2. Pengertian-Pengertian
1
Pengertian Pelabuhan, adalah tempat yang terdiri dari daratan dan/atau
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
Pemerintah dan kegiatan perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat
barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang Pelabuhan serta tempat berpindahnya intra dan antar moda
transportasi.
Manajer Keuangan untuk dapat menghimpun dana baik secara internal yang
berasal dari pelayanan jasa maupun dana eksternal yang berasal pinjaman
dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
2
Transaksi keuangan dikerjakan dengan tertib, akurat dan tepat waktu. Analisa
terhadap Laporan Keuangan disajikan dengan informative sebagai bahan
pengambilan keputusan pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.
Nilai perusahaan yang dimaksud adalah nilai perusahaan saat ini dan nilai
pada waktu yang akan datang dengan pertimbangan nilai waktu dari pada
uang.
3
Jika ditinjau dari aspek fungsi keuangan maka Manajemen Keuangan
mempunyai peranaan :
a. Mengumpulkan dana
b. Menggunakan/mengalokasikan dana
c. Mengatur dan mengurus aliran dana
d. Mengembalikan dana yang diperoleh.
4
KEGIATAN BELAJAR II
2. Anggaran
a. Definisi Anggaran
Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kedalam
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas.
b. Fungsi Anggaran
1) Anggaran sebagai alat perencanaan
2) Anggaran sebagai alat pengendalian
3) Anggaran sebagai alat kebijakan
4) Anggaran sebagai alat politik
5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
7) Anggaran sebagai alat Motivasi
5
c. Anggaran Pelabuhan
Sasaran-sasaran Perusahaan/Pelabuhan menyusun anggaran yang berisi
harapan-harapan dimasa yang akan datang yang lebih spesifik, misalnya
produk, jasa, market share, profitability, return on investment dan
pertumbuhan.
Anggaran Pendapatan dan Biaya disebut Anggaran Rugi Laba jangka pendek
pada umumnya untuk kegiatan satu tahun yang akan datang. Perencanaan
Rugi Laba untuk beberapa tahun kegiatan dapat dibuat dengan cara
sedemikian rupa, misalnya anggaran kegiatan 5 tahun dipecah menjadi
anggaran per tahun dan setiap kali tahun anggaran itu berlalu maka akan
dikeluarkan dari rencana 5 tahun dan memasukan anggaran tahun ke 6
sebagai anggaran tahun ke 5 yang baru. System anggaran dikenal dengan
sebutan Anggaran Berputar (Rolling Budget).
6
Anggaran pendapatan untuk periode kerja 12 bulan, mulai 1 Januari harus
didasarkan atas perkiraan lalu lintas kapal dan barang dari kegiatan usaha
(jasa). Sebagai suatu rencana, ia harus mencerminkan pola perdagangan dan
daftar komoditi yang diperkirakan akan melewati pelabuhan, kapan kegiatan
tersebut terjadi dan apakah termasuk dalam kegiatan ekspor, impor atau
intersuler. Informasi ini akan membantu Syahbandar dalam hubungan
kerjanya dengan Kepala Unit Pengendalian untuk menetapkan jadwal
pengguna Dermaga. Kegiatan divisi jasa (atau bagian pemasaran) harus
merampungkan perencanaannya pada akhir bulan Agustus sebelum tahun
anggaran berjalan. Informasi dikumpulkan dari berbagai catatan/laporan
pelabuhan yang dapat membantu penyusunan trend kegiatan beberapa bulan
terakhir bersama-sama informasi lain dari Pemerintah, Asosiasi Perdagangan,
misi perdagangan luar negeri, para ekonom dan lain-lain.
Dari ramalan lalu lintas barang yang dibuat oleh bagian usaha yang merinci
jenis komoditas, tarif, jumlah dan waktu singgah, maka anggaran Rugi Laba
dapat disusun langkah pertama yang dikerjakan adalah membeberkan ramalan
perdagangan dihadapan Komisi Anggaran. Komisi Anggaran yang terdiri dari
beberapa bagian/departemen dalam Pelabuhan seperti bagian jasa, usaha,
7
teknik, penanganan muatan, administrasi dan sebagainya, dikooridinir oleh
Ketua Komisi dan dibantu oleh Sekretaris Komisi.
Dalam Komisi ini termasuk juga Akutansi Manajemen yang bertugas untuk
mengumpulkan, menerbitkan dan menjelaskan Laporan Anggaran Reguler.
Ramalan lalu lintas barang tersebut mencerminkan kebutuhan fasilitas untuk
penanganan barang dan penyediaan wilayah Pelabuhan serta mencerminkan
pula tingkat biaya yang akan terjadi selama periode anggaran yang akan
datang.
Bilamana biaya standar untuk suatu kelompok barang tertentu telah dihitung,
maka perhitungan kebutuhan sumber-sumber ekonomi untuk pelayanan
kegiatan Pelabuhan akan dapat dihitung pula. Sebagaimana telah
dikemukakan bahwa lalul lintas barang melewati Pelabuhan pada umumnya
terdiri dari atas berbagai macam jenis komoditi, kecuali pada pelabuhan-
pelabuhan khusus. Misalnya Pelabuhan minyak.
8
4. Anggaran Kas Pelabuhan
Anggaran kas merupakan suatu yang penting bagi pimpinan untuk melihat
adanya surplus kas atau deficit kas dari jadwal kegiatan Pelabuhan. Anggaran
juga mencerminkan adanya suatu atau beberapa bulan tertentu dimana terjadi
surplus atau defisit kas. Berdasarkan anggaran pimpinan dapat meramalkan
arus kas yang akan terjadi dalam bulan yang akan datang. Berbagai
perencanaan dapat dibuat untuk memanfaatkan surplus kas atau apabila
terjadi defisit dapat mencari pinjaman dengan persyaratan yang lebih
menguntungkan Pelabuhan.
Bila terjadi selisih (deviasi) antara realisasi dengan anggaran maka perlu
diadakan penelitian untuk menetapkan bagaimana dan mengapa deviasi
tersebut dapat terjadi. Proses untuk membuat laporan umpan balik merupakan
tanggungjawab dari Akuntan Manajemen. Apabila disuatu unit kerja tertentu
telah terjadi deviasi, maka pimpinan unit yang bersangkutan harus
memberikan penjelasan kepada Akuntansi Manajeman atau Komisi Anggaran,
mengapa terdapat perbedaan/perubahan dari anggaran yang sudah
ditentukan.
Dengan cara seperti diuraikan diatas, maka fungsi pengendalian akan dapat
berjalan. Berdasarkan angka deviasi tersebut pimpinan Pelabuhan mulai
mengadakan langkah-langkah perbaikkan. Kemungkinan volume traffic berada
9
dibawah angka yang diperkirakan. Mungkin juga terjadi volume traffic lebih
besar dari pada yang diperkirakan yang mengakibatkan terjadinya konsesti
atau tertundanya kegiatan dan karena itu diperlukan tambahan shift kerja.
Biaya bahan bakar mungkin membengkak dan hal ini berada diluar jangkauan
pengendalian pimpinan Pelabuhan. Dengan kejadian ini usaha untuk
menemukan jalan yang lebih ekonomis harus ditempuh untuk mendapatkan
alternatif penggunaan bahan bakar lain.
10
b. Anggaran Perusahaan
- Anggaran pendapatan usaha
- Anggaran biaya usaha
- Anggaran pendapatan dan biaya lainnya
- Anggaran pengadaan
- Anggaran tehnik dan teknologi
- Anggaran penelitian dan pengembangan
- Anggaran pengembangan SDM
- Anggaran pelestarian lingkungan
- Anggaran investasi
c. Proyeksi keuangan pokok Perusahaan
- Proyeksi Neraca
- Proyeksi Rugi/Laba
- Proyeksi arus kas
- Sumber dana dan penggunaan dana
d. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS
11
KEGIATAN BELAJAR III.-IV
2. Laporan Neraca
12
Aktiva disajikan berurutan sesuai dengan tingkat likuiditas masing-masing
aktiva yaitu tingkat kecepatan pencairan aktiva tersebut menjadi uang dalam
kegiatan yang normal.
Kelompok berikutnya adalah Modal sendiri yang terdiri atas modal yang disetor
oleh pemilik (dapat berupa Badan Pemerintah atau swasta yang menyediakan
dana sebagai injeksi pertama kedalam Pelabuhan, laba yang ditahan atau
disebut dana cadangan.
Apabila diperlukan tambahan Kas atau dana untuk membeli Aktiva dapat
diperoleh melalui pinjaman.
Pelabuhan, pinjaman merupakan salah satu sumber dana utama disebagian
besar Pelabuhan dimana modal pinjaman ini harus dibayar kembali
dikemudian hari.
13
Pinjaman dari kreditur jangka pendek dan kreditur jangka panjang disebut
utang perusahaan, utang pajak yang akan dibayar oleh Pelabuhan ke Kas
Negara juga merupakan sumber dana.
Utang lancar atau utang jangka pendek umumnya harus dibayar dalam jangka
satu tahun meliputi : utang dagang, upah dan gaji.
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
misalnya : utang obligasi dan utang jangka panjang lainnya.
Bentuk Neraca :
PT (Persero) PELABUHAN II
NERACA
PER 31 DESEMBER 2013
3. Laporan Rugi/Laba
14
Penyajian Laporan Rugi/Laba adalah sebagai berikut :
Memuat secara rinci unsur penghasilan dan beban sesuai dengan jenis dan
fungsi pada Perusahaan. Penghasilan dan beban dari kegiatan usaha, diluar
pos luar biasa, dipisahkan dan disusun dalam bentuk Staffel.
Apabila pendapatan lebih besar dari pada biaya disebut laba, sebaliknya
apabila pendapatan lebih kecil dari biaya disebut rugi.
Cara lain dalam memperoleh sumber untuk Pelabuhan adalah melalui subsidi.
Dana bantuan yang berasal dari pemerintah. Ini dimaksud untuk menjamin
kelancaran keuangan Pelabuhan.
Misalnya : dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah beberapa jenis
barang tertentu yang lewat Pelabuhan mungkin dikenai tarif yang lebih rendah
dari pada biaya sesungguhnya.
Oleh karena itu diperlukan subsidi sebagai konpensasi atas pendapatan
Pelabuhan yang hilang.
15
PENDAPATAN DAN BIAYA PELABUHAN
A. Pendapatan Pelabuhan
16
2) Pendapatan Pelayanan Barang
Pendapatan yang diperoleh dari penyediaan fasilitas bongkar muat barang
sejak dari lambung kapal melewati Dermaga, masuk gudang atau
lapangan penumpukan.
Dari kegiatan pelayanan jasa diatas, perincian pendapatan sebagai berikut
:
- Pendapatan dermaga
- Pendapatan gudang penumpukan
- Pendapatan lapangan penumpukan
3) Pendapatan Pelayanan Terminal Konvensional
Pendapatan yang menyelenggarakan pelayanan bongkar muat barang
umumnya mendirikan semacam anak perusahaan bongkar muat (PBM).
Kegiatan pelayanan bongkar muat menghasilkan pendapatan dari kegiatan
sejak barang diturunkan dari kapal ke Dermaga (Stevedoring),
memindahkan dari Dermaga ke gudang atau lapangan penumpukan
(Cargodoring) sampai dengan penyerahan barang ke pemilik (Delivery)
atau sebaliknya penerimaan barang dari pemilik (Receiving), Cargodoring
dan Stevedoring (memuat ke kapal) disamping itu kadang-kadang ada
kegiatan pemindahan barang dari gudang atau lapangan penumpukan ke
tempat penumpukan yang ditunjuk yang dinamakan Overbrengen, juga
ada kalanya menyewakan alat-alat kerja serta kegiatan-kegiatan bongkar
lainnya.
4) Pendapatan Pelayanan Terminal Peti Kemas
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pelayanan usaha terminal peti kemas
(UTPK). Kegiatan bongkar muat peti kemas dilokasi yang telah ditetapkan
sebagai UTKP umumnya dilakukan langsung oleh PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia melalui anak perusahaan bongkar muat peti kemas. Pada
beberapa pelabuhan UTPK semacam ini hanya melayani kegiatan ekspor
dan impor, sedang kegiatan antar pulau dilaksanakan pada terminal
17
konvensional yang dilayani oleh PBM milik PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia maupun swasta.
5) Pendapatan Pengusahaan Tanah, Bangunan dan Listrik (TBL)
Pendapatan ini diperoleh dari hasil kegiatan pemanfaatn tanah dan
bangunan dalam suatu kontrak yang disepakati, serta persewaan
penerangan listrik untuk kegiatan bongkar muat barang baik di Dermaga,
di gudang maupun di lapangan.
Dari kegiatan ini pendapatan dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan tanah
- Pendapatan bangunan
- Pendapatan listrik
6) Pendapatan Pelabuhan Khusus dan Dermaga Khusus
Pendapatan Pelabuhan Khusus saat ini tidak diadakan lagi mengingat
adanya ketentuan bahwa pendapatan di Pelabuhan Khusus merupakan
pendapatan dari Pelabuhan yang tidak diusahkan. Dengan demikian
pendapatan ini hanya terbatas pada pendapatan Dermaga Khusus.
Dari kegiatan di Dermaga Khusus ini dengan perincian sebagai berikut :
- Pendapatan labuh
- Pendapatan tambat
- Pendapatan dermaga
7) Pendapatan Kerjasama/KSO
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pengembangan usaha berupa
kerjasama usaha baik merupakan kerjasama operasi (KSO), Kontrak
Manajemen (KM), BOT dan sebagainya, yang umumnya harus
mendapatkan persetujuan Kementerian Perhubungan maupun
Kementerian Keuangan.
Untuk kerjasama usaha yang hanya bersifat bagi hasil akibat adanya suatu
konsensi seperti restibusi tunda swasta, bagi hasil atas kegiatan bongkar
18
muat barang yang dilakukan oleh pihak ketiga dimasukan dalam
pendapatan ini .
- Pendapatan restibusi tunda swasta
- Pendapatan sharing bongkar muat
- Pendapatan kontrak manajemen
- Pendapatan BOT dan sebagainya
8) Pendapatan Rupa-rupa
Pendapatan ini diperoleh dari kegiatan rupa-rupa selain kegiatan pokok
Pelabuhan, antara lain terdiri dari kegiatan penjualan pas masuk
Pelabuhan, imbalan jasa terhadap alat-alat bongkar muat swasta yang
beroperasi didaerah kerja Pelabuhan, pemberian jasa konstruksi, serta
usaha-usaha lain pada Pelabuhan masing-masing.
Dari kegiatan diatas pendapatan ini dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan pas pelabuhan
- Pendapatan restribusi/imbalan jasa
- Pendapatan perbengkelan
- Pendapatan jasa konstruksi
- Pendapatan rupa-rupa lainnya
19
- Pendapatan deviden
- Pendapatan bunga obligasi
- Laba penjualan aktiva tetap
- Pendapatan diluar usaha lainnya
B. Biaya Pelabuhan
20
c. Berdasarkan Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya
Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya merupakan rincian dari Pusat
Pelayanan/Pusat Biaya, dimana Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya
adalah tempat terjadinya pendapatan dan atau biaya yang terendah
ditingkatnya.
Pembagian struktur biaya tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan
bahwa biaya Pelabuhan mempunyai struktur tertentu dalam kaitannya
dengan tingkat jenis kegiatan yang dilaksanakan. Makin rendah suatu
strata biaya makin terinci macam dan jenis biaya yang ada.
d. Biaya Pegawai
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua biaya yang dibayarkan
kepada Pegawai baik yang bersifat rutin, seperti gaji, tunjangan-
tunjangan ataupun yang bersifat insidentil seperti lembur dan
sebagainya.
e. Biaya Bahan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk pengadaan bahwa seperti BBM, bahan makanan,
air, listrik, telephone, obat-obatan, bahan medis dan perlengkapan
dan lain-lain.
f. Biaya Pemeliharan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memelihara Asset/alat produksi atau siap operasi.
g. Biaya Penyusutan
Adalah biaya yang dibebankan perusahaan sehubungan pemakaian
Aktiva/Alat produksi didalam operasi perusahaan.
h. Biaya Asuransi
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pertanggungan atas aktiva dan keselamatan kerja.
21
i. Biaya Sewa
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan sewa
penggunaan fasilitas/peralatan yang bukan milik perusahaan.
j. Biaya Administrasi Kantor
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan
penyelenggaraan administrasi dan keperluan kantor antara lain
meliputi biaya cetak/fotocopy, kertas, alat tulis, surat kawat, surat
kabar jamuan rapat, bunga bank dan lain-lain.
k. Biaya Umum
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pengelolaan perusahaan yang tidak dapat dikelompokan dalam jenis-
jenis biaya seperti tersebut pada butir a s/d g dan l (biaya penugasan)
seperti: perjalanan dinas, penyisihan piutang, keamanan pelabuhan,
promosi, pajak olahraga dan kesenian, pakaian dinas, bantuan sosial
dan lain-lain.
l. Biaya Penugasan
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak ada kaitannya
dengan pengelolaan perusahaan dalam pelayanan jasa kepelabuhan,
akan tetapi didasarkan pada perintah dari instansi Pemerintah yang
terkait dengan Pelabuhan seperti : biaya pemeliharaan jalur, biaya
penunjang kegiatan Departemen Teknis dan lain-lain.
Biaya penugasan ini tidak tercakup dalam struktur biaya Pelabuhan
Cabang (BOL, BOTL, BPO) tetapi seluruhnya ditampung dalam biaya
pengelolaan kantor pusat. Biaya penugasan tidak turut diperhitungkan
dalam perhitungan biaya satuan pelayanan jasa Pelabuhan karena
biaya-biaya tersebut tidak dikaitannya dengan operasi pelayanan jasa
Pelabuhan.
m. Identifikasi jenis kegiatan, pusat biaya/pusat pelayanan, sub pusat
biaya, sub pusat pelayanan
22
Ditinjau dari keseluruhan efektifitas perusahaan, maka kegiatan
perusahaan dapat dibagi kedalam 3 (tiga) jenis kegiatan utama, yaitu:
1) Kegiatan operasi
2) Kegiatan penunjang operasi
3) Kegiatan pengelolaan
23
Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang diselenggara kantor pusat
untuk pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan dengan kegiatan
pengelolaan disebut Biaya Pengelolaan.
Keempat jenis kegiatan pokok tersebut dapat diuraikan lebih lanjut
kedalam pusat-pusat biaya/pelayanan. Pusat biaya/pelayanan dapat
diuraikan lagi menjadi sub pusat biaya/sub pusat pelayanan yang
merupakan tempat terendah dari terjadinya biaya atau pendapatan.
Kegiatan diluar operasi/usaha adalah kegiatan perusahaan yang tidak
termasuk dalam kegiatan operasi maupun penunjang operasi. Biaya-
biaya yang berkaitan dengan kegiatan diluar operasi/usaha disebut
Biaya Diluar Usaha (BDU) tidak diselenggarakan pusat-pusat
biaya/pelayanan dalam kegiatan diluar usaha.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas suatu perusahaan dengan
mengklarifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama periode Akutansi tertentu. Dengan demikian tujuan utama
24
laporan kas adalah untuk memberikan kepada para penguna informasi tentang
mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode akuntansi.
Analisa sumber dan penggunaan atau sering juga disebut analisa dana
merupakan alat analisa financial sangat penting bagi Manajer Keuangan,
disamping alat-alat financial lainnya.
Tujuan utama dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui bilamana dana
digunakan dan bagaimana data tersebut dibiayai, dengan kata lain dengan
analisa aliran dana akan dapat diketahui darimana datangnya dana dan untuk
apa dana itu digunakan. Suatu persoalan disebut laporan sumber dan
penggunaan dana.
Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting
artinya bagi Bank dalam meneliti permintaan kredit yang diajukan kepadanya.
Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui
bilamana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.
25
BENTUK LAPORAN RUGI LABA
Laporan Rugi/Laba
PT (Persero) PELINDO
Per 31 Desember 2012
A. PENDAPATAN
Pendapatan Usaha :
1. Pelayanan kapal xx
2. Pelayanan barang xx
3. Pelayanan terminal konvensional xx
4. Pelayanan terminal peti kemas xx
5. Pengusahaan tanah, bangunan dan listrik (TBL) xx
6. Pelabuhan khusus dan dermaga khusus xx
7. Kerjasama usaha (KSO) xx
8. Rumah sakit/PHC xx
9. Rupa-rupa usaha xx
Total Pendapatan Rp. xx
B. BIAYA
Biaya Usaha :
1. Biaya pegawai xx
2. Biaya bahan/persediaan xx
3. Biaya pemeliharaan xx
4. Biaya penyusutan xx
5. Biaya asuransi xx
6. Biaya sewa xx
7. Biaya adminstrasi kantor xx
8. Biaya umum xx
Total Biaya Rp. xx
C. Saldo Laba/Rugi Rp. xx
26
KEGIATAN BELAJAR V-VI
27
3. Penggunaan Rasio-rasio Laporan Keuangan Pelabuhan dalam
Pengambilan Keputusan
28
karena rasio-rasio akan mempunyai manfaat jika diantara rasio-rasio itu
terdapat rangkaian atau hubungan antara satu dengan lainnya.
b. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukan kemampuan pelabuhan untuk menemui kewajiban
keuangan jangka pendek yang pada umumnya dapat diukur dengan :
29
Current Ratio = (aktiva lancar/utang lancer) x 100%
= . . .%
Acid Tesl Ratio = (quick assets/current liabilitres) x 100%
= . . .%
Quick assets meliputi kas, surat berharga dan piutang tidak termasuk
persediaan atau pos-pos lain yang tidak dapat segera dicairkan.
c. Rasio Aktivitas
Rasio-rasio ini menunjukan aspek keuangan dari operasi pelabuhan dan
pengelolaannya beberapa diantaranya adalah :
30
Menunjukan perbandingan antara sumber-sumber dana intern dengan
total sumber.
31
Kegunaan lain dari rasio-rasio yang berasal dari beberapa periode adalah
keperluan penyusunan proyeksi keuangan yang dikaitkan dengan
informasi operasional dan informasi lainnya dan dapat menjadi dasar yang
lebih baik untuk penyusunan rencana jangka panjang bagi pelabuhan.
b. Rasio leverage
Untuk mengetahui struktur modal dan solvabilitas.
Contohnya :
1) Total debt to equity ratio
2) Total debt to total capital assets
3) Long term debt to equity ratio
4) Time interest earned ratio
c. Rasio Activitas
Untuk mengetahui penggunaan aktiva.
Contohnya :
1) Total assets turn over
2) Inventory turn over
3) Receivable turn over
4) Working capital turn over
32
d. Rasio Profitabilitas
Untuk mengetahui hasil operasional perusahaan.
Contohnya :
1) Gross profit margin
2) Operating profit margin
3) Net profit margin
4) Return on investment (ROI)
5) Return of equity (ROE)
2) Cash Ratio :
Kas + Efek
X 100% = . . . . . . .
%
Hutang Lancar
33
4) Net Working Capital :
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
X 100% = . . . . . . .
%
Aktiva Lancar
Ratio leverage :
1) Total debt to equity ratio :
Total Hutang
X 100% = . . . . . . .
%
Modal Sendiri
Ratio Aktivitas :
1) Total assets turn over :
Penjualan Netto
X kali = . . . . . . kali
Total Aktiva
34
2) Inventory turn over :
HPP
X kali = . . . . . . kali
Inventory Rata-rata
Ratio Profitabilitas :
1) Gross profit margin :
Penjualan Netto - HPP
X kali = . . . . . . kali
Penjualan Netto
4) Return on investment :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak
X kali = . . . . . . kali
Total Aktiva
35
5) Return on equity :
Keuntungan Netto Sesudah Pajak
X kali = . . . . . . kali
Modal Sendiri
36
KEGIATAN BELAJAR VII-VIII.
A. Pengertian-Pengertian
1) Weston & Copeland; Modal kerja adalah analisa saling hubungan
antara Aktiva Lancar dengan Kewajiban Lancar.
2) Gijman; Modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan
bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk kebentuk lain
dalam suatu kegiatan bisnis.
3) Petty, Keown, Scott & Martin; Modal kerja sebagai investasi
perusahaan dalam harta lancar :
a) Invenstasi dalam harta jangka pendek
b) Investasi dalam harta lancar (current assets)
4) Manajemen modal kerja
a) Western & Brighmam
Manajemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
jangka pendek : Kas, Surat-surat berharga (efek), Piutang dan
Persediaan
37
b) Manajemen modal kerja meliputi :
Administrasi harta lancar dan hutang lancar yang mempunyai
fungsi utama antara lain :
- Menyesuaikan tingkat volume penjualan dengan penjualan
musiman
- Membantu perusahaan memaksimalkan nilainya dengan cara
merumuskan biaya modal dan menaikan laba.
38
2. Pentingnya
a) Lebih dari sebagian besar harta perusahaan merupakan harta
lancar sehingga perlu diperhatikan dan pengendaliannya.
b) Ada hubungan antara pertumbuhan produksi dengan kebutuhan
untuk membiayai harta lancar.
c) Seberapa besar Manajer Keuangan waktunya untuk tugas yang
menyangkut modal kerja.
d) Khusus bagi perusahaan kecil, Manajemen modal kerja sangat
penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari
pasar modal.
39
2. Jumlah kebutuhan modal kerja
Kebutuhan modal kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Metode keterkaitan dana
Pada Pelabuhan perlu diperhitungkan kapan pendapatan akan
diterima dan kapan biaya-biaya operasi (biaya bongkar muat,
biaya pelabuhan, agen) perlu dibayar. Perencanaan ini dapat
dibuat dalam perencanaan cashflow bulanan.
b. Umumnya pada bunga terselubung, untuk biaya operasi sudah terlebih
dahulu dikeluarkan/dibiayai, tetapi seringkali penerimaan pendapatan
belakang apabila pada pendapatan collect (pendapatan yang dibayar di
pelabuhan tujuan oleh consignee).
c. Namun, sebaliknya juga kalau modal kerja netto terlalu banyak atau
current ratio terlalu besar, maka perusahaan terkesan mempunyai uang
nganggur pada aktiva lancar tersebut.
40
2010 2011 2010 2011
- Kas/Bank 12 15 - Utang Usaha 10 11
- Piutang 16 20 - Utang Pokok III 5 6
- Persediaan 1 1,2 - Utang Pajak dll 3 4
Total Aktiva Lancar 29 36,2 Total Utang Lancar 18 21
- Aktiva Tetap Net 71 67,2 - Utang Jangka Panj. 9 5
Modal Sendiri 73 77,4
Total Aktiva 100 103,4 100 103,4
3. MANAJEMEN KAS
a. Pengatur kas
Perputaran kas = Pendapatan pelabuhan dibagi rata-rata kas
41
Sesuai data diatas :
Rata-rata piutang = 16 + 20 : 2 = 36 : 2 = 18
Jadi bila tahun depannya (Th 2013) direncanakan hasil jasa pelayanan
Pelabuhan (pendapatan pelabuhan) Rp.115.000.000.000,- maka
kebutuhan modal kerjanya = Rp.115.000.000.000,- : 3,2 =
Rp.35.900.000.000,-
c. Pengelolaan kas
1) Pengatur kas
42
memperoleh bunganya. Kemudian pada saat perusahaan
membutuhkan uang kas, surat-surat berharga tersebut dapat
ditarik/dijadikan kas lagi, atau bila terpaksa membutuhkan kas yang
mendesak dengan cara peminjaman jangka pendek.
Selain membahas pengaturan kas, dalam bab ini sekaligus juga akan
dibahas tentang perencanaan aliran kas serta pengelolaan kas
perusahaan, terutama pada Pelabuhan.
43
4. MANAJEMEN PIUTANG
a. Pengelola Piutang
1) Pengertian piutang
2) Terjadinya piutang
3) Pengelola piutang
44
Seleksi rekanan (debitur) yang sekiranya dapat dipercaya. Kriteria
yang membantu penyelesaian rekanan ( debitur) yang membantu
penyelesaian tersebut yang dikenal dengan 5C yang menjadi fokus
analisis kelayakan pelanggan menurut Bambang Riyanto yaitu
sebagai berikut :
45
5. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Pengertian Manajemen Persediaan:
a) Pengertian manajemen persediaan adalah menjawab pertanyaan
berapa persediaan yang perlu dicadangkan baik untuk mengatasi
fluktuasi peramalan maupun permintaan pelanggan.
b) Persediaan barang adalah unsur penting dari modal kerja dan
aktiva yang selalu berputar dalam jumlah yang bersifat fluktuatif.
c) Semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi
dan distribusi yang menunggu untuk diproses lebih lanjut dan
selanjutnya untuk dijual belikan.
d) Manajemen piutang
Piutang dalam perusahaan meliputi piutang usaha, piutang
pegawai dan piutang lain-lain dan pada modul ini yang
dimaksudkan adalah piutang usaha. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha antara lain sebagai
berikut :
- Volume penjualan kredit
- Syarat pembayaran penjualan kredit
- Ketentuan tentang pembatasan kredit
Untuk itu perlu dipertimbangkan dalam kebijaksanaan perkreditan
antara lain mengenai :
- Pengklasifikasian pembeli
- Periode kredit
e) Manajemen persediaan
Perusahaan memiliki persediaan yang tinggi memungkinkan
perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Meskipun
demikian persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan
memerlukan modal kerja yang makin besar pula.
46
Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system
informasi dan system pengadaan bahan (atau system produks),
sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang tepat waktu
yang tidak diperlukan. System ini biasanya menjadi
tanggungjawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi
Manajemen Keuangan kita perlu memahami dampak penggunaan
suatu kebijakan persediaan terhadap aspek keuangan.
47
KEGIATAN BELAJAR IX-X
PEMBIAYAAN
2. Sumber-sumber Pembiayaan
48
a. Pendanaan Spontan; merupakan sumber dana yang mengikuti perubahan,
apabila aktifitas perusahaan berubah, maka jumlah dana spontan ini juga
ikut berubah, contoh : pendanaan spontan yang banyak dimiliki oleh
perusahaan adalah piutang dagang.
b. Pendanaan tidak spontan; merupakan sumber dana yang apabila
diinginkan berubah (bertambah atau berkurang) memerlukan proses
negoisasi. Sumber dana ini memerlukan perjanjian formal untuk
memperolehnya seperti dengan Bank, lembaga keuangan bukan Bank,
atau perusahaan lain.
Ciri-ciri dari pendanaan tidak spontan :
1) Direncanakan terlebih dahulu dan dinegoisasikan, tidak berfluktuasi
secara spontan dengan tingkat aktifitas
2) Saat pinjaman cair, biasanya perusahaan mendapatkan uang tunai
3) Beban pinjaman terlihat secara eksplisit
49
4. Sumber Dana Jangka Menengah
Yang termasuk dalam kelompok sumber dana jangka menengah antara lain
adalah Leasing dan kredit Bank berjangka maksimal 5 (lima) tahun. Leasing
(sewa guna usaha) adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk digunakan oleh perusahaan untuk suatu
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai
dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut. Untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati.
b. Menerbitkan obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau lembaga-lembaga lain yang mempunyai nilai nominal
tertentu dan akan dibayar selama jangka waktu tertentu, serta akan
memberikan bunga secara tetap.
50
c. Mengeluarkan saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan
penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam
deviden, dan deviden ini akan dibagikan kepada pemegam saham bila
perusahaan memperoleh keuntungan.
d. Hipotik
Hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva
tidak bergerak (tanah, bangunan). Dalam perjanjian kreditnya disebutkan
secara jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan. Dalam
peristiwa likuiditas kreditur akan dibayar lebih dahulu dari hasil penjualan
agunan dimaksud.
51
KEGIATAN BELAJAR XI-XII
ANALISA INVESTASI
2. Pengertian Investasi
Sebaiknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap akan diterima kembali
keseluruhannya untuk perusahaan dalam waktu beberapa tahun dan
kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi (penyusutan).
52
diterima. Dengan demikian PP dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu
investasi dengan metode ini adalah membandingkan masa payback period,
dengan target lamanya kembalian investasi. Bila PP lebih kecil disbanding
dengan target lamannya kembalian investasi, maka proyek investasi
tersebut layak, sedangkan bila lebih besar investasi tersebut tidak layak.
Investasi
PP X 1 tahun
Cashflow
Rp.500.000.000,-
PP = X 1 tahun = 2,5 tahun
Rp.200.000.000,-
Namun bila cashflownya tidak sama pada setiap tahunnya, maka harus
dicari dari tahun ke tahun. Misalnya proyek senilai Rp.500.000.000,- diatas
menghasilkan cashflow selama 4 tahun masing-masing sebesar
Rp.150.000.000,- Rp.200.000.000,- dan Rp.300.000.000,- maka PP nya
adalah :
Investasi Rp.500.000.000,-
Cashflow Tahun 1 Rp.150.000.000,-
Rp.350.000.000,-
Cashflow Tahun 2 Rp.200.000.000,-
Rp.150.000.000,-
Cashflow Tahun 3 Rp.300.000.000,-
53
Rp.150.000.000,-
PP = 3 Th X 12 bulan = 6 bulan
Rp.300.000.000,-
PP = 2 tahun 6 bulan
54
KEGIATAN BELAJAR XIII-XIV
55
b. Tepat Sasaran
Sasaran adalah hal yang dituju dengan kualitas yang maksimal dan tata
cara kerja yang efisien dan efektif.
Sasaran untuk kualitas pelayanan, kualitas produk dan kualitas
perusahaan secara keseluruhan.
Sasaran yang tepat membutuhkan pengendalian yang bertahap dari
tahapan penyusunan materi produk sampai dengan kualitas produk.
56
i. Pengawasan hendaknya mengandung hal-hal yang memotivasi
pelaksanaan tugas.
j. Pengawasan perlu dibatasi.
57
DAFTAR PUSTAKA
58