Anda di halaman 1dari 20

FGD HASIL EVALUASI

KINERJA TPP BP2BT


TAHUN 2019

TPP BP2BT
PROVINSI JAWA TENGAH

9 Desember, 2019
Outline Sharing Knowledge
1. Hasil koordinasi kepada Pemohon, Bank, Pengembang dan
Pemprov/Pemkab/Pemkot
2. Jumlah Intensitas Koordinasi, Sosialisasi, Promosi, Publikasi,
dll terkait Program BP2BT tahun 2019
3. Permasalahan, Hambatan dan Tantangan
4. Hasil Evaluasi Kinerja TPM dan TTB
5. Usulan Lokasi untuk 2020
6. Usulan Jumlah TPP untuk Lokasi 2020
7. Usulan untuk Percepatan BP2BT 2020
1. Hasil Koordinasi kepada Pemohon, Bank,
Pemkab, Pengembang
Dinas PKP (Disperakim) Jawa Tengah
 Komitmen Dinas PKP untuk selalu sinergi dalam mensukseskan program BP2BT
 Sosialisasi BP2BT kepada semua Dinas PKP Kabupaten/kota se-Jawa Tengah
 Adanya tim koordinasi dan sinergi dengan Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya
 Sosialisasi SLF untuk semua Dinas PUPR /Cipta Karya Kabupaten/kota Se-Jawa Tengah.

Dinas PKP dan PUPR/Cipta Karya Kabupaten/Kota


 Adanya Tim koordinasi yang selalu mendukung program BP2BT
 Banyak Terbentuk Tim Teknis untuk SLF di Kabupaten/Kota
 Terbitnya SLF di beberapa kabupaten/kota
 Kesiapan SLF di 25 Kabupaten/kota
 Komitmen Pemkab/Pemkot dalam mendukung BP2BT
Pengembang/Developer
 Sosialisasi BP2BT oleh asosiasi pengembang ke anggotanya
 Banyak pengembang yang mengikuti program BP2BT
 Pengembang memindahkan nasabahnya dari FLPP ke BP2BT

Bank Pelaksana
 Bank melakukan sosialisasi BP2BT kepada para pengembang
 Bank aktif memfasilitasi program BP2BT
 Bank menerbitkan SP3K, akad kredit dan mencairkan dana bantuan.

Pemohon
 Pemohon berminat dan serius mengakses program BP2BT
 Pemohon mengetahui proses dan persyaratan BP2BT
2. Jumlah Intensitas Koordinasi, Sosialisasi,
Promosi, Publikasi

Jumlah Koordinasi, sosialisasi, promosi dan publikasi


yang dilakukan di Jawa Tengah adalah 3.028 kali
dengan perincian sebagai berikut:
• KP = 243 kali
• TPM = 2.565 kali
• TTB = 220 kali
3. Permasalahan,
Hambatan Tantangan
2019
KENDALA DI DINAS/INSTANSI PEMANGKU
Kendala / Permasalahan Follow Up / Tindak Lanjut yang
No. Variabel Dilakukan
Regulasi / Kebijakan Setempat Teknis
Kesiapan Penerimaan - - -
1 dan Pelayanan
Program BP2BT
Beberapa pemkab/pemkot belum Proses panjang dalam - Pemkot lebih memberi dukungan teknis
memahami meyeluruh payung hukum pengurusan IMB karena untuk mempercepat proses pengajuan IMB
berkaitan dengan pembangunan terkait berbagai pihak dan penerbitannya
rumah MBR - Pemkab/pemkot harus memahami semua
2 Dukungan IMB regulasi tentang pembangunan rumah untuk
MBR dari mulai UU, PP, Permen dan
Perbub.

- Konsultan ber SKA yang dihire oleh - Beberapa - Pemkab/Pemkot harus memahami payung
pengembang untuk mengkaji teknis Pemkab/Pemkot belum hukum SLF terutama untuk rumah sederhana.
bangunan ternyata banyak yang tidak mengetahui detail SOP Minimal menguasai Permen PUPR no.27 tahun
mengetahui persis regulasi SLF. atau Juklak dan Juknis 2018 tentang SLF.
SLF - Pemda/Pemkot segera membentuk Tim Teknis
3 Dukungan SLF
- Pemkab/Pemkot banyak untuk melayani pengajuan SLF.
yang beranggapan
bahwa untuk menerbitkan
SLF harus ada Perbup
dan TABG
KENDALA TERKAIT BANK PELAKSANA
Follow Up / Tindak Lanjut yang
NO Variabel Kendala / Permasalahan
Dilakukan
1 Dukungan - Bank secara umum mendukung program tetapi tumpang tindih - Ada ketegasan dari Kemen PUPR untuk
Terhadap Program program BP2BT dan FLPP membuat bank kurang cepat menentukan bunga Bank agar angsurannya
BP2BT menyiapkan KPR BP2BT tidak terlalu jauh dengan FLPP
- Angsuran bulanan terlalu tinggi dibandingkan FLPP untuk tenor - Bank menurunkan suku bunganya.
20 tahun, karena suku bunga yang tinggi.
2 Kesiapan Bank - Bank BRI dan Bank Jateng masih belum siap/ lambat untuk Surat resmi, juklak dan Juknis dari kantor Bank
melayani program BP2BT pusat ke wilayah/ cabang/ cabang pembantu agar
Bank menyiapkan timnya untuk mensuskseskan
program BP2BT
3 Appraisal terhadap Banyak berkas yang tidak lolos verifikasi bank tanpa sebab yang jelas Bank harus serius menangani nasabah untuk KPR
pemberkasan
4 Persyaratan kredit Calon pemohon banyak yang belum mempunyai NPWP dan SPT Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada calon
oleh Bank pemohon bahwa NPWP wajib dimiliki setiap warga
negara Indonesia dan melaporkannya setiap tahun.
5 Proses Akad Bank kewalahan karena akad masal Bank harus menyiapkan jauh2-jauh hari
kelengkapan akad kredit
6 Komitmen Bank - Bank yang masih mempunyai kuota FLPP lebih mengarahkan - Sosialisasi detail program BP2BT untuk
untuk KPR melalui program FLPP. pegawai BRI
- BRI kurang siap mengikuti program BP2BT - Penambahan SDM Bank Jateng untuk
- Bank Jateng masih sangat lambat untuk melayani program BP2BT menangani KPR
karena keterbatasan SDM untuk KPR. - BTN Syariah melayani pemohon BP2BT
- Bank Jateng Wonosobo hanya menerima ASN atau pegawai di sesuai prosedur
instansi pemerintahan.
- BTN Syariah cabang Semarang pelayanannya lambat
KENDALA TERKAIT PENGEMBANG/PERUMAHAN
Follow Up / Tindak Lanjut
No Variabel Kendala / Permasalahan
yang Dilakukan
1 Keberadaan Lokasi perumahan subsidi di kota tidak ada, hanya ada di - Mencari lokasi yang di pinggiran
Pengembang / pingiran kota bahkan ke kabupaten sekitarnya karena di kota kota, koordinasi dengan kabupaten
perumahan tanah sudah mahal. sebelah.
- Harga rumah subsidi di kota jangan
disamakan dengan di Kabupaten,
harusnya di kota lebih mahal.
2 Dukungan Terhadap Tumpang tindih program BP2BT dan FLPP membuat Ada ketegasan dari Kemen PUPR agar
Program BP2BT pengembang kurang cepat merespon program BP2BT BP2BT dan FLPP bisa jalan bareng,
bahkan menginginkan program FLPP diperpanjang dan maka ditentukan besar bunga agar
ditambah kuotanya lagi. angsurannya tidak selisih jauh dengan
FLPP.
3 Kesiapan Pengembang / Pengembang siap dengan rumah subsidi lebih suka program Alur KPR BP2BT harus dipersingkat
Perumahan FLPP karena angsuran lebih murah dan prosesnya tidak ribet agar tidak merugikan semua pihak
4 Ketersediaan Unit dan Banyak yang sudah menerima SP3K bahkan SK manfaat dari Pengembang harus segera
type rumah sesuai satker tapi rumah belum jadi menyelesaikan rumah yang sudah dapat
ketentuan BP2BT SP3K
5 Persyaratan untuk Masih banyak pengembang yang menarik uang muka tinggi Pembinaan pengembang agar pro MBR
mendapatkan rumah sehingga memberatkan pemohon. sehingga tidak memberatkan MBR
pada pengembang / dengan uang muka.
perumahan tersebut
6 Ketersediaan SLF Pengembang terbiasa menggunakan jasa konsultan Sosialisasi tentang SLF terutama
berserifikat untuk mempersiapakan SLF tetapi banyak Permen PUPR No. 27 tahun 2018
konsultan yang tidak memahami regulasi SLF
7 Angsuran dan Alur/proses Pengembang terkesan setengah hati untuk mendukung BP2BT Bank mau menurunkan suku bunga,
penyaluran terkesan karena merasa masih ada program FLPP yang lebih murah kementerian harus serius dalam alur
lama/ribet angsurannya dan prosedurnya tidak ribet. KPR BP2BT agar tidak lama.
KENDALA TERKAIT CALON PENERIMA MANFAAT (BELI)
N
o Variabel Kendala / Permasalahan Follow Up / Tindak Lanjut yang Dilakukan
.
1 Akses informasi Banyak calon dari data RUMI yang Peminatan dan menambah terus data NON RUMI lalu
data RUMI / NON tidak memenuhi persyaratan BP2BT input di ODK Collect
RUMI
2 Mencari calon Informasi BP2BT belum banyak Sosialisasi BP2BT dan koordinasi dengan semua pihak
penerima manfaat tersebar di masyarakat terkait dari mulai propinsi sampai desa/kelurahan bahkan
tingkat RT baik pemerintah, swasta, komunitas
masyarakat, tokoh agama dan masyarakat.
3 Kultur menabung / Calon pemohon belum memiliki Adanya pemberdayaan masyarakat untuk gemar
menyiapkan tabungan, adapun yang sudah menabung, dalam rangka menyiapkan masa depan,
tabungan menabung saldonya kurang dari 2 juta. perlu adanya gerakan gemar menabung.
4 Kemauan untuk Secara umum tidak ada kendala tetapi Harus ada Bank Syariah untuk BP2BT seperti BRI
kredit secara khusus ada yang tidak mau Syariah, BTN Syariah, dan Bank Jateng Syariah
kredit kalau tidak memakai bank
syariah.
5 Kemampuan untuk Angsuran yang tinggi dibandingkan - Bunga diturunkan agar angsuran tidak terlalu tinggi
membayar kredit dengan FLPP, masyarakat lebih - Penjelasan kelebihan-kelebihan BP2BT seperti
memilih FLPP. adanya extra angsuran yang bisa mengurangi pokok
kredit.
Kendala Terkait Calon Penerima Manfaat (Swadaya)
No. Variabel Kendala / Permasalahan Follow Up / Tindak Lanjut yang Dilakukan
Akses informasi data RUMI / Banyak calon dari data RUMI yang tidak memenuhi Peminatan dan menambah terus data NON RUMI lalu input di
1 NON RUMI persyaratan BP2BT ODK Collect
Mencari calon penerima Informasi BP2BT belum banyak tersebar di Sosialisasi BP2BT dan koordinasi dengan semua pihak terkait
manfaat masyarakat dari mulai provinsi sampai desa/kelurahan bahkan tingkat RT
2 baik pemerintah, swasta, komunitas masyarakat, tokoh agama
dan masyarkat.

Kultur menabung / Calon pemohon belum memiliki tabungan, adapun Adanya pemberdayaan masyarakat untuk gemar menabung,
3 menyiapkan tabungan yang sudah menabung saldonya kurang dari 2 juta. dalam rangka menyiapkan masa depan, perlu adanya gerakan
gemar menabung.
Kesiapan dan kondisi status Masih ada yang terkendala sertifikat tanah masih Sosialisasi BP2BT secara mendetail
4 lahan proses balik nama, lokasi di gang sempit tidak dapat
mengakses BP2BT
Kemampuan teknis Calon pemohon tidak menguasai teknis pembangunan Koordinasi dengan Dinas teknis terkait untuk memfasilitasi
5 membangunan rumah rumah penyusunan RAB, DED dan lain-lain.
Kemampuan menyiapkan Masyarakat kebanyakan tidak tahu tentang SLF Mendorong Dinas terkait agar bisa menerbitkan SLF untuk
dokumentasi untuk keperluan karena hal baru, Pemkot/Pemkab juga belum pernah rumah sederhana/ sangat sederhana
6 pengurusan SLF menerbitkan SLF untuk rumah sederhana/ sangat
sederhana.

Status kepemilikan sertifikat Kebanyakan belum mempunyai sertifikat tanah atas - Negosisasi dengan bank agar ada kebijakan dari bank
tanah nama sendiri karena tanah warisan orang tua sehingga untuk bisa menerima “surat hibah kepemilikan tanah”
memerlukan waktu yang lama untuk memprosesnya. sebagai pelengkap sertifikat tanah sambil menunggu
proses balik nama.
7 - Memberikan pemahanan kepada masyarakat tentang
wajibnya legalitas sertifikat atas nama sendiri bila
mengikuti program BP2BT.
4. Hasil Evaluasi Kinerja TPM Dan TTB
Provinsi Jawa Tengah
NO NAMA TPM/TTB KAB/KOTA NILAI KETERANGAN

1 DIAN SETYANINGRUM Kab. Kendal 97,5 SANGAT BAIK

2 ADI SLAMET PRSETYO Kab. Pati 97,5 SANGAT BAIK

3 RISSANDA FEBRI S Kab. Semarang 97,5 SANGAT BAIK

4 SETY YUNIARTI Kab. Wonosobo 97,5 SANGAT BAIK

5 MOHAMAD MODAKIR Kota Tegal 97,5 SANGAT BAIK

6 JOKO AGUS KARTIKO Kab. Grobogan 92,5 BAIK

7 IMAM HARTANTO Kota Semarang 97,5 SANGAT BAIK


8 PRABA SUSATYA D Kota Surakarta 100,0 SANGAT BAIK

9 ADI WALUYO Kab. Banyumas 97,5 SANGAT BAIK

10 SYARIFUL MAL Kota Pekalongan 97,5 SANGAT BAIK


PROGRES PENYALURAN BP2BT
( PER 30 NOVEMBER 2019) JATENG 2019
PEMINAT/PEM RENCANA
PENGAJUAN/ VERIFIKASI BANK
OHON PEROLEHAN JUMLAH
SP3K SK Akad
NO KOTA/KAB JUMLAH VERIFIKASI Cair
NON SWAD BANK ARTHA BTN Bank Satker Kredit
RUMI BELI BTN BRI BNI BANK
RUMI AYA JATENG GRAHA Syariah

1 Kab. Kendal 42 178 220 124 96 17 62 49 5 - 34 167 38 34 34 -


2 Kab. Pati 45 255 300 295 5 151 - - - - - 151 16 16 16 -
3 Kab. Semarang 57 100 157 138 19 28 2 - - - 97 127 52 32 31 -
4 Kab. Wonosobo 29 27 56 36 20 - 15 - - - 8 23 11 9 4 4
5 Kota Tegal 110 29 139 139 - 15 12 - - - 752 779 25 20 17 -
6 Kab tegal - 25 25 25 - 13 - - 13 - 11 37 41 28 28 -
7 Brebes - 35 35 35 - 15 - - - - 18 33 35 27 25 -
8 Pemalang-1 - 110 110 110 - 17 - - - - 55 72 59 40 39 -
9 Kab. Grobogan 54 70 124 117 5 40 - - - - - 40 5 4 4 -
10 Kab. Demak-1 - 23 23 23 - 16 - - 7 - - 23 7 7 7 -
11 Kota Semarang 5 148 153 148 0 16 0 0 2 0 19 37 10 10 10 0
12 Kab. Demak-2 0 31 31 31 0 4 0 2 0 0 12 18 13 13 13 0
13 Kab. Jepara 0 31 31 31 0 23 0 2 4 0 0 29 18 16 16 2
14 Kota Surakarta 74 145 219 219 - 137 - - - - 82 219 219 219 170 9
15 Kab Boyolali - 22 22 22 - 22 - - - - - 22 22 22 18 -
16 Kab Sukoharjo - 16 16 16 - 16 - - - - - 16 16 16 16 8
17 Kab Karanganyar - 58 58 58 - 25 - - - - 33 58 58 58 46 2
18 Kab Wonogiri. - 8 8 8 - 8 - - - - - 8 8 8 8 1
19 Kab Sragen - 46 46 46 - 16 - - - - 30 46 46 46 38 -
20 Kab Klaten - 8 8 8 - 8 - - - - - 8 8 8 8 -
21 Kab. Banyumas 42 84 126 119 7 6 7 - - - 39 62 25 22 3 -
22 Kab. Purbalingga - 30 30 30 - 10 - - - - 25 25 8 8 7
23 Kab. Batang 19 77 96 95 1 50 3 - - - 6 59 55 46 44 1
24 Kab. Pekalongan - 119 119 117 2 40 4 - - - 37 81 40 33 28 -
25 Kab. Pemalang-2 - 6 6 6 - 6 - - - - - 6 6 6 6 -
26 Kota pekalongan 10 38 48 41 7 5 4 - - - - 9 4 4 2 -

T OT AL 487 1.719 2.206 2.037 162 704 109 53 31 - 1.258 2.155 845 752 638 27

ST AT US T ERAKHIR 1.310 93 114 611 27


5. Usulan Lokasi
Menerbitkan SLF
Perda Bangunan SLF
NO Kabupaten Untuk Rumah
Gedung SIAP/belum
Subsidi
1 Cilacap No. 12/2011 SIAP -

Kab/Kota Untuk 2
3
4
Banyumas
Purbalingga
Banjarnegara
No. 3/2011
No. 13/2015
No. 7/2016
belum
belum
SIAP -
-
-

2020
5 Kebumen No. 26/2012 SIAP -
6 Purworejo No. 18/2009 belum -
7 Wonosobo No. 9/2011 SIAP SUDAH
8 Magelang No. 10/2011 belum -
9 Boyolali No. 10/2012 SIAP SUDAH
10 Klaten No. 15/2011 belum -

35 kabupaten/ kota 11
12
13
Sukoharjo
Wonogiri
Karanganyar
No. 9/2010
No. 2/2014
No. 21/2009
SIAP
SIAP
SIAP
SUDAH
-
SUDAH

se-Jawa Tengah 14
15
16
Sragen
Grobogan
Blora
No. 2/2015
No. 4/2013
No. 1/2016 belum
SIAP
SIAP
-
-
-

semua disusulkan 17
18
19
Rembang
Pati
Kudus
No. 15/2007
No. 9/2012
No. 4/2014
belum
belum
SIAP
-
-
-

jadi lokasi 20
21
22
Jepara
Demak
Semarang
No. 26/2011
No. 1/2015
No. 2/2015
SIAP
SIAP
SIAP
SUDAH
SUDAH
SUDAH

Penyaluran BP2BT 23
24
25
Temanggung
Kendal
Batang
No. 15/2011
No. 6/2011
No. 2/2014
belum
SIAP
SIAP
-
-
SUDAH

2020 26
27
28
Pekalongan
Pemalang
Tegal
No. 1/2013
No. 23/2016
No. 1/2014 belum
SIAP
SIAP
SUDAH
SUDAH
-
29 Brebes No. 3/2014 SIAP SUDAH
Kota
1 Magelang No. 5/2012 belum -
2 Surakarta No. 8/2016 SIAP -

Kesiapan SLF 3
4
5
Salatiga
Semarang
Pekalongan
No.
No.
No.
7/2013
5/2009
3/2009
SIAP
SIAP
SIAP
-
-
SUDAH
6 Tegal No. 2/2015 SIAP SUDAH
TOTAL 35 24 13
6. Usulan Jumlah TPP Untuk Lokasi 2020

Total Jumlah TPP di 35 Kab/kota tahun 2020


• TPM = 25 orang
• TTB = 10 orang
• KP = 1 orang
7. Usulan untuk Percepatan BP2BT 2020
1. Perlu Juklak, Juknis, dan pedoman pelaksanaan
BP2BT dari Pusat untuk Provinsi dan Kab/Kota
2. Perlu adanya support operasional untuk
koordinasi/sosialisasi ke kelompok sasaran dan
pemangku kepentingan baik tingkat provinsi sampai ke
kabupaten/kota dan desa.
3. Adanya Koordinasi yang efektif dan efisien dari pusat
dan daerah untuk kelancaran program BP2BT dan
informasi yang disampikan akurat
4. Rapat koordinasi TPP provinsi dan TA/TPP pusat
minimal 3 bulan sekali.
5. Perlu adanya kenaikan dana bantuan karena
kenaikan harga rumah di tahun 2020
6. Bank harus menyiapkan Juknas Juknis untuk
rumah swadaya
7. SLF diberlakukan kembali
8. Formulir pemohon BP2BT harus ada tanda tangan
TPM/TTB
9. Adanya keringanan waktu dan biaya pengurusan
sertifikat tanah dan IMB untuk rumah swadaya
MBR
10. BI checking/SLIK dipermudah
11. MOU/PKS antara Bank dan Kementerian PUPR harus
dishare.
12. Utk mempercepat proses pengujian maka
satker/penguji harus ada di masing-masing
kabupaten/provinsi
13. Adanya aturan terkait biaya utk mendapatkan rumah
MBR seperti biaya notaris, BPHTB, dll sehingga tidak
ada pungutan liar yg memberatkan MBR
14. Adanya sosialisasi standar teknis bangunan sesuai
SNI kepada pengembang dan konsultan
15. Ketika pengujian oleh Satker diusahakan
melibatkan TPP dan Pemda untuk melakukan
verifikasi kualitas struktur bangunan.
16. Bank bisa menurunkan suku bunga agar angsuran
BP2BT tidak terlalu besar bila dibandingkan FLPP.

Anda mungkin juga menyukai