Anda di halaman 1dari 4

N. Christnindita D.

17/408712/EK/21284
Rangkuman Bab 9

Anggaran adalah estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial. Sedangkan anggaran publik merupakan kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter. UU No. 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa anggaran adalah alat akuntabilitas,
manajemen, dan kebijakan ekonomi.
Penyebab anggaran dianggap penting (Mardiasmo 2009):
a. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
c. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat.
Fungsi utama anggaran menurut Mardiasmo (2009) adalah sebagai alat perencanaan, alat
pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat koordinasi dan komunikasi, alat penilaian
kinerja, alat motivasi, dan alat menciptakan ruang publik.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :
a. Perumusan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditentukan.
b. Perencanaan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaannya.
c. Pengalokasian dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.
d. Penentuan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
Fungsi anggaran sebagai alat perencana adalah untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi
anggaran sebagai alat pengendalian adalah untuk memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Fungsi anggaran sebagai alat kebijakan fiskal untuk menstabilkan ekonomi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam penganggaran berbasis kinerja, fungsi
tersebut memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan serta
memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut.
Dalam Pemerintah Daerah, faktor yang menyebabkan rendahnya penyerapan anggaran yaitu:
a. Lemahnya perencanaan anggaran. Hal ini mencerminkan pelaksanaan program
pemerintah yang lemah dan kurang matang.
b. Lamanya proses pembahasan anggaran yang disebabkan banyaknya tarik ulur
kepentingan.
c. Lambannya proses tender.
d. Ketakutan menggunakan anggaran.
Akibat penyerapan anggaran yang rendah :
a. Rendahnya efek berganda dalam perekonomian nasional.
b. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah menjadi sia-sia.
Langkah-langkah antisipasi penyerapan anggaran yang rendah :
1. Perumusan pola ideal penyerapan belanja sesuai dengan sifat masing-masing belanja.
2. Perumusan mekanisme revisi dokumen anggaran yang lebih fleksibel.
3. Perumusan sistem pengawasan dan evaluasi pelaksanaan anggaran.
4. Penyempurnaan sistem dan prosedur pembayaran maupun pencairan dana.
5. Penjagaan kekonsistensian dalam melaksanakan kegiatan dan penarikan dana sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Penjaminan keterkaitan penggunaan anggaran dengan pencapaian kinerja.
7. Pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian internal yang konsisten.
8. Adanya aturan mengenai pengadaan barang dan jasa yang fleksibel.
9. Adanya penghargaan atau hukuman bagi instansi atau pemerintahan daerah yang
baik/buruk dalam penyerapan anggaran.
N. Christnindita D.
17/408712/EK/21284
Rangkuman Bab 10

Penyerapan anggaran yang rendah diindikasikan kementerian atau lembaga tersebut tidak
berhasil melaksanakan keseluruhan program dengan baik. Penyebab hal tersebut dapat berupa :
a. Proses penyerapan anggaran terhalang proses lelang dan pengadaan barang dan jasa.
b. Proses penyerapan anggaran terancam oleh proses hukum apabila terjadi kerugian Negara
dan kesalahan dalam proses administrasi.
c. Proses penyerapan anggaran terhambat oleh perencanaan anggaran yang buruk, karena
proses perencanaan anggaran merupakan proses yang berulang dan terus-menerus.
d. Proses penyerapan anggaran terhambat karena DPR dan Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan masih memberlakukan mekanisme blokir atau bintang terhadap
program.
Kelebihan Pengelolaan Uang merupakan kegiatan pengelolaan yang mencakup pengelolaan kas
dan surat berharga termasuk kegiatan untuk menanggulangi kekurangan kas atau memanfaatkan
kelebihan kas secara optimal.
Dalam hal terjadi kekurangan kas, Bendahara Umum Daerah dapat melakukan pinjaman dari
dalam negeri dan/atau menjual SUN atau surat berharga lainnya. Sedangkan apabila kelebihan
kas, Bendahara Umum setelah berkoordinasi dengan Gubernur Bank Sentral dapat menempatkan
uang negara pada rekening di Bank Sentral/Bank Umum yang menghasilkan bunga/jasa giro
dengan tingkat bunga yang berlaku.
Pengelolaan kelebihan/kekurangan kas bertujuan untuk :
a. Mendapatkan bunga, jasa giro, bagi hasil dari penempatan uang negara di bank sentral
dan/atau bank umum.
b. Mengupayakan biaya yang rendah dalam usaha memenuhi ketersediaan kas pada saat
terjadi dan/atau diperkirakan akan terjadi kekurangan kas.
Jenis dan cara melakukan investasi kelebihan kas dapat dilakukan dengan penempatan uang
negara pada bank sentral dan bank umum, pembelian SBN dari pasar sekunder, dan ​reverse repo.​
Bentuk penempatan uang negara pada bank umum adalah :
1. Overnight​ : jatuh tempo 1-3 hari berikutnya.
2. Deposit on call​ : dapat ditarik dengan pemberitahuan sebelumnya atau sesuai perjanjian.
3. Time deposit​ : dapat ditarik pada tanggal jatuh tempo atau sesuai perjanjian.
Tujuan utama manajemen kas pemerintah menurut adalah :
1. Menghindari penyimpanan ​idle cash balances m ​ elalui keputusan pembayaran dan
penerimaan kas yang tepat waktu, serta kemampuan peramalan ​cash-flow​ yang akurat.
2. Memaksimalkan keuntungan pada ​idle cash dan menghindari akumulasi simpanan
pemerintah yang tidak mendapatkan imbal balik serta menekan seminimal mungkin
biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut.
3. Mampu mengendalikan berbagai risiko.
4. Memastikan bahwa kas yang cukup tersedia untuk membayar pengeluaran saat jatuh
tempo dan meminjam hanya bila diperlukan dengan upaya meminimalkan biaya
pinjaman pemerintah dan mampu menyediakan pendanaan bagi pengeluaran pemerintah
atau pembayaran utang pemerintah tepat pada waktunya dan tidak ada keterlambatan.
Empat jenis manajemen risiko :
1. Manajemen risiko likuiditas. Risiko likuiditas merupakan risiko di mana bank tidak
mampu memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo.
2. Manajemen risiko tingkat bunga, merupakan potensi kerugian yang timbul akibat
perubahan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi yang dimiliki.
3. Manajemen risiko nilai tukar asing, merupakan risiko perubahan nilai instrumen
keuangan yang tercatat pada neraca akibat perubahan nilai tukar.
4. Manajemen risiko pasar, yaitu serangkaian prosedur dan metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari
kegiatan usaha yang tercatat pada ​on ​dan off balance sheet karena pergerakan faktor
pasar.
Upaya untuk mengendalikan risiko internal adalah :
1. Mencantumkan limit kerugian bagi setiap ​dealer yang ditugaskan untuk melakukan
pengelolaan terhadap kelebihan kas.
2. Melakukan pengaturan risiko secara ketat dalam SOP.
3. Seorang ​dealer tidak diperkenankan mengambil risiko di luar jabatannya, meskipun saat
ini terbukti menguntungkan.
4. Pemberian insentif dan remunerasi khusus yang besarnya akan ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai