Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
Presiden sebagai CEO dalam pengelolaan keuangan negara dapat mendelegasikan/ dikuasakan kekuasaan dalam pengelolaan keuangan negara kepada;
Mendelegasikan kekuasaan pengelolaan keuangan negera kepada Menteri Keuangan
sebagai Bendahara Umum Negara(BUN) atau berwenang sebagai CFO dalam pengelolaan keuangan negara yang dipisahkan dan pengelolaan kebijakan Fiskal. Menteri Keuangan sebagai BUN dapat mendelegasikan Kuasanya kepada KPPN di daerah sebagai Kuasa BUN di daerah. Kuasa BUN ini akan melaksanakan penerimaan dan pengeluaran kas negara dan melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan satker melalui bendahara pengeluaran satker yang secara fungsional bertanggungjawab kepada Kuasa BUN didaerahnya. Mendelegasikan kekuasaan pengelolaan atas keuangan negara kepada Menteri/ Pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran dan barang dari kementerian/lembaga yang dipimpinnya. Menteri/Pimpinan lembaga akan berperan sebagai Pengguna Anggaran atau COO yang secara delegatif dapat memberikan kuasa atas pengelolaan keuangan negara kepada Masing-masing Kepala Satker untuk menjadi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Jabatan KPA ini memiliki sifat Ex-Officio sehingga siapapun yang menjadi Kepala dari suatu Satker akan otomatis menjadi Kuasa Pengguna Anggaran untuk satker tersebut. Selanjutnya masing-masing KPA dapat mengangkat dan menugaskan Pejabat Pengelola Keuangan Negara yang lain di tingkat Satker untuk mengelola uang dan barang di satkernya masing-masing, yaitu; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dimana berwenang dalam melakukan tindakan yang berakibat pada beban anggaran negara. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), berwenang dalam melakukan uji tagihan dan perintah membayar atas beban anggaran. Bendahara Pengeluaran, bertanggung jawab atas penatausahaan uang negara untuk keperluan belanja satker dalam pelaksanaan APBN. Bendahara Pengeluaran bertanggungjawab secara fungsional kepada Kuasa BUN. Menyerahkan kekuasaan pengelolaan atas keuangan daerah kepada Gubernur/Bupati/Walikota sebagai Kepala Pemerintahan di daerahnya. Sehingga Kepala Daerah tersebut berwenang dalam mengelola keuangan milik daerahnya sendiri sekaligus wakil dari pemerintah dalam mengelola kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala Derah dapat menguasakan Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah kepada Satker pengelolaan keuangan daerah sebagai pengelolaa APBD atau Bendahara Umum Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Pengguna Anggaran dan barang daerah.