TIM PENELITI
SURAT PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa hasil Laporan Akhir Penelitian Dampak penambangan
batubara terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Kutai
'
Kartanegara tahun 2010, telah diperbaiki/ disempurnakan sesuai dengan arahan nara sumber, ·
pada saat paparan Draft Laporan Akhir hasil penelitian dimaksud yang dilaksanakan di Jakarta
pada tanggal12 sf d 16 Nopember 2010.
Semoga kegiatan ini dapa~ bermanfaat untuk berbagai pihak terkait khususnya diwilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur
....... Demikian Surat Pengesahan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Puji dan syukur hanya kehadirat Allah SWT karena berkat petunjuk,
rahmat dan karuniah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kajian
Dampak Penambangan Batu Bara terhadap Perkembangan Sosial, Ekonomi dan
...__.
Lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Laporan ini secara umum
menyajikan tentang dampak keberadaan usaha pertambangan batubara di 4
Kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kegiatan penelitian ini didanai pada tahun 2010 oleh Badan Penelitian
..._ dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia melalui
program lnsentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Tahun 201 o
yang diajukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
Kabupaten Kutai Kartanegara. Sehubungan dengan telah selesainya laporan
'-
penelitian ini kami mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memb. 1tu kesuksesan kegiatan ini.
• .•himya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak
Tim Peneliti
-...J
~
RINGKASAN
.......,
Kutai Kartanegara. Diharapkan dari penelitian ini menemukan kondisi riil sosial
ekonomi dan kondisi kerusakan lingkungan serta tindakan preventif dan
pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan sehingga
menjadi salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah Daerah (terutama
bagi stakeholders seperti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan
Energi, dan Badan Pengelola ljin Terpadu) untuk menilai dampak penambangan
batubara terhadap pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan kualitas
lingkungan yang pada akhirnya dapat menjadi pertimbangan dalam
pengawasan dan pemantauan penambangan batubara.
Strategi untuk mencapai tujuan di atas dilakukan pendekatan Penelitian
dari aspek ekonomi, sosial budaya dan aspek ekologi (lingkungan) dan
mengevaluasi program-program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan
batubara baik berdasarkan data primer maupun data sekunder melalui quisioner,
indepth interview, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka (literatur).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertambangan batubara
memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar
perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang
kerja dan peluang usaha sehingga dapat memberbaiki ekonomi masyarakat.
Disisi lain, kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak negatif
dan positif terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Dampak
negatifnya adalah Kehadiran usaha pertambangan meningkatkan konflik antara
masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah
limbah, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpangtindih lahan, dan tidak
optimalnya perusahaan dalam melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat (Comdev). Selain itu, keberadaan perusahaan batubara memberikan
dampak terhadap menurunnya aktifitas keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan
gotong royong terutama kerja bakti dan kegiatan-kegiatan keagamaan, tetapi
memberikan dampak positif terhadap kepedulian pemberian bantuan dana untuk
kegiatan-kegiatan sosial. Selanjutnya dari penelitian ini ditemukan pula bahwa
kegiatan usaha pertambangan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan
fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya kerusakan
bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna endemik,
meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu banjir,
" ..J
DAFTAR lSI
---
Halaman
BAB 1. PENDAHULUAN .... ......... .... ...... .. ...... .. ..... .... .. ..... ....... .. .... .. ... 1
1.1 Latar Belakang.. .. .. . .. ... ... ... .. . ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... . .. .. . .. . ... 1
1.2 Rumusan Masalah .. . .. . .. . . .. ... .. . . . . . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. .. . . .. .. . 3
BAB Ill. TUJUAN DAN MANFAAT. .. ... ...... ..... . .. . ... ... ... ...... ... ... ... ... .... .. 17
3.1. iujuan Penelitian...... .... ... .. .. . . .. .. . .. . . .. ... ... .. . .. . .. . . .. . .. .. . . . . .. . . 17
3.2. Manfaat Penelitian... ............ ...... .................. ............ ........ 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 72
..........
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
Nomor Halaman
Teks
'-'
perubahan struktur sosial, budaya, ekonomi masyarakat maupun pada kualitas
lingkungan. Pengaruh negatif struktur sosial masyarakat di sekitar perusahaan
pertambangan yang mungkin bisa te~adi adalah perilaku dan atau kebiasaan
yang bersifat negatif seperti pe~udian , kebiasaan minum-minuman keras dan
pola hidup konsumtif para karyawan yang bisa mendorong perubahan
masyarakat lokal menjadi lebih konsumtif dan bila hal tersebut tidak didukung
oleh perubahan kemampuan daya beli masyarakat lokal akan menyebabkan
kecemburuan sosial yang pada akhirnya bisa menyebabkan ketidak harmonisan
(konflik sosial) antara warga di sekitar perusahaan pertambangan.
Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah dampak negatif terhadap
kualitas lingkungan. Tidak dapat di pungkiri bahwa aktivitas pertambangan dapat
dipastikan menyebabkan rendahnya kualitas lingkungan. Untuk mengendalikan
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan tambang
batubara tersebut maka diperlukan kontrol yang kuat dari seluruh steakeho/der
(perusahaan, pemerintah dan seluruh masyarakat). Mengingat besarnya potensi
negatif atas pertambangan batubara maka tanggung jawab perusahaan untuk
meminimalkan dampak negatif tersebut adalah dengan menyusun dokumen
analisis dampak lingkungan, menyusun rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan lingkungan yang juga di dalamnya terdapat program-
program kepedulian bagi masyarakat sekitar tambang agar tidak hanya
merasakan dampak negatif saja akan tetapi juga merasakan manfaat atas
aktivitas pertambangan disekitarnya. Bentuk kepedulian perusahaan tambang
'---'
batubara adalah dengan mengembangkan Corporate Social Responcibility yang
dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidupnya seperti penanggulangan kemiskinan, membantu dalam
menyediaan fasilitas kesehatan , pendidikan, beasiswa, peningkatkan skill,
peningkatan daya beli masyarakat sekitar tambang , memberikan pelatihan agar
masyarakat sekitar tambang mempunyai daya saing, dan membantu
membangun infrastruktur yang sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk di
- dalamnya fasilitas air bersih. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dikaji
berbagai dampak dari kegiatan pertambangan batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Dampak yang dimaksud dalam kajian ini tidak dibatasi pada
dampak negatif saja tetapi juga dampak positif yang timbul oleh aktivitas
pertambangan batubara.
'---'
,,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan
Pembangunan
Dampak
Sosial, Dampak
Dampak ekonomi dan Sekunder
Biofisik Budaya
Tujuan
menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan.
Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih
memproduksi air asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang
-...J
akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya
fasilitas sosial qan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan
tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang ,dan
adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif
diantaranya munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas
udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat
pembebasan lahan.
Melihat pertumbuhan produksi' batu bara dari tahun ke tahun yang
._, semakin besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke
.__.
depan deposit batubara ini akan habis yang dapat berdampak negatif terhadap
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang
menggantungkan kehidupannya pada kegiatan pertambangan, di mana mereka
- MT), di Sumatera 38 % (17.464 juta MT) dan sisanya tersebar di wilayah lain.
sumber batubara (resources) sebanyak 57,8 milliar ton. Dari jumlah itu Widodo
(2005) melaporkan bahwa cadangan batubara terbesar hanya tersebar di tiga
provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Sumatera Selatan (38 %}, Kalimantan Timur
(35 %), dan Kalimantan Selatan (26 %), (Widodo, 2005). Usaha pertambangan
batubara mempunyai prospek sebagai sektor andalan pengganti migas dalam
membangun perekonomian Kalimantan Timur di masa mendatang. Hal ini
didasarkan pada ketersecliaan sumberdaya batubara, prospek pemasaran, dan
·-
dukungan kebijakan pemerintah daerah,
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah salah satu kabupaten di Provinsi
~
~.;
Kartanegara, menjadikan Kabupaten ini sebagai kabupaten terkaya di Indonesia.
Terkait dengan sumberdaya alam berupa batubara, Kabupaten Kutai
Kartanegara memiliki cadangan batubara yang cukup besar. Hal tersebut
ditunjukkan oleh perkembangan produksi batubara, dimana pada tahun 2002
produksinya mencapai 7,37 juta MT dan pada tahun 2006 produksinya
meningkat dan mencapai sekitar 13,21 juta MT dan pada tahun 2007
produksinya mencapai 69,22 juta MT (Bappeda Kab. Kutai Kartanegara, 2008).
Mengingat keberadaan sumberdaya batubara sebagai sumber
.._
keuangan negara, maka ada tuntutan dalam mewajibkan untuk dimanfaatkan
secara optimal dan diamankan dari berbagai dampak negatif seperti kerusakan
dan pencemaran lingkungan agar pembangunan dapat terus berjalan secara
berkelanjutan (Sustainable development). Oleh karena itu di dalam pelaksanaan
kegiatan pertambangan batubara atau kegiatan sektor lainnya harus dilakukan
berbagai tahapan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam berbagai tingkatan
kegiatan aktifrtas penambangan, sehingga berbagai kemungkinan dampak-
•-"
dampak negatif tersebut dapat diminimalkan (walaupun tidak akan 100 %
menghilangkan dampak) dan meningkatkan/mengoptimalkan berbagai dampak
positif dalam menunjang kesejahteraan kehidupan msyarakat.
._.,
a. Menimbulkan lubang besar pada tanah.
._.1 b. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan
galian yang dikembalikan ke dalam lubang galian.
c. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling
dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci
ke daerah hilir.
d. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang
yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat
~
- a. Perintisan (Pioneering)
Perintisan (Pioneering) adalah kegiatan persiapan yang mencakup
pembuatan sarana jalan angkut dan penanganan sarana air drainase (saluran).
Dalam pembuatan jalan, Iebar dan kemiringan jalan harus sesuai dengan yang
direncanakan sehinggga hambatan-hambatan dalam pengangkutan material
.......
mineral dapat diatasi dan tingkat keamanan pengguna jalan lebih te~amin. Untuk
pembuatan jalan dapat dilakukan dengan menggunakan bulldozer.
~
Peralatan yang sering digunakan untuk kegiatan pembersihan tanah tambang
......... adalah tenaga manusia seperti gergaji, bulldozer, chainsaw, truk cungkil dan
penggaruk (ripper) . Kegiatan pembersihan lahan tambang dari vegetasi penutup
tanah dilakukan tanpa pembakaran (zero burning). Vegetasi hasil pembersihan
lahan dikumpulkan dan dirapikan bersama hasil tebangan pepohonan pada
tempat yang telah ditentukan dan diharapkan dapat menjadi sumber bahan
--~
organik.
d. Penggalian Batubara
..__. Setelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (Overburden) ,
selanjutnya dilakukan penggalian batubara. Pekerjaan penggalian batubara ini
- menggunakan peralatan berupa bulldozer 085 yang dilengkapi alat garu. Setelah
batubara dibongkar, kemudian batubara dikumpulkan dengan bulldozer yang
memiliki blade. Batubara selanjutnya dimuat dengan menggunakan excavator
untuk dimasukkan kedalam alat angkut Dump Truck HD465 dengan kapasitas 50
ton untuk diangkut keinstalasi pengolahan batubara.
'---' Untuk menjaga lokasi bukaan tambang batubara agar tetap kering maka
di sekeliling dari lantai bukaan tambang dibuatkan saluran/parit keliling dan
sumur {sump) untuk menampung air tirisan tambang dan ditampung di settling
pond yang te/ah disediakan atau dapat memanfaatkan lubang bekas bukaan
tambang yang belum ditutup. Sedangkan untuk menghindari air run off dari tanah
penutup di atasnya, maka tiap jenjang dan lereng tanah penutup dibuat saluran
drainase.
e. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Batubara
Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang batubara dilakukan
setelah penambangan dimulai pada pit tambang berikutnya. Kegiatan ini
bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal
sebefum penambangan dilakukan. Setiadi (1999), mendefinisikan revegetasi
sebagai suatu usaha manusia untuk memulihkan lahan kritis di luar kawasan
hutan dengan maksud agar lahan tersebut dapat kembali berfungsi secara
._., normal, sedangkan Parotta (1993) dalam Latifa (2000), menyatakan bahwa
reklamasi dengan spesies-spesies pohon dan tumbuhan bawah yang terpilih
dapat memberikan peranan penting dalam mereklamasi hutan tropika. Reklamasi
dengan jenis-jenis lokal dan eksotik yang telah beradaptasi dengan kondisi
tempat tumbuh yang terdegradasi dapat memulihkan kondisi tanah dengan
menstabilkan tanah, penambahan bahan-bahan organik dan produksi serasah
yang dihasilkan sebagai mulsa untuk memperbaiki keseimbangan sildus hara
dalam tanah reklamasi. Selanjunya Setiawan (1993) dalam Latifa (2000),
mengemukakan syarat-syarat tanaman penghijauan ataun reklamasi sebagai
berikut:
1. Mempunyai fungsi penyelamatan tanah dan air dengan persyaratan tumbuh
yang sesuai dengan keadaan lokasi, baik iklim rnaupun tanahnya.
2. Mempunyai fungsi mereklamasi tanah.
3. Bemilai ekonomis dimasa yang akan datang dan disukai masyarakat.
........
4. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama .
Kendala dalam melakukan aktivitas reklamasi lahan pasca penambangan
......... adalah kondisi tanah yang marginal bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini
secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka karakteristik fisik, kimia dan biologi tanah perlu diketahui.
"-
- Kartanegara.
3. SK Bupati Kutai Kartanegara No. 180.188/HK-316/2003 tentang pedoman
pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan pada kegiatan
umum di Kabupagten Kutai Kartanegara
Terkait dengan kebijakan pengelolaan pertambangan batubara,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang digunakan sebagai landasan di
dalam kebijakan pengusahaan batubara, yaitu :
1. Kepmen ESDM No.1128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Batubara Nasional.
2. Perpres No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
_.... 3. lnpres No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara
yang Dicairkan Sebagai Bahan Bakar Lain ..
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara,
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (Dep. ESDMD, 2006) melaporkan
bahwa dalam sasaran bauran energi nasional tersebut, batubara menempati
urutan pertama di dalam penggunaan energi. Hal tersebut dikarenakan oleh :
b) Sumber daya batubara cukup melimpah, yaitu 61 ,3 miliar ton, dengan
cadangan 6,7 miliar ton.
c) Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau dikonversi menjadi gas
(gasifikasi) dan cair (pencairan) .
....... d) Harga batubara kompetitif dibandingkan energi lain.
e) Tekn61ogi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan telah berkembang
pesat, yang dikenal sebagai Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal
Technology) .
~.-
'-'
-
BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT
PETALOKASI
PENELITIAN
Keterangan
1. Kec. Anggana
2. Kec. Kembang Janggut
3. Kec. Kenohan
1 4. Kec. Kola Bangun
5. Kec. Loa janan
!
~
s
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Dampak Pertambangan Batubara di
Kabupaten Kutai Kartanegara
-
4.2. Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup kajian tentang dampak penambangan batubara terhadap
pengembangan sosial, ekonomi dan lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara
secara garis besar dibagi atas lingkup wilayah dan lingkup kegiatan. Lingkup
wilayah yang dimaksud adalah wilayah studi yang akan dijadikan sebagai objek
kajian yang dalam hal ini adalah wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan
menetapkan beberapa kecamatan sebagai kecamatan sampel. Penentuan
kecamatan sampel dilakukan secara purposive sampel dengan pertimbangan
banyaknya perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi pada
kecamatan tersebut.
Untuk lingkup kegiatan, adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
penambangan batubara yang berpeluang menimbulkan dampak baik kegiatan
pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, dan tahap pasca
operasi. Setiap tahapan kegiatan dalam penambangan batubara dimaksud akan
menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kondisi ekonomi, sosial dan
lingkungan.
..........
n, = ~ :·J n
4. 7. Variabel Penelitian
Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek,
atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai
bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh
peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik-
titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hubungan
antar variabel, maka variabel tersebut dapat berupa variabel dependen (terikat)
dan variabel independent (variabel bebas). Variabel terikat merupakan variabel
yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Adapun
variabel bebas dimaksud adalah kegiatan-kegiatan atau proses berlangsungnya
pertambangan batubara yang cenderung menimbulkan dampak. Dampak
tersebut dapat muncul pada setiap tahapan kegiatan pertambangan batubara
mulai dari tahap pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi.
Sedangkan variabel terikat adalah dampak yang timbuk akibat kegiatan
pertambangan batubara. Dampak ini berupa dampak negatif dan dampak positif
yang dilihat dari berbagai aspek yaitu aspek fisik-kimia (lingkungan), sosial-
ekonomi dan budaya masyarakat
a. Variabel dampak terhadap sifat fisik dan kimia lingkungan, antara lain :
(1) Degradasi (kerusakan) lingkungan akibat pembongkaran batubara
dengan metode open pit
(2) Pencemaran lingkungan akibat limbah-limbah yang dihasilkan oleh
aktivitas pertambangan.
b. Variabel dampak terhadap kondisi sosial ,ekonomi dan budaya masyarakat,
antara lain
(1) Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya kegiatan pertambangan
batubara
(2) Kehilangan dan terbukanya lapangan pekerjaan
(3) Terbukanya peluang usaha
(4) Konflik sosial antar mansyarakat dengan perusahaan
(5) Kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR)
c. Variabel dampak terhadap kondisi biologi, atara lain :
(1) Terjadinya degradasi vegetasi oleh kegiatan pembukaan lahan
(2) Terganggunya keanekaragaman hayati terutama flora dan fauna
terutama yang dilindungi
Dari kedua variabel di atas, yakni variabel dependen dan variabel
independen, dalam analisis, hubungan antara keduanya tidak dimasukkan dalam
model staistik yang kita gunakan. Artinya tidak dihitung seberapa besar
terjadinya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen (bebas) ini,
akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar
koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen, tetapi hanya
dideskripsikan bahwa setiap kegiatan yang ber1angsung dalam penambangan
batubara akan menimbulkan dampak baik dampak positif maupun dampak
negatif terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat di
sekitarnya.
Untuk rnengukur besamya dampak yang muncul baik dampak positif
maupun dampak negatif, digunakan berbagai indikator, antara lain :
1. Dampak yang terikat dengan tingkat pencemaran lingkungan seperti
penurunan kualitas air, kualitas udara ambient, dan kebisingan mengacu
kepada tingkat baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan, antara lain
(Wardana, 2004) ;
a. Kualitas air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air
b. Kualitas udara mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
1999 tentang pengendalian pencemaran udara, SK MenLH Nomor 13
tahun 2005 dan SK Menaker Nomor 51 tahun 1999 tentang nilai ambang
batas debu ditempat kerja
c. Kebisingan mengacu pada Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 Tentang ;
Baku Tingkat Kebisingan
d. Laju erosi mengacu pada tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditetapkan
oleh Sitanala Arsyad tahun 2000 (Konservasi Tanah dan Air)
2. Dampak yang terkait dengan tingkat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat ;
a. Tingkat persepsi dan sikap masyarakat mengacu pada persentase sikap
dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan pertambangan batubara
b. Potensi konflik sosial dilihat dari intensitas konflik yang terjadi antara
masyarakat di sekitar perusahaan dengan perusahaan itu sendiri
c. Lapangan pekerjaan mengacu pada perbandingan persentase tenaga
kerja yang diterima antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja non
lokal
d. Pendapatan masyarakat diukur dari tingkat pendapatan masyarakat
sebelum dan sesudah pertambangan batubara beroperasi
e. Terbukanya peluang usaha diukur dari banyaknya peluang usaha yang
terbuka bagi masyarakat sekitar dengan adanya aktivitas pertambangan
batubara
f. Penyediaan sarana dan prasarana, serta bantua sosial kepada
masyarakat diukur dari banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan melalui CRS (Coorporate Social Responsibity) yang ada.
3. Dampak yang terkait dengan kondisi biologi :
a. Degradasi vegetasi yang terdapat di areal penambangan batubara diukur
dari penurunan jumlah dan populasi vegetasi dan luas daerah pada are~l
~
yang ditambang
b. Terganggunya keanekaragaman hayati diukur dari tingkat kepadatan,
keragaman, dan frekuensi kepeberadaan satwa yang ada di lokasi proyek
penambangan batubara
II, KIMIA
1 I so2 I ppm I Pararosanilin
........
2 N02 mg/1 Spektrofotometri
No. Parameter Satuan Metode Analisis
3 HC ppm Flame Ionization
4 co ppm NDIR
5 NH 3 mg/1 Spektrofotometri
- 6
12
Ph
BOD
mg/1
mg/1
Potensiometri
Titrimetri
13 COD mg/1 Titrimetri
14 DO mg/1 Titrimetri
15 TotaiPhospatsebagaiP mg/1 Spektrofotometri
16 Nitrat sebagai N mg/1 Spektrofotometri
19 Nitrit sebagai N mg/1 Spektrofotometri
21 Fecal Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi
22 Total Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi
23 Minyak dan Lemak IJQ/L Spektrofotometri
Sumber : Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab. Serang, 2007 .
3. Erosi Tanah diukur dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss
Tim Peneliti
32
BULAN
No. Kegiatan
2 3 4 5 6 1 8 9 10 11
- ..
I. PERSIAPAN
r-
...
1. Penyusunan TOR dan Studi Literatur
2.Koordinasi dengan lnstansi Terkait
3.Rapat-Rapat Tim
•• ..
II PELAKSANAAN
1. Pengumpulan Data/Observasi
2.Tabulasi Analisis Data
3.Penyusunan Laporan Awal .
Ill PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
1. Penyusunan draft Laooran
2.Revisi Laporan
3. Evaluasi dan Diskusi
"Ia
• • . .
4. Seminar dan Revisi Laporan Akhir
-• I
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Manajemen
1 Project Manager 1
2 Mine Manager 1
3 Plant & Machinery Manager 1
4 Mine Operation Manager 1
5 Safety Manager 1
6 Marketing Manager 1
7 Coal Prep. Plant Manager 1
8 Finance & Administrasi Manager 1
9 Secretary 1
Jumlah : 9
B K3 dan Coorporate Social Responsibity (CSR)
1 HRD 2
2 Accountant 2
3 Administration Personil 3
4 Information Tech. Engineer 1
5 Staff K3 ----- -- - - - - - ··--- - ------ - -
1
9
B K3danCoo rate Social Res nsibi
6 Staff Community Development/CSR 1
7 Staff Lingkungan 1
8 Secretary 1
9 Security Guard 6
10 T enaga Medi~{dokter) ~----- - --
1
..}.)
11 Paramedis (perawat) 2
Jumlah : 12
c Perencanaan dan Enggineering
Mine Engineer 2
Safety Personil 3
' Projek Engineer 1
Geologist 1
Computer Analist 1
Technical Drafting 1
Surveyor 2
Secretary 1
Clerk/Helper Surveyor 2
Jumlah : 14
D Administrasi dan Keuangan
1 Accounting Staff 1
2 Secretary 1
3 Clerk 1
Jumlah : 3
.......- E Operasi
1 Production Surveyor 1
2 Foreman 3
3 Heavy Equipment Operator 44
4 Ugh Equipment Operator 10
5 Cheker 6
Jumlah : 65
.......... F Perawatan Dan Logistik I
1 Engineer 2
2 Mechanics 4
3 Electrician 2 I
I
4 Welder 3
5 Parts Counter 4
6 Unskilled Laborer 12
Jumlah : 27
G CPP
1 Kepala Bagian 1
2 Teknisi 4
3 Staff adminsitrasi 4
4 Enggineering dan Analist 1
5 Quality Control 1
6 Helper 4
Jumlah : 15
L__ - - --
Jumlah Total : 151
Sumber : PT. Anggana Coal, 2010
'---'
~
L AK
TPAK = - - - - X 100%
~-
L PUK
Dimana:
AK = Angkatan Kerja (PUK yang mencari pekerjaan)
PUK = Penduduk Usia Kerja (Penduduk berusia 15 tahun ke atas)
Maka :
871
TPAK= X 100%
5.435
= 0,1601
= 16,02%
Karena PT. Anggana Coal merekrut tenaga kerja sebanyak 151 orang dengan
asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 121 orang tenaga kerja berasal dari tenaga
kerja lokal yang belum bekerja, maka PT. Anggana Coal akan mengurangi
tingkat pengangguran atau memberikan kesempatan kerja (KK) bagi penduduk
lokal sebesar :
871 - 121
KK= - X 100%
5.435
=0,1379
= 13,79%
PRT
PPK =
ART
'--"'
Jl
Dimana :
PRT =Pendapatan rata-rata per rumah tangga
ART = Rata-rata jumlah anggota rumah tangga (RT)
Rp. 2000.000
PPK = ---------
3
..__ = Rp. 666.666,- (Enam Ratus Enam Puluh Enam Ribu Enam
Ratus Enam Puluh Enam Rupiah per kapita)
~
masyarakat Kutai Kartanegara dibandingkan sebelum ada aktifitas
pertambangan.
Tabel9. Kondisi ekonomi masyarakat akibat adanya perusahaan batubara
.........
J7
sumber air minum dan kebutuhan mencuci. Rendahnya jumlah tenaga ke~a lokal
yang diterima bekerja di perusahaan (26.07 %), dan masalah ganti rugi lahan
dan tanaman (18.62%) milik masyarakat sekitar proyek eksploitasi pertambangan
sebagaimana disajikan oleh Tabel11 .
--- Tabel11. Penyebab terjadinya konflik antara masyarakat-peruahaan
~
Waktu kerja di perusahaan batubara sejak pagi hari sampai sore hari
bahkan adanya kerja lembur adalah sebagai pemicu te~adinya dampak
keikutsertaan masyarakat untuk kegiatan kerja bakti semakin menurun
(berdampak negatif). Disisi lain, meningkatnya jumlah penghasilan per bulan
semakin mendorong masyarakat untuk ikut serta memberikan sumbangan-
sumbangan untuk membiayaan kegiatan-kegiatan sosial.
Tabel12. Perubahan prilaku gotong royong akibat kehadiran pertambangan
batubara
~
'-'
'--
'--
~v
......... batubara kondisi sosial masyarakat sama saja (38.95 %) kemudian diikuti lebih
buruk 31 .39% sebagaimana disajikan pada Tabel13.
Tabel13. Perubahan kondisi sosial masyarakat
'--
'
E Masuknya limbah tambang ke Jahan pertanian 10.7
F Rusaknya jalanan umum 13.53
........ G Adanya lubang tambang tanpa ditutup 8.68
Sumber data Primer 2010
'--
~
adanya lubang tambang yang tidak dapat ditutup kembali oleh perusahaan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zulkiflimansyah (2007) yang
menyatakan bahwa pertambangan batu bara membawa dampak negatif
terhadap pencemaran air, erosi dan sedimentasi tanah , Selanjutnya Suhada et
a/. (1995) menyatakan bahwa pertambangan batubara membawa dampak
negatif terhadap lingkungan karena merubah topografi,dan bentang alam serta
meninggalkan lubang-lubang besar bekas galian tambang.
Berdasarkan struktur geologi. bentuk dan karakteristik lapisan batubara
serta lapisan penutupnya (kedalaman tanah penutup) di Kebupaten Kutai
Kartanegara, menunjukkan bahwa metode penambangan batubara yang
memungkinkan dapat diterapkan adalah sistem tam bang terbuka (open pit)
dengan menggunakan peralatan seperti backhoe, dump truck yang dibantu
dengan bulldozer sebagai alat garu dorong material galian. Kegiatan
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) ini, pertama kali
akan membuka vegetasi/pohon-pohonan , menggali tanah dibawahnya, dan
.__.
meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih
tambang, permukaan tanah dikupas dan digali menggunakan alat-alat berat
seperti buldoser dan backhoe yang memberikan peluang yang besar terhadap
munculnya dampak negatif terhadap lingkungan.
Kegiatan penambangan batubara secara terbuka tersebut temyata
berdampak terhadap perubahan bentang alam dari kondisi asalnya. Perubahan
- ini terjadi oleh aktivitas pengupasan tanah pucuk (top soif) dan tanah penutup
(sub soif). Pengupasan tanah pucuk dilakukan pada lahan yang potensial untuk
dilakukan penambangan dengan menggunakan bulldozer. Tanah pucuk yang
...._
dikupas sedalam lapisan top soil yaitu sekitar 50 em dari permukaan tanah .
Tanah tersebut selanjutnya diangkut dan ditimbun pada tempat yang telah
"--' dtentukan (top soil area) dengan menggunakan truck.
Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk, selanjutnya dilakukan
........ pengupasan tanah penutup (overburden I sub soif) yang terletak di atas lapisan
batubara. Apabila terdapat lapisan batuan yang keras pada saat pengupasan
tanah penutup ini, maka pengupasannya dilakukan dengan bantuan peledakan
(blasting) untuk menghancurkan batuan yang keras dan selanjutnya ditimbun
pada tempat penimbunan tanah penutup yang telah ditentukan dan nantinya
akan dikembalikan pada lubang bekas penambangan pada saat kegiatan backfill.
Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, maka
.......
selanjutnya dilakukan kegiatan pembongkaran batubara sesuai dengan rencana
produksi yang telah ditetapkan, kemudian diangkut keluar dari lubang tambang.
Pembongkaran batubara dilakukan dengan contour mining dimana teknik
penggaliannya dimulai dari elevasi paling tinggi ke elevasi paling rendah sampai
pada kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Adapun rangkaian
penambangan batubara secara umum dapat dilihat seperti Gambar 1 di bawah
ini.
._
~
lfr ~/
..• Revegetation
CJIIV"
D.
Cool Houcng
.. J
_...._ QIV _ _ /
.__,
=-
-..~
~
Gambar 4. Rangkaian Kegiatan Penambangan Batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara
~
tambang bekas penambangan . Adapun kondisi bentang lahan dari aktivitas
penambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara oleh salah satu
perusahaan yang sedang beroperasi seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6 .
..._
qj
.___
........
._,
....
'-'
'"t'"t
kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan tersebut sangat sulit dipenuhi oleh
perusahaan untuk menutup lubang tambangnya 100 % yang disebabkan
kekurangan tanah penutup akibat deposit batubara yang terangkut keluar dari
lubang tambang, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tanah penutup yang
digunakan untuk menutup kembali lahan bekas penambangan. Untuk
mengetimasi cadangan batubara dan rencana bukaan tanah, berikut ini disajikan
data sekunder salah satu perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
........ Tabel 15. Cadangan 8atubara dan Rencana 8ukaan Tanah (Overburden) PT.
Anggana Coal di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Sebulu
.._..
._..
kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat
.__
merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari air permukaan dan air
tanah. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali tidak
-.. sekitar untuk usaha pembudidayaan ikan dan sarana air irigasi.
.......
40
__.
1 2 3 4
FISIK
'-'
Suhu oc Deviasi 27,6 26,65 28,03 30,92
Bau - - Tdk
bau
'-'
Nitrit (N02-) mg/1 1 0,01 Ttd ttd Ttd
BIOLOGI mg/1
'--"
'-'
'"tO
'-'
Mulawarman. Sedangkan untuk parameter TSS dan TDS berada di atas baku
mutu lingkungan pada lokasi pengamatan di sungai Separi Kiri Hulu II dan
Sungai Separi Kiri Hilir yang merupakan lokasi dekat penambangan dan
pengolahan salah satu perusahaan batubara. Sementara parameter pH ,
kandungan besi, dan mangan terlihat tinggi pada semua titik pengamatan.
Tingginya kandungan bahan-bahan pencemaran air di lokasi kajian diakibatkan
oleh aktivitas penambangan dan pengolahan batubara (proses pencucian
batubara) dimana material-material bahan pencemar terbawa oleh air limpasan/
aliran permukaan (surface run-off) ke bagian yang lebih rendah dan masuk ke
badan air. Hasil pengamatan lapangan, menunjukkan bahwa salah satu sumur
penduduk mengalami tingkat kekeruhan air yang cukup tinggi yaitu mencapai
nilai 29,2 NTU yang melebihi dari batas ambang baku mutu lingkungan.
Total Suspention Solid (TSS) atau total padatan tersuspensi merupakan
padatan yang berkeruan < 1 f.Jm yang menyebabkan terjadinya kekeruhan pada
air. Padatan ini tidak terlarut dan tidak dapat mengendap secara langsung.
Timbulnya padatan tersuspensi dalam badan air adalah adanya gerakan-gerakan
air sehingga terjadi adukan Lumpur halus serta terkikisnya tanah akibat gerakan
tersebut. Hasil pengukuran total padatan tersuspensi pada beberapa titik
pengambilan sampel di lokasi kajian seperti pada Tabel 16 di atas
memperlihatkan nilai di atas batas ambang baku mutu lingkungan oleh aktivitas
pertambangan dan pengolahannya yang ada di sekitarnya. Kandungan total
___.
padatan tersuspensi (TSS) di sungai Separi Kiri Hulu 2 sebesar 1.107,50 mg/1
dan sungai Separi Kiri Hilir sebesar 1.392,50 mg/1. Nilai ini cukup jauh melebihi
jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk TSS yang hanya sebesar
50 mg/1 (Permen No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
'-" Pengendalian Kualitas Air Kelas I dan II)
Total Dissolved Solid (TDS) merupakan padatan terlarut yang mempunyai
ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi yang berkuruan < 1o.s mm termasuk
........
keloid yang berkuruan antara 10·6 - 10·3 mm. Sumber TDS umumnya berasal
dari bahan-bahan an-organik dan organic berupa ion yang terdapat pada
perairan. Hasil pengukuran total padatan terlarut (TDS) dilokasi kajian
memperlihatkan sungai-sungai yang memiliki nilai TDS jauh melebihi batas
I..
....
4~
ambang baku mutu lingkungan. Total padatan terlarut pada sungai Separi Kiri
Hulu II sebesar 1.671 ,25 mg/1 dan sungai Separi Kiri Hilir sebesar 3.093,75 mg/1
sementara batas baku mutu lingkungan untu TDS sebesar 1000 mg/1 air.
Biochemical Oxygen Demand (BOD) merupakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik pada
kondisi aerobik (stabil). Nilai BOD di dalam air merupakan indikator jumlah
oksigen terlarut yang akan hilang selama asimilasi biologis polutan organik
secara alamiah atau merupakan gambaran jumlah bahan organik mudah terurai
(biodegradable organics) yang ada di perairan. Nilai BOD terukur pada beberapa
titik pengambilan sample di lokasi kajian menunjukkan nilai yang cukup tinggi di
atas baku mutu lingkungan. Hal ini terlihat pada sungai Separi Kiri Hulu II
memiliki nilai BOD sebesar 8,58 mg/1 dan di sungai Separi Kiri Hilir sebesar 10,09
mg/1. Nilai ini di atas dari baku mutu yaitu sebesar 2 mg/1 air. Hal yang sama
dengan nilai Chemical Oxygen Demand (COD) di sungai Separi Kiri Hulu II
sebesar 32,13 mg/1 dan sungai Separi Kiri Hilir sebesar 157,43 mg/1, serta di
sumur penduduk dengan nilai COD sebesar 32,13 mg/1. Nilai COD ini telah
melebihi batas baku mutu lingkungan yaitu sebesar 10 mg/1 air. Biochemical
Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
berlangsungnya proses kimia dalam perairan atau jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi baik yang bias
didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang tidak bias terdegradasi
(non biodegradable).
Logam mangan (Mn) dan besi (Fe) merupakan unsur yang terkandung
dalam batubara yang dihasilkan oleh proses ekstraksi dan masuk ke lingkungan.
Kandungan Mn dan Fe yang tinggi menyebabkan tingginya tingkat kemasaman
lingkungan. Kandungan Mn dalam air tidak boleh melebih dari 0,1 mg/1 dan Mn
lebih kecil dari 0,3 mg/1. Hasil pengukuran Fe dan Mn di lokasi kajian
memperlihatkan kedua nilai unsur tersebut di atas baku mutu lingkungan. Di
sungai Separi Kiri Hulu II 8,53 mg/1 dan 11 ,71 mg/1, sedangkan di sungai Separi
Kiri Hilir masing-masing sebesar 4,38 mg/1 dan 6,73 mg/1.
Selain menurunnya kualitas air, dampak aktifitas pertambangan juga
menurunkan kualitas udara ambien. Penurunan kualitas udara ambien ini,
disebabkan oleh pembongkaran batubara dan mobilitas pengangkutan batubara
dan peratalan dari dalam ke luar lokasi penambangan. Dampak aktivitas
penambangan batubara terhadap penurunan kualitas udara dihitung berdasarkan
........
..._ .
:>U
jumlah bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan oleh kendaraan perusahaan
yang beroperasi dalam setiap hari. Untuk memudahkan perhitungan, diambil
salah satu contoh perusahaan batubara yang beroperasi di Kecamatan Loa Kulu
yaitu PT. Putra Dewa Jaya, dengan kebutuhan jumlah kendaraan dan bahan
bakar seperti pada Tabel 17 berikut :
Tabel17. Jumlah Kendaraan dan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) PT.
Putra Dewa Jaya
Kebutuhan Kendaraan dan BBM
No. Nama Alat Kendaraan BBM BBM
(Unit) (liter/Bulan) (Liter/Hari)
1 Excavator 2 16.280 576
2 Bulldozer 1 12.240 408
3 Wheel loader 1 7.200 240
4 Grader 1 5.760 192
5 Dump Truck 24 2.280 160
6 Compactor 1 10.080 336
7 Fuel Truck 1 2.880 96
8 Water Truck 1 2.880 96
9 Mobil Karyawan 2 9.600 320
~
10 Mobil Operasional 3 12.000 400
11 Diesel Genset 1 2.280 160
12 Pompa 3 2.880 96
Jumlah: 41 83.840 3.080
Sumber : Putra Dewa Jaya, 2010.
...
)1
·~ Maka jumlah debu yang dihasilkan oleh bergeraknya satu lintasan kendaraan
pada jalan yang diperkeras adalah :
Eu = 20,77 (10/12} (20/48) (85/3) 0 •7 (8/4)0 ·5 (150/365)
= 20,77 (0,83) (0,42) (10,39) (1,41) (0,41)
..__,
= 43,49 kg/km
~
:u.
Lokasi Pengamatan
Parameter Satuan Baku Mutu
1 2
3
Sulfur Dioksida (S02) 1JQ/Nm 900 Ttd 0,09
3
Nitrogen Dioksida (N02) 1Jg/Nm 400 9,36 69,93
3
Karbon Monoksida (CO) 1Jg/Nm 30.000 Ttd 58
Debu mglm" 0,23 0,09 0,19
Sumber : Balai Riset dan Standarisasi lndustri Samarinda, Kalimantan Timur,
2008
Keterangan : ttd = tidak terdeteksi
Jj
Lokasi Pengamatan
Parameter Baku Mutu
1* 2** 3-
85**
Keterangan :
..._
54
'--'
,),)
.........
........
.JO
B. Aves
1 Pipit
2 Kacer
3 Elang
4 Bubut
5 Punai
6 Burung Gereja
7 Cerucuk
8 Murai
9 Burung Madu
~
10 Blekok Sawah
11 Kuntul
.._. 12 Kareo Padi
C. Reptilia
1 Biawak
2 UlarSawah
3 Kadal
.........
4 Kura-Kura
D.Amphibi
.......... Kodok
E. Mamalia
1 Kancil
2 Landak
3 Tupai
4 Tikus
5 Babi Hutan
6 Monyet
-..,
........
:>I
pembangunan sarana BBM, genset, gudang bahan peledak dll, serta pembukaan
.._,
jalan tambang .
Tanah yang terbuka akan sangat peka dengan erosi yang pada akhirnya
membawa material-material yang akan di endapkan pada sempadan dan muara
sungai. Apalagi dengan intensitas curah hujan yang tinggi di Kabupaten Kutai
Kartanegara akan mempercepat laju aliran permukaan pada lahan yang tidak
tertutup vegetasi karena sudah dibuka untuk kegiatan pertambangan.
Erosi terjadi karena adanya pengikisan permukaan tanah oleh aliran
permukaan.Lapisan yang tererosi merupakan material yang telah mengalami
pelapukan . Untuk mengetahui besarnya erosi yang terjadi, dilakukan kajian pada
salah satu perusahaan yaitu PT. Anggana Coal yang beroperasi di Kecamatan
Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pendugaan besarnya erosi dihitung
dengan menggunakan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation) oleh
Wischmeier dan Smith (1978) dengan rumus :
A= R . K . L . 5. C. P
.......
Dimana :
A =Nilai duga besarnya erosi tanah yang terjadi (tonlha/tahun)
R = Faktor erosivitas curah hujan
K =Faktor erodibilitas tanah
..__. L =Faktor panjang lereng
S =Faktor kemiringan lereng
C = Faktor penutupan lahan oleh vegetasi
P =Faktor perlakuan konservasi tanah
Untuk menghitung berasnya erosivitas curah hujan digunakan rumus :
R = 0,41 x H1•09 dimana H = curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi.
Diketahui curah hujan rata-rata tahunan (R) di wilayah studi sebesar 2.039,35
mm/tahun, maka nilai erosivitas curah hujan sebesar :
R = 0,41 x H1 •09
;; 0,41 X (2.039,35 1 •09
=0,41 X 4.048,98
=1.660,08
Faktor erodibilitaslkepekaan tanah terhadap erosi (K) dihitung dengan
menggunakan persamaan :
100K =2,7132 M1•14 (10-4) (12- a)+ 3,25 (b- 2) + 2,5 (c- 3)
Dimana :
......,
;)lS
M = persen fraksi pasir halus (32,95 %) , debu (22,80 %) dan fiat (37,50 %)
__, a = kadar bahan organik (1 ,724 x C-organik) dimana C-organik = 1,35%
b = kode struktur tanah. Yaitu gum pal membulat (3)
c = Nilai permeabilitas tanah. Yaitu agak cepat (0,50 em/jam (2)
Sehingga:
100 K =2,7132 X {(32,95% + 22,80 %) X (100%- 37,50 %)}1·14 X (10 4
){12-
(1 ,724 X 1,35)} + 3,25 (3- 2) + 2,5 (2- 3)
100 K = (2,7132 X 10.914,97 X 104 X 9,67) + 3,25 + (-2,5)
100 K = 33,85 + 3,25 + (-2,5)
100 K = 29,39
K =29,39
100
K = 0,29 x 1,29 (faktor konversi)
K = 0,38
Adapun faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S) dapat
dihitung bersamaan yang merupakan faktor topografi (LS) dengan persamaan :
LS =v X { 0,0138 + (0,00965 X s) + (0,00138 X S 2)
Dimana :
X =panjang lereng =37 m
S = kemiringan lereng = 2 %
Sehingga :
LS=v'~3=7~{o~.~01~3~8-+~(7
0,7
00~9~67
5-x~27)-+~(o~.~oo~17
38~x~22~)}
cukup tinggi yaitu mencapai 750,69 ton/ha/tahun. Hal ini melebihi dari tingkat
bahaya erosi (TBE) yang diperkenankan yaitu antara 12- 15 ton/ha/tahun.
Kegiatan pembersihan lahan tambang mengakibatkan persentase
penutupan lahan tambang berkurang menjadi < 30 %. Diketahui bahwa jika
persentase penutupan lahan berkurang < 30 %, maka nilai koefisien kekasaran
manning (n) menjadi 0,2 dari 0,8 jika persentase penutupan lahan masih > 70 %.
Jika luasan tam bang yang akan dibuka sekitar 10 ha dengan tingkat kemiringan
ler€ng sekitar 8 %, maka nilai SDR (sediment delivery ratio) atau nisbah
pelepasan sediment dapat dihitung sebagai berikut :
SDR =S x { 1 - 0,8683 ( A 0 ·
2018
)} + 0,8683 (A0 •2016 )
- 2 ( S + 50.n)
Di mana :
A = Luas areal (ha)
S =kemiringan lereng rataan permukaan (%)
N =koefisien kekasaran manning
Sehingga:
SDR =2 x { 1 - 0,8683 (10-0 ·2018 ) + 0,8683 ( 10·0 ·2018 )
2 ( 2 + 50 . 0,2)
= 0,58
......... Hasil pendugaan erosi akibat pembersihan lahan tambang diketahui
sebesar 750,69 ton/ha/tahun dan hasil perkiraan nilai SDR (sediment delivery
ratio) sebesar 0,58, maka beban sedimen potensial yang akan dihasilkan
sebesar:
Beban Sedimen =0,58 x 750,69 ton/ha/tahun
=435,40 ton/ha/tahun
Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai erosi dan
sedimentasi cukup besar akibat pembukaan lahan untuk kegiatan pertambangan
batubara jika lahan masih dalam keadaan terbuka tanpa vegetasi penutup.
Untuk memperbaiki kondisi lahan, maka perusahaan mengadakan reklamasi dan
revegetasi lahan. Kegiatan reklamasi dan revetasi lahan ini akan memberikan
..__. dampak positif terhadap kondisi populasi vegetasi penutup lahan yang juga
berpengaruh terhadap penurunan tingkat bahaya erosi dan sedimentasi.
Kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan biasanya didahului dengan pematangan
lahan, yaitu mengembalikan tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup (sub soil)
pada lubang bekas penambangan dengan metode contouring. Selanjutnya tanah
oU
ditranslokasi pada tempat yang telah ditentukan di mana tanah pucuk dipisahkan
__. dengan tanah penutup, Setelah proses pembongkaran deposit batubara, maka
tanah pucuk dan tanah penutup dikembalikan ke lubang tambang dengan cara
backfilling. Waktu pengembalian tanah ke lubang tambang membutuhkan waktu
yang lebih lama tergantung pada kecepatan proses penambangan berlangsung.
Tanah pucuk dan tanah penutup yang telah ditimbun atau telah
..........
dikembalikan ke lubang tambang , sangat rentang terhadap perubahan kesuburan
tanah terutama kesuburan kimia dan biologi akibat tanah tersebut telah rusak
karena dibongkar untuk mengambil deposit batubara yang ada di bawahnya.
Curah hujan yang tinggi, akan memberikan pengaruh yang besar terhadap
kandungan unsur hara yang terdapat di dalamnya, sebab akan te~adi pencucian
unsur hara, sehingga tanah dapat kekurangan unsur hara yang dibutuhkan
tamanan pada saat dilakukan revegetasi tanaman.
Pengamatan tingkat kesuburan tanah dilakukan di areal pertambangan
batubara PT. Kayan Putra Utama Coal di Kecamatan Tenggarong Seberang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum status kesuburan tanah
berada pada status kesuburan buruk sampai sangat buruk. Yang dikaji dalam
penelitian ini adalah permeabilitas tanah, kemasaman tanah (pH tanah),
Kapasitas Tukar Kation (KTK), dan Kandungan hara Nitrogen, Fospor dan
._, Kalium .
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam melewatkan
air. Sifat-sifat tanah yang sangat besar pengaruhnya terhadap permeabilitas
tanah adalah tekstur, struktur, bobot isi tanah (bulk density) dan kandungan
mineral liat dan bahan organik. Hasil analisis terhadap permeabilitas tanah di
lokasi kajian menunjukkan permeabilitas tanah umumnya berkisar dari kelas
sedang sampai cepat dengan nilai sebesar 0,06 - 1,50 cm~am . Tinginya
~
permeabilitas tanah di sekitar areal pertambangan batubara tersebut disebabkan
tanah telah terbongkar secara fisik sehingga mengurangi kemampuan tanah
untuk menghambat aliran air masuk ke dalam tanah. Kondisi ini sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan air bagi tanaman, dimana air akan cepat
hilang dari lokasi perakaran sehingga tanaman rentan terhadap kekurangan air.
Permeabilitas tanah yang tinggi ini juga akan berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara di sekitar perakaran tanaman, sebab dengan laju aliran air masuk
kedalam tanah yang cepat, akan memudahkan unsur hara tersedia tercuci dan
menjauhi areal perakaran tanaman .
......
OL;
Salah satu sifat kimia tanah yang berperan penting dalam menentukan
._, status kesuburan tanah adalah pH. pH tanah menunjukkan tingkat keasaman
dan kebasaan suatu tanah atau banyaknya konsentrasi ion hidrogen yang
terdapat dalam larutan tanah. Tingkat kemasaman tanah dicirikan oleh
konsentrasi ion W dan OH- dalam larutan tanah. Tanah dengan kandungan ion
H+ tinggi dalam larutan tanah dikategorikan sebagai tanah yang masam,
sebaliknya jikan kandungan ion OH- yang tinggi dikategorikan sebagai tanah
basa.
pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,.
Umumnya tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH sekitar
netral (6,5 - 7,5). Namun pada tanaman-tanaman tertentu ada yang lebih
menyukai tanph yang bereaksi masam atau basa. Berdasarkan hasil analisis
tanah di lokasi kajian menunjukkan tingkat kemasaman tanah umumnya berada
pada status masam sampai agak masam. Hasil analisis pH tanah seperti pada
Tabel22
Tabel22. Hasil Analisis pH tanah di Lokasi Kajian
P1 0 - 30 5,22 Masam
Keterangan :
P1 = PIT Tambang PT. Kayan Putra Utama Coal
=
P2 Sekitar Jalan Tambang
P3 =Lokasi ReklamasiTambang
baik pada tanaman dibandingkan dengan nilai KTK yang rendah . Pada tanah
dengan KTK yang tinggi didominasi oleh kation-kation basa seperti Ca, Mg, K,
dan Na di mana kation-kation ini mampu dipertukarkan dengan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman karena larut dalam air dan dapat tersedia dan
diserap oleh tanaman.
Hasil pengukuran KTK tanah di lokasi kajian menunjukkan nilai KTK yang
rendah sampai sangat rendah dengan nilai berkisar antara 6,49- 17,71 me/100
g tanah. Hasil analisis seperti pada Tabel23.
Tabel23. Kapasitas Tukar Kation (KTK) di sekitar Lokasi Pertambangan
Batubara PT. Kayan Putra Utama Coal
30 - 60 16,72 Rendah
. -
Keterangan :
P1 =PIT Tambang PT. Kayan Putra Utama Coal
P2 =Sekitar Jalan Tambang
P3 =Lokasi Reklamasi Tambang
Nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan unsur hara yang sangat besar
peranannya bagi pertumbuhan tanaman baik pertumbuhan vegetatif maupun
generatif. Ketiga unsur haran ini dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang
besar dan jika kekurangan salah satunya, akan menimbulkan dampak defisiensi
hara bagi tanaman. Oleh karena itu, ketiga unsur hara tersebut harus tersedia di
dalam tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman budidaya dengan baik
terutama pada saat dilakukan kegiatan revegetasi kembali lahan-lahan pasca
tam bang.
Beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa, ketiga unsur hara disebutkan
di atas. tidak atau sedikit tersedia pada tanah-tanah bekas penambangan
batubara. Hal ini disebabkan unsur hara tersebut dapat larut dalam air dan
'-
O<t
'-'
Gambar 10. Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang untuk Budidaya Tambak lkan
di Kecamatan T enggarong Seberang
._,
Kekuatan(~~
Jumlah 17 3,9
._,
Kelemahan (Weak~
I ws
kegiatan tambang
Tumpang tindih perijinan 4 4 16 0,25 3 0,75
I
usaha pertambangan I
I
dengan usaha lain
Jumlah 15 3,1
I 1
Peluang (Opportunftie&?
01 Kebutuhan dan 2
4 4 16 0,25 0,50
permintaan pasar
domestik dan luar negeri
tinggi
02 Pengembangan paket-
~
3 4 12 0,19 3 0,57
pak:et ek:owisata pada
lubang bekas tambang
Jumlah 16 3,02
Ancaman (Threats)
T1 Banyaknya penambangan 3 4 12 0,19 4 0,76
liar yang tidak terkendali
keanekaragaman hayati
I
Jumlah 20 4,9
Il.
Peluang
Sell: Mendukung strategi (Opportunity) Sell : Mendukung strategi
stabilisasi (tum around) agresif
Ancaman
(Threats)
..........
Gambar 11. Grafik Analisis SWOT dalam Menentukan Grand Strategy
...._,
I~
1. Bagi Pemerintah
...--
tahapan mulai tahapan pra konstruksi, kontruksi, operasi dan pasca
operasi.
b. Badan Perizinan dan pertanahan agar meneliti dengan baik terhadap
perusahaan yang ijin lahannya timpang tindih , baik pertambangan
batubara yang satu dengan yang lainnya maupun antara perusahaan
batubara dengan usaha perkebunan baik kelapa sawit maupun
perkebunan karet yang saai ini menjadi komoditas unggulan di dinas
perkebunan.
c. Diharapkan pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan DPRD
segera merampungkan Peraturan Daerah tentang Pertambangan Umum
di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
d. Selanjutnya memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan-
perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan
reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang selama ini
2. Bagi Perusahaan
a) Menginventarisasi lahan-lahan milik masyarakat yang akan dibebaskan
untuk kegiatan pertambangan batubara dengan memberikan ganti rugi
lahan dan tanam tumbuh yang memadai sesuai dengan kesepakatan
antara perusahanan dan masyarakat pemilik lahan yang difasilitasi oleh
pemerintah setempat.
'--'
/'t
'--'
{;)
3. Bagi Masyarakat
a) Diharapkan selalu menyelesaikan masalah konflik social di lapangan
dengan cara musyawarah dan mufakat
b) Membuat program untuk diajukan kepada perusahaan yang dapat
dibiayai melalui program pemberdayaan masyarakat (CSR)
c) Mengevaluasi dan mengontrol program revegetasi dan reklamasi yang
dilaksanakan perusahaan dan disesuaikan dengan dokumen Amdal,
RKL, dan RPL perusahaan tersebut.
6AEJVI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
ekonomi masyarakat
kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna
endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu
banjir, kebisingan, rusaknya jalanan umum yang digunakan untuk memuat alat-
alat berat perusahaan, dan adanya limbah yang dapat masuk ke lahan-lahan
pertanian dan sungai sehingga merusak biota perairan dan sumber air yang
6.2. Saran
bantuan untuk sarana dan prasarana umum, memprioritaskan pemuda lokal untuk
dipekerjakan di perusahaan
2. Diharapkan kepada Perusahaan untuk mentaati Amdal yang di dalamnya telah ada
dan instansi teknis yang memberi izin usaha pertambangan agar benar-benar
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad . S. 2000. konservasi Tanah dan Air. lnstitut Pertanian Bogor (IPB) Press .
. Institut Pertanian Bog or. Bogor
Latifa, S. 2000. Keragaan Accacia mangium wild pada Lahan Bekas Tambang
Timah (Studi kasus di areal PT. Timah). Tesis Sekolah Pascasarjana.
IPB. Boger.
........ Widodo, S. 2005. Batubara, Produk Strategis yang Harus Jadi Prioritas untuk
lndustri Nasional. http://www.google.eem. Diakses pada tanggal 08 Maret
2010. Boger.
'-'