Anda di halaman 1dari 58

KEGIATAN BELAJAR I

MANAJEMEN KEUANGAN PELABUHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Pengertian Manejemen Keuangan Pelabuhan
b. Fungsi Manajemen Keuangan Pelabuhan
c. Tujuan Manajemen Keuangan Pelabuhan
d. Peranan Manajemen Keuangan Pelabuhan

2. Pengertian-Pengertian

Pengertian Manajemen menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan :


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber-
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Manajemen menurut G.R. Terry : Manajemen adalah suatu proses


yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan Perencanaan, Pengorganisaian,
Pengarahan dan Pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Keuangan (Finance) adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan


kekayaan atau memiliki nilai uang.

1
Pengertian Pelabuhan, adalah tempat yang terdiri dari daratan dan/atau
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
Pemerintah dan kegiatan perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat
barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang Pelabuhan serta tempat berpindahnya intra dan antar moda
transportasi.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Keuangan Pelabuhan ?

Manajemen Keuangan Pelabuhan adalah sebagai upaya menghimpun dana


yang berasal dari usaha pelayanan jasa dan usaha-usaha lain yang digunakan
untuk kebutuhan kelangsungan hidup pelabuhan yaitu membiayai kebutuhan
operasional, pemeliharan fasilitas dan lain-lain dengan tujuan akhir
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pelanggang.

Manajer Keuangan untuk dapat menghimpun dana baik secara internal yang
berasal dari pelayanan jasa maupun dana eksternal yang berasal pinjaman
dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Sumber dana yang dihimpun, Manajer Keuangan harus dapat mengendalikan


penggunaan dana sebaik-baiknya serta mengendalikan pengeluaran-
pengeluaran sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah dibakukan.
Dengan koordinasi antar bagian maka disusunlah pedoman pembelanjaan
yang tercermin dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan.

2
Transaksi keuangan dikerjakan dengan tertib, akurat dan tepat waktu. Analisa
terhadap Laporan Keuangan disajikan dengan informative sebagai bahan
pengambilan keputusan pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.

3. Fungsi Manajemen Keuangan Pelabuhan

a. Mencari, mendapatkan/mengumpulkan dana (Raising of Fund).


b. Menggunakan dana (Allocation of Fund) untuk investasi, membiayai
investasi, serta untuk pembelanjaan perusahaan secara effisien.
c. Memperoleh laba, mengembalikan kembali laba yang telah diperoleh ke
pemilik berupa deviden atau yang menginvestasikannya.

4. Tujuan Manajemen Keuangan Pelabuhan

a. Memaksimalkan nilai Perusahaan, dengan indicator nilai berupa harga


saham dipasar modal.
b. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
c. Memaksimalkan kesejahteraan karyawan.

5. Peranan Manajemen Keuangan Pelabuhan

Untuk mencapai tujuan Perusahaan, seorang Manajer Keuangan harus


menjabarkan tujuan Perusahaan itu kedalam tujuan-tujuan yang lebih rinci.

Peranan Manajemen Keuangan adalah meningkatkan nilai ( value) Perusahaan


dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan Perusahaan.

Nilai perusahaan yang dimaksud adalah nilai perusahaan saat ini dan nilai
pada waktu yang akan datang dengan pertimbangan nilai waktu dari pada
uang.

3
Jika ditinjau dari aspek fungsi keuangan maka Manajemen Keuangan
mempunyai peranaan :
a. Mengumpulkan dana
b. Menggunakan/mengalokasikan dana
c. Mengatur dan mengurus aliran dana
d. Mengembalikan dana yang diperoleh.

4
KEGIATAN BELAJAR II

PENYUSUNAN ANGGARAN PELABUHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Definisi Anggaran
b. Fungsi Anggaran
c. Anggaran Pelabuhan
d. Siklus Anggaran Pelabuhan
e. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pelabuhan (RKAP).

2. Anggaran

a. Definisi Anggaran
Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kedalam
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas.

b. Fungsi Anggaran
1) Anggaran sebagai alat perencanaan
2) Anggaran sebagai alat pengendalian
3) Anggaran sebagai alat kebijakan
4) Anggaran sebagai alat politik
5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
7) Anggaran sebagai alat Motivasi

5
c. Anggaran Pelabuhan
Sasaran-sasaran Perusahaan/Pelabuhan menyusun anggaran yang berisi
harapan-harapan dimasa yang akan datang yang lebih spesifik, misalnya
produk, jasa, market share, profitability, return on investment dan
pertumbuhan.

Rencana-rencana laba disusun berdasarkan sasaran-sasaran perusahaan


yang telah ditetapkan dan dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Anggaran
umumnya dibuat setiap tahun dengan membuat tafsiran mengenai
pengeluaran untuk masing-masing Direktorat selama tahun kalender yang
akan datang.

Anggaran dari setiap Direktorat berbeda-beda satu sama lain dan


anggaran yang dipandang terlalu tinggi harus disesuaikan ke satu tingkat
yang dapat diterima oleh Direksi. Atas dasar anggaran tersebut berbagai
macam tarif yang dibebankan kepada para pemakai jasa pelabuhan
ditinjau kembali, manajemen diminta untuk berupaya meningkatkan
jumlah traffic di pelabuhan.

3. Anggaran Pendapatan dan Biaya Pelabuhan

Anggaran Pendapatan dan Biaya disebut Anggaran Rugi Laba jangka pendek
pada umumnya untuk kegiatan satu tahun yang akan datang. Perencanaan
Rugi Laba untuk beberapa tahun kegiatan dapat dibuat dengan cara
sedemikian rupa, misalnya anggaran kegiatan 5 tahun dipecah menjadi
anggaran per tahun dan setiap kali tahun anggaran itu berlalu maka akan
dikeluarkan dari rencana 5 tahun dan memasukan anggaran tahun ke 6
sebagai anggaran tahun ke 5 yang baru. System anggaran dikenal dengan
sebutan Anggaran Berputar (Rolling Budget).

6
Anggaran pendapatan untuk periode kerja 12 bulan, mulai 1 Januari harus
didasarkan atas perkiraan lalu lintas kapal dan barang dari kegiatan usaha
(jasa). Sebagai suatu rencana, ia harus mencerminkan pola perdagangan dan
daftar komoditi yang diperkirakan akan melewati pelabuhan, kapan kegiatan
tersebut terjadi dan apakah termasuk dalam kegiatan ekspor, impor atau
intersuler. Informasi ini akan membantu Syahbandar dalam hubungan
kerjanya dengan Kepala Unit Pengendalian untuk menetapkan jadwal
pengguna Dermaga. Kegiatan divisi jasa (atau bagian pemasaran) harus
merampungkan perencanaannya pada akhir bulan Agustus sebelum tahun
anggaran berjalan. Informasi dikumpulkan dari berbagai catatan/laporan
pelabuhan yang dapat membantu penyusunan trend kegiatan beberapa bulan
terakhir bersama-sama informasi lain dari Pemerintah, Asosiasi Perdagangan,
misi perdagangan luar negeri, para ekonom dan lain-lain.

Sedapat mungkin bagian pemasaran harus bertanggungjawab untuk


menyediakan data perencanaan yang tepat. Tetapi apabila terjadi perubahan
pola perdagangannya diluar perkiraanya telah dibuat maka tuntutan
tanggungjawab tersebut tidak dapat diberlakukan secara penuh. Panen yang
gagal, musim dingin yang beku atau keadaan depresi ekonomi dapat
menjadikan rencana yang ada sebagai suatu ruang kosong. Oleh karena itu
catatan atas kegiatan tersebut harus dapat dikemukakan bila dibandingkan
rencana dengan realisasi kegiatan. Meskipun demikian apabila ramalan lalu
lintas barang yang akan datang tidak dapat dibuat oleh bagian usaha maka
tugas tersebut harus dibuat oleh bagian lain.

Dari ramalan lalu lintas barang yang dibuat oleh bagian usaha yang merinci
jenis komoditas, tarif, jumlah dan waktu singgah, maka anggaran Rugi Laba
dapat disusun langkah pertama yang dikerjakan adalah membeberkan ramalan
perdagangan dihadapan Komisi Anggaran. Komisi Anggaran yang terdiri dari
beberapa bagian/departemen dalam Pelabuhan seperti bagian jasa, usaha,

7
teknik, penanganan muatan, administrasi dan sebagainya, dikooridinir oleh
Ketua Komisi dan dibantu oleh Sekretaris Komisi.

Dalam Komisi ini termasuk juga Akutansi Manajemen yang bertugas untuk
mengumpulkan, menerbitkan dan menjelaskan Laporan Anggaran Reguler.
Ramalan lalu lintas barang tersebut mencerminkan kebutuhan fasilitas untuk
penanganan barang dan penyediaan wilayah Pelabuhan serta mencerminkan
pula tingkat biaya yang akan terjadi selama periode anggaran yang akan
datang.

Bilamana biaya standar untuk suatu kelompok barang tertentu telah dihitung,
maka perhitungan kebutuhan sumber-sumber ekonomi untuk pelayanan
kegiatan Pelabuhan akan dapat dihitung pula. Sebagaimana telah
dikemukakan bahwa lalul lintas barang melewati Pelabuhan pada umumnya
terdiri dari atas berbagai macam jenis komoditi, kecuali pada pelabuhan-
pelabuhan khusus. Misalnya Pelabuhan minyak.

Bermacam-macam jenis barang ini biasanya ditangani oleh beberapa


bagian/wilayah didalam suatu pelabuhan (yang disebut pusat
pendapatan/biaya).

Atas dasar ramalan lalu lintas barang, Komisi Anggaran akan


mengalokasikannya keberbagai bagian-bagian didalam Pelabuhan. Pimpinan
dari bagian tersebut kemudian merencanakan kebutuhan masing-masing
untuk melayani kegiatan penanganan barang. Kebutuhan akan sumber-
sumber ekonomi tersebut mungkin sudah cukup tersedia di Pelabuhan, tapi
mungkin juga belum. Pada tahapan ini para pimpinan unit pelayanan jasa
harus sudah membuat daftar rincian kebutuhan untuk pelaksanaan.

8
4. Anggaran Kas Pelabuhan

Sebagai pelengkap anggaran pendapatan, harus ada rencana untuk membuat


Aktiva baru, perluasan fasilitas yang lama, pembayaran hutang yang jatuh
tempo pada tahun yang akan datang dan lainnya. Ini semua perlu dipadukan
didalam satu rangkaian Arus Kas.

Anggaran kas merupakan suatu yang penting bagi pimpinan untuk melihat
adanya surplus kas atau deficit kas dari jadwal kegiatan Pelabuhan. Anggaran
juga mencerminkan adanya suatu atau beberapa bulan tertentu dimana terjadi
surplus atau defisit kas. Berdasarkan anggaran pimpinan dapat meramalkan
arus kas yang akan terjadi dalam bulan yang akan datang. Berbagai
perencanaan dapat dibuat untuk memanfaatkan surplus kas atau apabila
terjadi defisit dapat mencari pinjaman dengan persyaratan yang lebih
menguntungkan Pelabuhan.

Bilamana sudah disebarluaskan, maka Anggaran Rugi Laba berlaku sebagai


instrument pengendali melalui perbandingan antara realisasi dengan
anggarannya.

Bila terjadi selisih (deviasi) antara realisasi dengan anggaran maka perlu
diadakan penelitian untuk menetapkan bagaimana dan mengapa deviasi
tersebut dapat terjadi. Proses untuk membuat laporan umpan balik merupakan
tanggungjawab dari Akuntan Manajemen. Apabila disuatu unit kerja tertentu
telah terjadi deviasi, maka pimpinan unit yang bersangkutan harus
memberikan penjelasan kepada Akuntansi Manajeman atau Komisi Anggaran,
mengapa terdapat perbedaan/perubahan dari anggaran yang sudah
ditentukan.

Dengan cara seperti diuraikan diatas, maka fungsi pengendalian akan dapat
berjalan. Berdasarkan angka deviasi tersebut pimpinan Pelabuhan mulai
mengadakan langkah-langkah perbaikkan. Kemungkinan volume traffic berada
9
dibawah angka yang diperkirakan. Mungkin juga terjadi volume traffic lebih
besar dari pada yang diperkirakan yang mengakibatkan terjadinya konsesti
atau tertundanya kegiatan dan karena itu diperlukan tambahan shift kerja.
Biaya bahan bakar mungkin membengkak dan hal ini berada diluar jangkauan
pengendalian pimpinan Pelabuhan. Dengan kejadian ini usaha untuk
menemukan jalan yang lebih ekonomis harus ditempuh untuk mendapatkan
alternatif penggunaan bahan bakar lain.

5. Siklus Anggaran Pelabuhan

Siklus Anggaran Pelabuhan mencakup hal-hal sebagai berikut :


a. Penyampaian usulan anggaran Pelabuhan
Direksi menyampaikan usulan anggaran kepada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari
sebelum memasuki tahun anggaran berjalan.
b. Pengesahan usulan anggaran Pelabuhan
Usulan anggaran disahkan oleh RUPS selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah tahun anggaran berjalan.
c. Pelaksanaan anggaran Pelabuhan
d. Pengawasan/pengendalian anggaran Pelabuhan
e. Pengesahan Neraca dan Rugi/Laba oleh RUPS

6. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pelabuhan (RKAP)


Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) merupakan penjabaran tahunan
dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) yang didalamnya antara lain :
a. Rencana Kerja Perusahaan
- Misi perusahaan
- Sarana usaha
- Strategi usaha
- Kebijakan usaha
- Program kegiatan

10
b. Anggaran Perusahaan
- Anggaran pendapatan usaha
- Anggaran biaya usaha
- Anggaran pendapatan dan biaya lainnya
- Anggaran pengadaan
- Anggaran tehnik dan teknologi
- Anggaran penelitian dan pengembangan
- Anggaran pengembangan SDM
- Anggaran pelestarian lingkungan
- Anggaran investasi
c. Proyeksi keuangan pokok Perusahaan
- Proyeksi Neraca
- Proyeksi Rugi/Laba
- Proyeksi arus kas
- Sumber dana dan penggunaan dana
d. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS

Untuk mengoptimalkan kegunaan Anggaran, Penyusunan Anggaran harus


memperhatikan beberapa syarat sebagai berikut :
a. Realistis; hendaknya anggaran tidak terlalu optimis dan tidak perlu terlalu
pesimis.
b. Luwes; artinya tidak terlalu kaku dan mempunyai peluang untuk
disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak
manajemen perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus
terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
c. Kontinyu; artinya membutuhkan perhatian terus menerus dan tidak
merupakan suatu usulan yang insidentil.

11
KEGIATAN BELAJAR III.-IV

LAPORAN KEUANGAN PELABUHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Laporan Neraca
b. Laporan Rugi/Laba
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Dana

2. Laporan Neraca

Laporan Keuangan (Neraca) memberikan gambaran tentang keadaan


Pelabuhan pada tanggal terakhir dari suatu periode Akuntansi yang
menunjukan (dalam satuan mata uang) mengenai modal, cadangan dan utang
dan cara menanamkan sumber-sumber ini dalam berbagai jenis Aktiva.

Neraca disusun secara sistematis sehingga memberikan gambaran posisi


keuangan pada suatu saat tertentu.

Penyajian pos-pos Neraca adalah sebagai berikut : Aktiva diklasifikasikan


menurut urutan Likuiditas, Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan Jatuh
Tempo, Ekuitas/Modal diklasifikasikan menurut Kekekalan.

Pelabuhan memperoleh sumber-sumber fisik dengan cara membeli dalam


keadaan sudah jadi misalnya Forklift atau dengan cara membangun sendiri
misalnya : Dermaga-dermaga baru.

12
Aktiva disajikan berurutan sesuai dengan tingkat likuiditas masing-masing
aktiva yaitu tingkat kecepatan pencairan aktiva tersebut menjadi uang dalam
kegiatan yang normal.

Untuk kepentingan penafsiran dan analisis, Aktiva digolongkan menjadi dua


kategori :
a. Aktiva Modal atau Aktiva Jangka Panjang; misalnya : Sarana dan
Prasarana Pelabuhan termasuk Derek, Forklift, Traktor, kendaraan jenis
peralatan, perabot, alat kantor.
b. Aktiva yang diperoleh dan kemudian digunakan dalam jangka pendek,
kelompok Aktiva ini disebut Aktiva Lancar, yang termasuk dalam kategori
ini bahan-bahan, tagihan kepada pemakai jasa Pelabuhan (disebut
Debitur), kas dan sumber jangka pendek lainnya.

Kelompok berikutnya adalah Modal sendiri yang terdiri atas modal yang disetor
oleh pemilik (dapat berupa Badan Pemerintah atau swasta yang menyediakan
dana sebagai injeksi pertama kedalam Pelabuhan, laba yang ditahan atau
disebut dana cadangan.

Apabila diperlukan tambahan Kas atau dana untuk membeli Aktiva dapat
diperoleh melalui pinjaman.
Pelabuhan, pinjaman merupakan salah satu sumber dana utama disebagian
besar Pelabuhan dimana modal pinjaman ini harus dibayar kembali
dikemudian hari.

Lembaga penyandang dana pinjaman misalnya : Bank, Perusahaan Asuransi


dan Lembaga-lembaga keuangan lainnya (Kreditur Jangka Panjang). Sumber
dana yang tersedia bagi perusahaan juga berasal penangguhan pembayaran
atas tagihan yang diterima dari pemasok barang, jasa, peralatan dan lain-lain.

13
Pinjaman dari kreditur jangka pendek dan kreditur jangka panjang disebut
utang perusahaan, utang pajak yang akan dibayar oleh Pelabuhan ke Kas
Negara juga merupakan sumber dana.

Utang lancar atau utang jangka pendek umumnya harus dibayar dalam jangka
satu tahun meliputi : utang dagang, upah dan gaji.
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
misalnya : utang obligasi dan utang jangka panjang lainnya.

Bentuk Neraca :

PT (Persero) PELABUHAN II
NERACA
PER 31 DESEMBER 2013

AKTIVA LANCAR : HUTANG LANCAR


Kas XX Hutang Gaji XX
Piutang Jasa XX Hutang Sewa XX
Bahan-Bahan XX
Total Aktiva Lancar XX Total Hutang Lancar XX
AKTIVA TETAP HUTANG JANGKA PANJANG
Tanah XX Obligasi XX
Dermaga XX Hipotek XX
Gudang Terbuka XX Total Hutang Jangka Panjang XX
Gudang Tertutup XX Modal Sendiri
Gedung Kantor XX Modal Saham XX
Forklif XX Laba yang ditahan XX
Traktor XX Cadangan XX
Derek XX Modal Sendiri XX
Kendaraan XX
Peralatan Kantor XX
Total Aktiva Tetap XX
Total Aktiva XX Total Pasiva XX

3. Laporan Rugi/Laba

Laporan Rugi/Laba disusun secara sistimatik agar memberikan gambaran


mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu.

14
Penyajian Laporan Rugi/Laba adalah sebagai berikut :
Memuat secara rinci unsur penghasilan dan beban sesuai dengan jenis dan
fungsi pada Perusahaan. Penghasilan dan beban dari kegiatan usaha, diluar
pos luar biasa, dipisahkan dan disusun dalam bentuk Staffel.

Laporan Rugi/Laba ini mengikhtisarkan hasil-hasil usaha suatu Pelabuhan


selama suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mata uang.
Laporan ini disebut juga laporan penghasilan atau laporan laba.

Apabila pendapatan lebih besar dari pada biaya disebut laba, sebaliknya
apabila pendapatan lebih kecil dari biaya disebut rugi.

Pendapatan Pelabuhan berasal dari pelayanan jasa pelabuhan dengan


ketentuan mengenai tarif Pelabuhan, biaya Pelabuhan terdiri dari : biaya
personil/pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, biaya pengerukan,
biaya penyusutan dan lain-lain.

Cara lain dalam memperoleh sumber untuk Pelabuhan adalah melalui subsidi.
Dana bantuan yang berasal dari pemerintah. Ini dimaksud untuk menjamin
kelancaran keuangan Pelabuhan.
Misalnya : dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah beberapa jenis
barang tertentu yang lewat Pelabuhan mungkin dikenai tarif yang lebih rendah
dari pada biaya sesungguhnya.
Oleh karena itu diperlukan subsidi sebagai konpensasi atas pendapatan
Pelabuhan yang hilang.

15
PENDAPATAN DAN BIAYA PELABUHAN

A. Pendapatan Pelabuhan

Dimaksud pendapatan Pelabuhan adalah sebagai hasil dari pelayanan jasa


yang telah diberikan baik yang telah maupun yang belum terbit tagihannya.
Disini titik beratkan pada terjadinya transaksi pelayanan jasa pada suatu
periode yang dihasilkan atas pelayanan jasa harus sama dengan pendapatan
hasil perhitungan produksinya.

Mengingat pendapatan ini merupakan factor pokok dalam pembiayaan


kegiatan perusahaan, maka pengendalian pendapatan sangat diperlukan agar
tidak terjadi kebocoran pendapatan yang merugikan perusahaan.
Pendapatan dapat diperoleh dari kegiatan operasional maupun non opersional
atau sering dinamakan pendapatan diluar perusahaan antara lain : hasil bunga
Bank, selisih kurs, laba penjualan asset.

Komponen pendapatan dapat digolongkan sebagai berikut :


1) Pendapatan Pelayanan Kapal
Pendapatan ini berasal dari pendapat yang diperoleh dari penyediaan
fasilitas atau penyediaan jasa kapal. Sejak dari kapal berlabuh,
pemanduan, penggandengan dengan kapal tunda sampai penambatan
kapal di dermaga serta pengisian air ke kapal.
Dari kegiatan diatas, pendapatan menjadi :
- Pendapatan labuh
- Pendapatan penundaan
- Pendapatan pemanduan
- Pendapatan tambat
- Pendapatan air bersih

16
2) Pendapatan Pelayanan Barang
Pendapatan yang diperoleh dari penyediaan fasilitas bongkar muat barang
sejak dari lambung kapal melewati Dermaga, masuk gudang atau
lapangan penumpukan.
Dari kegiatan pelayanan jasa diatas, perincian pendapatan sebagai berikut
:
- Pendapatan dermaga
- Pendapatan gudang penumpukan
- Pendapatan lapangan penumpukan
3) Pendapatan Pelayanan Terminal Konvensional
Pendapatan yang menyelenggarakan pelayanan bongkar muat barang
umumnya mendirikan semacam anak perusahaan bongkar muat (PBM).
Kegiatan pelayanan bongkar muat menghasilkan pendapatan dari kegiatan
sejak barang diturunkan dari kapal ke Dermaga (Stevedoring),
memindahkan dari Dermaga ke gudang atau lapangan penumpukan
(Cargodoring) sampai dengan penyerahan barang ke pemilik (Delivery)
atau sebaliknya penerimaan barang dari pemilik (Receiving), Cargodoring
dan Stevedoring (memuat ke kapal) disamping itu kadang-kadang ada
kegiatan pemindahan barang dari gudang atau lapangan penumpukan ke
tempat penumpukan yang ditunjuk yang dinamakan Overbrengen, juga
ada kalanya menyewakan alat-alat kerja serta kegiatan-kegiatan bongkar
lainnya.
4) Pendapatan Pelayanan Terminal Peti Kemas
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pelayanan usaha terminal peti kemas
(UTPK). Kegiatan bongkar muat peti kemas dilokasi yang telah ditetapkan
sebagai UTKP umumnya dilakukan langsung oleh PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia melalui anak perusahaan bongkar muat peti kemas. Pada
beberapa pelabuhan UTPK semacam ini hanya melayani kegiatan ekspor
dan impor, sedang kegiatan antar pulau dilaksanakan pada terminal

17
konvensional yang dilayani oleh PBM milik PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia maupun swasta.
5) Pendapatan Pengusahaan Tanah, Bangunan dan Listrik (TBL)
Pendapatan ini diperoleh dari hasil kegiatan pemanfaatn tanah dan
bangunan dalam suatu kontrak yang disepakati, serta persewaan
penerangan listrik untuk kegiatan bongkar muat barang baik di Dermaga,
di gudang maupun di lapangan.
Dari kegiatan ini pendapatan dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan tanah
- Pendapatan bangunan
- Pendapatan listrik
6) Pendapatan Pelabuhan Khusus dan Dermaga Khusus
Pendapatan Pelabuhan Khusus saat ini tidak diadakan lagi mengingat
adanya ketentuan bahwa pendapatan di Pelabuhan Khusus merupakan
pendapatan dari Pelabuhan yang tidak diusahkan. Dengan demikian
pendapatan ini hanya terbatas pada pendapatan Dermaga Khusus.
Dari kegiatan di Dermaga Khusus ini dengan perincian sebagai berikut :
- Pendapatan labuh
- Pendapatan tambat
- Pendapatan dermaga

7) Pendapatan Kerjasama/KSO
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pengembangan usaha berupa
kerjasama usaha baik merupakan kerjasama operasi (KSO), Kontrak
Manajemen (KM), BOT dan sebagainya, yang umumnya harus
mendapatkan persetujuan Kementerian Perhubungan maupun
Kementerian Keuangan.
Untuk kerjasama usaha yang hanya bersifat bagi hasil akibat adanya suatu
konsensi seperti restibusi tunda swasta, bagi hasil atas kegiatan bongkar

18
muat barang yang dilakukan oleh pihak ketiga dimasukan dalam
pendapatan ini .
- Pendapatan restibusi tunda swasta
- Pendapatan sharing bongkar muat
- Pendapatan kontrak manajemen
- Pendapatan BOT dan sebagainya

8) Pendapatan Rupa-rupa
Pendapatan ini diperoleh dari kegiatan rupa-rupa selain kegiatan pokok
Pelabuhan, antara lain terdiri dari kegiatan penjualan pas masuk
Pelabuhan, imbalan jasa terhadap alat-alat bongkar muat swasta yang
beroperasi didaerah kerja Pelabuhan, pemberian jasa konstruksi, serta
usaha-usaha lain pada Pelabuhan masing-masing.
Dari kegiatan diatas pendapatan ini dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan pas pelabuhan
- Pendapatan restribusi/imbalan jasa
- Pendapatan perbengkelan
- Pendapatan jasa konstruksi
- Pendapatan rupa-rupa lainnya

9) Pendapatan diluar Usaha


Pendapatan ini diperoleh dari kegiatan diluar usaha penyediaan fasilitas
Pelabuhan teridiri dari :
- Laba selisih kas
- Laba selisih persediaan
- Laba selisih KRURS
- Laba penjualan surat berharga
- Pendapatan denda
- Pendapatan jasa giro
- Pendapatan bunga deposito

19
- Pendapatan deviden
- Pendapatan bunga obligasi
- Laba penjualan aktiva tetap
- Pendapatan diluar usaha lainnya

B. Biaya Pelabuhan

1) Biaya adalah beban perusahaan yang harus dikeluarkan yang


berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengeluaran biaya atau beban dimaksud harus dapat dihitung dan
dipertangungjawabkan berdasarkan kriteria :
a. Dikeluarkan dalam usaha untuk menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan.
b. Tidak dapat dimanfaatkan untuk periode Akuntansi berikutnya.
c. Tidak mungkin dihindari.

2) Semua biaya yang terjadi dikelompokan dalam struktur sebagai berikut :


a. Berdasarkan jenis kegiatan
Biaya yang terjadi dikelompokan sesuai biaya yang bersangkutan
dalam hubungannya dengan aktivitas perusahaan secara keseluruhan,
yaitu biaya operasional langsung (BOL), biaya operasional tidak
langsung (BOTL), biaya penunjang operasi (BPO) dan biaya
pengelolaan kantor pusat (BPKP).
b. Berdasarkan pusat pelayanan/pusat biaya
Biaya yang terjadi dikelompokan menurut terjadinya biaya sesuai
dengan tingkat dan jenis kegiatan pelayanan jasa yang menerima
manfaatnya. Pusat pelayanan adalah tempat-tempat dimana terjadi
pendapatan dan biaya, sedangkan pusat biaya adalah ada tempat-
tempat dimana hanya terjadi biaya saja.

20
c. Berdasarkan Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya
Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya merupakan rincian dari Pusat
Pelayanan/Pusat Biaya, dimana Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya
adalah tempat terjadinya pendapatan dan atau biaya yang terendah
ditingkatnya.
Pembagian struktur biaya tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan
bahwa biaya Pelabuhan mempunyai struktur tertentu dalam kaitannya
dengan tingkat jenis kegiatan yang dilaksanakan. Makin rendah suatu
strata biaya makin terinci macam dan jenis biaya yang ada.
d. Biaya Pegawai
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua biaya yang dibayarkan
kepada Pegawai baik yang bersifat rutin, seperti gaji, tunjangan-
tunjangan ataupun yang bersifat insidentil seperti lembur dan
sebagainya.
e. Biaya Bahan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk pengadaan bahwa seperti BBM, bahan makanan,
air, listrik, telephone, obat-obatan, bahan medis dan perlengkapan
dan lain-lain.
f. Biaya Pemeliharan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memelihara Asset/alat produksi atau siap operasi.
g. Biaya Penyusutan
Adalah biaya yang dibebankan perusahaan sehubungan pemakaian
Aktiva/Alat produksi didalam operasi perusahaan.
h. Biaya Asuransi
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pertanggungan atas aktiva dan keselamatan kerja.

21
i. Biaya Sewa
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan sewa
penggunaan fasilitas/peralatan yang bukan milik perusahaan.
j. Biaya Administrasi Kantor
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan
penyelenggaraan administrasi dan keperluan kantor antara lain
meliputi biaya cetak/fotocopy, kertas, alat tulis, surat kawat, surat
kabar jamuan rapat, bunga bank dan lain-lain.
k. Biaya Umum
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pengelolaan perusahaan yang tidak dapat dikelompokan dalam jenis-
jenis biaya seperti tersebut pada butir a s/d g dan l (biaya penugasan)
seperti: perjalanan dinas, penyisihan piutang, keamanan pelabuhan,
promosi, pajak olahraga dan kesenian, pakaian dinas, bantuan sosial
dan lain-lain.
l. Biaya Penugasan
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak ada kaitannya
dengan pengelolaan perusahaan dalam pelayanan jasa kepelabuhan,
akan tetapi didasarkan pada perintah dari instansi Pemerintah yang
terkait dengan Pelabuhan seperti : biaya pemeliharaan jalur, biaya
penunjang kegiatan Departemen Teknis dan lain-lain.
Biaya penugasan ini tidak tercakup dalam struktur biaya Pelabuhan
Cabang (BOL, BOTL, BPO) tetapi seluruhnya ditampung dalam biaya
pengelolaan kantor pusat. Biaya penugasan tidak turut diperhitungkan
dalam perhitungan biaya satuan pelayanan jasa Pelabuhan karena
biaya-biaya tersebut tidak dikaitannya dengan operasi pelayanan jasa
Pelabuhan.
m. Identifikasi jenis kegiatan, pusat biaya/pusat pelayanan, sub pusat
biaya, sub pusat pelayanan

22
Ditinjau dari keseluruhan efektifitas perusahaan, maka kegiatan
perusahaan dapat dibagi kedalam 3 (tiga) jenis kegiatan utama, yaitu:
1) Kegiatan operasi
2) Kegiatan penunjang operasi
3) Kegiatan pengelolaan

3. Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang menangani


pelaksanaan pelayanan jasa (Divisi Operasional) kegiatan operasi ini
dibedakan menjadi :
a. Kegiatan operasi langsung
Kegiatan operasi langsung adalah kegiatan operasional dilapangan
yang diselenggarakan oleh suatu Pelabuhan dalam rangka
menjalankan fungsinya yang berhubungan langsung dengan
penyediaan fasilitas/sarana untuk kelancaran arus kapal dan barang.
b. Kegiatan operasi tak langsung
Kegiatan operasi tak langsung adalah kegiatan Divisi/Dinas operasional
yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan operasional
Pelabuhan yaitu meliputi perencanaan dan pengendalian pelayanan
jasa.
Biaya-biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan operasi
langsung disebut Biaya Operasi Langsung (BOL) sedang yang
berkaitan dengan Operasi Tak Langsung disebut Biaya Operasi Tak
Langsung (BOTL).
Kegiatan penunjang operasi adalah kegiatan perusahaan yang
diselenggarakan untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa
dicabang-cabang Pelabuhan yang meliputi kegiatan pemelihara dan
perbaikan (Divisi Tehnik), Keuangan (Divisi Keuangan), serta kegiatan
Adminstrasi Umum (Bagaian Umum). Biaya-biaya yang berkaitan
dengan kegiatan penunjang operasi disebut Biaya Penunjang Operasi
(BPO).

23
Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang diselenggara kantor pusat
untuk pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan dengan kegiatan
pengelolaan disebut Biaya Pengelolaan.
Keempat jenis kegiatan pokok tersebut dapat diuraikan lebih lanjut
kedalam pusat-pusat biaya/pelayanan. Pusat biaya/pelayanan dapat
diuraikan lagi menjadi sub pusat biaya/sub pusat pelayanan yang
merupakan tempat terendah dari terjadinya biaya atau pendapatan.
Kegiatan diluar operasi/usaha adalah kegiatan perusahaan yang tidak
termasuk dalam kegiatan operasi maupun penunjang operasi. Biaya-
biaya yang berkaitan dengan kegiatan diluar operasi/usaha disebut
Biaya Diluar Usaha (BDU) tidak diselenggarakan pusat-pusat
biaya/pelayanan dalam kegiatan diluar usaha.

4. Laporan Arus Kas (Cashflow)

Tujuan dan kegunaan laporan


Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
Arus kas merupakan jiwa (life blood) bagi setiap perusahaan dan fundamental
bagi eksitensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah
perusahaan membayar semua kewajibannya.

Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas suatu perusahaan dengan
mengklarifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama periode Akutansi tertentu. Dengan demikian tujuan utama

24
laporan kas adalah untuk memberikan kepada para penguna informasi tentang
mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode akuntansi.

5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Analisa sumber dan penggunaan atau sering juga disebut analisa dana
merupakan alat analisa financial sangat penting bagi Manajer Keuangan,
disamping alat-alat financial lainnya.

Tujuan utama dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui bilamana dana
digunakan dan bagaimana data tersebut dibiayai, dengan kata lain dengan
analisa aliran dana akan dapat diketahui darimana datangnya dana dan untuk
apa dana itu digunakan. Suatu persoalan disebut laporan sumber dan
penggunaan dana.
Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting
artinya bagi Bank dalam meneliti permintaan kredit yang diajukan kepadanya.
Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui
bilamana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.

Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama


yang harus dilakukan adalah membuat laporan perubahan Neraca yang
disusun dari Neraca dua tahun yang berurutan.
Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen Neraca
tersebut perlu dilakukan analisis, yakni elemen mana saja yang memperbesar
dana dan elemen yang memperkecil dana.
Elemen yang memperbesar dana akan menjadi sumber dana dan elemen
untuk memperkecil dana akan menjadi pengunaan dana.
Ada 2 (dua) pengertian dana yang digunakan dalam analisa sumber dan
penggunaan dana yaitu :
a. Dana dalam arti sempit yaitu Kas
b. Dana dalam arti luas yaitu modal kerja

25
BENTUK LAPORAN RUGI LABA

Laporan Rugi/Laba
PT (Persero) PELINDO
Per 31 Desember 2012

A. PENDAPATAN
Pendapatan Usaha :
1. Pelayanan kapal xx
2. Pelayanan barang xx
3. Pelayanan terminal konvensional xx
4. Pelayanan terminal peti kemas xx
5. Pengusahaan tanah, bangunan dan listrik (TBL) xx
6. Pelabuhan khusus dan dermaga khusus xx
7. Kerjasama usaha (KSO) xx
8. Rumah sakit/PHC xx
9. Rupa-rupa usaha xx
Total Pendapatan Rp. xx

B. BIAYA
Biaya Usaha :
1. Biaya pegawai xx
2. Biaya bahan/persediaan xx
3. Biaya pemeliharaan xx
4. Biaya penyusutan xx
5. Biaya asuransi xx
6. Biaya sewa xx
7. Biaya adminstrasi kantor xx
8. Biaya umum xx
Total Biaya Rp. xx
C. Saldo Laba/Rugi Rp. xx

26
KEGIATAN BELAJAR V-VI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PELABUHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Kegunaan analisa Laporan Keuangan Pelabuhan.
b. Penggunaan Rasio-rasio Laporan Keuangan dalam pengambilan
keputusan.
c. Rasio analisa laporan keuangan pelabuhan.
d. Perbandingan antar pelabuhan.

2. Kegunaan Analisa Laporan Keuangan Pelabuhan

Analisa laporan keuangan merupakan unsur pengerak untuk mengadakan


penyelidikan lebih lanjut mengenai sebab-sebab dan akibatnya. Apabila tugas
ini dilakukan tanpa diikuti dengan tindak lanjut, maka hanya akan membuang
tenaga dan dana. Dengan bantuan analisa rasio dan teknik peramalan yang
memadai, manajemen pelabuhan dapat membuat prediksi dalam batas yang
rasional mengenai tingkat likuiditas dan rentabilitas pelabuhan. Dan dengan
pengetahuan ini dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang perlu, misalnya
membantu kebijakan tarif sehingga dapat memperbaiki situasi keuangan
pelabuhan.

27
3. Penggunaan Rasio-rasio Laporan Keuangan Pelabuhan dalam
Pengambilan Keputusan

Tujuan informasi keuangan adalah untuk memberikan dasar yang dapat


membantu proses pengambilan keputusan. Meramal dan menilai prestasi
suatu pelabuhan menyangkut penelaahan terhadap banyak faktor, termasuk
volume dan tipe lalu lintas pelayaran, produktifitas dan sebagainya. Analisa
laporan keuangan merupakan pelengkapan dari tugas-tugas tersebut laporan
keuangan Neraca dan Laporan Rugi Laba menggambarkan keadaan keuangan
menyangkut tiga tipe perbandingan :
a. Perbandingan pos-pos didalam laporan keuangan untuk satu periode.
b. Perbandingan yang mencakup beberapa periode.
c. Perbandingan diantara beberapa pelabuhan.
Perbandingan-perbandingan diatas dapat dilakukan dengan menggunakan
presentase, rasio, trend atau kenaikkan/penurunan.

Neraca dan laporan rugi laba yang angka-angkanya dinyatakan dalam


presentase akan menghasilkan ukuran yang bermanfaat, yaitu dengan
mencantumkan angka 100% pada total aktiva dapat diketahui proporsi dari
aktiva total aktiva. Dengan cara yang sama jika total hutang ditambah modal
adalah 100%, maka dapat diketahui bagaimana sumber-sumber dana itu
didistribusikan yaitu apakah pelabuhan lebih menyandarkan pada sumber
pembiayaan intern atau eksteren. Dengan menerapkan teknik yang sama,
kedalam Laporan Rugi/Laba, maka akan Nampak peranan suatu sumber
pendapatan atau suatu biaya tertentu apabila data yang Nampak didalam
Laporan Keuangan diganti dalam bentuk rasio, maka akan diperoleh
kesimpulan yang sama dengan teknik diatas. Namun demikian perlu
dinyatakan disini bahwa dalam mengadakan penelaahan hendaknya
dipertimbangkan rasio-rasio itu secara keseluruhan dan tidak secara terpisah

28
karena rasio-rasio akan mempunyai manfaat jika diantara rasio-rasio itu
terdapat rangkaian atau hubungan antara satu dengan lainnya.

4. Rasio-rasio Laporan Keuangan Pelabuhan

Rasio dapat dikelompokan sebagai berikut :


a. Rasio Laba (Rentabilitas/Profitabilitas)
Ada beberapa rasio yang dapat menunjukan atau membantu dalam
pengukuran kemampuan menghasilkan laba salah satu diantaranya adalah
Return on Investment yang dapat dihitung sebagai berikut :
1) Return on Total Assets = (Laba Bersih/Total Aktiva) x 100%
= ...%
2) Return on Total Capital = (Laba bersih/Modal Sendiri) x 100%
= ...%

Nama maupun unsur-unsur yang terlebih dalam rasio ini berbeda-beda di


Negara yang satu dengan yang lainnya, oleh karena itu jika hendak
memperbandingkan, haruslah diteliti dahulu apakah kedua rasio yang akan
diperbandingkan itu mempunyai dasar atau unsur-unsur yang sama.

Rasio lain yang berguna khususnya jika pelabuhan memerlukan pinjaman


adalah Rasio Time Interest Earned.
Time Interest Earned =
(Laba Usaha (tidak termasuk pajak)/biaya bunga) x 100% = . . .%

Yang menunjukan kemampuan menutupi utang melalui operasi normal.

b. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukan kemampuan pelabuhan untuk menemui kewajiban
keuangan jangka pendek yang pada umumnya dapat diukur dengan :

29
Current Ratio = (aktiva lancar/utang lancer) x 100%
= . . .%
Acid Tesl Ratio = (quick assets/current liabilitres) x 100%
= . . .%

Quick assets meliputi kas, surat berharga dan piutang tidak termasuk
persediaan atau pos-pos lain yang tidak dapat segera dicairkan.

c. Rasio Aktivitas
Rasio-rasio ini menunjukan aspek keuangan dari operasi pelabuhan dan
pengelolaannya beberapa diantaranya adalah :

(Rata-rata piutang per tahun/rata-rata pendapatan harian) x . . . kali

Menghasilkan perputaran piutang yang dinyatakan dalam hari. Rasio ini


berguna untuk mengukur efisiensi penagihan piutang atau kebijakan kredit
kepada pemakai jasa pelabuhan yaitu :

(Laba bersih/total pendapatan) x 100% = . . .%

d. Rasio Struktur (Leverage)


Rasio ini menunjukan komposisi keuangan pelabuhan. Beberapa
diantaranya yaitu :

(utang jangka panjang/utang jangkapanjang+modal sendiri)x100% = . .%

Menunjukan perbandingan antara sumber-sumber dana jangka panjang


yang berasal dari pihak luar dengan yang berasal dari dalam pelabuhan.

(Total modal sendiri/Total Utang+Modal Sendiri) x100% = . . .%

30
Menunjukan perbandingan antara sumber-sumber dana intern dengan
total sumber.

Perlu ditekankan bahwa rasio-rasio sebagaimana disebutkan diatas


diperoleh dari Laporan Keuangan dengan tujuan untuk menganalisa
Laporan Keuangan tersebut. Rasio-rasio dan indikator lain yang diperlukan
untuk kepentingan manajemen sehari-hari Pelabuhan diperoleh langsung
dari rekening-rekening yang dikombinasi dengan data operasional.

Perbandingan yang mencakup beberapa periode menggunakan rasio-rasio


yang berasal dari tahun yang sama, meskipun mempunyai beberapa
manfaat namun tidak lengkap sehingga menafsirkannya dapat keliru.
Dengan menelaah angka-angka dari beberapa dalam menentukan arah
perkembangan pelabuhan. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan factor-
faktor yang bersifat transitoris dan yang bersifat permanen. Hal ini perlu
dilakukan agar diperoleh gambaran yang lebih tepat mengenai arah
perkembangan pelabuhan.

Langkah pertama dan yang paling sederhana adalah menyajikan laporan


keuangan untuk beberapa periode yang berurutan sehingga tiap-tiap pos
kapal diperbandingkan. Dengan melakukan ini maka arah perkembangan
dan perubahan yang terjadi dapat diamati dan diukur sehingga dapat
diambil langkah-langkah yang perlu untuk memperbaiki prestasi keuangan
masa yang akan datang.

Perbandingan juga dapat dilakukan dalam bentuk rasio-rasio yang


diperoleh dari beberapa periode yang berurutan untuk memperoleh
gambaran yang lebih baik mengenai situasi keuangan pelabuhan.

31
Kegunaan lain dari rasio-rasio yang berasal dari beberapa periode adalah
keperluan penyusunan proyeksi keuangan yang dikaitkan dengan
informasi operasional dan informasi lainnya dan dapat menjadi dasar yang
lebih baik untuk penyusunan rencana jangka panjang bagi pelabuhan.

5. Berdasarkan tujuan dari analisa ratio, maka analisa laporan


keuangan dapat dibagi :
a. Rasio likuiditas
Untuk mengetahui posisi keuangan jangka pendek.
Contohnya :
1) Current Ratio
2) Cash Ratio
3) Acid Test Ratio

b. Rasio leverage
Untuk mengetahui struktur modal dan solvabilitas.
Contohnya :
1) Total debt to equity ratio
2) Total debt to total capital assets
3) Long term debt to equity ratio
4) Time interest earned ratio

c. Rasio Activitas
Untuk mengetahui penggunaan aktiva.
Contohnya :
1) Total assets turn over
2) Inventory turn over
3) Receivable turn over
4) Working capital turn over

32
d. Rasio Profitabilitas
Untuk mengetahui hasil operasional perusahaan.
Contohnya :
1) Gross profit margin
2) Operating profit margin
3) Net profit margin
4) Return on investment (ROI)
5) Return of equity (ROE)

Hasil analisa diperbandingkan dengan perusahaan yang sejenis, agar


gambaran yang besar dapat diketahuinya apakah baik atau tidak. Dengan
cara membandingkan hasil analisa ratio, maka para pengambil keputusan
dapat menentukan langkah-langkah untuk perbaikan dari perusahaan.

Ratio keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan :


Ratio likuiditas :
1) Current Ratio :
Aktiva Lancar
X 100% = . . . . . . .
%
Hutang Lancar

2) Cash Ratio :
Kas + Efek
X 100% = . . . . . . .
%
Hutang Lancar

3) Quick Ratio/Acid Test Ratio :


Aktiva Lancar – Persediaan
X 100% = . . . . . . .
%
Hutang Lancar

33
4) Net Working Capital :
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
X 100% = . . . . . . .
%
Aktiva Lancar

Ratio leverage :
1) Total debt to equity ratio :
Total Hutang
X 100% = . . . . . . .
%
Modal Sendiri

2) Total debt to total capital assets :


Total Hutang
X 100% = . . . . . . .
%
Aktiva

3) Long term debt to equity ratio :


Hutang Jangka Panjang
X 100% = . . . . . . .%
Aktiva

4) Time interest earned ratio :


EBIT
X 100% = . . . . . . .
%
Bunga Hutang Jangka Panjang

Ratio Aktivitas :
1) Total assets turn over :
Penjualan Netto
X kali = . . . . . . kali
Total Aktiva

34
2) Inventory turn over :
HPP
X kali = . . . . . . kali
Inventory Rata-rata

3) Receivable turn over :


Penjualan Kredit
X kali = . . . . . . kali
Rata-rata Piutang

4) Working capital turn over :


Penjualan Netto
X kali = . . . . . . kali
Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Ratio Profitabilitas :
1) Gross profit margin :
Penjualan Netto - HPP
X kali = . . . . . . kali
Penjualan Netto

2) Operating profit margin (operating income ratio) :


Biaya Operasi
X kali = . . . . . . kali
Penjualan Netto

3) Net profit margin :


Keuntungan Netto Sesudah Pajak
X kali = . . . . . . kali
Penjualan Netto

4) Return on investment :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak
X kali = . . . . . . kali
Total Aktiva

35
5) Return on equity :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak
X kali = . . . . . . kali
Modal Sendiri

6. Perbandingan antar Pelabuhan

Perbandingan semacam ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh


perbandingan pelabuhan selama beberapa tahun. Perkembangan ini juga
penting untuk membandingkan apa yang telah dicapai suatu pelabuhan
dengan pelabuhan lainnya. Pimpinan dapat menarik banyak kesimpulan dari
hasil perbandingan tersebut. Dalam hal ini tidak dikemukakan tentang
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam membuat perbandingan-
perbandingan tersebut. Adalah tidak realistik jika kita mengharapkan suatu
perbandingan informasi keuangan pelabuhan-pelabuhan diseluruh dunia.
Namun demikian akan sangat bermanfaat apabila pelabuhan-pelabuhan
disuatu Negara (Regional) jika dapat mendirikan suatu lembaga khusus yang
menangani masalah ini.

36
KEGIATAN BELAJAR VII-VIII.

PENGELOLAAN MODAL KERJA

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Manajemen Modal Kerja.
b. Manajemen Kas
c. Manajemen Piutang
d. Manajemen Persediaan

2. Manajemen Modal Kerja

A. Pengertian-Pengertian
1) Weston & Copeland; Modal kerja adalah analisa saling hubungan
antara Aktiva Lancar dengan Kewajiban Lancar.
2) Gijman; Modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan
bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk kebentuk lain
dalam suatu kegiatan bisnis.
3) Petty, Keown, Scott & Martin; Modal kerja sebagai investasi
perusahaan dalam harta lancar :
a) Invenstasi dalam harta jangka pendek
b) Investasi dalam harta lancar (current assets)
4) Manajemen modal kerja
a) Western & Brighmam
Manajemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
jangka pendek : Kas, Surat-surat berharga (efek), Piutang dan
Persediaan
37
b) Manajemen modal kerja meliputi :
Administrasi harta lancar dan hutang lancar yang mempunyai
fungsi utama antara lain :
- Menyesuaikan tingkat volume penjualan dengan penjualan
musiman
- Membantu perusahaan memaksimalkan nilainya dengan cara
merumuskan biaya modal dan menaikan laba.

B. Klasifikasi Modal Kerja


1. Modal kerja kotor (gros working capital) adalah jumlah harta lancar
atau konsep yang mendasarkan pada kuantitas dari pada yang
tertanam dalam unsur-unsur harta lancar.
2. Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar dikurangi
hutang lancar atau konsep yang mengkaitkan dengan jumlah hutang
yang lancar atau hutang yang harus segera dibayar.
3. Modal kerja fungsional adalah fungsinya harta lancar dalam
menghasilkan pendapatan saat ini (current income) atau konsep yang
mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan
(income).
4. Modal kerja potensial adalah terdiri dari efek dan surat berharga
(saham & obligasi) yang mudah dipasarkan dan bersarnya keuntungan
termasuk dalam jumlah piutang.

C. Tujuan dan Pentingnya Manajemen Modal Kerja


1. Tujuan
a) Untuk menjamin agar kebutuhan perusahaan tetap dapat dibiayai
dengan lancar
b) Untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan hutang
lancar sedemikian rupa sehingga modal kerja bersih yang
diinginkan tetap dapat dipertahankan

38
2. Pentingnya
a) Lebih dari sebagian besar harta perusahaan merupakan harta
lancar sehingga perlu diperhatikan dan pengendaliannya.
b) Ada hubungan antara pertumbuhan produksi dengan kebutuhan
untuk membiayai harta lancar.
c) Seberapa besar Manajer Keuangan waktunya untuk tugas yang
menyangkut modal kerja.
d) Khusus bagi perusahaan kecil, Manajemen modal kerja sangat
penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari
pasar modal.

D. Kebutuhan Modal Kerja


1. Pertimbangan trade off antara profibilitas dan resiko
Modal kerja netto adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Pada
perusahaan khususnya perusahaan pelayaran sering terjadi beberapa
resiko sebagai berikut :
a) Kalau aktiva lancar lebih kecil dari pada utang lancar, berarti
modal kerja netto negative sehingga tidak sedia lagi modal kerja
karena untuk membayar utang lancar saja masih kurang.
Akibatnya, setiap pembiayaan dilakukan dengan kredit/utang lagi
dan tentu saja kreditor akan membebankan bunga terselubung.
b) Umumnya pada bunga terselubung, untuk biaya operasi sudah
terlebih dahulu dikeluarkan/dibiayai, tetapi seringkali penerimaan
freight belakang apabila pada freight collect (freight yang dibayar
di pelabuhan tujuan oleh consignee).
c) Namun, sebaliknya juga kalau modal kerja netto terlalu banyak
atau current ratio terlalu besar, maka perusahaan terkesan
mempunyai uang nganggur pada aktiva lancar tersebut.

39
2. Jumlah kebutuhan modal kerja
Kebutuhan modal kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Metode keterkaitan dana
Pada Pelabuhan perlu diperhitungkan kapan pendapatan akan
diterima dan kapan biaya-biaya operasi (biaya bongkar muat,
biaya pelabuhan, agen) perlu dibayar. Perencanaan ini dapat
dibuat dalam perencanaan cashflow bulanan.
b. Umumnya pada bunga terselubung, untuk biaya operasi sudah terlebih
dahulu dikeluarkan/dibiayai, tetapi seringkali penerimaan pendapatan
belakang apabila pada pendapatan collect (pendapatan yang dibayar di
pelabuhan tujuan oleh consignee).

c. Namun, sebaliknya juga kalau modal kerja netto terlalu banyak atau
current ratio terlalu besar, maka perusahaan terkesan mempunyai uang
nganggur pada aktiva lancar tersebut.

3. Jumlah Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Metode keterikatan dana

Pada Pelabuhan perlu diperhitungkan kapan pendapatan akan diterima


dan kapan biaya-biaya operasi (biaya bongkar muat, biaya pelabuhan,
agen) perlu dibayar. Perencanaan ini dapat dibuat dalam perencanaan
cashflow bulanan.

b. Metode perputaran modal kerja

Mengambil contoh Neraca per 31 Desember PT. (Persero) Pelabuhan II


(dalam miliar rupiah)

40
2010 2011 2010 2011
- Kas/Bank 12 15 - Utang Usaha 10 11
- Piutang 16 20 - Utang Pokok III 5 6
- Persediaan 1 1,2 - Utang Pajak dll 3 4
Total Aktiva Lancar 29 36,2 Total Utang Lancar 18 21
- Aktiva Tetap Net 71 67,2 - Utang Jangka Panj. 9 5
Modal Sendiri 73 77,4
Total Aktiva 100 103,4 100 103,4

Rugi/Laba tahun 2011 sebagi berikut :

Penjualan (Pendapatan Pelabuhan) 101


Biaya Variabel 55
Laba Kontribusi 46
Biaya Tetap 38
Laba Usaha 8
Beban Bunga 1,7
Laba sebelum pajak 6,3
Pajak 30% 1,9
Laba Setelah Pajak 4,4

Dalam metode ini kebutuhan modal kerja dihitung dengan


memperhatikan perputaran masing-masing komponen aktiva lancar
kecuali persediaan, karena persediaan dikapal maupun dikantor tidak
untuk dijual. Tetapi akan dimanfaatkan untuk keperluan kelancaran kapal
maupun kelancaran kerja dikantor.

3. MANAJEMEN KAS
a. Pengatur kas
Perputaran kas = Pendapatan pelabuhan dibagi rata-rata kas

Perputaran Piutang = Pendapatan pelabuhan dibagi rata-rata piutang

41
Sesuai data diatas :

Rata-rata kas = 12 + 15 : 2 = 27 : 2 = 13,5

Rata-rata piutang = 16 + 20 : 2 = 36 : 2 = 18

Maka perputaran komponen-komponen aktiva lancar sebagai berikut :

Perputaran Kas = 101 : 13,5 = 7,8 kali per tahun

Perputaran Piutang = 101 : 18 = 5,61 kali per tahun

Dengan demikian periode keterikatan dananya sebagai berikut :

Kas = 360 : 7,8 kali = 48,13 hari

Piutang = 360 : 5,61 kali = 64,17 hari

Total keterikatan dana = 112,30 hari

Atau dalam satu tahun diperlukan perputaran modal kerjanya =

360 : 112,30 hari = 3,2 kali

Jadi bila tahun depannya (Th 2013) direncanakan hasil jasa pelayanan
Pelabuhan (pendapatan pelabuhan) Rp.115.000.000.000,- maka
kebutuhan modal kerjanya = Rp.115.000.000.000,- : 3,2 =
Rp.35.900.000.000,-

c. Pengelolaan kas

1) Pengatur kas

Kas dan sekuritas adalah asset perusahaan yang paling likuid


sehingga perlu dibahas mengenai peraturan kas agar diperoleh
jumlah kas yang efisien dan bagaimana menyeimbangkan kas dan
sekuritas/surat berharga jangka pendek.

Bila kelebihan kas, daripada kas tersebut menganggur lebih baik


dijadikan surat berharga jangka pendek seperti deposito berjangka,
sertifikat BI dan sebagainya dipasar uang, dengan tujuan

42
memperoleh bunganya. Kemudian pada saat perusahaan
membutuhkan uang kas, surat-surat berharga tersebut dapat
ditarik/dijadikan kas lagi, atau bila terpaksa membutuhkan kas yang
mendesak dengan cara peminjaman jangka pendek.

Selain membahas pengaturan kas, dalam bab ini sekaligus juga akan
dibahas tentang perencanaan aliran kas serta pengelolaan kas
perusahaan, terutama pada Pelabuhan.

Alasan utama mempertahankan kas

Tiga alasan utama untuk mempertahankan kas adalah sebagai


berikut :

a) Motif transaksi untuk kelancaran transaksi antara lain pengeluaran


untuk biaya operasi, umumnya pembiayaan dengan tunai akan lebih
rendah dan efisien dibandingkan dengan cara kredit. Hal ini perlu
diperhatikan karena biaya yang tinggi dapat menyebabkan
perusahaan menderita rugi. Apabila pada saat ini tingkat pendapatan
sulit naik karena cenderung ditetapkan oleh pasar pendapatan akibat
ketatnya persaingan disisi lain biaya meningkat terus setiap tahun.

b) Motif berjaga-jaga, menjaga fluktuasi kebutuhan dana yang


dipengaruhi oleh tingkat ketepatan dalam meramal aliran kas dan
kemampuan perusahaan untuk meminjam jangka pendek.

c) Motif spekulasi dengan mempergunakan kelebihan kas untuk


membeli surat berharga dengan tujuan memperoleh deviden atau
bunga, kemudian menarik lagi kas dengan menjual surat berharga
bila membutuhkan kas.

43
4. MANAJEMEN PIUTANG
a. Pengelola Piutang

1) Pengertian piutang

Piutang (Accounts Receivable) adalah tagihan untuk perusahaan


kepada para pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu
paling lama satu tahun sejak tanggal timbulnya tagihan.

2) Terjadinya piutang

Tagihan-tagihan yang mungkin terjadi pada pelabuhan :

a) Sebagian dari pendapatan jasa pelayanan atau pendapatan,


misalnya dari total pendapatan pelabuhan Rp.100.000.000,- baru
diterima tunai Rp.30.000.000,- maka berarti pelabuhan punya
piutang Rp.70.000.000,- sebagai penjualan jasa pelayanan
dengan tempo.

b) Demikian juga terjadi piutang atas pendapatan lainnya,


misalnya : pendapatan sewa charter, sewa container, sewa
tongkang.

c) Perhitungkan utang/piutang dengan pihak ketiga atau deviden


dari penyertaan modal.

d) Piutang karena meminjamkan dana atau pelayanan jasa belum


dibayar.

3) Pengelola piutang

Permasalahan/resiko, kemugkinan piutang tidak tagih (kerugian bad


debts), biaya pengumpulan piutang (biaya tagih, debt collector dan
transportasinya), periode pengumpulan piutang (debts collection
period) yang terlalu lama.

Dalam pengelolaan piutang yang efisien perlu ditempuh beberapa


hal sebagai berikut :

44
Seleksi rekanan (debitur) yang sekiranya dapat dipercaya. Kriteria
yang membantu penyelesaian rekanan ( debitur) yang membantu
penyelesaian tersebut yang dikenal dengan 5C yang menjadi fokus
analisis kelayakan pelanggan menurut Bambang Riyanto yaitu
sebagai berikut :

a) Character, menunjukan kemungkinan atau probabilitas dari


pelanggang untuk secara jujur berusaha memenuhi kewajiban-
kewajibannya. Faktor character sangat penting karena setiap
transaksi kredit menyatakan kesanggupan untuk membayar.

b) Capasity ialah pendapat subyektif mengenai kemampuan dari


pelanggang.

c) Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum,


dimana hal ini ditujukan oleh analisis ratio finansial.

d) Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari pelanggan yang diikatkan


atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan
kepada pelanggan tersebut.

e) Conditions, menunjukan impact (pengaruh langsung) dari tren


ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Dalam bidang ekonomi tertentu yang mungkin
mempunyai efek terhadap kemampuan pelanggan untuk
memenuhi kewajibannya.

Para credit analisyst umumnya menekankan perhatiannya pada


character dan capacity karena kedua C tersebut merupakan syarat
yang paling mendasar untuk memutuskan dan pelunasan credit
sales.

45
5. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Pengertian Manajemen Persediaan:
a) Pengertian manajemen persediaan adalah menjawab pertanyaan
berapa persediaan yang perlu dicadangkan baik untuk mengatasi
fluktuasi peramalan maupun permintaan pelanggan.
b) Persediaan barang adalah unsur penting dari modal kerja dan
aktiva yang selalu berputar dalam jumlah yang bersifat fluktuatif.
c) Semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi
dan distribusi yang menunggu untuk diproses lebih lanjut dan
selanjutnya untuk dijual belikan.
d) Manajemen piutang
Piutang dalam perusahaan meliputi piutang usaha, piutang
pegawai dan piutang lain-lain dan pada modul ini yang
dimaksudkan adalah piutang usaha. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha antara lain sebagai
berikut :
- Volume penjualan kredit
- Syarat pembayaran penjualan kredit
- Ketentuan tentang pembatasan kredit
Untuk itu perlu dipertimbangkan dalam kebijaksanaan perkreditan
antara lain mengenai :
- Pengklasifikasian pembeli
- Periode kredit
e) Manajemen persediaan
Perusahaan memiliki persediaan yang tinggi memungkinkan
perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Meskipun
demikian persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan
memerlukan modal kerja yang makin besar pula.

46
Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system
informasi dan system pengadaan bahan (atau system produks),
sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang tepat waktu
yang tidak diperlukan. System ini biasanya menjadi
tanggungjawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi
Manajemen Keuangan kita perlu memahami dampak penggunaan
suatu kebijakan persediaan terhadap aspek keuangan.

Manajemen persediaan menjawab pertanyaan berapa persediaan


yang perlu dicadangkan baik untuk mengatasi fluktuasi peramalan
maupun permintaan pelanggan.

Dalam system pengawasan persediaan terdapat beberapa cara


antara lain dengan mengkaitkan jumlah persediaan dengan
variabel tertentu yaitu merupakan cara yang sederhana misalnya
besarnya persediaan dikaitkan dengan kapan harus memesan
kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan
selama periode tertentu.

47
KEGIATAN BELAJAR IX-X

PEMBIAYAAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Sumber-sumber Pembiayaan
b. Sumber Dana Jangka Pendek
c. Sumber Dana Jangka Menengah
d. Sumber Dana Jangka Panjang

2. Sumber-sumber Pembiayaan

Jenis-jenis sumber pembiayaan atau sumber dana perusahaan sering


diklarifikasikan kedalam 3 (tiga) jenis yaitu :
a. Sumber Dana Jangka Pendek, yaitu dana perusahaan yang masa
pembayarannya kurang dari atau maksimal 1 tahun.
b. Sumber Dana Jangka Menengah, yaitu sumber dana perusahaan yang
masa pengembaliannya 1 sampai 5 tahun.
c. Sumber Dana Jangka Panjang, yaitu sumber dana perusahaan yang masa
pengembaliannya lebih dari 5 tahun.

3. Sumber Dana Jangka Pendek

Sumber dana jangka pendek didalam perusahaan biasanya digunakan untuk


memenuhi kebutuhan modal kerja. Dana jangka pendek ini bisa
dikelompokkan kedalam 2 (dua) jenis yaitu :

48
a. Pendanaan Spontan; merupakan sumber dana yang mengikuti perubahan,
apabila aktifitas perusahaan berubah, maka jumlah dana spontan ini juga
ikut berubah, contoh : pendanaan spontan yang banyak dimiliki oleh
perusahaan adalah piutang dagang.
b. Pendanaan tidak spontan; merupakan sumber dana yang apabila
diinginkan berubah (bertambah atau berkurang) memerlukan proses
negoisasi. Sumber dana ini memerlukan perjanjian formal untuk
memperolehnya seperti dengan Bank, lembaga keuangan bukan Bank,
atau perusahaan lain.
Ciri-ciri dari pendanaan tidak spontan :
1) Direncanakan terlebih dahulu dan dinegoisasikan, tidak berfluktuasi
secara spontan dengan tingkat aktifitas
2) Saat pinjaman cair, biasanya perusahaan mendapatkan uang tunai
3) Beban pinjaman terlihat secara eksplisit

Sumber dana tidak spontan antara lain adalah :


1) Hutang Bank, berupa kredit modal kerja, kredit usaha kecil
2) Commercial paper, yaitu surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor yang melakukan investasi dipasar uang. Pada dasarnya
commercial paper merupakan surat hutang yang tidak disertai dengan
jaminan, tetapi biasanya untuk menumbuhkan kepercayaan investor
selalu diback up oleh Bank. Apabila perusahaan yang menerbitkan
commercial paper tidak mampu membayar, maka Bank yang akan
memback up ini nantinya yang mempunyai kewajiban untuk
membayar investor. Perusahaan besar yang sudah mempunyai nama
dan kredibel, sehingga investor mempunyai kepercayaan bahwa
perusahaan mampu untuk membayar tepat pada waktunya.

49
4. Sumber Dana Jangka Menengah

Yang termasuk dalam kelompok sumber dana jangka menengah antara lain
adalah Leasing dan kredit Bank berjangka maksimal 5 (lima) tahun. Leasing
(sewa guna usaha) adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk digunakan oleh perusahaan untuk suatu
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai
dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut. Untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati.

5. Sumber Dana Jangka Panjang

Sumber dana jangka panjang diperoleh dari :


a. Hutang Bank
Hutang jangka panjang yang diperoleh dari Bank memerlukan perjanjian
formal dengan persyaratan yang cukup ketat. Bank akan mengevaluasi
kelayakan yang akan mengambil kredit dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip yang lazim digunakan untuk analisis kredit. Biaya-biaya
yang harus ditanggung oleh perusahaan atas pinjaman jangka panjang ini
adalah : biaya bunga, biaya notaries, biaya provisi dan biaya komitmen.

b. Menerbitkan obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau lembaga-lembaga lain yang mempunyai nilai nominal
tertentu dan akan dibayar selama jangka waktu tertentu, serta akan
memberikan bunga secara tetap.

50
c. Mengeluarkan saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan
penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam
deviden, dan deviden ini akan dibagikan kepada pemegam saham bila
perusahaan memperoleh keuntungan.

d. Hipotik
Hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva
tidak bergerak (tanah, bangunan). Dalam perjanjian kreditnya disebutkan
secara jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan. Dalam
peristiwa likuiditas kreditur akan dibayar lebih dahulu dari hasil penjualan
agunan dimaksud.

51
KEGIATAN BELAJAR XI-XII

ANALISA INVESTASI

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Pengertian Analisa Investasi
b. Macam-macam alat analisis Investasi

2. Pengertian Investasi

Investasi merupakan penanaman dana perusahaan dalam aktiva baik aktiva


lancar maupun aktiva tetap dengan harapan perusahaan agar dapat
memperoleh kembali dana yang ditanamkan dari aktiva tersebut. Dana yang
tertanam dalam aktiva lancar diharapkan akan dapat diterima kembali dalam
waktu dekat dan secara sekaligus, yaitu dalam waktu paling lama 1 tahun.

Sebaiknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap akan diterima kembali
keseluruhannya untuk perusahaan dalam waktu beberapa tahun dan
kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi (penyusutan).

3. Macam-macam Alat Analisis Investasi

Ada beberapa alat analisis/metode dalam menilai keputusan investasi, yaitu :

a. Payback Period (PP)


Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang

52
diterima. Dengan demikian PP dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu
investasi dengan metode ini adalah membandingkan masa payback period,
dengan target lamanya kembalian investasi. Bila PP lebih kecil disbanding
dengan target lamannya kembalian investasi, maka proyek investasi
tersebut layak, sedangkan bila lebih besar investasi tersebut tidak layak.

Dalam menghitung PP laba yang digunakan adalah laba tunai/cashflow.


Besarnya PP bila cashflow sama setiap tahun adalah :

Investasi
PP X 1 tahun
Cashflow

Misalnya suatu proyek membutuhkan investasi sebesar Rp.500.000.000,-


dan setiap tahunnya menghasilkan cashflow sebesar Rp.200.000.000,-
maka paybacknya period adalah :

Rp.500.000.000,-
PP = X 1 tahun = 2,5 tahun
Rp.200.000.000,-

Namun bila cashflownya tidak sama pada setiap tahunnya, maka harus
dicari dari tahun ke tahun. Misalnya proyek senilai Rp.500.000.000,- diatas
menghasilkan cashflow selama 4 tahun masing-masing sebesar
Rp.150.000.000,- Rp.200.000.000,- dan Rp.300.000.000,- maka PP nya
adalah :

Investasi Rp.500.000.000,-
Cashflow Tahun 1 Rp.150.000.000,-
Rp.350.000.000,-
Cashflow Tahun 2 Rp.200.000.000,-
Rp.150.000.000,-
Cashflow Tahun 3 Rp.300.000.000,-

53
Rp.150.000.000,-
PP = 3 Th X 12 bulan = 6 bulan
Rp.300.000.000,-

PP = 2 tahun 6 bulan

Kelemahan metode adalah :


1) Mengabaikan nilai waktu uang (time value of money)
2) Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi setelah PP tercapai
b. Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari cashflow NVP, pertama
menghitung present value dari penerimaan atau cashflow dengan tingkat
discount rate tertentu. Kemudian dibandingkan dengan present value dari
investasi, bila selisih antara PV dan cashflow lebih besar berarti terdapat
NPV investasi positif, artinya proyek investasi layak. Sebaliknya bila PV dari
cashflow lebih kecil dibanding PV investasi, maka NPV negative dan
investasi dianggap tidak layak.

Misalnya proyek senilai Rp.600.000.000,- menghasilkan cashflow selam 4


tahun masing-masing Rp.150.000.000,- Rp.200.000.000,-
Rp.250.000.000,- dan Rp.300.000.000,- Bila diinginkan keuntungan
sebesar 15%, maka NPVnya bisa dihitung sebagai berikut :
Tahun Cashflow Discount Factor Presen Value of
= 15% cashflow
1 Rp.150.000.000,- 0,870 Rp.130.000.000,-
2 Rp.200.000.000,- 0,756 Rp.151.200.000,-
3 Rp.250.000.000,- 0,658 Rp.164.500.000,-
4 Rp.300.000.000,- 0,372 Rp.171.600.000,-
Total Present Value Cashflow Present Value of Invesment Rp.617.800.000,-
NPV Rp.600.000.000,-
+Rp. 17.800.000,-

Dari perhitungan diperoleh hasil NPV positif Rp.17.800.000,- berarti proyek


itu layak.

54
KEGIATAN BELAJAR XIII-XIV

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :


a. Pengendalian Pelaksanaan Anggaran
b. Pengawasan Pelaksanaan Anggaran

2. Pengendalian Pelaksanaan Anggaran

Pengendalian adalah pencapaian target, dan target yang dimaksud adalah


tujuan perusahaan, yang disusun dalam Rencana Kerja dan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan.

Dalam pelaksanaan tujuan/target ada beberapa tahapan pengendalian


diantaranya adalah :
a. Tepat Perencanaan
Seperti pada fungsi Perencanaan, kita harus dapat membuat perencanaan
sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan operasional maupun kebutuhan
administratif.
Kebutuhan operasional adalah kajian, evaluasi dan tujuan yang hendak
dicapai dalam kegiatan operasional perusahaan (pemeliharaan fasilitas,
kebutuhan fasilitas, pendukung fasilitas dan lain-lain).
Dan kebutuhan administratif adalah kajian, evaluasi, dan tujuan secara
administratif perusahaan (SDM, kebijakan perusahaan, gaji dan lain-lain).

55
b. Tepat Sasaran
Sasaran adalah hal yang dituju dengan kualitas yang maksimal dan tata
cara kerja yang efisien dan efektif.
Sasaran untuk kualitas pelayanan, kualitas produk dan kualitas
perusahaan secara keseluruhan.
Sasaran yang tepat membutuhkan pengendalian yang bertahap dari
tahapan penyusunan materi produk sampai dengan kualitas produk.

3. Pengawasan Pelaksanaan Anggaran

Pengawasan pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada


para pelaksanaan agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.
Tahapan Pengawas terdiri dari :
a. Jadwal pemeriksa
b. Penentuan standar
c. Pemeriksa
d. Pembagian hasil dengan standar
Pengawas yang efektif perlu berbagai persyaratan, antara lain :
a. Pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan
perusahaan.
b. Pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat
mungkin.
c. Pengawasan harus luwes.
d. Pengawasan harus menyatakan pola organisasi.
e. Pengawasan haruslah ekonomis tidak memakan biaya besar.
f. Pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuan.
g. Pengawasan haruslah menjamin tindakan perbaikkan setelah ada
penyimpangan.
h. Pengawasan harus berhubungan dengan tujuan tertentu.

56
i. Pengawasan hendaknya mengandung hal-hal yang memotivasi
pelaksanaan tugas.
j. Pengawasan perlu dibatasi.

Menurut RN. Anthony, dan bukunya “Characteristic of Management Control


System” menjelaskan bahwa Pengawasan Manajemen terdiri dari kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
a. Membuat anggaran
b. Merencanakan arah staf
c. Menentukan pelaksanaan
d. Merencanakan modal kerja
e. Membuat program marketing
f. Memutuskan proyek penelitian
g. Memilih perbaikkan produk
h. Memutuskan penyusunan kembali produk
i. Memutuskan investasi rutin
j. Membuat pedoman pengambilan keputusan pengawasan operasional
k. Mengukur, menilai dan memperbaiki hasil operasi manajemen
l. Mengukur, menilai dan memperbaiki hasil operasi manajemen

Dan Pengawasan Operasional terdiri dari :


a. Pengawasan usaha menarik karyawan
b. Pelaksanaan kebijakan
c. Pengawasan pembiayaan operasional
d. Pengawasan marketing
e. Menjadwal produksi
f. Mengawasi persediaan
g. Mengukur, menilai, memperbaiki efisiensi karyawan.

57
DAFTAR PUSTAKA

1. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Drs.Bambang Riyanto, Yayasan Badan


Penerbitan Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Laporan Analisa Keuangan, Drs.S.Munawir Akuntan, penerbit Liberty Yogyakarta
1981.
3. Manajemen Bisnis Pelabuhan, Raja Aloan Gurning, ST, MSc. CMar.Tech MI
Mar.EST, Drs. Eko Haryadi Budiyanto, AK, MM, MSc.
4. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Drs. Suad Husnan, MBA, edisi 3.
5. Manajemen Keuangan Korporat, PPM, Manajemen, Bramantyo Djohan Putro,
PhD, cetakan 1 2008 oleh PT Mitra Kesjaya.
6. Manajemen Keuangan dan Akutansi Perusahaan Pelayaran Suatu Pendekatan
Praktis dalam Bidang Usaha Pelayaran, Engkos Kosasih, SE, MM,
Prof.Capt.Hananto Soewendo, M.Mar. SE, MM, PhD.
7. Manajemen Keuangan, J.Fred Weston, Thomas E Copoland, edisi kedelapan jilid
pertama, Binarupa Aksara.
8. Manajemen Kepelabuhan, seri 2.
9. Pelabuhan, Prof.Dr.Ir. Bambang Triatmodjo, CES, DEA, cetakan ke 7, tahun
2007.
10. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan), Drs.Suad
Husnan, MBA, edisi ketiga penerbit Liberty, Yogyakarta.
11. Undang-undang Pelayaraan (UU RI No.17 Th.2008), cetakan kedua, Juni 2009.

58

Anda mungkin juga menyukai