effectiveness
1.
kebutuhan
belanja
modal,
cost
benefit
analysis
dan cost
analysis
2.
Penerapan dalam meningkatkan kualitas belanja negara
JAWABAN
Analisis evaluasi kebutuhan belanja modal
Definisi:
Cost benefit analysis adalah pendekatan sistematis untuk memperkirakan kelebihan dan
kekurangan dari 2 atau lebih alternatif belanja modal pemerintah
Cost effectiveness analysis adalah suatu analisis ekonomi yang membandingkan biaya
dengan dampak dari beberapa alternatif belanja modal
Perbedaan dari kedua metode analisis ini adalah, metode cost benefit mengukur biaya dan
manfaat yang diperoleh secara moneter, sedangkan cost effectiveness mengukur biaya
secara moneter namun mengukur manfaat yang didapat tidak secara moneter/uang. Metode
cost benefit akan lebih cocok dilakukan pada kegiatan yang menghasilkan keuntungan secara
komersil. Metode cost effectiveness cocok digunakan pada kegiatan yang tujuannya tidak
untuk semata-mata mencari laba tapi dampak lain yang tidak dapat diukur dengan uang.
Penerapan analisis ini dalam meningkatkan kualitas belanja negara antara lain :
1.
Mengukur manfaat belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah, manfaat yang
secara moneter (meningkatkan penerimaan pemerintah) ataupun manfaat yang tidak
dapat diukur secara moneter misalnya peningkatan pelayanan kepada masyarakat,
menurunkan masalah sosial dsb
2.
3.
4.
Evaluasi atas belanja modal
Pendekatan
yang
bisa
dilakukan
1.
2.
3.
4.
pada
tahap
planning
dan
budgetting
1. Sewa;
2. Pinjam pakai
3. KSP(Kerja Sama Pemanfaatan)
4. BGS/BSG
5. KSPI
Pendanaan aset tetap dapat dilakukan dengan utang luar negeri atau penjualan
SBN
1.
2.
Apabila
pengadaan
barang
modal
berupa
infrastruktur
yang
menghasilkan
penerimaan dan penerimaan tersebut dapat digunakan membayar kembali pinjaman maka
lebih baik menggunakan utang luar negeri, hal sejalan dengan kebijakan negatif net flow yang
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menurunkan porsi utang luar negeri secara berkala.
Apabila pendanaan akan digunakan sebagai pengadaan alat pertahanan untuk kemetnerian
pertahanan dan PolRI serta untuk pemberdayaan indsutri dalam negeri, maka lebih cocok
menggunakan
pendanaan
berupa
penerbitan
SBN
Kebijakan negative net flow yaitu penarikan pinjaman luar negeri bruto lebih dari kecil
pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengendalikan serta menurunkan outstanding pinjaman luar
negeri secara bertahap. Keuntungan kebijakan ini adalah adanya penurunan pada outstanding
utang luar negeri pemerintah secara berkala sehingga dapat mengurangi cicilan pokok utang
dan bunganya. Kekurangan dari kebijakan ini adalah munculnya beban utang dari penarikan
utang baru, karena pada dasarnya penarikan utang luar negeri bukanlah kegiatan yang gratis.
Pemanfaatan
BMN,
salah
satu
metodenya
Kerjasama
Pemerintah
Kerja
Sama
Penyediaan
untuk
pengadaan
infrastruktur
1.
2.
berbagai
kendala/hambatan
di
KSPI
2.
3.
1.
Mandatory spending
2.
Bencana alam
3.
Transaksi Internasional
Perbedaan Risiko 2014 dan 2015 yaitu :
1. Perbedaan asumsi dasar ekonomi makro,
1. pada tahun 2015 nilai USD semakin menguat dibanding dengan tahun
2014, hal ini dapat berdampak pada APBN
2. Tingkat inflasi yang meningkat dari tahun ke tahun
3. Pertumbuhan ekonomi
4. Harga minyak mentah dunia yang turun di tahun 2015
5. Lifting minya dan gas
2. Risiko nilai tukar yang meningkat di tahun 2015, dikarenakan adanya USD yang
menguat yang telah disebut sebelumnya dan utang luar negeri indonesia didominasi
oleh utang dengan mata uang USD.
3. Perubahan mandatory spending, karena adanya perubahan pada subsidi BBM
Mitigasi Risiko Fiskal(dari Nota Keuangan 2015)
1. Mitigasi Risiko Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro
Untuk antisipasi penambahan defisit akibat deviasi dari asumsi dasar ekonomi
makro, pemerintah mengalokasikan dana cadangan yang berfungsi sebagai
bantalan/cushion untuk mengurangi besaran defisit APBN.
2. Mitigasi Risiko Utang Pemerintah Pusat
1. Diversifikasi instrumen utang dan basis investor
2. Pendalama pasar SBN Domestik
3. Pengadaan pinjaman siaga sebagai sumber pendanaan utang saat kondisi
pasar keuangan memburuk
4. Pemanfaatan fleksibilitas pembiayaan utang tunai
3. Mitigasi Risiko Kewajiban Penjaminan Pemerintah
1. Mengalokasikan dana kewajiban penjaminan pemerintah
2. Membentuk dana cadangan penjaminan pemerintah
3. Terkait dengan jaminan infrastruktur, pemerintah melakukan mitigasi dengan
penerbitan benchmark pinjaman serta melakukan evaluasi kelayakan proyek
dan perjanjian kerjasama
4. Terkait dengan kegiatan jaminan sosial, pemerintah melakukan evaluasi
kesesuaian besaran iuran untuk memitigasi apabila iuran terkumpul tidak
cukup menutupi biaya kesehatan
4. Mitigasi Risiko Lain
1. Mitigasi risiko mandatory spending
1. Moratorium pembentukan lembaga baru
2. Konsep anggaran berbasis kinerja
3. Penghematan subsidi energi
4. Prioritas pada pos pembiayaan dan investasi pemerintah
2. Mitigasi Risiko Bencana Alam
1.
2.
panen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Analisis Kebutuhan Belanja Modal (Aset Tetap) dikenal adanya beberapa metode
analisis
a.
Apa yang dimaksud dengan metode analisis cost benefit analisis dan cost
effectiveness analisis?
Cost Benefit Analysis
pendekatan sistematis untuk memperkirakan kelebihan dan kelemahan dari alternatif
kegiatan transaksi atau persyaratan fungsional untuk bisnis yang optimal. Ini adalah teknik
yang digunakan untuk menentukan opsi yang memberikan pendekatan yang terbaik untuk
adopsi dan praktek dalam hal manfaat dalam tenaga kerja, waktu dan penghematan biaya
lain-lain.
Analisis biaya-manfaat (CBA), kadang-kadang disebut analisis manfaat-biaya (BCA), adalah
proses sistematis untuk menghitung dan membandingkan manfaat dan biaya dari proyek
untuk dua tujuan:
Untuk menentukan apakah itu adalah investasi yang sehat (pembenaran / kelayakan).
2.
a.
b.
Rencana Kebutuhan BMN disusun dengan memperhatikan ketersediaan BMN yang ada
pada K/L. Selain itu RKBMN disusun berlandaskan standar barang dan standar kebutuhan
yang didasarkan pada pertimbangan kemampuan keuangan negara dan penyelenggaraan
tugas dan fungsi K/L termasuk dalam rangka menjalankan pelayanan umum dengan
memperhatikan ketersediaan BMN pada K/L.
Pengelola Barang dapat menolak RKBMN baik sebagian maupun seluruhnya dalam hal
tersedianya BMN yang tidak digunakan untuk menunjang tusi, tersedia BMN idle pada
pengelola barang, berdasarkan standar barang dan standar kebutuhan BMN yang dikuasai
pengguna masih mencukupi kebutuhan pengguna barang.
RKBMN yang telah disetujui pengelola barang digunakan oleh DJA sebagai dasar
penelaahan atas RKAKL yang diajukan oleh K/L. Adapun DJA dapat melakukan penyesuaian
berupa pengurangan atas alokasi dana terhadap kegiatan pengelolaan BMN yang didasarkan
pada pertimbangan keterbatasan ketersediaan anggaran, sinkronisasi dengan perencanaan
anggaran, maupun kebijakan pemerintah.
Dalam RAPBN 2015 ada penambahan alokasi belanja modal yang cukup
signifikan jumlahnya (100 T) untuk pembangunan infrastruktur, agar tambahan
alokasi belanja tersebut bermanfaat yang sebesar2 kemakmuran rakyat.
Hal-hal apakah terkait dengan capital budgeting yang perlu dilakukan
pemerintah?
Penganggaran belanja modal adalah proses perencanaan pengeluaran modal untuk
memperoleh aset yang aliran kasnya diperkirakan di atas satu tahun. PBM mencakup
keseluruhan proses penganalisaan proyek proyek dan penetapan proyek mana yang akan
dimasukkan ke dalam penganggaran belanja modal.
Pada tahap penganalisaan proyek terdapat hal strategis yang harus dilakukan untuk menilai
apakah suatu program /kegiatan atau proyek layak didanai atau dilaksanakan. Dengan
keterbatasan sumber dana yang dimiliki pemerintah di satu sisi dan banyaknya
program/kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di sisi
lain, maka diperlukan analisis dan evaluasi yang seksama agar dapat dijamin keberhasilan
program/kegiatan yang dipilih sebagai prioritas. Adapun langkah-langkah analisis dan evaluasi
yang baik tersebut sebagai berikut:
A presentation and discussion of the socio economic context and the objective
The clear identification of the project
The study of the feasibility of the project and of alternative options
Financial analysis
Economic analysis
Risk Assesment
Pendekatan apa saja yang bisa dilakukan pada tahap planning and budgeting
sehingga bisa dihasilkan kinerja output/outcome yang optimal?
Cost Benefit Analysis
BCA/CBA digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang langka
agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak
program/kegiatan
yang
harus
dijalankan,
sedangkan
sumber
dana
yang
tersedia (resources) relatif terbatas. Melalui penerapan berbagai model ini diharapkan
Pemerintah bisa menjamin penggunaan sumber dana yang ada bisa dilakukan secara tepat
dan efisien.
Cost Effectiveness Analysis
Analisis cost
effectiveness (analisis
efektivitas
biaya)
pada
prinsipnya
adalah
membandingkan output yang dihasilkan dari berbagai kombinasi input, sehingga bisa
diperkirakan kombinasi biaya terendah yang menghasilkan output yang diharapkan. Atau bisa
pula mengidentifikasi output yang terbaik dari suatu biaya yang besarannya sudah
ditentukan. Kesemuanya mengacu pada prinsip efektifitas
Discounted Cash Flow
4.
a.
b.
Selain itu penggunaan utang luar negeri bukan merupakan solusi untuk mengurangi
beban utang karena makin meningkatnya beban-beban utang dari penarikan utang utang
baru berbiaya mahal yang sangat bias dengan kepentingan kreditor.
Hal lain yang mendasar dari net negative flow adalah Indonesia mengirim hasil
kegiatan ekonomi nasional ke luar yang ditransfer untuk pembayaran utang. Net negative
flow juga menyebabkan struktur ekonomi menjadi rentan karena kebutuhan pembayaran
hutang yang besar sekaligus kebutuhan cadangan ekonomi yang besar.
5.
a.
b.
Dalam pemanfaatan BMN, salah satu metode yang digunakan adalah Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur (KSPI). Dengan terjadinya defisit infrastruktur, pada saat
ini pemerintah berusaha untuk mengembangkan program Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) untuk pengadaan infrastruktur.
Jelaskan manfaat yang diperoleh pemerintah sehubungan dengan KSP, terkait
dengan struktur modal pemerintah?
Kerjasama Penyediaan Infrastruktur adalah kerjasama antara pemerintah dan badan usaha
untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Adapun manfaat yang diperoleh pemerintah dari kerja sama tersebut adalah:
Manfaat Utama:
Mengurangi pengeluaran pemerintah ( contoh : menghilangkan biaya set up fee dimuka
sehingga mengurangi beban dana publik yang terbatas)
Meningkatkan efisiensi (contoh : mitra swasta dapat melakukan efisiensi operasional atau
manajemen yang lebih baik dalam menjalankan beberapa jenis pelayanan publik)
Memacu transfer teknologi yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan.
Manfaat lainnya:
Untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dan praktik pada umumnya dan mendorong
investasi pada bidang infrastruktur.
Pengguna Barang yang bergerak di bidang infrsastruktur dapat lebih dinamis dan agresif
memanfaatkan BMN dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur.
Pengembangan dan penyediaan infrastruktur serta layanan umum sperti bandara, jalan
nasional dan lainnya yang selama ini terhambat karena belum ada payung hukumnya dapat
terealisasikan.
mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam penyediaan infrastruktur
melalui pengerahan dana swasta dimana pemerintah memiliki anggaran yang terbatas dan
tidak cukup untuk membiayai secara mandiri atas suatu proyek yang akan dijalankan.
meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat.
meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur.
Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima, atau dalam
hal-hal tertentu mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna.
Optimalisasi pengelolaan atas BMN yang idle / tidak digunakan
Pemerintah mendapatkan PNBP dari BMN idle yang dilakukan KSPI dengan pihak swasta
Di dalam kerja sama ini, mitra kerjasama perlu menyadari bahwa kerjasama tersebut tidak
hanya semata-mata untuk mencari keuntungan, namun juga untuk kemaslahatan orang
banyak. Atas dasar pertimbangan tersebut maka banyak pihak swasta yang masih belum
tergerak untuk melakukan kerja sama penyediaan infrastruktur.
Selain itu tingkat birokrasi yang gemuk dalam melakukan kerjasama penyediaan infrastruktur
menjadi alasan lain keengganan mitra kerjasama. Di satu sisi mitra kerja sama harus
mengajukan permohonan kepada pengguna barang/pengelola barang yang ada pada
kemenkeu, di sisi lain harus mengajukan izin penggunaan lahan kepada BPN dan Pemerintah
Daerah.
6.
a.
Adapun perbedaan antara risiko fiskal yang tertuang di dalam APBNP 2014 dengan RAPBN
2015 bahwa pada APBNP 2014 risiko fiskal yang dituangkan adalah risiko-risiko yang
mengalami perubahan asumsi, dalam hal ini hanya risiko fiskal asumsi dasar ekonomi makro
yang dituangkan dalam APBNP 2014 yang didorong oleh perkembangan terkini ekonomi
makro sampai dengan triwulan 1 2014. Sedangkan risiko fiskal yang tertuang dalam RAPBN
2015 lengkap yakni semua jenis risiko fiskal yang telah dijelaskan sebelumnya ada semua.
b.
Apa mitigasi yang harus dilakukan berkenaan risiko fiskal yang dihadapi oleh
pemerintah pada pelaksanaan RAPBN 2015
Mitigasi risiko asumsi dasar ekonomi makro
Untuk mengantisipasi terjadinya tambahan defisit akibat deviasi asumsi dasar ekonomi makro
dengan realisasinya, Pemerintah mengalokasikan dana cadangan perubahan risiko asumsi
dasar ekonomi makro. Dana cadangan ini berfungsi sebagai bantalan (cushion) untuk
mengurangi besaran defisit APBN.
Mitigasi risiko utang Pemerintah Pusat
Pemerintah melakukan upaya mitigasi risiko dalam mencapai tujuan pengelolaan utang yaitu
memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya minimal pada tingkat
risiko yang terkendali, dan mendukung terbentuknya pasar SBN yang dalam, aktif dan likuid,
serta memastikan tersedianya dana untuk membiayai defisit dan membayar kewajiban pokok
utang secara tepat waktu dan efisien.
Mitigasi risiko kewajiban penjaminan Pemerintah
Dalam mengelola risiko fiskal yang berasal dari kewajiban penjaminan Pemerintah,
Pemerintah telah melakukan beberapa langkah mitigasi yang diantaranya dengan
mengalokasikan anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah, membentuk dana cadangan
penjaminan Pemerintah, memantau mitigasi risiko yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait
(seperti PT PLN, PDAM, dan pihak terkait lainnya), mengelola dan memantau risiko residual
yang tidak dapat dimitigasi oleh pihak-pihak dimaksud..
Mitigasi Risiko Fiskal Lainnya
Langkah mitigasi yang dipersiapkan oleh Pemerintah atas risiko pada APBN yang muncul dari
pengeluaran negara yang diwajibkan adalah dengan melakukan moratorium terhadap
pembentukan lembaga baru, konsep anggaran berbasis kinerja, penghematan anggaran
kementerian/lembaga, penghematan subsidi energi, dan prioritas pada pos pembiayaan dan
investasi Pemerintah.
Pemerintah saat ini sedang mengkaji kemungkinan meningkatkan keragaman dalam pilihanpilihan pembiayaan risiko bencana. Pembiayaan risiko bencana yang efisien merupakan
kombinasi yang optimal antara risiko yang diretensi (ditanggung langsung melalui dana
cadangan bencana alam) dan yang ditransfer.
Langkah mitigasi risiko transaksi internasional yang dilakukan Pemerintah antara lain dengan
penerbitan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Ekonomi Tahun 2008-2009,
dilanjutkan dengan Inpres Nomor 11 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru
Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2011.
7.
8.
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan menurut DJA yang
dimaksud dengan belanja modal adalah pengeluaran untuk pembayaran aset tetap da/atau
menambah nilai aset tetap/aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi dan mlebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan
pemerintah.
Belanja Modal meliputi belanja modal tanah, peralatan dan mesin, jalan irigasi jaringan,
gedung dan bangunan, lainnya, dan Badan Layanan Umum
9.
10. Upaya yang harus dilakukan pemerintah agar kinerja belanja modal bagus adalah
mengoptimalkan penyerapan dana, meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja modal
tersebut. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi adalah
bagaimana cara hasil yang dicapai dengan membandingkan input dan output.
Menurut Prof. Mardiasmo, pengukuran kinerja belanja publik dilakukan untuk memenuhi 3
maksud, yaitu:
a.
Membantu memperbaiki kinerja pemerintah
b.
Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan
c.
Mewujudkan pertanggungjawaban publik
11. Cost of Capital (Biaya Modal) dan Capital Budgeting (penganggaran modal) merupakan dua
konsep yang saling berkaitan. Kita tidak bisa menentukan cost of capital jika tidak
mengetahui capital budgeting dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian jika manajer
keuangan ingin memaksimalkan nilai perusahaan maka cost of capital dan capital budgeting
harus ditentukan secara simultan.
Cost of capital adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya
suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (RoR) dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi CoC yang terkait dengan risiko dan pajak sebagai
berikut:
Risiko bisnis, risiko yang menunjukkan kemungkinan perusahaan tidak mampu menutup biaya
operasionalnya diasumsikan tetap. Artinya bahwa diterimanya suatu proyek tidak
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban operasionalnya.
Risiko finansial, risiko bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya
diasumsikan tetap. Artinya bahwa proyek proyek yang diterima dan didanai oleh
perusahaan tidak mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansialnya.
12. Menurut PP No.60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good
governance).
Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang
berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, lingkup tugas,
kompetensi SDM, kode etik, standar audit, pelaporan dan telaahan sejawat.
SPIP diselenggarakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan
(BPKP),
Inspektorat
Jenderal
Kementerian/Lembaga atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan
intern (Inspektorat Utama/Satuan Pengawas Internal), Inspektorat Provinsi dan Inspektorat
Kabupaten/Kota.
13. Tujuan SPIP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya :
Efektivitas dan Efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara
Keandalan Laporan Keuangan
Pengamanan aset negara
Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
Manfaat SPIP:
o mendeteksi terjadinya kesalahan (mismanagement) dan fraud dalam pelaksanaan aktivitas
organisasi,
o membantu pengamanan asset terkait terjadinya kecurangan (fraud), pemborosan, dan salah
penggunaan yang tidak sesuai tujuan.
14. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah ( PP No.60/2008 tentang SPIP). Audit ekstern dilakukan oleh BPK
dan audit intern oleh APIP.
15. Kerugian Negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan
pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
Tuntutan
Perbendaharaan
adalah
proses
penentuan
pengembalian
kekurangan
perbendaharaan (Comptabel Tekort) terhadap Pegawai Negeri selaku Bendaharawan (Uang
atau Barang), yang karena kesalahan/kelalaian/kealpaannya, langsung maupun tidak
langsung telah menimbulkan kerugian bagi Negara atas Kepengurusan Perbendaharaan
Negara yang dipercayakan kepadanya.
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) adalah suatu proses tuntutan yang dilakukan terhadap pegawai
negeri bukan bendaharawan dengan tujuan untuk mendapatkan penggantian atas suatu
kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai negeri tersebut dalam rangka
tugas jabatannya dan/atau melalaikan tugas kewajibannya.
Penyelesaian Kerugian Negara:
Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.