit dipahami bahwa sistem penarikan barang kredit
yang berada di tangan konsumen. Pada tahap ini yang dilakukan FIFGroup adalah dengan
proses yang dilakukan pihak FIFGroup biasanya penarikan paksa. Penarikan paksa dilakukan
dimulai dengan jatuh tempo pertama yaitu karena pihak FIFGroup sudah memberikan
dengan menghubungi konsumen untuk kelonggaran waktu untuk melunasi cicilan
membayar, 3 hari dari jatu tempo masih akan bulan-bulan sebelumnya yang belum dibayar.
terus di hubingi, 1 bulan dari jatuh tempo akan Dikarenakan sudah lewat tenggat waktu maka
dilakukan pengunjungan ke rumah konsumen, 2 dilakukan penarikan paksa tersebut. Penarikan
bulan jatuh tempo maka akan dilakukan paksa ini dilakukan melalui jasa debt collector.
tindakan dengan penarikan barang kredit Penggunaan jasa debt collector ini kerap
tersebut. dilakukan dengan menggunakan kekerasan
Pada tahan penarikan barang pihak terhadap konsumen yang membandel.
FIFGroup biasanya menugaskan debt collector Penarikan kendaraan oleh pihak leasing
untuk menagih tunggakan pembayaran kepada apabila debitur melakukan wanprestasi pada
konsumen berdasarkan berapa lamanya perjanjian yang sudah di tentukan. Menurut
tunggakan konsumen. Apabila sudah lewat Endang Purwaningsih, “apabila konsumen lalai
tenggang waktu, maka dilakukan penarikan untuk melakukan kewajibannya membayar
paksa pada unit kendaraan kredit tersebut. ((Ibu cicilan maka pihak leasing berhak untuk
Dian, Sales Marketing FIFGroup Metro, 2018). menagih semua pembayaran yang masih
Berdasarkan hasil wawancara dengan terutang dan menerima kembali barangnya”.
Bapak Ilham, selaku salah satu konsumen di (Endang Purwaningsih, 2015).
Dealer Motor dengan sistem kredit yang Menurut etika bisnis Islam, bagi mereka
dilakukan melalui FIFGroup, didapatkan yang tidak mampu membayar utangnya secara

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 87


p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
berangsur-angsur atau kontan (tunai) dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian,
dianjurkan oleh agama Islam agar orang utang suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk
orang tersebut dibebaskan (dihapuskan). menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di
Apabila orang tersebut benar-benar dalam lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk
keadaan terdesak, karena dalam Islam penyusunan laporan ilmiah”. (Abdurrahmat
dianjurkan apabila peminjam jatuh miskin Fathoni, 2011)
(bangkrut) karena pinjaman itu, utangnya wajib Penelitian lapangan (field research)
dihapuskan. Langkah-langkah penyelesaian dianggap sebagai pendekatan luas dalam
seseorang yang berutang dan tidak mampu penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk
membayarnya, pertama diberi penundaan mengumpulkan data kualitatif. Sumber data
waktu pembayaran (perpanjangan waktu dalam penelitian menggunakan data primer dan
peminjaman). Apabila dalam perpanjangan data sekunder. Tehnik pengumpuan data
waktu tidak mampu melunasi, maafkanlah dia menggunakan wawancara dan dokumentasi.
dan anggap saja utang itu sebagai shadaqah.
HASIL PENELITIAN
Hal itu akan lebih baik bagi yang
Sistem Penarikan Barang Kredit FIFGroup.
meminjamkan. (Hendi Suhendi, 2010)
Sistem penarikan barang kredit
Selain itu, salah satu prinsip etika bisnis
FIFGROUP adalah salah satu cara yang
Islam adalah longgar dan bermurah hati
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
(tatsamuh dan taraahum). Seorang penjual
kredit yang sering dilakukan oleh konsumen
diharapkan bersikap ramah dan bermurah hati
yang menunggak pembayaran kredit atau tidak
kepada setiap pembeli. Dengan sikap ini,
membayar cicilan kredit. Pada sistem penarikan
seorang penjual akan mendapat berkah dalam
kredit ada faktor yang menyebabkan penarikan
penjualan dan akan diminati oleh pembeli.(
barang kredit yang dilakukan oleh FIFGROUP
Muhammad Djakfar, 2007)
kepada konsumen. Permasalahan penunggakan
METODE PENELITIAN pembayaran yang dilakukan konsumen,
Jenis Penelitian didapatkan informasi bahwa banyak konsumen
Dilihat dari jenisnya penelitian ini yang telah menunggak cicilan kredit kendaraan
termasuk penelitian lapangan, Menurut bermotor. Faktor utama yang menyebabkan
Abdurrahmat Fathoni, penelitian lapangan yaitu penarikan barang kredit yaitu adanya konsumen
kualitatif. yaitu “suatu penelitian yang yang tidak sanggup membayar cicilan dengan

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 88


p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
berbagai alasan yaitu ada yang menuggu gaji menentukan sendiri Down Payment (DP)
bulanan, bagi pedagang kalau dagangan mereka lamanya waktu kredit yaitu 12 bulan, 18 bulan,
lagi sepi, atau ada juga yang kerjaannya lagi 24 bulan, 30 bulan dan 36 bulan, dan jumlah
sepi contohya seperti kuli bangunan dan ada angsuran yang akan langsung datang ke
juga konsumen yang sengaja tidak membayar FIFGROUP Cabang Metro. Konsumen dapat
cicilan tersebut. menentukan sendiri Down Payment (DP)
Perusahaan FIFGroup dalam lamanya waktu kredit yaitu 12 bulan, 18 bulan,
prosedurnya memberi kelonggaran berupa 24 bulan, 30 bulan dan 36 bulan, dan jumlah
tenggat waktu pembayaran selama 3 bulan bagi angsuran yang akan dibayarkan.
konsumen yang masih ingin membayar Perusahaan FIFGroup dalam
penunggakan tersebut. Namun, apabila masih prosedurnya memberi kelonggaran berupa
ada konsumen yang membandel, maka akan tenggat waktu pembayaran selama 3 bulan bagi
dilakukan penarikan paksa pada unit kendaraan konsumen yang masih ingin membayar
kredit yang berada di tangan konsumen. penunggakan tersebut. Namun, apabila masih
Berdasarkan penuturan Ibu Putri selaku ada konsumen yang membandel, maka akan
counter sales bahwa sistem kredit yang ada di dilakukan penarikan paksa pada unit kendaraan
FIFGROUP Cabang Metro memiliki dua sistem kredit yang berada di tangan konsumen.
yaitu yang pertama dengan konsumen bisa (Wawancara dengan Ibu Putri Selaku Sales
datang ke dealer motor yang bekerja sama Counter FIFGROUP, pada Tanggal 21
dengan pihak FIFGROUP biasanya di dealer Desember 2018)
motor tersebut akan langsung ditawarkan jasa Sistem penarikan barang kredit
untuk kredit. Jasa kredit yang ditawarkan yaitu FIFGROUP Cabang Metro biasanya dimulai
membayar angsuran 12 bulan, 18 bulan, 24 dengan jatuh tempo pertama yaitu dengan
bulan dan 36 bulan. Adapun jaminan yang menghubungi konsumen untuk membayar, 3
diberikan yaitu buku pemilik kendaraan hari dari jatu tempo masih akan terus di
bermotor (BPKB). BPKB akan diserahkan hubungi, 1 bulan dari jatuh tempo akan
kepada konsumen jika konsumen sudah dilakukan pengunjungan ke rumah konsumen,
melunasi semua angsuran kredit. dan yang ke 2 bulan jatuh tempo maka akan dilakukan
dua konsumen dapat langsung datang ke tindakan dengan penarikan barang kredit
FIFGROUP Cabang Metro. Konsumen dapat tersebut. Pada tahan penarikan barang pihak

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 89


p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
FIFGroup biasanya menugaskan Kolektor atau atau kepailitan debitur. Debitur menjadi pihak
biasa orang menyebutnya debt collector untuk yang paling berhak untuk melunasi hutang-
menagih tunggakan pembayaran kepada hutangnya daripada orang lain yang mempunyai
konsumen berdasarkan berapa lamanya hutang yang bukan karena kredit. Debitur juga
tunggakan konsumen. Apabila sudah lewat berhak untuk menentukan apakah perjanjian
tenggang waktu, maka paksa pada unit kredit tetap dilanjutkan atau dihentikan.
kendaraan kredit tersebut. Adapun pihak yang Kreditur diperbolehkan mengambil barangnya
terlibat dalam penarikan barang kredit yaitu kembali dengan syarat ia tidak mengambil uang
Kolektor dan UH (Unit Head).91 angsuran atau uang muka dari debitur. (Imam
Adapun pihak yang terlibat dalam Mustofa. 2017)
penarikan barang kredit yaitu Kolektor dan UH
KESIMPULAN
(Unit Head). (Wawancara dengan Ibu Putri
Berdasarkan hasil penelitian yang
Selaku Sales Counter FIFGROUP, pada
peneliti lakukan. Analisa hasil penelitian dari
Tanggal 21 Desember 2018).
lapangan dengan berdasarkan temuan hasil
Perusahaan FIFGROUP menerapkan
penelitian dan dalil-dalil yang ada. Maka dapat
sistem penarikan barang kredit yang meliputi
disimpulkan bahwa sistem penarikan yang ada
rescheduling, reconditioning dan restructuring.
di FIFGROUP tidak sesuai dengan teori dan
Namun pada prakteknya pihak FIFGROUP
etika bisnis islam dimana tidak ada kejujuran
hanya memberlakukan rescheduling
dan rasa bertanggung jawab untuk saling
(penjadwalan ulang atau perpanjangan waktu)
bertoleransi. Peraturan Menteri Keuangan
yaitu hanya dalam jangka waktu 1 atau 2 bulan.
Republik Indonesia Nomor 130/OMK.10/2012
Pihak FIFGROUP tidak menerapkan sistem
tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi
reconditioning (persyaratan ulang) dan
Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan
restructuring (perubahan syarat kredit) yang
Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan
akan memberatkan bagi konsumen yang tidak
Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan
bisa membayar angsuran cicilan. Pada
Fidusia. Pasal 3, Perusahaan Pembiayaan
prakteknya FIFGROUP tidak sesuai dengan
dilarang melakukan penarikan benda jaminan
ketentuan sistem penarikan kredit.
fidusia berupa kendaraan bermotor apabila
Perjanjian kredit, kewajiban
Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan
pembayaran tidak bisa gugur dengan kematian
sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkannya
Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 90
p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
kepada Perusahaan Pembiayaan, dan belum Tunai. Kredit dan Leasing”. dalam Jurnal
Ilmiah Akuntansi. Bogor: STIE Kesatuan
menerapkan prinsip etika bisnis Islam tentang
Bogor. Vol. 1 No. 1, 2013.
pertanggung jawaban yaitu memfungsionalkan
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-
sifat-sifat manusiawi, dan prinsip keadilan
Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV.
dimana dalam kegiatan kredit tersebut terdapat Toha Putra, 1989.
pihak yang dirugikan karena tidak sesuai
Eduard Lumbantobing, “Penyelesaian Kredit
dengan prosedur yang seharusnya. Pembelian Sepeda Motor Bermasalah
(Studi Kasus PT. Federal International
DAFTAR PUSTAKA Finance Cabang Medan)”.

Endang Purwaningsih. Hukum Bisnis. Bogor:


Abdul Aziz. Etika Bisnis Perspektif Islam: Ghalia Indonesia, 2015.
Implementasi Etika Islami untuk Dunia
Usaha. Bandung: Alfabeta, 2013. Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010.
Abdurrahmat Fathoni. Metodologi Penelitian &
Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Imam Mustofa. Kajian Fikih Kontemporer.
Rineka Cipta, 2011. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2017.

Agus Arijanto. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Endang Purwaningsih. Hukum Bisnis. Bogor:
Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Ahmad Ghalia Indonesia, 2015. Hendi Suhendi.
Wardi Muslich. Fiqh Muamalat. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT. Raja
Jakarta: Amzah, 2017. Grafindo Persada, 2010.

Aiyub Ahmad, Fikih Lelang Perspektif Hukum Imam Mustofa. Kajian Fikih Kontemporer.
Islam Dan Hukum Positif , Jakarta: Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2017.
iswah, 2004 Irham Fahmi. Etika Bisnis: Teori. Kasus. dan
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa. Solusi. Bandung: Alfabeta. Bandung, 2014.
Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Jusnizar Sinaga. dkk. “Tindakan Penarikan Unit
Alfabeta, 2009. Kendaraan yang Dilakukan Debt
Burhan Ashafa. Metode Penelitian Hukum. Collector Terhadap Debitur Ditinjau dari
Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Chairuman Aspek Hukum Pidana”, dalam USU Law
Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis. Journal. Sumatera Utara: Universitas
Hukum Perjanjian Dalam Islam. Sumatera Utara. Vol.5.No.2. April 2017.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta:
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Rajawali Pers, 2015.

Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita. Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian
“Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Rosdakarya, 2014.

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 91


p-ISSN: 2684– 8325
e-ISSN: 2775– 7072
Vol. 12, No. 2, .Juli 2021
Malayu. S.P. Hasibuan. Dasar-dasar
Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002. Muhammad dan Alimin. Etika dan
Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi
Islam. Yogyakarta: BPFE, 2004.

Muhammad Djakfar. Etika Bisnis dalam


Perspektif Islam. Malang: UIN Malang
Pers, 2007.

Muslich. Etika Bisnis Islam Landasan


Filososfis. dan Substansi Implementatif.
Yogyakarta: Ekonisia, 2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan:


Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. R &
D. Bandung: Alfabeta, 2016.

Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2013.

Sutrisno Hadi. Metodologi Reseach I.


Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi
UGM, 1984.

Toga Adi Putra Sinaga, “Perlindungan Hukum


Bagi Konsumen Yang Mengalami
Penarikan Paksa Kendaraan Bermotor
Oleh Pihak Ketiga (Debt Collector)
Karena Kredit Macet Ditinjau
Menurut Kontrak Baku Perjanjian
Pembiayaan Konsumen Pada PT.
Summit Oto Finance Cabang Medan”

Al-Watsiqah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 92

Anda mungkin juga menyukai