Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI 1 DAN 2 JL. LAPANGAN BANTENG TIMUR NO. 2-4 JAKARTA PUSAT
10710 TELEPON : (021) 344-9230 PSW. 5205, 5206, (021) 3843417 FAKSIMILI (021) 3454640 LAMAN:
WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID

NOTA DINAS
NOMOR ND-2366/PB.1/2020

Yth : 1. Para Direktur


2. Para Kepala Kanwil lingkup DJPb
3. Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan
4. Para Kepala KPPN
5. Direktur Utama BPDPKS
6. Direktur Utama PIP
7. Para Kepala Bagian
8. KPA Satker SPAN
9. KPA Satker KSAP
Dari : Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Hal : Pelaksanaan Anggaran Semester II T.A. 2020 Satker-satker Lingkup Ditjen
Perbendaharaan
Tanggal : 04 Agustus 2020

Sehubungan dengan Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-
894/SJ.1/2020 tanggal 27 Juli 2020 hal Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan
Anggaran Semester II lingkup Bagian Anggaran 015 Kementerian Keuangan (BA015) dan Surat
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-614/PB/2020 tanggal 17 Juli 2020 hal Penilaian
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Kementerian Negara/Lembaga (K/L) Triwulan III
dan IV Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) akan diberlakukan kembali mulai
Triwulan III TA 2020 dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Diberlakukan untuk transaksi pengelolaan keuangan mulai tanggal 1 Juli 2020, yakni untuk
bulan Juli sampai dengan Desember, dan tidak bersifat akumulatif dari bulan Januari-Juni;
b. Batas cut off update Halaman III DIPA untuk periode Triwulan III dilakukan perpanjangan
pengajuan revisi administrasi Halaman III DIPA sampai dengan tanggal 6 Agustus 2020;
c. Kebijakan relaksasi penilaian IKPA sesuai dengan Surat Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor S-258/PB/2020 tanggal 23 Maret 2020 dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku.
2. Dengan adanya penilaian kembali IKPA mulai Triwulan III Tahun 2020, maka relaksasi
perhitungan Indikator Kinerja Utama Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran (IKU-PKPA)
sebagaimana nota dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-366.1/SJ.1/2020
dinyatakan dicabut dan dilakukan penghitungan kembali mulai Triwulan III Tahun 2020
dengan memedomani Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-8/MK.1/2020 tentang Tata
Cara Penghitungan IKU PKPA di Lingkungan Kementerian Keuangan.
3. Sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-8/MK.1/2020, disebutkan bahwa untuk
penghitungan IKU PKPA Triwulan 4 dihitung dengan formula 60% dari capaian Evaluasi
Kinerja Anggaran Satker dalam Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu
(SMART) dan 40% capaian IKPA, maka diminta seluruh satker/unit lingkup Ditjen
Perbendaharaan untuk melakukan langkah-langkah peningkatan kinerja anggaran
sebagaimana terlampir serta melakukan pengisian capaian volume keluaran setiap bulan dan
capaian indikator keluaran kegiatan setiap semester pada aplikasi SMART.
4. Sebagaimana Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-628/PB/2020 tanggal 23 Juli
2020 hal Tindak Lanjut Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-369/PB/2020 hal
Pemutakhiran Akun dalam rangka Penanganan Pandemi COVID-19, diminta kepada seluruh
satker lingkup Ditjen Perbendaharaan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam hal satker telah mengalokasikan dana dan/atau merealisasikan belanja penanganan
pandemi COVID-19 (telah terbit SP2D) dengan tidak menggunakan akun-akun khusus
COVID-19, maka harus dilakukan revisi anggaran (DIPA/POK) dan/atau ralat dokumen
realisasi belanja (SPM/SP2D).
b. Pengalokasian dana dan pengesahan belanja dalam rangka penanganan pandemi COVID-
19 bagi satker BLU berpedoman pada ketentuan pemutakhiran segmen akun khusus
COVID-19 sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga apabila satker BLU telah
merealisasikan belanja penanganan pandemi COVID-19 (telah terbit SP2B BLU) dengan
tidak menggunakan akun-akun khusus COVID-19, maka harus dilakukan revisi anggaran
(DIPA/POK) dan/atau ralat dokumen pengesahan pendapatan dan belanja BLU
(SP3B/SP2B).
c. Dalam pelaksanaan revisi dan/atau koreksi/ralat agar satker berkoordinasi dengan Kanwil
Ditjen Perbendaharaan dan KPPN pada kesempatan pertama dan dilakukan sedapat
mungkin dengan tidak menghambat realisasi anggaran.

Demikian disampaikan untuk dapat dipedomani, atas perhatian dan kerja samanya
diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronik


R.M. Wiwieng Handayaningsih
LAMPIRAN
Nota Dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan
Nomor ND- /PB.1/2020
Tanggal Juli 2020

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker


1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan
agar sangat selektif dalam melakukan pergeseran
adalah revisi dalam kewenangan pagu tetap
anggaran dalam revisi DIPA (pagu tetap).
(tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan
pagu berubah dan revisi administratif). 2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan
1. Revisi DIPA menghimpun kebutuhan revisi anggaran untuk
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam
kemudian dapat dijadwalkan dengan frekuensi
rentang triwulanan. Apabila dalam satu triwulan
revisi yang akan diajukan baik kepada DJA
akan ada 2x revisi, maka revisi yang kedua agar
maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1
diajukan pada triwulan berikutnya.
triwulan.

1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan


Dana (RPD) per bulan sepanjang tahun
1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada
anggaran berjalan atas pelaksanaan anggaran
indikator ini, seluruh satker yang memiliki
yang dilakukan pada suatu satker.
deviasi tinggi, agar melakukan penyesuaian
2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III rencana kegiatan dan realisasi anggaran
DIPA sangat penting untuk menjaga likuiditas dengan mengajukan revisi administratif
Deviasi Halaman Kas Negara guna memenuhi kebutuhan penyesuaian Halaman III DIPA ke Kanwil
2. penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas DJPb pada triwulan berjalan.
III DIPA
suatu DIPA.
2. Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan
3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA kegiatan dan pencairan dananya, dan
dihitung untuk rencana yang dieksekusi sampai menjadikan RPD pada Halaman III DIPA
dengan bulan November tahun anggaran sebagai plafon pencairan dana bulanan secara
berjalan. internal pada Satker.
4. Nilai Deviasi akan dikunci secara triwulanan.
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. SPM GUP merupakan sarana


Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini,
pertanggungjawaban belanja atas
maka seluruh satker agar memperhatikan periode
penggunaan UP pada Bendahara
Pengeluaran. pengajuan SPM GUP dari SP2D UP/GUP terakhir
2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA paling lambat dalam rentang 1 bulan (pengajuan
adalah UP Tunai (tidak termasuk UP yang GUP minimal sekali dalam sebulan ke KPPN) dan
3. Pengelolaan UP tidak menambah frekuensi SPM GUP yang
menggunakan Kartu Kredit Pemerintah) dan
Dana UP yang bersumber dari PNBP. terlambat.
3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat Pengawasan dan pemantauan jumlah hari
penting agar belanja dapat segera dibebankan maksimal Penggantian UP dapat dipantau pada
pada DIPA satker masing-masing sebagai
Menu Karwas UP pada Aplikasi OMPSAN.
realisasi anggaran.

Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan,


1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan
ketertiban, dan ketepatan waktu dalam
sarana pertanggungjawaban atas uang yang
dikelolanya. penyampaian LPJ sebelum tanggal 10 bulan
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah
disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan terverifikasi oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.
4. LPJ Bendahara berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika Dalam penyampaian LPJ Bendahara, satker agar
tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN. tidak menunggu batas waktu maksimal, karena
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu dikhawatirkan terdapat kendala dalam penyusunan
upload pada Aplikasi SPRINT, dan terhitung LPJ tersebut. Selain itu, satker agar berkoordinasi
sejak Satker pertama kali melalukan upload dengan KPPN setempat apabila menghadapi
tersebut.
kendala/permasalahan.
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini,


1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan,
kontrak dengan nilai diatas Rp 50 Juta. ketertiban, dan ketepatan waktu dalam
Penyampaian 2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5
5. penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
Data Kontrak hari kerja sejak tanggal tanda tangan kontrak
setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi
sampai dengan tanggal penyampaian/konversi
di KPPN. kebenaran data kontraknya (approval) oleh
KPPN.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini,


Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan,
1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan ketertiban, dan ketepatan waktu dalam
waktu penyelesaian tagihan kontraktual (SPM penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-
LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai). Belanja Pegawai) paling lambat dalam 17 hari
Penyelesaian
6. 2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan kerja setelah BAST ditanda- tangani sudah
Tagihan
ketentuan selambat-lambatnya selama 17 hari
diajukan SPM-nya ke KPPN.
kerja setelah BAST/BAPP, satker telah
diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN. Selain itu, satker agar teliti, lengkap, dan akurat
dalam pengisian uraian pada SPM terutama untuk
tanggal dan nomor BAST/BAPP.
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka


Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi
Satker agar senantiasa memperhatikan
anggaran secara proporsi penyerapan anggaran
progres penyerapan anggaran secara
pada setiap triwulan: Triwulan I (15%), Triwulan II
Penyerapan proporsional dari pagu DIPA.
7. (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV (90%).
Anggaran 2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi
Tidak memperhitungkan blokir pagu, sehingga
kegiatan secara relevan dan terjadwal, tidak
satker K/L agar segera menyelesaikan pembukaan
menumpuk pencairan anggaran pada akhir
blokir pagu tersebut.
tahun.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini,


satker agar senantiasa meningkatkan
ketelitian dalam memproses dokumen
1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang pembayaran dalam SPM terutama
diretur dengan jumlah SP2D total yang telah kebenaran dan keakuratan nama dan nomor
8. Retur SP2D terbit. rekening bank Pihak Ketiga/ penerima
2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka pembayaran.
indikator ini semakin bagus. 2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif
rekening penerima. Apabila terjadi retur SP2D,
satker agar berkoordinasi dengan KPPN untuk
penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini,


1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu Satker agar senantiasa meningkatkan
penyampaian renkas/RPD Harian yang kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu
disampaikan ke KPPN untuk jenis transaksi dalam penyampaian Renkas (RPD Harian) untuk
9. Perencanaan Kas besar (Diatas Rp 1 Miliar). transaksi pencairan dana dalam kategori besar
2. Renkas tepat waktu akan mendukung (> Rp 1 Miliar) yang memerlukan penyampaian
terwujudnya likuiditas Kas Negara yang renkas dengan tidak lebih dari 5 hari kerja sejak
terencana dan terkendali. tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai dengan
pengajuan SPM ke KPPN.

1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM


yang terdapat kesalahan secara substantif dan Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini,
dikembalikan oleh KPPN. satker agar senantiasa meningkatkan ketelitian
2. Pengembalian SPM secara formal dan dalam memproses dokumen pembayaran dalam
Pengembalian/ substantif biasanya disebabkan oleh SPM terutama kebenaran dan keakuratan data
10.
Kesalahan SPM kesalahan pengisian data supplier, sehingga supplier yang telah dicocokkan dengan data
SPM harus diperbaiki oleh Satker. yang ada pada OM SPAN maupun data identitas
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan supplier yang terkonfirmasi dengan pihak bank agar
tagihan tidak dapat dibayarkan secara tepat SPM yang diajukan tidak tertolak oleh KPPN.
waktu.
No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

Pagu Minus dihitung sepanjang tahun untuk semua jenis belanja


Satker-satker yang memiliki potensi dan/atau angka
sampai dengan level 6 digit/akun.
Pagu pagu minus agar dapat segera menyelesaikan pagu
11. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun
Minus minus dengan mempersiapkan revisi anggaran
karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan
untuk menutup pagu minus tersebut.
penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

1. Satker agar senantiasa memantau progres


Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang penyelesaian kegiatan sesuai rencana;
terlambat disampaikan melewati batas-batas akhir SPM pada 2. Menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan
Dispensasi
12. akhir tahun anggaran. dan pembayaran; dan
SPM
Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang 3. Menghitung prognosis belanja agar dapat dieksekusi
mendapat dispensasi. tepat waktu untuk menghindari penumpukkan
pencairan anggaran pada akhir tahun.

1. Kinerja konfirmasi capaian output dihitung secara bulanan


berdasarkan rasio antara jumlah data output yang
terkonfirmasi dibandingkan dengan jumlah output yang
dikelola oleh satker.
2. Output yang terkonfirmasi adalah data output yang dinilai Satker-satker agar dapat segera mengisi Capaian
Progres wajar (rasional). Tingkat kewajaran dinilai berdasarkan Output dengan angka yang wajar (rasional)
Capaian perbandingan antara progress capaian output yang diisi oleh melalui proses pengisian pada Aplikasi SAS atau
13. Output Satker dengan data lainnya seperti rencana (target) output, SAKTI yang telah melalui proses rekonsiliasi
satuan output, persentase realisasi anggaran. pada aplikasi E-Rekon LK dan terkonfirmasi
3. Nilai IKPA akan terhitung apabila satker telah mengisi KPPN.
Capaian Output melalui proses pengisian pada Aplikasi SAS
atau SAKTI yang telah melalui proses rekonsiliasi pada
aplikasi E-Rekon LK dan terkonfirmasi KPPN.
4. Nilai IKPA akan nol atau tidak dihitung apabila satker belum
mengisi Capaian Output.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
GEDUNG JUANDA I LANTAI 8-10, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR 1, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21 TELEPON (021)
3442930 PES 6248; FAKSIMILE (021) 3852146; SITUS WWW.KEMENKEU.GO.ID

NOTA DINAS
NOMOR ND-894/SJ.1/2020
Yth : 1. Para Sekretaris Direktorat Jenderal;
2. Para Sekretaris Badan;
3. Sekretaris Inspektorat Jenderal;
4. Kepala Biro Umum; dan
5. Sekretaris LNSW
di lingkungan Kementerian Keuangan
Dari : Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Sifat : Segera
Lampiran : Tiga Berkas
Hal : Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan Anggaran Semester II
lingkup Bagian Anggaran 015 Kementerian Keuangan (BA015)
Tanggal : 27 Juli 2020

Sehubungan berakhirnya Semester I Tahun Anggaran 2020 dan dalam rangka pelaksanaan
anggaran Semester II, bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dirjen Anggaran melalui surat nomor S-1200/AG/2020 perihal Penjelasan Standar Biaya Masukan
Dalam Pelaksanaan Tatanan Normal Baru mengatur Standar Biaya Masukan TA 2020 dalam
rangka pelaksanaan tatanan norma baru serta mencabut SE Dirjen Anggaran nomor SE-
1/AG/2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work from Home.
2. Selanjutnya, Dirjen Perbendaharaan melalui surat nomor S-628/PB/2020 hal Tindak Lanjut Surat
Dirjen Perbendaharaan Nomor S-369/PB/2020 hal Pemutakhiran Akun dalam Rangka
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menyampaikan bahwa:
a. Dirjen Perbendaharaan telah menerbitkan Keputusan Dirjen Perbendaharaan nomor KEP-
135/PB/2020 tentang Pemutakhiran Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.
b. Keputusan dimaksud bertujuan untuk (i) memudahkan perencanaan kegiatan, koordinasi
pelaksanaan, dan monev penanganan pandemi COVID-19; dan (ii) memudahkan penyajian
informasi atas dampak dan penanganan pandemi COVID-19 dalam Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL), Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (BUN),
dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2020.
3. Sehubungan dengan butir 1 dan 2 di atas, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan anggaran dalam periode tatanan normal baru agar memperhatikan ketentuan-
ketentuan regulator sebagaimana disebutkan dalam butir 1 dan 2 di atas serta kebijakan-
kebijakan pelaksanaan anggaran internal BA015 yang berlaku.
b. Pelaksanaan serta pertanggungjawaban anggaran dalam rangka penanganan pandemi
COVID-19 menggunakan segmen akun khusus COVID-19 sesuai ketentuan dalam surat Dirjen
Perbendaharaan nomor S-369/PB/2020.
c. Dalam hal satker telah mengalokasikan atau merealisasikan belanja penanganan COVID-19
tidak menggunakan akun khusus COVID-19, maka satker harus melakukan revisi anggaran
(DIPA/POK) dan ralat dokumen realisasi belanja (SPM/SP2D) sebagaimana diatur dalam surat
Dirjen Perbendaharaan nomor S-628/PB/2020.
d. Pelaksanaan revisi dan/atau koreksi/ralat agar dilakukan dengan koordinasi bersama Kanwil
DJPB dan KPPN mitra kerjanya pada kesempatan pertama.
4. Berkenaan dengan penilaian kinerja kualitas pelaksanaan anggaran K/L sesuai PMK Nomor
195/PMK.05/2018 (IKPA), Dirjen Perbendaharaan melalui surat Nomor S-614/PB/2020 tanggal 17
Juli 2020 (terlampir) menyampaikan kebijakan penilaian Semester 2 sebagai berikut:
a. Kebijakan relaksasi penilaian IKPA sesuai surat Dirjen Perbendaraan nomor S-258/PB/2020
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Dengan demikian, penilaian IKPA TA 2020 dilakukan
kembali mulai Triwulan III Tahun 2020.
b. Penilaian diberlakukan untuk transaksi pengelolaan keuangan mulai tanggal 1 Juli s.d.
Desember 2020 dan tidak bersifat akumulatif atas transaksi bulan Januari s.d. Juni.
c. Batas pengajuan revisi administrasi Halaman III DIPA diperpanjang sampai dengan tanggal 6
Agustus 2020.
5. Selanjutnya, pada tanggal 21 Juli 2020 telah dilaksanakannya rapat monev pelaksanaan anggaran
semester I TA 2020 lingkup BA015. Beberapa kesimpulan penting untuk menjadi perhatian antara
lain (notula terlampir):
a. Secara umum pelaksanaan anggaran maupun kinerja kualitas pelaksanaan anggaran
Semester I TA 2020 untuk tingkat BA015 cukup baik. Namun demikian, data lebih rinci
menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa area yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan
antara lain:
(i) Realisasi belanja BA015 per 30 Juni sebesar Rp25,51 Triliun dari pagu Rp45,78 Triliun
(55,7%). Namun demikian, capaian ini berasal dari belanja barang BLU BPDPKS sebesar
Rp9,45 Triliun (37% dari total realisasi). Satker dan Unit Eselon I (UE1) agar
memperhatikan dan merencanakan dengan seksama penyerapan anggaran agar target
trajektori penyerapan untuk triwulan III (60%) serta outlook TA 2020 (99%) dapat tercapai.
(ii) Nilai IKPA Semester 1 pada tataran BA015 (95,56) telah mencapai target (95) dan berada
pada peringkat 1 dari seluruh K/L. Namun demikian, nilai capaian IKPA pada 7 (tujuh) UE1
berada di bawah nilai 95.
(iii) Nilai capaian SMART Semester 1 pada tataran BA015 (46,16%) telah melebihi target
nasional (23.3%). Namun demikian, masih terdapat beberapa satker atau UE1 yang belum
mengisi Capaian Kinerja Keluaran (CKK) dan Capaian Keluaran Program (CKP).
b. Mengingat Ditjen Perbendaharaan telah melakukan perhitungan IKPA mulai triwulan III maka
relaksasi perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran (PKPA) dalam ND-
366.1/SJ.1/2020 dinyatakan dicabut. Perhitungan IKU PKPA lingkup BA015 dilaksanakan
dengan berpedoman pada SE-8/MK.1/2020.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penilaian SMART-DJA adalah:
(i) Selain dipengaruhi oleh nilai Capaian Sasaran Strategis (CSS) tingkat K/L, nilai capaian
akhir SMART juga ditentukan oleh nilai CKK (tingkat satker) dan CKP (tingkat UE1).
(ii) Dalam hal terdapat perubahan target CKK/CKP/CSS, satker dan UE1 agar melakukan
koordinasi sesegera mungkin kepada DJA melalui Biro Perencanaan dan Keuangan untuk
dilakukan penyesuaian dalam aplikasi SMART apabila diperlukan.
(iii) Satker dan UE1 agar memanfaatkan perpanjangan batas waktu pelaporan kinerja
anggaran untuk semester I TA 2020 pada aplikasi SMART s.d. tanggal 31 Juli 2020 pukul
09.00 WIB.
d. Berdasarkan telaah atas nilai indikator-indikator IKPA, beberapa langkah yang dapat
dilaksanakan untuk lebih meningkatkan nilai capaian IKPA antara lain adalah:
(i) Menyelesaikan revisi anggaran sesuai dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2020 serta
mereviu kembali rencana kegiatan sesuai hasil revisi anggaran dimaksud;
(ii) Mereviu rencana penarikan dana pada Halaman III DIPA dengan mengacu jadwal
pencairan dana yang ditetapkan serta memanfaatkan pengunduran batas waktu revisi
Halaman III DIPA s.d. 6 Agustus 2020; dan
(iii) Menginventarisir pekerjaan kontraktual, melakukan percepatan pengadaan barang/jasa,
melakukan pendaftaran data kontrak serta percepatan pembayaran sesuai prestasi kerja.
6. Demikian kami sampaikan untuk menjadi perhatian dan antisipasi. Dengan dukungan dan kerja
sama Saudara/i, mari jadikan Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan negara yang
berorientasi pada setinggi-tingginya manfaat bagi publik (value for public money) serta menjadi
teladan kualitas dalam tata kelola administratifnya.
  Atas perhatian dan kerjasama Saudara/i kami ucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik


Chalimah Pujihastuti

Tembusan: Sekretaris Jenderal

Anda mungkin juga menyukai