Anda di halaman 1dari 18

Pemegang Kekuasaan

Pengelolaan Keuangan Daerah

Helvy Aprilianti 1502110569


Putria Hasfadillah 1502115926
Rivani Noviarifta 1502115828
Varadhisa Sprintiva 15021
Yashinta Lyara 1502120110
Kepala Daerah Sebagai Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk propinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati,
dan untuk kota disebut walikota. Kepala Daerah merupakan pemegang kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selaku pemegang kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala daerah juga pemegang kekuasaan
dalam pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang dimaksud dengan kekayaan
daerah yang dipisahkan misalnya kepemilikan andil (saham) dalam Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). Kekuasaan ini diperoleh dari penyerahan kekuasaan
pengelolaan keuangan negara yang dimiliki oleh Presiden selaku Kepala
Pemerintahan.1 Penyerahan kekuasaan ini sesuai asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Presiden

Pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan
negara
Dikuasakan Dikuasakan
Menteri
Keuangan Menteri/Pimpinan
Diserahkan lembaga
Gubernur/bupati/ Pengguna
Pengelola fiskaldanWakil
walikota Anggaran/Pengguna Barang
Pemerintah dalam
Selaku kepala kementerian negara/
kepemilikan kekayaannegara pemerintahan daerah lembagayangdipimpinnya
yangdipisahkan untuk mengelola
keuangan daerah dan
mewakili pemerintah
daerah dalam
kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Selaku Pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah,
Kepala Daerah memiliki kewenangan :

a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;


b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang
dan piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pengujian atastagihan dan memerintahkan pembayaran
mengenai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan
Daerah (PKPKD) diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. dimana dalam Pasal 5 disebutkan bahwa:

Kepala daerah (Gurbenur/Bupati/Walikota)selaku


kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan


daerah; kepala SKPKD selaku PPKD; dan kepala SKPD selaku
pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
Untuk pelaksanaan APBD, kepala
daerah menetapkan:

pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;


pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;
pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ;
pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D;
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran;
bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi basil,
belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga, dan pengeluaran
pembiayaan pada SKPKD;
bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu SKPD; dan
pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD.
Penetapan pejabat lainnya, didelegasikan oleh kepala daerah
kepada kepala SKPD. Pejabat lainnya tersebut mencakup:

1. PPK-SKPD yang diberi wewenang melaksanakan


fungsi tata usaha keuangan pada SKPD;
2. PPTK yang diberi wewenang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya; pejabat yang diberi wewenang
menandatangani surat bukti pemungutan pendapatan
daerah;
3. pejabat yang diberi wewenang menandatangani bukti
penerimaan kas dan bukti penerimaan lainnya yang
sah; dan
4. pembantu bendahara penerimaan dan/atau pembantu
bendahara pengeluaran.
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Kepala daerah perlu menetapkan pejabat‐pejabat tertentu dan
para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Para
pengelola keuangan daerah tersebut adalah:

•Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Koordinator PKD)


•Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
•Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PPA/PB)
•Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
•Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
•Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah melimpahkan sebagian
atau seluruh kekuasaannya kepada:

•Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola Keuangan Daerah (KPKD)


•Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
•Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang.

Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan


prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang,
yang merupakan unsur penting dalam sistem pengendalian intern.
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
(Koordinator PKD)

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah


membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan
keuangan daerah. Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan
keuangan daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang:

•penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APBD;


•penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;
•penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
•penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD, perubahan
APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
•tugas‐tugas pejabat perencana daerah, pejabat pengelola keuangan daerah,
dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan
•penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
•Selain mempunyai tugas koordinasi, sekretaris daerah mempunyai
tugas:
•memimpin TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah),
•menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,
•menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,
•memberikan persetujuan pengesahan dokumen pelaksanaan
anggaran (DPASKPD)/ dokumen perubahan pelaksanaan anggaran
(DPPA),
•melaksanakan tugas‐tugas koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:

•menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan


daerah,
•menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,
•melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan peraturan daerah,
•melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),
•menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
•melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan
oleh kepala daerah.
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:

•menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;


•mengesahkan DPA‐SKPD/DPPA‐SKPD;
• melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
•memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
•memungut pajak daerah;
•menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
•menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah;
•melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
•menyajikan informasi keuangan daerah;
•melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
barang milik daerah.
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
.

Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran /Pengguna Barang (PPA/PB)


mempunyai tugas:
•menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA‐SKPD);
•menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA‐SKPD);
•melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;
•melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
•menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran;
•memungut penerimaan bukan pajak;
•mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
•menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
•mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
•mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya;
•menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
•mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
•melaksanakan tugas‐tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD
PPA/PB dan KPA/KPB dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk
pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
Penunjukan pejabat tersebut berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan,
anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan
pertimbangan objektif lainnya.

PPTK bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna


anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang
yang telah menunjuknya. Tugas‐tugas tersebut adalah:

-mengendalikan pelaksanaan kegiatan;


-melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
-menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan,
yang -mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi
yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada
SKPD sebagai Pejabat Penatausaha Keuangan SKPD (PPK‐SKPD) yang mempunyai tugas:

meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP‐LS) pengadaan barang


dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP‐UP), Surat
Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP‐GU), Surat Permintaan Pembayaran
Tambah Uang Persediaan (SPP‐TU) dan SPP‐LS gaji dan tunjangan PNS, serta penghasilan
lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang‐undangan yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran; melakukan verifikasi SPP;menyiapkan SPM;melakukan verifikasi
harian atas penerimaan;melaksanakan akuntansi SKPD;menyiapkan laporan keuangan SKPD.
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran pada SKPD. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran tersebut
adalah pejabat fungsional. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik
secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan,
pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/ pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan
uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dalam melaksanakan tugasnya


dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau bendahara
pengeluaran pembantu.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung


jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

Anda mungkin juga menyukai