LAPORAN AKHIR
PRA PERENCANAAN
MASTERPLANE BLK BALI
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
PENYEDIA JASA :
Laporan
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelancarannya dalam
menyelesaikan Laporan Akhir Pra Perencanaan Masteplan BLK Bali tepatnya di daerah
kab badung ini. Laporan ini disusun berdasarkan survey lokasi dan observasi kondisi
eksisting bangunan, maupun non fisik dari kondisi Site atau Tapak yang akan dibangun.
Laporan ini berisikan Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Metodelogi Pra Perencanaan
Masteplan BLK Bali dan Konsep Perencanaan dan Perancangan Masteplan BLK Bali.
Untuk itu diharapkan agar Laporan akhir ini dapat berguna sebagai pedoman dalam
Perencanaan Masteplan BLK Bali nantinya. Kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan petunjuk-petunjuk serta pengarahan, kami mengucapkan terimakasih .
Penyusun
i|Page
Laporan
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................................................1
KATAPENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I - PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................................................2
1.2.1 Maksud.................................................................................................................................2
1.2.2 Tujuan...................................................................................................................................2
1.3 DASAR HUKUM............................................................................................................................2
1.4 LINGKUP PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1.4.1 Lingkup Wilayah....................................................................................................................3
1.4.2 Lingkup Materi Pekerjaan.....................................................................................................3
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN........................................................................................................4
BAB II - TINJAUAN UMUM.....................................................................................................................5
2.1. TINJAUAN UMUM.......................................................................................................................5
2.2. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN..........................................................................8
2.2.1 Lokasi Perencanaan.................................................................................................................8
2.2.2 Lahan Tapak Perencanaan......................................................................................................8
2.2.3 Letak Geografis.......................................................................................................................9
Gambar. Peta Administrasi Kab. Badung bali......................................................................................12
2.2.4 Topografi...............................................................................................................................12
Gambar. Peta Topografi Bali................................................................................................................13
2.2.5 Iklim......................................................................................................................................13
Gambar. Peta Curah Hujan Bali...........................................................................................................14
2.2.6 Aksesbilitas...........................................................................................................................14
2.3 ASPEK SANITASI DAN AIR BERSIH..........................................................................................15
BAB III - PENDEKATAN DAN METODOLOGI........................................................................................20
3.1. Umum...................................................................................................................................20
3.2. Pendekatan Umum............................................................................................................20
3.3. Pendekatan teknis..............................................................................................................20
3.4. Tenknik Analisa Data.........................................................................................................21
3.5. Output Data Survey............................................................................................................22
BAB IV - PEDOMAN TEKNIK BALAI LATIHAN KERJA............................................................................26
ii | P a g e
Laporan
iii | P a g e
Laporan
iv | P a g e
Laporan
Gerbang Utama
Perspektif
Gedung Utama kantor
Prespektif
Gedung Aula
Prespektif
Laporan
BAB I - PENDAHULUAN
Balai Latihan Kerja atau sering disebut dengan singkatan BLK adalah prasarana
dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan keterampilan atau yang ingin
mendalami keahlian dibidangnya masing-masing.
Secara umum keberadaan BLK adalah membuka beberapa bidang kejuruan
seperti, Kejuruan Teknik Sepeda Motor, Kejuruan Teknisi Komputer, Kejuruan
Operator Komputer, Kejuruan Tata Busana, Kejuruan Teknik Pendingin, Kejuruan
Tata Graha, Kejuruan Tata Kecantikan Rambut, Kejuruan Tata Kecantikan Kulit,
Kejuruan Tata Rias Pengantin, Kejuruan Tata Boga dan lain sebagainya. Bahkan
keberadaan BLK juga bisa memfasilitasi untuk keahlian dalam bidang bahasa
asing seperti, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang dan Bahasa Korea.
Asal muasal Balai Latihan Kerja (BLK) berawal dari ide awal pembentukan Pusat
Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) bidang industri pada tahun 1953 dan
pada tahun 1960, PPKPI diarahkan menjadi Pelatihan Pencari Kerja Pegawai,
Instansi agar menjadi Tenaga Kerja yang memiliki keterampilan.[2]
1|Page
Laporan
Pada tahun 1970, Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan dari
Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) menjadi Balai Latihan Kerja di
bawah pembinaan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Dan sejak otonomi
daerah Balai Latihan Kerja (BLK) berubah menjadi Balai Latihan Kerja Daerah
(BLKD) berada di bawah naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tenaga
Kerja di masing-masing daerah di Indonesia.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kegiatan adalah:
1. Mengkaji kondisi lahan saat ini
2. Mengidentifikasi dan memetakan kondisi infrastruktur, sarana dan
prasarana yang ada di lokasi Masterplan Balai Latihan Kerja.
3. Mengkaji kelayakan dan daya dukung lingkungan lokasi Masterplan
Masterplan Balai Latihan.
4. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif pemecahan
permasalahan.
5. Menganalisa alternatif penataan kawasan dimaksud.
6. Menyusun Masterplan dan pra detail desain Penyusunan Masterplan
Masterplan Balai Latihan Kerja.
2|Page
Laporan
3|Page
Laporan
4|Page
Laporan
Bali (bahasa Bali: ᬩᬮᬶ) adalah sebuah ibukota di Indonesia yang ibukotanya
bernama Denpasar. Bali juga merupakan salah satu pulau di Kepulauan Nusa
Tenggara. Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi
Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi,
yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.[9][10] Pada tahun
2020, penduduk provinsi Bali berjumlah 4.317.404 jiwa, dengan kepadatan 747
jiwa/km2.[4]
Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau
yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan,
pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan. Secara geografis,
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali
adalah pemeluk agama Hindu.[5] Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan
pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para
wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata
dan Pulau Seribu Pura.
provinsi Bali terletak di antara pulau Jawa dan Lombok. Wilayah Provinsi Bali
terdiri dari Pulau Bali dan pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau
Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan,
dan Pulau Menjangan. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil
sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara
geografis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur.
Bagian barat Provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur di Selat Bali.
Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali. Di bagian selatan berbatasan
dengan samudera Hindia, dan sebelah timur berbatasan dengan Nusa Tenggara
Barat di Selat Lombok. Jadi propinsi Bali dikelilingi oleh lautan, sehingga tidak
mengherankan pulau ini memiliki wilayah pesisir yang cukup luas dan beragam,
berpotensi menyuguhkan berbagai objek wisata bahari, seperti pantai Kuta,
Tanjung Benoa, Amed, Lovina dan Pemuteran.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km² atau 0,29% luas wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas
5|Page
Laporan
delapan kabupaten dan satu kota. Berikut ini adalah daftar lengkap kabupaten
dan kota tersebut.
Provinsi Bali pada bulan September 2020 sebanyak 4,32 juta jiwa. Dibandingkan
dengan hasil sensus sebelumnya, jumlah penduduk Provinsi Bali terus mengalami
peningkatan. Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak tahun 2010, jumlah
penduduk Bali mengalami penambahan sekitar 426,65 ribu jiwa atau rata-rata
sebanyak 42,66 ribu setiap tahun.
Dengan luas daratan Provinsi Bali sebesar 5.780,06 kilometer persegi, maka
kepadatan penduduk Bali sebanyak 747 jiwa per kilometer persegi. Angka ini
meningkat dari hasil SP2000 yang mencatat kepadatan penduduk Bali sebanyak
544 jiwa per kilometer persegi dan hasil SP2010 yang mencapai 673 jiwa per
kilometer persegi.
6|Page
Laporan
Kabupaten Badung adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang terdiri dari
6 kecamatan, yang meliputi : Kecamatan Kuta Selatan, Kecamatan Kuta,
Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Abiansemal dan
Kecamatan Petang. Kabupaten Badung memiliki luas 420,09 km, Kabupaten
Badung berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Kabupaten,
Tabanan di barat dan Kabupaten Bangli, Gianyar serta Kota Denpasar di sebelah
7|Page
Laporan
timur. Kabupaten Badung merupakan salah satu pusat wisata dan agrobisnis di
Bali. Hal itu berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
8|Page
Laporan
9|Page
Laporan
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan
10 | P a g e
Laporan
selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak
di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya
beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini
terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang
ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan
menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara,
bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud
sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar.
Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak
di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua
adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata
pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten
Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi
atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
11 | P a g e
Laporan
2.2.4 Topografi
Secara umum kondisi topografi Bali juga bervariasi mulai dataran rendah, pantai,
dataran tinggi dan pegunungan. Pegunungan di Bali membentang dari wilayah
barat hingga timur pulau Bali. Ada beberapa gunung aktif yang ada di Bali seperti
Gunung Agung, Gunung Batur, Gunung Abang dan Gunung Batukaru tinggi.
Mayoritas penduduk Bali yang menganut agama Hindu mempercayai Gunung
Agung sebagai gunung suci.
Selain gunung, kondisi geografis Bali juga ditandai dengan adanya 4 danau besar.
Danau ini bahkan terletak di tengah pulau. Danau-danau itu antara lain adalah
Danau Beratan atau juga dikenal dengan Danau Bedugul, Danau Batur, Danau
Buyan, dan Danau Tamblingan.
12 | P a g e
Laporan
2.2.5 Iklim
13 | P a g e
Laporan
2.2.6 Aksesbilitas
Lokasi lahan perencanaan terletak diantara jalan Arteri Primer Jl. Pantai
Balangan, Jimbaran, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361. Jl. Pantai
Balangan adalah jalan masuk ke lokasi juga digunakan sebagai jalan utama dan
juga sebagai jalan alternatif menuju ke lokasi perencanaan maupun tempat
wisata, dan jalan utama tersebut di lalui kendaran umum untuk memudahkan
menuju lokasi perncanaan.
14 | P a g e
Laporan
2.1.2 Drainase
Sistem pelayanan Drainase Di Lokasi Perencanaan adalah Sistem jaringan
induk/primer, jaringan sekunder, dan jaringan tersier.Tipe konstruksi dari
jaringan drainase tersebut adalah saluran terbuka.Secara umum pola aliran
air hujan Lokasi Perencanaan mengikuti garis ketinggian (kontur) dan pola
jaringan jalan yang ada.
15 | P a g e
Laporan
2.1.3 Persampahan
Sistem pembuangan sampah oleh pihak BLK Bali adalah membuang
dengan cara menimbun, membuang ke Tempat sampah yang sudah
disediakan di lokasi.
2.4.1 Telekomunikasi
Penggunaan Jasa Pos dan Telekomunikasi terus mengalami peningkatan,
sejalan dengan semakin ditingkatkannya Sistem sarana dan prasarana.
2.4.2 Jalan
Struktur jaringan jalan terbentuk oleh jaringan jalan arteri sekunder jalan
kolektor sekunder, jalan local primer, dan jalan local sekunder jalan arteri
primer merupakan penghubung antara Ibu Kota Kabupaten dan kecamatan.
16 | P a g e
Laporan
17 | P a g e
Laporan
18 | P a g e
Laporan
2.4.3 Kelistrikan
Pelayanan kebutuhan energi listrik Kab. Badung dilakukan oleh PLN.
Kebutuhan tenaga listrik didistribusi dari PLTD yang melayani seluruh
kawasan Pulau Bali.
19 | P a g e
Laporan
3.1. Umum
Analisa awal kondisi lapangan dan masukan data dari Satuan Kerja
Balai Latihan Kerja Bali yang berada di wilayah Kabupaten Badung
menunjukan sasaran utama yang ingin dicapai dalam Survey dan
Pendataan Daerah Irigasi ini adalah untuk mendapatkan pedoman
teknis didalam melaksanakan Pembuatan Masterplan Balai Latihan
Kerja Bali sehingga tepat kualitas, tepat waktu dan tepat dana.
20 | P a g e
Laporan
2. Drone
Drone digunakan untuk pengambilan Gambar Udara dalam melakukan
survey.
3. Peralatan Lainnya
Peralatan lain yang digunakan dalam survey adalah alat tulis untuk
membuat sketsa pengukuran yang dilakukan oleh surveyor dalam
pelaksanaan perkerjaan diperlukan peralatan juga pendukung
lainnya sebagai berikut :
a. Kamera
Membuat Dokumentasi dari kegiatan yang dilaksanakan
termasuk didalamnya dokumentasi lokasi
b. Komputer
Mengolah data, penggambaran serta menyusun laporan-
laporan hasil survey serta pelaporan secara keseluruhan
kepada pihak pemilik pekerjaan
21 | P a g e
Laporan
No Name X Y
1 WPT 01 115° 9' 40.335" E 8° 44' 42.587" S
2 BANDARA 115° 9' 40.536" E 8° 44' 42.877" S
3 hotel anvaya 115° 9' 57.809" E 8° 43' 56.510" S
4 lokasi 1 115° 8' 51.749" E 8° 48' 49.886" S
5 batas 1 115° 8' 51.888" E 8° 48' 50.064" S
6 batas 1.1 115° 8' 51.835" E 8° 48' 50.041" S
7 batas 2 115° 8' 50.955" E 8° 48' 41.740" S
8 batas 2a 115° 8' 50.243" E 8° 48' 42.287" S
9 batas 2b 115° 8' 49.721" E 8° 48' 42.739" S
10 batas 3 115° 8' 45.629" E 8° 48' 49.682" S
11 WPT 02 115° 8' 46.441" E 8° 48' 49.279" S
12 batas 4? 115° 8' 44.981" E 8° 48' 46.042" S
13 batas 4a? 115° 8' 45.071" E 8° 48' 44.929" S
14 WPT 03 115° 8' 44.520" E 8° 48' 43.844" S
15 WPT 04 115° 8' 44.179" E 8° 48' 43.369" S
16 WPT 05 115° 8' 44.179" E 8° 48' 43.369" S
17 WPT 06 115° 8' 44.794" E 8° 48' 44.391" S
18 WPT 07 115° 8' 46.711" E 8° 48' 46.773" S
19 WPT 08 115° 8' 46.670" E 8° 48' 45.798" S
20 WPT 09 115° 8' 46.647" E 8° 48' 45.665" S
21 WPT 10 115° 8' 46.783" E 8° 48' 45.124" S
22 | P a g e
Laporan
25 | P a g e
Laporan
Balai Latihan Kerja atau sering disebut dengan singkatan BLK adalah
prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan keterampilan
atau yang ingin mendalami keahlian dibidangnya masing-masing..Secara
umum keberadaan Balai Latihan Kerja adalah membuka beberapa bidang
kejuruan seperti, Kejuruan Teknik Sepeda Motor, Kejuruan Teknisi
Komputer, Kejuruan Operator Komputer, Kejuruan Tata Busana, Kejuruan
Teknik Pendingin, Kejuruan Tata Graha, Kejuruan Tata Boga dan lain
sebagainya. Bahkan keberadaan Balai Latihan Kerja juga bisa memfasilitasi
untuk keahlian dalam bidang bahasa asing seperti, Bahasa Inggris, Bahasa
Jepang dan Bahasa Korea. Asal muasal Balai Latihan Kerja (BLK) berawal
dari ide awal pembentukan Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI)
bidang industri pada tahun 1953 dan pada tahun 1960, PPKPI diarahkan
menjadi Pelatihan Pencari Kerja Pegawai, Instansi agar menjadi Tenaga
Kerja yang memiliki keterampilan.
26 | P a g e
Laporan
Maksud dari Perencanaan “Masterplane Balai Latihan Kerja Bali ini adalah
untuk memberikan petunjuk atau arahan bagi pengelola Pelaksana dan
pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam merancang dan
merencanakan bangunan dengan memperhatikan kaidah-kaidah
pelayanan sehingga bangunan yang dibuatdapat menampung kebutuhan-
kebutuhan pelayanan dan tidak menimbulkan akibat buruk terhadap
pengguna.
4.1.3. Sasaran
Sasaran dari Perencanaan Balai Latihan Kerja Bali. perencanaan ini
adalah pihak PPK Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Usaha maupun
Konsultan Perencanaan dan Perancangan yang akan merencanakan,
sehingga masing-masing pihak dapat mempunyai kesamaan persepsi
mengenai sarana prasarana Balai Latihan Kerja Bali.
4.1.4. Kebijakan
27 | P a g e
Laporan
4.1.4. Pengertian.
1. Bangunan gedung.
Konstruksi bangunan yang diletakkan secara tetap dalam suatu
lingkungan, di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan,
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk tempat tinggal,
berusaha, maupun kegiatan sosial dan budaya.
2. Sarana.
Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba
oleh panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh Kariawan dan
(umumnya) merupakan bagian dari suatu gedung ataupun bangunan
gedung itu sendiri.
3. Prasarana.
Benda maupun jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana yang ada
bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4.2.1.Lokasi Bangunan.
A. Pemilihan lokasi.
(1) Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi,
28 | P a g e
Laporan
29 | P a g e
Laporan
B. Massa Bangunan.
c. Kenyamanan;
d. Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan;
31 | P a g e
Laporan
4.3.1. Atap.
Umum.
Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat
perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
Persyaratan atap.
(1) Penutup atap.
(a) Penutup atap dari bahan beton dilapis dengan lapisan tahan air,
merupakan pilihan utama.
(b) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang
baik dan kering, dan dilapisi dengan cat anti rayap.
(c) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang tidak
mudah berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.
4.3.2. Langit-langit.
(1) Umum.
32 | P a g e
Laporan
Umum.
Dinding harus keras, tidak porous, tahan api, kedap air, tahan karat, tidak
punya sambungan (utuh), dan mudah dibersihkan. Disamping itu dinding
harus tidak mengkilap.
Persyaratan dinding pada ruang-ruang khusus.
(5) Pelapis lembar/siku baja tahan karat (stailess steel) pada sudut-sudut
tempat benturan membantu mengurangi kerusakan.
4.3.4. Lantai.
Umum.
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
(1) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan
yang cukup ke arah saluran pembuangan.
33 | P a g e
Laporan
(5) Lantai yang konduktif bisa diperoleh dari berbagai jenis bahan,
termasuk vinil anti statik, ubin aspal, linolium, dan teraso. Tahanan
listrik dari bahan-bahan ini bisa berubah dengan umur dan akibat
pembersihan.
(6) Tahanan dari lantai konduktif diukur tiap bulan, dan harus memenuhi
persyaratan yang berlaku seperti dalam NFPA 56A.
(8) Lantai dilokasi anestesi yang tidak mudah terbakar tidak perlu
konduktif. Semacam plastik keras (vinil), dan bahan-bahan yang tanpa
sambungan dipergunakan untuk lantai yang non konduktif.
(9) Permukaan dari semua lantai tidak boleh porous, tetapi cukup keras
untuk pembersihan dengan penggelontoran (flooding), dan
pemvakuman basah.
(1) Umum.
34 | P a g e
Laporan
(1) Umum.
35 | P a g e
Laporan
36 | P a g e
Laporan
37 | P a g e
Laporan
Struktur Bawah
(1) Umum.
38 | P a g e
Laporan
39 | P a g e
Laporan
4.3.6. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang
merupakan tempat untuk masuk dan ke luar dan pada umumnnya
dilengkapi dengan penutup (daun pintu).
Persyaratan.
(1) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau
dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses
pasien tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
40 | P a g e
Laporan
(2) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp
atau perbedaan ketinggian lantai.
(3) Pintu Darurat
(4) Pintu khusus untuk kamar mandi dan pintu toilet untuk aksesibel, harus
terbuka ke luar (lihat gambar 3.9.1), dan lebar daun pintu minimal 85
cm.
Umum.
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas
umum lainnya
Persyaratan.
(a) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang
cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
(a) Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi
dengan tampilan rambu/simbol "penyandang cacat" pada bagian
luarnya.
41 | P a g e
Laporan
(b) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang
cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
(d) Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan
rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan
dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat yang lain.
Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah ke atas
untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda.
(e) Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan
perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering
tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan oleh
orang yang memiliki keterbatasan keterbatasan fisik dan bisa
dijangkau pengguna kursi roda.
42 | P a g e
Laporan
Sistem pipa tegak ditentukan oleh ketinggian gedung, luas per lantai,
klasifikasi hunian, sistem sarana jalan ke luar, jumlah aliran yang
dipersyaratkan dan sisa tekanan, serta jarak sambungan selang dari
sumber pasokan air.
(2) Hidran Halaman
Bila suatu eksit tidak dapat terlihat secara langsung dengan jelas oleh
pengunjung atau pengguna bangunan, maka harus dipasang tanda
penunjuk dengan tanda panah menunjukkan arah, dan dipasang di
44 | P a g e
Laporan
koridor, jalan menuju ruang besar (hal), lobi dan semacamnya yang
memberikan indikasi penunjukkan arah ke eksit yang disyaratkan.
45 | P a g e
Laporan
46 | P a g e
Laporan
Sistem Panggil
(1) Umum
47 | P a g e
Laporan
48 | P a g e
Laporan
a) microphone/speaker.
c) tombol reser
49 | P a g e
Laporan
Dua lampu dalam satu armatur lampu dome berisi minimum dua
lampu untuk mengidentifikasikan panggilan setempat dalam
sistem. Sinyal visual untuk panggilan rutin dan panggilan darurat
harus jelas perbedaannya.
(f) Cordset.
1) Umum.
50 | P a g e
Laporan
b) tidak korosif.
1) Kabel.
2) Konduit.
51 | P a g e
Laporan
(3) Label.
Setiap komponen dari sub sistem harus diberi label.
3) Kabel distribusi sinyal dari sistem.
52 | P a g e
Laporan
a) Kotak outlet.
5) Konektor.
Setiap konektor haru dirancang untuk ukuran kabel khusus
yang digunakan dan dipasang dengan perkakas yang
disetujui manufaktur.
7) Pembumian.
a) Umum.
53 | P a g e
Laporan
(i) Jika tidak ada netral arus bolak balik, salah satu
panel daya atau kotak kontak outlet, digunakan
untuk kontrol sistem, atau acuan pembumian.
b) Kabinet/lemari.
(1) Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380
Volt, dengan frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM)
dalam gedung adalah 20 KV atau kurang, dengan frekuensi 50 Hertz,
mengikuti ketentuan yang berlaku.
54 | P a g e
Laporan
55 | P a g e
Laporan
(1) Umum.
Persyaratan Sanitasi
56 | P a g e
Laporan
(1) Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan,
atau dapat mengadakan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(2) Tersedia air bersih minimal 1500 lt /hari.
(3) Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
(4) Tersedia penampungan air (;reservoir) bawah atau atas.
(5) Distribusi air minum dan air bersih di setipa ruangan/kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan
positif.
(6) Penyediaan Fasilitas air panas dan uap terdiri atas Unit Boiler, sistem
perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan.
(7) Dalam rangka pengawasan kualitas air maka Balai latihan Kerja harus
melakukan inspeksi terhadap sarana air minum dan air bersih minimal
1 (satu) tahun sekali.
(8) Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2
(dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada
musim hujan), titik sampel yaitu pada penampungan air (;reservoir)
dan keran terjauh dari reservoir.
(9) Balai Latihan Kerja yang telah menggunakan air yang sudam diolah
seperti dari PDAM, sumur bor dan sumber lain untuk keperluan dapat
melakukan pengolahan tambahan dengan cartridge filter dan
dilengkapi dengan desinfeksi menggunakan ultra violet.
(1) Umum
57 | P a g e
Laporan
(d) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain
yang dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan
dengan cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
58 | P a g e
Laporan
Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran mekanik atau seismik baik
yang berasal dari penggunaan peralatan atau sumber getar lainnya baik
dari dalam bangunan maupun dari luar bangunan.
(1) Umum.
59 | P a g e
Laporan
(1) Umum.
Setiap bangunan balai Latihan Kerja bertingkat harus menyediakan
sarana hubungan vertikal antar lantai yang memadai untuk
terselenggaranya fungsi bangunan tersebut berupa tersedianya
tangga, ram, lif, tangga berjalan/eskalator, dan/atau lantai
berjalan/travelator.
Tangga.
(1) Umum.
60 | P a g e
Laporan
61 | P a g e
Laporan
Lift (Elevator)
(1) Umum.
62 | P a g e
Laporan
(2) Persyaratan.
(1) Ukuran lift minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak
kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur
dan stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.
(5) Lif kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran atau lif
penumpang biasa atau lif barang yang dapat diatur
pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat
digunakan secara khusus oleh petugas kebakaran.
Balai Latihan Kerja merupakan kegiatan yang cukup luas, di dalamnya harus
ada gedung kantor sebagai tempat untuk melaksanakan aktivitas perekonomian
Umumnya ruang kerja gedung perkantoran tidak berpindah-pindah karena telah
dilengkapi ruang-ruang fasilitas penunjang seperti untuk ruang mesin, ruang
arsip, kantin dan aktivitas penunjang lainnya. Musolah sebagai kegiatan utama
untuk ibadah, selain itu Balai Latihan kerja menampung beberapa kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan pelatihan dan di perlukan perencanaan gedung
workshop, Gedung Asrama sebagai tempat menginap untuk siswa yang
mengikuti pelatihan di balai latihan kerja di dalam pemilihan terdapat beberapa
sarana dan perasarana seperti taman, kantin, toserba dan lain-lain di
perencanaan masterplane balai latihan kerja Bali di Kab Badung.
63 | P a g e
Laporan
Kondisi site relative datar Elevasi minus 20 cm di area depan dan menurun
ke belakang minus 20 s/d 50 cm.`
5.2.2. Aksesibilitas
Untuk lokasi site sangat mudah dicapai baik kendaraan umum, pribadi,
sepeda motor sepeda dan jalan kaki, karena lokasi site langsung menuju
jalan arteri yaitu Jl. Uluwatu menuju Site digunakan 2 alur in dan out yang
berbeda. Hal ini guna untuk meminimalisir kepadatan kendaraan.
Lahan yang dipergunakan untuk site sudah tersedia jaringan jalan. jalan
eksisting site adalah jalan Uluwatu. jalan ini bias dilalui mobil kecil dan mobil
64 | P a g e
Laporan
besar karena berada dipusat kota. Jaringan jalan lain adalah jalan dari jalan
lintas sumatera yang sering di lalui
Untuk menuju balai latihan kerja dari bandara dapat melalui jalan Uluwatu
untuk mencapai lokasi perencanaan.
Sirkulasi yang berada disekitar site sudah teratur, dimana pengguna jalan
telah menerapkan tata tertib dalam berkendara di jalan raya. Hal tersebut juga
didukung dengan adanya rambu rambu disekitar jalan.
5.2.5 Compatibility
Berasal dari kata compatible yang berarti kecocokan tata letak dengan
topografi, masa bangunan, skala dan bentuk bangunan, berfokus pada aspek
estetika dan arsitektural. Pada penerapannya konsep Penyusunan Masterplan
Islamic Centre diadaptasi dari style bangunan timur tengah arab Saudi yang
dipadukan dengan tropis modern, dan berfilosofi dari icon bangunan yang
bergaya arsitektur islam jawa tradisional.
65 | P a g e
Laporan
Dalam perancangan ini memiliki banyak aktifitas, fungsi, dan fasilitas sehingga
konsep yang digunakan adalah massa banyak yang terbagi menurut jenis kegiatan
dan sifat dari tiap-tiap bangunan. Dengan melihat letak dan karakter tapak yang
berbentuk persegi panjang (hampir kotak) sangat menunjang realisasi konsep
sequence secara berurutan dalam perancangannya. Dasar peletakan massa
mengacu padap embagian fase yang telah ada dengan menghadirkan ciri tersendiri
dalam bentukannya, dengan mengelompokkan beberapa fungsi bangunan yang
disesuaikan dengan konsep pendalaman.
66 | P a g e
Laporan
Aktivitas Konsultasi
1 Zona Pelayanan
Aktifitas Perijinan
67 | P a g e
Laporan
Analisa Kebutuhan Ruang didasarkan pada semua dan setiap kegiatan yang
diwadahi. Adapun Fasilitas- fasilitas gedung dan bangunan yang direncanakan di
balai Latihan Kerja Bali bisa di lihat pada Siteplane gambar berikut.
68 | P a g e
Laporan
Konsep ide dasar masterplane Balai Latihan Kerja Bali meliputi poin-poin arsitektur
perilaku, nilai-nilai budaya daerah, dan objek rancangan sendiri. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kriteria :
69 | P a g e
Laporan
Dalam merencanakan dan merancang massa bangunan pada site plan, perlu
memperhatikan analisa dan konsep yang digunakan. Skema dalam konsep
merencanakan dan merancang Masterplan Balai Latihan Kerja sebagai berikut :
a) Gagasan Ide, merupakan ide dasar dari pokok kegiatan yang akan
direncanakan pada site plan. Hal ini telah diuraikan pada Bab 1 Pendahuluan.
b) Data, merupakan catatan yang diakumulasikan menurut sumber yang
diperlukan untuk mendukung konsep ide yang akan direncanakan. Hal ini
telah diuraikan pada Bab 2 Tinjauan Umum.
c) Data Non Fisik, merupakan konsep dasar pemikiran dari site plan yang
berwujud pengguna, akivitas, kebutuhan ruang, dan sebagainya.
d) d. Analisa Ruang, merupakan dasar pemikiran tentang pertimbangan ruang
dan kebutuhannya menurut kebutuhan pengguna.
70 | P a g e
Laporan
e) Data Fisik, merupakan konsep dasar pemikiran dari site plan yang berwujud
kondisi site plan, baik diluar site maupun didalam site.
f) Analisa Site, merupakan dasar pemikiran tentang pertimbangan kondisi
lingkungan maupun cuaca pada site plan.
g) Zonifikasi, merupakan pengelompokkan dari hasil pertimbangan data site plan
dan analisa hingga menghasilkan zona-zona yang dibutuhkan untuk
merancang dan merencanakan massa bangunan.
h) Sketsa Ide, merupakan ide dasar yang dituangkan dalam bentuk sketsa,
dimana konsep yang dimunculkan berdasarkan filosofi dan imajinasi dari
perancangnya.
i) Desain Fisik, merupakan hasil dari konsep pemikiran sketsa ide yang
dimunculkan dalam bentuk fasad bangunan.
b) Aktivitas User
71 | P a g e
Laporan
72 | P a g e
1. Site Perencanaan
Gambar 6.1 Site Perencanaan BLK Bali
73 | P a g e
2. Workshop
Gambar 6.2 Denah Workshop lt dasar
74 | P a g e
Gambar 6.3 Denah Workshop mekanikal
75 | P a g e
Gambar 6.4 Tampak Workshop
76 | P a g e
3. Workshop Menjahit dan tata busana
77 | P a g e
Gambar 6.6 Tampak Workshop Menjahit dan Tata Busana
78 | P a g e
4. Workshop Pariwisata dan Komputer
79 | P a g e
Gambar 6.8 Denah Workshop Pariwisata dan Komputer lt 2
80 | P a g e
Gambar 6.9 Denah Workshop Pariwisata dan Komputer lt 3
81 | P a g e
Gambar 6.10 Denah Workshop Pariwisata dan Komputer Atap
82 | P a g e
Gambar 6.11 Denah Workshop Pariwisata dan Komputer Atas
83 | P a g e
Gambar 6.12 Tampak Workshop Pariwisata dan Komputer
84 | P a g e
5. Asrama Putra
Gambar 6.13 Denah Asrama Putra
85 | P a g e
Gambar 6.14 Tampak Asrama Putra
86 | P a g e
6. Asrama putri
87 | P a g e
Gambar 6.16Tampak Asrama Putri
88 | P a g e
7. Gedung Aula
89 | P a g e
Gambar 6.17 Denah Gedung Aula
90 | P a g e
Gambar 6.18 tampak Gedung Aula]
91 | P a g e
Gambar 6.18 Potongan Gedung Aula
92 | P a g e
8. Kantor LSP
Gambar 6.19 Denah Kantor LSP
93 | P a g e
94 | P a g e
Gambar 6.20 Denah Perpustakaan
95 | P a g e
9. Kantin
Gambar 6.19 Denah Kantin
96 | P a g e
97 | P a g e
98 | P a g e
99 | P a g e
100 | P a g e
101 | P a g e
102 | P a g e
103 | P a g e
BAB VII - PENUTUP
7.1 PENUTUP
104 | P a g e