Anda di halaman 1dari 26

FAQBP2BT

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS


Kumpulan Tanya – Jawab seputar
Program Bantuan Pembiayaan
Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT)
APA ITU
BP2BT?
Tanya-jawab seputar skema dan
komponen program (Skema Subsidi,
Tabungan, Dana Masyarakat, dan
Suku Bunga)
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

1 Apa Perbedaan BP2BT dengan Subsidi Lainnya? [1]


Perbedaan antara BP2BT dengan Skema Subsidi lainnya dapat ditinjau dari 5
(lima) aspek, yaitu: (1) Komponen yang disubsidi, (2) Persyaratan Tabungan, (3)
Batasan Penghasilan Kelompok Sasaran, (4) Sasaran Kelompok Informal dan (5)
Peruntukan Perolehan Rumah

Satu: komponen yang disubsidi


Program FLPP dan Subsidi Selisih Bunga/Subsidi Selisih Angsuran (SSB/SSA)
merupakan subsidi kepada komponen angsuran yang harus dibayar oleh
penerima manfaat, yaitu terhadap suku bunga.
Program BP2BT merupakan subsidi terhadap uang muka, tujuannya adalah
memperkecil jumlah pembiayaan/kredit ke Bank oleh penerima manfaat. Dengan
demikian, beban bunga secara keseluruhan juga lebih kecil dan masa angsuran
dapat diperpendek.

Dua: persyaratan tabungan


Program FLPP dan Subsidi Selisih Bunga/Subsidi Selisih Angsuran (SSB/SSA) tidak
mempersyaratkan tabungan bagi pemohon.
Program BP2BT mewajibkan pemohon melampirkan riwayat tabungan selama
minimal 6 (enam) bulan dengan saldo mengendap Rp. 2 – 5 Juta (tergantung
tingkat penghasilan) sebagai salah satu sumber komponen Dana Masyarakat.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

1 Apa Perbedaan BP2BT dengan Subsidi Lainnya? [1]


Tiga: batasan penghasilan
Penghasilan yang diperhitungkan dalam Program FLPP, SSB dan SBUM hanya
milik pemohon (individual). Batasan penghasilan kelompok sasaran berlaku sama
untuk seluruh wilayah Indonesia, yaitu Rp. 4 Juta untuk rumah tapak dan Rp. 7
Juta untuk rumah susun.

Program BP2BT memperhitungkan penghasilan gabungan bagi pemohon


pasangan (suami – isteri). Selain itu, batasan penghasilan bagi kelompok sasaran
BP2BT juga lebih tinggi dan dibedakan berdasarkan zonasi sebagai berikut:
Rumah Tapak: Rp. 6 Juta (selain Papua) dan Rp. 6,5 Juta (Papua)
Rumah Susun: Rp. 8 Juta (selain Papua) dan Rp. 8,5 Juta (Papua)

Empat: Sasaran Informal


Program BP2BT secara spesifik menyasar MBR yang termasuk dalam segmen
informal (pengusaha, berpenghasilan tidak tetap dan/atau berpenghasilan
musiman) dengan target sebanyak minimal 20% dari total kelompok sasaran.

Program FLPP, SSB dan SBUM tidak menargetkan kelompok MBR Informal secara
spesifik.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

1 Apa Perbedaan BP2BT dengan Subsidi Lainnya? [1]


Lima: Peruntukan Perolehan Rumah
FLPP dan SSB hanya dapat digunakan dalam rangka pemilikan rumah atau
perolehan rumah dengan membeli rumah yang dibangun oleh pengembang
(tapak maupun susun). Sedangkan SBUM hanya diperuntukkan bagi pemilikan
rumah tapak.

BP2BT dapat digunakan untuk:


• pemilikan rumah (membeli rumah dari pengembang, baik tapak maupun
susun)
• pembangunan rumah baru yang dilaksanakan atas prakarsa penerima manfaat
atau secara swadaya. Dalam hal ini, penerima manfaat dapat memanfaatkan
jasa tukang atau kontraktor untuk membangun rumah.
Syaratnya adalah pemohon sudah harus memiliki sebidang tanah dengan
status yang sah (sertifikat) dan sudah memiliki IMB. Pembangunan Baru
Rumah Swadaya dapat dilakukan di atas kavling tanah matang atau Rumah
dalam kondisi rusak total.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

Kapan sebaiknya menggunakan BP2BT dan bukan subsidi lainnya (FLPP, SSB &
2 SBUM)

1. Untuk pemohon pasangan yang berpenghasilan tidak tetap atau dari segmen
informal
2. Untuk pemohon yang penghasilannya di atas batasan penghasilan FLPP, SSB
dan SBUM
3. Untuk pemohon yang ingin membangun rumah secara swadaya karena sudah
memiliki tanah yang siap dibangun atau memiliki rumah yang rusak total
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

3 Apa Kelebihan Program BP2BT? [1]


Kelebihan Program BP2BT dengan Skema Subsidi lainnya dapat ditinjau dari
berbagai sisi pemangku kepentingan, yaitu: (1) Masyarakat, (2) Lembaga
Keuangan, (3) Pemerintah Pusat, (4) Pemerintah Daerah dan (5) Pengembang

Kelebihan bagi Masyarakat:


1. Memperluas akses informal yang selama ini cenderung dikategorikan non-
bankable oleh Lembaga Keuangan.
2. Mendorong tabungan. Masyarakat agar mempersiapkan dan merencanakan
perolehan rumah dengan cara menyiapkan uang muka melalui menabung.
3. Subsidi Uang Muka akan mengurangi jumlah kredit atau pembiayaan dari
bank, sehingga memperkecil pengembalian oleh penerima manfaat kepada
Bank (mengurangi jumlah pokok pinjaman dan beban bunga). Selain itu,
dengan uang muka yang lebih besar, maka hak kepemilikan atas asset
agunan juga lebih besar dari awal. Dalam hal pelunasan dipercepat, maka
jumlah pelunasan lebih kecil.
4. Asas Keadilan. Jumlah subsidi yang diterima proporsional terhadap tingkat
penghasilan. Kelompok Berpenghasilan terbawah memperoleh subsidi yang
paling besar.
5. Memberikan kemudahan pembangunan baru rumah swadaya. Memberikan
akses kemudahan pembiayaan bagi Masyarakat yang berminat untuk
melakukan pembangunan rumah baru secara swadaya.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

3 Apa Kelebihan Program BP2BT? [2]


Kelebihan bagi Perbankan:
1. Suku Bunga Pasar sehingga memberi kesempatan bagi Bank untuk
berkompetisi dan mengakomodasi risk appetite masing-masing Bank.
2. Menambah Nasabah. Program BP2BT akan memotivasi masyarakat untuk
membuka tabungan di lembaga keuangan, khususnya di Bank Pelaksana.
3. Memperluas Cakupan Pasar. Bank dapat melakukan pendalaman pasar
kredit dengan memperluas cakupan konsumennya khususnya pada segmen
kelompok berpenghasilan tidak tetap.
4. Loan to Value (LTV) lebih kecil sehingga memperkecil resiko gagal bayar
(berdasarkan data pasar KPR internasional). Karena nilai kredit/pembiayaan
jauh lebih kecil dibandingkan nilai properti yang diagunkan, ketika terjadi
resiko gagal bayar maka nilai asset dapat menutupi sisa outstanding. Selain
itu, dengan adanya SLF diharapkan memberikan jaminan terhadap kualitas
bangunan yang menjadi agunan dan lebih mudah dilakukan purna jual.
5. Administrasi lebih mudah karena bantuan hanya diberikan 1 kali.
6. Meningkatkan Kapasitas Lembaga Keuangan dalam melakukan analisis dan
verifikasi kemampuan mencicil dari pemohon dengan berbasis riwayat
tabungan (minimal 6 bulan). Selain itu, Bank Pelaksana Program ini juga
mendapat dukungan peningkatan kapasitas dalam penyaluran Program.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

3 Apa Kelebihan Program BP2BT? [3]


Kelebihan bagi Pemerintah Pusat:
Subsidi uang muka dibayar sekali di muka sehingga tidak menjadi beban fiscal di
tahun-tahun berikutnya.

Kelebihan bagi Pemerintah Daerah:


1. Mendorong Tertib Administratif dan Memudahkan Pengendalian
• administrasi kependudukan (KTP elektronik) dan perpajakan (NPWP)
• administrasi dalam pembangunan rumah (tata ruang, IMB dan SLF)
2. Memberi Peluang Pemda untuk memberi Insentif Perumahan bagi MBR
• Insentif bagi Pemda untuk menerbitkan SLF
• Pemda dapat memberikan kemudahan dalam IMB, SLF, teknologi, dll
3. Meningkatkan Potensi Penerimaan Daerah
Dengan meningkatnya perumahan yang tertib administrasi pada akhirnya
menjadi sumber Penerimaan Daerah, misalnya dari BPHTB, PBB, dan lainnya
4. Mengatasi Masalah Perumahan di Daerah
Mengatasi masalah backlog dan salah satu penanganan kumuh.
5. Mendorong Peningkatan Perumahan Swadaya
Rumah yang dibangun oleh Pengembang dalam beberapa tahun terakhir
semakin menjauh dari pusat kota. Hal ini menambah masalah transportasi.
Pembangunan rumah swadaya dapat dilakukan secara sporadis dan lebih
mendekat ke tempat kerja.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

3 Apa Kelebihan Program BP2BT? [4]


Kelebihan bagi Pengembang:
1. Kepastian Pasar
Dengan adanya proses pendataan dan penyiapan masyarakat untuk Program
BP2BT, maka pengembang dapat mengetahui informasi masyarakat yang
membutuhkan rumah dan lokasinya.
2. SLF sebagai jaminan kualitas bangunan
Dengan adanya SLF maka Pengembang dapat menjamin kualitas
bangunannya sehingga daya jual menjadi lebih tinggi dan dapat mengurangi
resiko, diharapkan premi asuransi dapat lebih kecil.
SKEMA SUBSIDI
Pertanyaan Seputar Skema Subsidi dalam Program BP2BT

4 Apa Perbedaan BP2BT dengan SBUM?

1. SBUM merupakan insentif dari FLPP dan SSB, dan jumlahnya tidak signifikan
dalam mengurangi pokok pinjaman, hanya untuk memenuhi ketentuan uang
muka.
2. SBUM hanya diperuntukkan untuk pemilikan rumah tapak
3. Program BP2BT memberikan jumlah bantuan uang muka yang lebih besar
dengan tujuan untuk mengurangi pokok pinjaman.
DANA MASYARAKAT
Pertanyaan Seputar Komponen Dana Masyarakat yang harus disiapkan oleh penerima manfaat BP2BT

Apa Ketentuan Dana Masyarakat dalam BP2BT?


Penerima Manfaat program BP2BT dipersyaratkan menyediakan sebagian dana
untuk uang muka dalam rangka pemilikan rumah atau sebagian dana untuk
membangun rumah swadaya. Ketentuan besaran dana masyarakat adalah
sebesar 5% dari nilai harga rumah atau nilai RAB rumah swadaya.
Sebagian dari Dana Masyarakat tersebut harus berasal dari tabungan minimal 6
bulan dengan jumlah saldo mengendap minimal Rp. 2-5 juta (sesuai tingkat
penghasilan).
Contoh:
• Harga rumah sebesar Rp. 100 Juta untuk MBR berpenghasilan Rp. 4 Juta/Bulan
• Dana Masyarakat minimal = 5% x Rp. 100 Juta = Rp. 5 Juta, terdiri dari:
i. Saldo tabungan minimal untuk MBR Rp. 4 Juta = Rp. 2 Juta
Dana masyarakat dalam Tabungan di atas menjadi syarat pengajuan
permohonan BP2BT ke Bank Pelaksana.
ii. Dana Masyarakat lainnya = Rp. 3 Juta
Dana Masyarakat lainnya menjadi pelengkap persyaratan dilangsungkan
akad Kredit. Dana tersebut dapat turut disetor dalam Tabungan atau
diserahkan langsung sebagai uang muka kepada Pengembang atau menjadi
sebagian dana untuk membangun rumah swadaya.
TABUNGAN
Pertanyaan Seputar Komponen Tabungan yang harus disiapkan oleh penerima manfaat BP2BT

1 Apa Ketentuan Tabungan dalam BP2BT?


Tabungan yang dapat digunakan untuk mengikuti Program BP2BT:
• Tabungan harus di Bank Umum, tidak harus di Bank Pelaksana BP2BT
• Lama Tabungan minimal 6 bulan, tidak harus membuka tabungan baru khusus
untuk BP2BT. Dapat menggunakan riwayat tabungan sebelumnya.
• Saldo tabungan minimal untuk mengikuti Program:
• Penghasilan s.d. Rp. 4 Juta: min Rp. 2 Juta
• Rp. 4 Juta<Penghasilan≤Rp. 5 Juta : min Rp. 2,5 Juta
• Rp. 5 Juta<Penghasilan≤Rp. 6 Juta : min Rp. 3 Juta
• Rp. 6 Juta<Penghasilan≤Rp. 7 Juta : min Rp. 4 Juta
• Rp. 7 Juta<Penghasilan≤Rp. 8,5 Juta : min Rp. 5 Juta

2 Apa Fungsi Tabungan dalam BP2BT?

Tabungan berfungsi sebagai:


a. Sebagian dari Dana Masyarakat yang menjadi komponen yang harus
disiapkan oleh pemohon untuk dapat mengajukan permohonan Program
b. Salah satu referensi untuk menilai kemampuan mencicil dari pemohon yang
dapat digunakan oleh Lembaga Keuangan untuk memverifikasi kelayakan
pemohon dalam memperoleh kredit/pembiayaan
SUKU BUNGA
Pertanyaan Seputar Komponen Suku Bunga dalam Program BP2BT

Apa Ketentuan Dana Masyarakat dalam BP2BT?


Penerima Manfaat program BP2BT dipersyaratkan menyediakan sebagian dana
untuk uang muka dalam rangka pemilikan rumah atau sebagian dana untuk
membangun rumah swadaya. Ketentuan besaran dana masyarakat adalah
sebesar 5% dari nilai harga rumah atau nilai RAB rumah swadaya.
Sebagian dari Dana Masyarakat tersebut harus berasal dari tabungan minimal 6
bulan dengan jumlah saldo mengendap minimal Rp. 2-5 juta (sesuai tingkat
penghasilan).
Contoh:
• Harga rumah sebesar Rp. 100 Juta untuk MBR berpenghasilan Rp. 4
Juta/Bulan
• Dana Masyarakat minimal = 5% x Rp. 100 Juta = Rp. 5 Juta, terdiri dari:
i. Saldo tabungan minimal untuk MBR Rp. 4 Juta = Rp. 2 Juta
Dana masyarakat dalam Tabungan di atas menjadi syarat pengajuan
permohonan BP2BT ke Bank Pelaksana.
ii. Dana Masyarakat lainnya = Rp. 3 Juta
Dana Masyarakat lainnya menjadi pelengkap persyaratan dilangsungkan
akad Kredit. Dana tersebut dapat turut disetor dalam Tabungan atau
diserahkan langsung sebagai uang muka kepada Pengembang atau menjadi
sebagian dana untuk membangun rumah swadaya.
UNTUK SIAPA
BP2BT?
Tanya Jawab Seputar Persyaratan
Penerima Manfaat BP2BT (Ketentuan
Penghasilan, Persyaratan Wajib
Pajak)
KATEGORI PENGHASILAN
Pertanyaan Seputar Penghasilan pemohon

1 Kategori Penghasilan Pemohon BP2BT?


Pemohon BP2BT dapat memiliki penghasilan dari kategori formal maupun
informal.
Namun demikian, secara spesifik Program BP2BT menargetkan peneriman
manfaat dari kelompok penghasilan informal sebanyak minimal 20%,
sebagaimana tertuang dalam perjanjian kerja sama dengan Bank Pelaksana.
PENGHASILAN GABUNGAN
Pertanyaan Seputar Ketentuan Penghasilan Gabungan untuk pemohon suami-isteri

1 Kategori Penghasilan Gabungan?


Untuk Pemohon yang berpasangan, maka kategori jenis penghasilan berdasarkan
jumlah penghasilan yang lebih besar.
Contoh 1
Suami PNS penghasilan Rp. 4 Juta
Isteri Pemilik Warung penghasilan Rp. 2 Juta
Termasuk Kategori Pemohon Berpenghasilan Formal
Contoh 2
Suami Pegawai Honorer penghasilan Rp. 2 Juta
Isteri Pedagang Online penghasilan Rp. 3,5 Juta
Termasuk Kategori Pemohon Berpenghasilan informal

2 Jika Pasangan tidak memiliki Penghasilan?


Jika pasangan tidak memiliki penghasilan, maka harus dibuktikan dengan Surat
Keterangan tidak bekerja dari Kelurahan.
WAJIB PAJAK
Pertanyaan Seputar Ketentuan Wajib Pajak, NPWP dan SPT

1 Apakah Wajib memiliki NPWP sekalipun Penghasilan di bawah PTKP?


Kelompok Sasaran Program BP2BT merupakan MBR perorangan yang berstatus
tidak kawin atau pasangan suami isteri dengan Batasan penghasilan tertentu dan
memiliki tabungan.
Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: Per-20/PJ/2013 bahwa
Wajib Pajak yang memenuhi syarat secara subjektif yaitu berdomisili di Indonesia
dan secara objektif yaitu memiliki penghasilan yang sesuai ketentuan dari
peraturan Undang-Undang dalam bidang Pajak, diwajibkan melakukan
pendaftaran diri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana wilayah tempat kerjanya
yang meliputi tempat tinggal dan tempat dari kegiatan usaha Wajib Pajak
tersebut.
Sama dengan KTP, fungsi dari NPWP juga sebagai identitas seseorang, yang
membedakannya hanya KTP sebagai identitas kependudukan sedangkan NPWP
sebagai identitas perpajakan. NPWP dapat menjadi bukti pendukung penghasilan
seseorang.
NPWP merupakan salah satu syarat penting bagi masyarakat Indonesia dalam
mengajukan kredit ke Bank, membuka tabungan di Bank, melakukan investasi
reksa dana dan saham dan lain sebagainya.
Sesuai ketentuan dari OJK, NPWP memang diwajibkan untuk setiap nasabah
perbankan, asuransi, dan dana pensiun. Bagi masyarakat yang penghasilannya di
bawah PTKP tetap memiliki NPWP walaupun tidak membayar pajak (SPT nihil).
WAJIB PAJAK
Pertanyaan Seputar Ketentuan Wajib Pajak, NPWP dan SPT

2 Kenapa harus melampirkan SPT?


Mulai 2016, pemerintah menetapkan PTKP Rp 4,5 juta per bulan atau Rp 54 juta
per tahun. Batasan penghasilan Kelompok Sasaran Program BP2BT paling tinggi
adalah Rp. 8,5 juta, lebih tinggi dari PTKP sehingga perlu didukung dengan bukti
SPT.

3 Apakah Wajib melampirkan SPT jika Penghasilan di bawah PTKP?


Wajib Pajak orang pribadi tetap harus menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
tahunan pajak penghasilan (PPh) meski tidak ada penghasilan atau penghasilan
yang dikantonginya masuk kategori Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu
SPT Nihil. Selanjutnya wajib pajak bisa meminta ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak)
untuk ditetapkan status NE (Non Efektif), sehingga tidak ada kewajiban lapor SPT
lagi (sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 9/PMK.03/2018 tentang
perubahan atas PMK 243/PMK.03/2018 tentang Surat Pemberitahuan (SPT)).

4 Jika belum memiliki SPT karena NPWP belum setahun?


SPT tahun berikutnya disampaikan menyusul.
BP2BT
UNTUK APA?
Tanya Jawab seputar
peruntukan Dana BP2BT
(Pemilikan rumah, SLF, Rumah
Swadaya, TFL)
PEMILIKAN RUMAH
Pertanyaan Seputar Ketentuan Pemilikan Rumah, baik rumah tapak maupun satuan rumah susun, dengan
program BP2BT

Bolehkah Rumah Second?


Untuk Program BP2BT hanya dapat digunakan untuk pemilikan rumah baru yang
dibangun oleh Pengembang.
SLF
Pertanyaan Seputar Persyaratan SLF dalam Program BP2BT

1 Kapan SLF harus diterbitkan/tersedia?


1. Pemilikan Rumah (Rumah dibangun Pengembang)
SLF menjadi syarat untuk dilakukan Akad Kredit. Bukti SLF dilampirkan saat
mengajukan permohonan pencairan bantuan.
2. Pembangunan Rumah Swadaya
SLF diberikan setelah Rumah selesai dibangun.
2 Mengapa dipersyaratkan SLF ?
SLF merupakan salah satu kontribusi dari Pemerintah Daerah dalam rangka
memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap kualitas bangunan
hunian sesuai amanat UU 28/2002, UU 1/2011, UU 23/2014, PP 64/2014 dan
PermenPU 25/2007.
SLF merupakan bagian tidak terpisahkan dari IMB, sehingga tidak ditarik retribusi
lagi dalam hal penerbitan SLF (hanya ditarik retribusi 1 kali saat pengajuan IMB).
SLF dapat menjadi salah satu ‘jaminan’ bagi Bank akan kualitas bangunan yang
menjadi asset bagi Bank selama proses angsuran.

3 Bagaimana jika Pemda belum menerbitkan SLF?


Harus dibuktikan dengan:
a. Surat permohonan penerbitan SLF dilengkapi dengan Surat Pernyataan
Kelaikan Fungsi dari Pengembang
b. Surat keterangan belum dapat menerbitkan SLF dari Pemda yang
bersangkutan.
RUMAH SWADAYA
Pertanyaan Seputar Ketentuan Pembangunan Baru Rumah Swadaya dengan program BP2BT

1 Jenis Pembangunan Baru Rumah Swadaya yang Layak Program


Dana BP2BT dapat digunakan untuk:
1. pembangunan baru rumah swadaya di atas kavling tanah matang
2. pembangunan ulang rumah yang kondisinya rusak total
Luas Bangunan 36 s.d. 48 m2, Luas Tanah maksimal 200 m2
Sesuai Kepmen 403 boleh rumah panggung, rumah kayu, setengah tembok.

Dana BP2BT tidak dapat digunakan untuk:


1. peningkatan kualitas rumah yang kondisinya rusak ringan dan rusak sedang
2. perluasan rumah (vertical maupun horizontal)

2 Persyaratan Lahan untuk Pembangunan Baru Rumah Swadaya


1. Status:
Tanah yang akan digunakan harus memiliki alas hak yang sah (sertifikat atas
nama pemohon atau pasangan)
2. Luas Tanah:
Maksimal 200 m2. Jika memiliki lebih dari 200 m2 dianggap memiliki asset untuk
dapat digunakan membangun rumah.
RUMAH SWADAYA
Pertanyaan Seputar Ketentuan Pembangunan Baru Rumah Swadaya dengan program BP2BT

3 Komponen RAB Rumah Swadaya dalam Program BP2BT


Biaya Pembangunan Rumah Swadaya meliputi komponen biaya:
Bahan konstruksi pembangunan rumah, ongkos tukang, pasang sambungan air
bersih atau gali sumur bor, pembuatan tanki septik dan penyambungan listrik.
4 Tahapan Pembangunan Rumah Swadaya
1. Perencanaan dan Pengajuan (dapat didampingi TFL)
a.Desain Rumah, Penyusunan RAB dan Pengurusan IMB
b.Penyiapan Tabungan
c. Penyiapan dokumen administrasi (KTP, Surat Nikah, NPWP, dll.)
2. Pelaksanaan
a. Pencairan Kredit Bank secara Bertahap digunakan untuk membangun
secara bertahap.
b. Pengajuan pencairan bantuan sebelum pencairan kredit tahap akhir
(kondisi bangunan rumah sudah tutup atap)
Konstruksi pembangunan rumah dapat dilakukan secara gotong royong
ataupun menggunakan jasa kontraktor (didampingi oleh TFL).
3. Pengawasan dan Pengendalian
a. Pelaksanaan pembangunan (kesesuaian dengan IMB, SLF, memperhatikan
safeguard lingkungan)
b. Kesesuaian pemanfaatan bantuan dan pemanfaatan rumah
RUMAH SWADAYA
Pertanyaan Seputar Ketentuan Pemilikan Rumah, baik rumah tapak maupun satuan rumah susun, dengan
program BP2BT

5 Apa Perbedaan BP2BT dengan BSPS dan PSMP?

1. Peruntukan Program
a. BP2BT hanya untuk Pembangunan Baru/Ulang Rumah Swadaya
b. BSPS dan PSMP dapat digunakan untuk peningkatan kualitas rumah
maupun pembangunan baru
2. Batasan Penghasilan Penerima Manfaat
a. BSPS : sampai dengan UMP
b. BP2BT : sampai dengan RP. 6 Juta (kec. Papua dan Papua Barat) dan Rp. 6,5
Juta (Papua dan Papua Barat)
c. PSMP : tidak ada batasan penghasilan tertentu
3. Jenis Bantuan
a. BSPS : Dana Hibah kepada penerima manfaat
b. BP2BT : Subsidi Uang Muka terhadap Pembiayaan/Kredit dari Bank
c. PSMP : Tidak ada bantuan dari Pemerintah. Dukungan dari Pemerintah
berupa pendampingan.
TENAGA FASILITATOR
Pertanyaan Seputar Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dalam program BP2BT

1 Siapa TFL?
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan perseorangan yang ditugaskan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengakses dan melaksanakan Program
BP2BT. Terdapat 2 (dua) jenis TFL, yaitu:
1. TFL Pemberdayaan/Penyiapan Masyarakat
Bertugas menyebarluaskan informasi dan menjaring masyarakat yang minat
dan layak terhadap program serta mendampingi masyarakat untuk
memenuhi persyaratan (administrasi kependudukan, tabungan, surat
pernyataan, penyusunan RAB, pengurusan IMB, dll.) untuk pengajuan
permohonan BP2BT.
2. TFL Pendampingan Konstruksi Rumah Swadaya
Bertugas untuk memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan dan
mendokumentasikan pembangunan rumah swadaya agar sesuai dengan RAB
dan IMB, memfasilitasi pengajuan pencairan kredit ke Bank dan mengurus
SLF ke Pemda.

2 Siapa yang menyediakan TFL?


TFL dapat disediakan oleh Satker, Bank Pelaksana dan Pemerintah Daerah

Anda mungkin juga menyukai