Anda di halaman 1dari 39

PB.

4 - 5

PENERAPAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Disusun Oleh :

Taufiqurrahman Sholeh
205040107111077
Agribisnis – B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
i

penyusunan buku ini tidak terlepas dari peran serta


KATA PENGANTAR
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah mendukung penulis dalam penyusunan buku ini,
karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
baik dosen, keluarga, sahabat, dan rekan lainnya. Penulis
menyelesaikan tugas Pendidikan Orang Dewasa dengan
berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penulis
baik, lancar, dan tepat pada waktunya. Adapun penulisan
khususnya dan bagi yang berkepentingan pada umumnya
buku ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa di Universitas
Brawijaya.

Semoga dengan adanya buku yang berjudul


“Penerapan Pendidikan Orang Dewasa” ini dapat
memberikan dampak positif bagi pembaca. Penulis
Malang, 10 November
menyadari bahwa buku ini masih sangat jauh dari kata 2021
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
segala bentuk saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca untuk perbaikan dalam penyusunan buku Penulis
berikutnya. Penulis juga menyadari bahwa dalam
ii

DAFTAR ISI Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Andrgogi .. 25


2.9 2.10 Implikasi Penerapan Andragogi dalam
Pendidikan dan Latihan .............................................. 27
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................... i Langkah – Langkah Pokok Andragogi ............. 28
DAFTAR ISI ...................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................. iii BAB III PERBEDAAN ANDRAGODI DAN PEDAGOGI
DAFTAR GAMBAR ......................................................... iv ..................................................................................... 31
3.1 Konsep Andragogi ............................................ 31

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1 3.2 Konsep Pedagogi .............................................. 32


3.3 Perbedaan Andragogi dan Pedagogi ............... 33

BAB II KONSEP PENDIDIKAN ORANG DEWASA ...... 3


2.1 Pengertian Pendidikan Orang Dewasa.............. 3
2.2 Sejarah Pendidikan Orang Dewasa ................... 4
2.3 Prinsip Pendidikan Orang Dewasa .................... 5
2.4 Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa ......... 14
2.5 Metode Pendidikan Orang Dewasa ................. 16
2.6 Teori Belajar Orang Dewasa dan Tokohnya.... 19
2.7 Jenis-Jenis Pendidikan Orang Dewasa ........... 23
2.8 Model Pembelajaran Orang Dewasa ............... 24
2.11
1

BAB I PENDAHULUAN masyarakat dari tanaman ini, diantaranya yaitu untuk pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan atau pengobatan penyakit, sebagai obat

Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai jenis tradisional, dan untuk bahan pembuatan kosmetik. Selain dimanfaatkan

spesies flora. Dari empat puluh ribu macam flora yang ada di dunia, tiga sebagai bahan obat-obatan, temulawak juga dimanfaatkan sebagai

puluh ribu diantaranya tumbuh di Indonesia, sekitar 26% telah bahan baku industri, seperti minuman dan pewarna alami. Selain itu,

dibudidayakan di Indonesia dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di temulawak juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem imunitas

hutan. Dari yang sudah dibudidayakan, terdapat lebih dari 940 jenis pada tubuh.

spesies flora yang digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu jenis
tanaman yang tegolong ke dalam tanaman obat-obatan yaitu temulawak. Tanaman dengan nama latin Curcuma xanthorrhiza Roxb ini

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan salah satu jenis memiliki banyak sekali manfaat, namun pada perkembangannya belum

tanaman obat-obatan yang memiliki khasiat multifungsi. Temulawak ini dilakukan secara maksimal. Melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh

sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, diantaranya komoditas temulawak, sehingga diperlukan strategi dalam

seperti kelainan pada hati/lever, kantong empedu, pankreas, dan mengembangkan komoditas temulawak ini yang salah satunya melalui

berbagai penyakit lainnya. penyuluhan terhadap petani dengan menerapkan sistem pendidikan
orang dewasa.

Temulawak memiliki rimpang induk yang berbentuk bulat seperti


telur dan berwarna kuning tua atau cokelat kemerahan. Rimpang Orang dewasa merupakan suatu individu yang telah

temulawak ini sudah dikenal lama sebagai tanaman obat, yang memiliki menyelesaikan pertumbuhannya dan siap untuk menerima kedudukan

efek farmakologi sebagai pelindung terhadap hati, meningkatkan nafsu dalam suatu masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya

makan, anti radang, memperlancara pengeluaran empedu, dan (Sujarwo, 2015). Orang dewasa merupakan orang yang telah memiliki

mengatasi gangguan pencernaan. Manfaat lain yang dipergunakan oleh banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan dalam
2

mengatasi berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Sekarang ini, di Adapun tujuan dari penyusunan buku yang berjudul “Penerapan
era perkembangan globalisasi dan informasi serta kemajuan dalam Pendidikan Orang Dewasa Dalam Perkembangan Penyuluhan
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, konsep pendidikan orang Komoditas Temulawak” ini, diantaranya yaitu untuk memberikan informasi
dewasa menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Adapun salah tentang pendidikan orang dewasa, memberikan pengetahuan tentang
satu penerapan nyata yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan komoditas temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), dan penerapan
konsep pendidikan orang dewasa yaitu pada bidang pertanian khususnya pendidikan orang dewasa dalam perkembangan penyuluhan komoditas
dalam hal penyuluhan/pelatihan. Orang dewasa sendiri akan tumbuh temulawak di Indonesia.
sebagai pribadi yang memiliki kematangan konsep diri yang menuju ke
arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri (Sunhaji, 2013). Buku ini juga diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai
sumber pengetahuan dan ilmu baru bagi mereka yang khususnya tidak
Dalam Penerapan prinsip belajar andragogi lebih menekankan mengetahui banyak hal seputar temulawak dan penerapannya melalui
kepada pembimbing atau tutor dalam hal membantu orang dewasa untuk pendidikan orang dewasa. Selain itu, buku ini juga dapat berguna bagi
menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Penerapan beberapa pihak terkait seperti dinas pertanian/pemerintah, petani
prinsip ini juga bertujuan bagi orang dewasa untuk memecahkan masalah temulawak, dan masyarakat umum.
dalam setiap kehidupan mereka masing-masing. Sehingga, pendidikan
andragogi ini sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan penyuluhan bagi
para petani temulawak. Dengan adanya penyuluhan yang menggunakan
metode andragogi ini, maka penerapan prinsip andragogi akan
tersampaikan kepada petani lewat pelatihan dan pembimbingan yang
dilakukan oleh penyuluh dalam memberi informasi dan pengetahuan
seputar perkembangan komoditas temulawak.
3

BAB II KONSEP PENDIDIKAN ORANG DEWASA Istilah Andragogi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu andro yang
berarti orang dewasa (adult) dan agogos yang berarti memimpin atau
2.1 Pengertian Pendidikan Orang Dewasa membimbing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Andragogi merupakan ilmu
Pendidikan orang dewasa merupakan suatu proses dimana di yang mempelajari bagaimana cara dalam memimpin atau membimbing
dalamnya terdapat interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta orang dewasa atau dapat berarti andragogi merupakan ilmu mengajar
didik yang berusia dewasa, baik dalam lingkup pendidikan formal maupun orang dewasa. Andragogi ini sendiri nantinya akan menstimulasi orang
nonformal. Pendidikan orang dewasa juga merupakan suatu proses dewasa agar mampu melakukan proses pencarian dan penemuan ilmu
belajar yang sistematis dan berkelanjutan pada orang yang berstatus pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan orang dewasa. Pada
dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada pengetahuan, hakikatnya andragogi akan berlangsung secara terus-menerus dan tidak
sikap, nilai, dan keterampilan. Menurut John D Ingals, bahwa pendidikan ada hentinya selama manusia masih hidup di dunia. Andragogi juga
orang dewasa merupakan suatu cara pendekatan dalam proses belajar sering diidentikkan dengan konsep “life long education” atau pendidikan
orang dewasa, dimana rumusan ini lebih menekankan kepada teknik sepanjang hayat, yang artinya di dalam andragogi hidup sendiri
belajar bagi orang dewasa sehingga nantinya orang dewasa sanggup dan merupakan suatu proses belajar yang akan terus terlaksana sepanjang
dapat belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut hidup di dunia. Pendidikan orang dewasa memiliki konsep yang berbeda
A.G.Lunandi, andragogi merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dengan pendidikan untuk anak-anak atau yang sering disebut dengan
diorganisasikan dengan tujuan untuk melanjutkan atau menggantikan istilah pedagogi. Konsep andragogi ini sendiri berkaitan dengan proses
pendidikan di sekolah, kelas, universitas, ataupun pelatihan kerja (Anwar, pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia
2017). Menurut Knowles, andragogi merupakan suatu ilmu dan seni yang untuk hidup.
bertujuan untuk membantu orang dewasa dalam berlajar serta dapat
digunakan dan memberikan hasil yang lebih baik dalam situasi-situasi Istilah andragogi juga sering dipakai dalam proses pembelajaran
tertentu (Sujarwo, 2007). orang dewasa (adult learning), baik itu dalam proses pendidikan secara
4

formal maupun dalam proses pendidikan nonformal (pendidikan luar rumusan konsep perbedaan antara pendidikan anak-anak (pedagogi)
sekolah). Dalam pendidikan formal andragogi sering digunakan pada dengan pendidikan orang dewasa (andragogi). Pendidikan orang dewasa
proses pembelajaran tingkat pendidikan menengah ke atas. Sedangkan, atau dengan istilah lain Andragogi berasal dari bahasa Yunani dari kata
pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan aner yang artinya orang dewasa, dan agogos yang artinya memimpin.
sebagai landasan dalam suatu proses pembelajaran pada berbagai Istilah andragogi pertama kali muncul pada tahun 1833 oleh seorang guru
satuan, bentuk, dan tingkatan penyelenggaraan pendidikan nonformal. di Jerman yang bernama Alexander Kapp. Pada abad 18 tersebut, kapp
Dalam penerapan konsepnya prinsip andragogi pada proses menggunakan istilah pendidikan orang dewasa dalam menjelaskan
pembelajaran sebenarnya tidak secara mutlak harus berdasarkan pada tentang andragogi, terutama pada teori pendidikan yang dilahirkan oleh
bentuk, satuan, dan tingkat pendidikan, akan tetapi yang paling utama ahli-ahli filsafat seperti Plato (Mustofa, 2013). Awal munculnya istilah ini,
yaitu berdasarkan pada kesiapan peserta didik untuk belajar. Kapp menekankan pentingnya andragogi dalam suatu pendidikan orang
desawa. Istilah andragogi ini sendiri juga telah digunakan selama lebih
2.2 Sejarah Pendidikan Orang Dewasa dari 85 tahun.
Dalam sejarah perkembangan ilmu pendidikan, kajian awal tentang
konsep pendidikan di dunia ini berasal dari pemahaman tentang Menurut (Mustofa, 2013), terdapat sejarah perkembangan
persoalan belajar pada anak dan pengalaman mengajar terhadap anak- penggunaan istilah andragogi dari tahun ke tahun sebagai teori
anak. Dengan pemahaman tersebut, aktivitas pembelajaran secara pendidikan baru diantaranya yaitu :
dominan didasarkan pada pandangan bahwa pendidikan merupakan 1. Pada abad 18 sekitar tahun 1833, Alexander Kapp menggunakan
suatu proses transmisi pengetahuan. Seiring dengan pesatnya istilah pendidikan orang dewasa untuk menjelaskan bagaimana teori
perkembangan teknologi, mobilitas penduduk, perubahan dan pendidikan yang dikembangkan dan dilahirkan oleh ahli-ahli filsafat
perkembangan zaman, kajian tentang konsep pendidikan mengalami seperti Plato.
perluasan ke wilayah pendidikan orang dewasa, sehingga muncullah
5

2. Pada tahun 1833, Gernan Enchevort memakai istilah pendidikan 11. Pada tahun 1950, Malcolm Knowles menyatakan bahwa inti
orang dewasa untuk membahas asal mula pendidikan andragogi. Pendidikan orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional.
3. Pada abad 19 tahun 1919, oleh Adam Smith memberikan sebuah 12. Pada tahun 1956, M. Ogrizovic dan Frans Poggeler menggunakan
pendapat terkait pendidikan orang dewasa yaitu “pendidikan juga tidak istilah andragogi sebagai suatu konsep pendidikan orang dewasa.
hanya untuk anak-anak, tetapi pendidikan juga untuk orang dewasa”. 13. Pada tahun 1967, Dugan Sevicevic mengistilahkan andragogi yang
4. Pada tahun 1921, Eugen Rosenstock mengatakan bahwa pendidikan dipararelkan dengan pedagogi sehingga dikenal agogy.
orang dewasa itu membutuhkan guru khusus, metode khusus, dan 14. Pada tahun 1970, Malcolm Knowles memaparkan prinsip-prinsip
filsafat khusus. pendidikan orang dewasa sekaligus perbedaannya dengan pedagogi.
5. Pada tahun 1929, Lawrence P. Jacks menggunakan istilah pendidikan
orang dewasa dengan Continuing School. 2.3 Prinsip Pendidikan Orang Dewasa
6. Pada tahun 1936, Lyman Buson melakukan peninjauan terhadap Prinsip-prinsip andragogi pada dasarnya merupakan sama dengan
tujuan pendidikan orang dewasa dari segi sosial. yang dikembangkan dalam beberapa pelatihan lainnya yaitu dengan
7. Pada tahun 1938, Alan Rogers mengatakan bahwa salah satu tipe menggunakan metode instruksional, akan tetapi prinsip andragogi
pendidikan orang dewasa adalah berdasarkan pada penggunaan mencakup ke arah yang lebih luas lagi. Menurut Sunhaji (2013), ada 9
metode baru. prinsip pendidikan orang dewasa yaitu :
8. Pada tahun 1939, Rat Herton mengatakan bahwa orang dewasa
mempunyai beberapa pengetahuan atau kecakapan. 1. Appropriatnese
9. Pada tahun 1940, Harold mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya Prinsip appropriatnese atau kesesuaian mengatakan bahwa secara
isi pengajaran, tetapi juga metode mengajar harus di ubah. keseluruhan baik itu pelatihan, informasi, alat-alat bantu yang dipakai,
10. Pada tahun 1949, Harry Overstreet menyatakan tentang perlunya studi kasus dan material-material lainnya harus disesuaikan dengan
pemisahan anatara konsep pendidikan orang dewasa. kebutuhan peserta/partisipan. Peserta akan mudah kehilangan motivasi
6

jika pelatih gagal dalam mengupayakan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, 3. Motivation
materi yang diberikan harus relevan dengan kebutuhan Prinsip dari motivasi menjelaskan bahwa pastisipan/peserta harus
peserta/partisipan. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan memiliki keinginan, kesiapan, dan alasan untuk belajar. Dengan adanya
mengenai appropriatnese : motivasi yang kuat dan keinginan dalam belajar, maka peserta dapat
- Pengajar harus secara jelas mengidentifikasi kebutuhan peserta agar menjadi lebih baik dalam melakukan pembelajaran. Adapun faktor-faktor
dapat mengambil bagian dalam pelatihan. Gunakan deskripsi, contoh- yang perlu dipertimbangkan mengenai motivation yaitu :
contoh, atau ilustrasi-ilustrasi yang akrab (familiar) dengan peserta. - Materi yang diberikan harus bermakna dan berharga bagi peserta.
- Hukum ini menunjukan bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima - Pengajar dan peserta harus sama-sama memiliki motivasi.
pada saat terakhir adalah yang paling banyak diingat peserta. - Pengajar harus dapat memenuhi kebutuhan peserta.
- Pengajar harus mampu memberikan materi pembelajaran, sehingga
2. Two Way Communication peserta mengerti arah dari pembelajaran tersebut.
Two way communication atau komunikasi dua arah menjelaskan
bahwa proses pembelajaran meliputi komunikasi dengan peserta. Adaun 4. Primacy
bentuk penyajian komunikasi ini menggunakan prinsip komunikasi dua Prinsip primacy mengatakan bahwa hal pertama yang dipelarari
arah atau timbal balik. Adapun faktor-faktor pertimbangan mengenai two peserta menjadi kesan awal bagi peserta itu sendiri. Oleh karena itu,
way communication yaitu : selama proses pembelajaran berlangsung penting untuk memberikan
- Bahasa tubuh berkaitan dengan komunikasi dua arah. cara terbaik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Adapun faktor-
- Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan siapa itu faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai primacy yaitu :
dirancang, yaitu tak lain adalah peserta. - Waktu pembelajaran diberikan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
7

- Permulaan pembelajaran sangat penting karena menjadi kesan awal - Membutan ringkasan sesering mungkin sebagai bentuk lain dari
bagi peserta. Sehingga, pengajar harus mampu memberi informasi latihan.
dan materi semenarik mungkin. - Membuat peserta untuk selalu ingat apa yang telah sidajikan
- Usahakan agar peserta tetap selalu sadar akan arah dan sedemikian jauh dalam pembelajaran.
perkembangan dari pembelajarannya. - Sering dikatakan bahwa tanpa latihan, peserta akan mudah lupa
- Beri keyakinan kepada peserta akan pentingnya pembelajaran mengenai materi pembelajaran.
tersebut.
6. Multiple-Sense Learning
5. Exercise Prinsip multiple sense learning mengatakan bahwa belajar akan jauh
Prinsip exercise (latihan) menjelaskan bahwa segala sesuatu yang lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu indera yang
dilakukan secara berulang akan menjadi hal yang paling mudah untuk dimiliki. Adapun faktor-faktor pertimbangan mengenai multiple-sense
diingat. Dengan mengajarkan peserta untuk melakukan latihan atau learning yaitu :
mengulang informasi yang diberikan, maka itu dapat meningkatkan daya - Memberikan perilaku yang baik apabila mengatakan sesuatu kepada
ingat bagi peserta akan pembelajaran yang diberikan. Prinsip dari latihan peserta.
ini juga mengacu pada pengulangan yang berarti atau belajar ulang. - Menggunakan sebanyak mungkin indera peserta jika itu perlu sebagai
Adapun faktor-faktor untuk pertimbangan dalam exercise yaitu : sarana belajar mereka.
- Sering melakukan pengulangan terhadap sesuatu hal. - Yakinkan bahwa tidak sulit bagi peserta kelompok untuk mendengar,
- Memberikan pertanyaan berulang untuk meningkatkan latihan pada melihat, dan menyentuh apapun yang kita inginkan.
peserta.
- Peserta harus terus mengulang latihannya sendiri.
8

7. Active Learning - Pada saat dilakukan tes, peserta harus memperoleh umpan balik
Prinsip active learning menjelaskan bahwa peserta belajar lebih giat tentang penampilan mereka.
jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Prinsip ini - Tes dapat meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan fasilitator
juga dapat membantu peserta supaya tidak jenuh selama proses secara berkala mengenai kondisi kelompok.
pembelajaran. Adapun faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai active - Umbalik yang diberikan tidak harus berupa yang positif, tetapi juga
learning yaitu : yang dapat membangun peserta meskipun besifat negarif.
- Menggunakan latihan atau praktek selama pembelajaran. - Peserta harus menggunakan kata-kata yang benar dalam
- Membuat banyak pertanyaan selama memberikan materi. memberikan umpan balik.
- Mengadakan kuis cepat supaya peserta tetap aktif. - Perhatikan setiap peserta yang memberi umpan balik positif maupun
- Biarkan peserta melakukan apa yang ada dalam instruksi umpan balik negatif.
pembelajaran.
9. Regency
8. Feedback Prinsip regency menjelaskan bahwa sesuatu yang dipelajari atau
Prinsip dari feedback (umpan balik) menjelaskan bahwa baik fasilitator diterima pada saat terakhir merupakan yang paling diingat oleh
maupun peserta membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu peserta/partisipan. Adapun faktor-faktor untuk pertimbangan tentang
mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada regency yaitu :
apa yang disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan - Usahakan setiap sesi pertemuan yang diberikan berjangka waktu
umpan balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka. Adapun faktor- yang relatif pendek.
faktor untuk pertimbangan mengenai feedback yaitu : - Jika sesi dilakukan lebih dari 20 menit, maka materi dapat diringkas.
- Peserta harus diuji secara berkala untuk memberikan umpan balik - Peserta harus membuat ringkasan dari keseluruhan sesi dan beri
bagi fasilitator. penekanan pada pesan-pesan atau poin-poin pentingnya.
9

Selain itu, menurut Depdikbud, terdapat 10 prinsip pendidikan 3. Prinsip kebersamaan


orang dewasa yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih
Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam
efektif dan efisien. Adapun 10 prinsip tersebut, yaitu :
kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya
1. Prinsip kemitraan interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.

Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar 4. Prinsip partisipasi


dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid
Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara
tetapi sebagai mitra belajar sehingga hubugan yang mereka bangun
maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas
bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang
dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang dewasa
bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin
semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari
untuk membantu proses belajar pelajarnya.
seluruh proses pembelajarn mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan
2. Prinsip pengalaman nyata evaluasi pembelajaran.

Prinsip pngalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan 5. Prinsip keswadayaan


pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan
Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong kemandirian
yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak
pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan
berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang
orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang
sebenmarnya.
mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah
diperlukan prinsip keswadayaan.

6. Prinsip kesinambungan
10

Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang 9. Prinsip lokalitas
dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu
Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat
dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang.
spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang
Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup
dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada
(life long education) dalam pendidikan orang dewasa.
umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan
7. Prinsip manfaat dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka
masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak
Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam
dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip
pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang
yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran
dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala
sakarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk
dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran
memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang.
terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan
Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan
karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul
dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri karena
kesiapanya untuk belajar.
hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang
8. Prinsip kesiapan dimiliki oleh pelajar.

Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik 10. Prinsip keterpaduan
dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang
Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan
dewasa tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala
materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam
dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap
pendidikan orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya
fisiknya atau belum siap mentalnya.
11

terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau Prinsip akibat
terpisah-pisah.
Dalam pendidikan orang dewasa, emosi, perasaan, lingkungan belajar,
Menurut Hommonds, terdapat 4 prinsip belajar Untuk Orang hingga pendidik yang memberikan materi sangat mempengaruhi
Dewasa yang dapat digunakan untuk mempercepat proses perubahan keberhasilan atau tidak tercapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan.
perilaku pelajar, diantaranya yaitu : Oleh karena itu, sangat diperlukan pendidik yang peka terhadap
kepuasan pelajar yang berkaitan dengan segala hal yang berkaitan
Prinsip latihan (praktik)
dengan proses belajar pendidikan orang dewasa. Dengan adanya
Ketika kita telah menerima materi dan melakukan aktifitas yang konkrit kepuasan diharapkan pelajar dapat mencapai keberhasilan dan tujuan
dan juga yang tidak nyata seperti aktifitas penggunaan indera, susunan pembelajaran.
syaraf dan pusat susunan syaraf. Pelajar akan terdorong untuk
Prinsip kesiapan
mengaplikasikan ilmu yang ia terima sebelumnya. Hal ini akan
mempercepat perkembangan dan perubahan kualitas pelajar. Kesiapan diri pelajar akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh dari
proses belajar. Baik fisik maupun mental pembelajar sangat
Prinsip hubungan
mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan adanya kesiapan mental
Kejadian atau pengalaman dimasa lampau dapat dijadikan pedoman dan fisik diharapkan pelajar dapat mencurahkan seluruh perhatiannya
untuk meramalkan akibat atau hasil yang akan mungkin akan terjadi dari pada materi yang sedang dihadapi. Dengan demikian diharapkan, pelajar
suatu proses. Menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman dapat memaksimalkan usaha pencapaian dan dapat mengatasi rintangan
terdahulu. belajar, agar dapat berprestasi.
12

Kita semua tahu bahwa orang dewasa bukanlah ”lembar kosong” Prinsip Ketiga
yang dengan mudah dapat ditulisi. Orang dewasa adalah orang-orang
Kembangkan proses belajar dari pengalaman masyarakat atau
yang kaya pengalaman, punya pendirian dan sikap nilai tertentu. Untuk
hubungkan antara teori dengan kehidupan sehari-hari masyarakat
itu, terdapat prinsip membelajarkan orang dewasa. Prinsip-prinsip belajar
karena: Orang dewasa lebih senang mengobrol dan diskusi pengalaman
dengan orang dewasa, yaitu:
untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan diri mereka dan
Prinsip Pertama lingkungan Orang dewasa senang menceritakan pengalamannya dan
senang mendengarkan pengalaman orang lain.
Tidak menggurui atau mengajari orang dewasa, tetapi ajaklah mereka
belajar bersama, karena: Orang dewasa menganggap dirinya mampu Prinsip Keempat
belajar sendiri. Orang dewasa mampu mengatur dirinya sendiri (mandiri)
Memberikan informasi yang memang dibutuhkan masyarakat, karena
dan tidak suka diajari apalagi diperintah kecuali jika mereka diberi
setiap orang dewasa akan mengontrol proses belajarnya dan selalu
kesempatan untuk bertanya mengapa? Dan mengambil keputusan
memiliki tujuan pribadi untuk belajar. Orang dewasa tidak suka belajar
sendiri. Sikap yang terkesan mengguruinya akan cenderung ditolaknya,
sesuatau yang tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari (tidak suka
atau dihindarinya.
TEORI yang tidak diaplikasikan) Orang dewasa cenderung ingin segera
Prinsip Kedua menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru.

Tidak menyalahkan atau merendahkan pendapat masyarakat (Orang Prinsip Kelima


Dewasa), karena: Harga diri sangat penting bagi orang dewasa. Dia
Mempertimbangkan keterbatasan kemampuan belajar masyarakat
menuntut untuk dihargai, terutama menyangkut diri dan kehidupannya.
(Orang Dewasa), karena kemampuan untuk menyerap informasi juga
Orang dewasa memilki kesadaran akan dirinya dalam menanggapi
semakin kurang berdasar usia dan perubahan fisik.
penilaian orang lain.
13

Dari penjalesan pendapat di atas mengenai prinsip pendidikan untuk mempraktekan, memecahkan permasalahan dengan berbagai
orang dewasa, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar bagi orang cara.
dewasa yaitu orang dewasa yang sangat berbeda dalam hal belajar
Paktis
dengan anak-anak usia sekolah atau yang masih belia. Belajar orang
dewasa lebih bersifat mandiri, orang dewasa tidak ingin diajar tapi ingin Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang dipelajarinya

belajar, dan orang dewasa tidak ingin diguru'i, tetapi ingin berguru. Dari itu praktis dan mudah diterapkan. Ini berarti hal-hal yang sulit enggan

kesimpulan tersebut, didapatkan bahawa ada delapan prinsip belajar untuk dipelajarinya.

orang dewasa yang harus dimiliki dalam penerapannya, diantaranya Sesuai Kebutuhan
yaitu:
Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang ia pelajari
Nilai Manfaat sesuai dengan kebutuhannya. Setiap orang mempunyai kebutuhan dan

Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang ia pelajari apabila kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan cara belajar, maka ia akan

mempunyai nilai manfaat bagi dirinya. sangat bergairah untuk belajar.

Sesuai Dengan Pengalaman Menarik

Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang dipelajari itu Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang dipelajari itu

sesuai atau sejalan dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada menarik baginya. Jika pelajaran itu mudah dan merupakan hal yang baru,

dalam dirinya. maka orang dewasa akan dengan senang hati terlibat dalam proses
belajar.
Masalah Sehari-hari

Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila bahan yang dipelajari
itu berpusat di sekitar masalah sehari-hari dan ia mempunyai kesempatan
14

Berpartisipasi Secara Aktif 4. Pelajaran disusun berdasarkan kemampuan atau penampilan yang
diharapkan terdapat pada peserta didik.
Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila ia turut ambil bagian
secara penuh. Suatu kegiatan belajar yang kurang melibatkan pesertanya Selain itu, terdapat karakeristik lain dari pendidikan orang dewasa,
akan kurang menarik dan menjenuhkan pesertanya. diantaranya yaitu :

Kerja Sama 1. Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-


nilai
Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila situasi antar tutor/
2. Memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik
fasilitator/pelatih dan pesertanya terdapat kerjasama dan saling
3. Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang
menghargai satu sama lain. Dalam situasi semacam ini, terdapat rasa
menyenangkan dan menantang
aman pada diri peserta dalam melakukan kegiatan.
4. Mengutamakan peran peserta didik
5. Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati
2.4 Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa 6. Belajar orang dewasa bersifat unik
Menurut (Sunhaji, 2013) terdapat beberapa karakteristik dalam 7. Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik
pendidikan orang dewasa, diantaranya sebagai berikut : 8. Orang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9. Orang dewasa memiliki kecerdasan yang beragam
1. Pembelajaran lebih mengarah ke suatu proses pendewasaan
10. Kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar
2. Pembelajaran mengutamakan menggunakan eksperimen, diskusi,
11. Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan
pemecahan masalah, latihan, simulasi dan praktek lapangan.
kekurangannya
3. Pendidikan harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan orang
12. Orientasi belakar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
dewasa.
13. Motivasi dari dirinya sendiri
15

Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa karakteristik belajar bidang yang ditekuninya. Sebaiknya cara mempelajari sesuatu yang
orang dewasa dapat dirumuskan sebagai berikut: baru dimulai dari pengalaman-pengalaman mereka.
5. Orang dewasa belajar dengan cara berbagi pendapat bersama orang
1. Orang dewasa belajar karena adanya tuntutan tugas, tuntutan
lain. Karena mereka kaya pengalaman, berbagi pendapat merupakan
perkembangan atau keinginan peningkatan peran. Berbeda dengan
salah satu cara efektif mereka dalam belajar.
anak-anak yang cenderung menerima materi pelajaran yang
6. Orang dewasa mempertanyakan mengapa harus mempelajari
disampaikan oleh guru, orang dewasa akan belajar manakala
sesuatu sebelum mereka mempelajari sesuatu. Jika anak-anak
pembelajaran ini dapat memenuhi tuntutan tugas, tuntutan
cenderung menerima topik pembelajaran, orang dewasa perlu
perkembangan, dan tuntutan akibat peningkatan peran. Karenanya
mengetahui bahwa hal-hal yang mereka pelajari merupakan hal yang
dalam pembelajaran orang dewasa perlu dijelaskan kaitan antara
bermanfaat langsung bagi mereka.
materi dengan tuntutan tugas, peran, dan tuntutan perkembangan
7. Orang dewasa belajar dengan memecahkan masalah tidak
mereka.
berorientasi pada bahan pelajaran Jika hal yang dipelajari dalam
2. Orang dewasa suka mempelajari sesuatu yang praktis, dapat
pelatihan dapat memecahkan masalah yang dialami, maka mereka
langsung diterapkan, dan bermanfaat dalam kehidupannya. Orang
akan belajar dengan baik.
dewasa kebanyakan telah kaya dengan pengetahuan-pengetahuan
8. Orang dewasa menyukai suasana pembelajaran yang
teoritis. Karenanya materi pelatihan orang dewasa sebaiknya dipilih
membangkitkan kepercayaan diri. Hal ini berkaitan dengan keinginan
yang praktis dan dapat diterapkan dalam kehidupannya.
untuk dihargai. Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang mudah
3. Orang dewasa dalam proses belajar ingin diperlakukan sebagai orang
sehingga kepercayaan diri mereka meningkat.
dewasa/dihargai
9. Orang dewasa memerlukan waktu yang lebih panjang dalam belajar
4. Orang dewasa kaya pengalaman dan berwawasan luas, mempelajari
karena perlu memvalidasi informasi baru. Orang dewasa tidak sekedar
sesuatu yang baru berdasar pengalamannya. Setiap orang dewasa
umumnya memiliki pengalaman yang sangat luas utamanya dalam
16

menerima informasi melainkan memvalidasi informasi berdasarkan 1. Membantu orang menata pengalaman masa lalu yang dimilikinya
pengalaman-pengalaman mereka. melalui cara baru, seperti konsultasi, latihan kepekaan, dan beberapa
10. Orang dewasa akan melanjutkan proses belajar jika pengalaman jenis latihan manajemen, yang membantu individu untuk dapat lebih
belajar yang dilaluinya memuaskan. memanfaatkan apa yang telah diketahuinya.
2. Memberikan pengetahuan atau keterampilan baru, yakni mendorong
individu untuk meraih pengetahuan atau keterampilan yang sudah
2.5 Metode Pendidikan Orang Dewasa dimilikinya.
Dalam penerapan pendidikan orang dewasa terdapat metode yang
Posisi atau sifat pengalaman belajar dalam kontinum proses
digunakan didalamnya. Adapun metode tersebut sangat begitu banyak,
belajar dapat memengaruhi beberapa hal berikut ini.
mulai dari penyajian formal sampai dengan widyawisata. Pengetahuan
tentang metode pendidikan orang dewasa ini sangat penting agar dapat 1. Persiapan dan orientasi bagi proses belajar
menentukan metode yang sesuai dengan program pendidikan orang 2. Suasana dan kecepatan belajar
dewasa yang akan dilaksanakan. Ditinjau dari sudut pandangnya, metode 3. Peran dan sikap pembimbing
pendidikan orang dewasa terbagi menjadi 2 yaitu kontinum proses belajar 4. Peran dan sikap peserta didik
dan jenis pertemuan yang dilakukan dalam pendidikan orang dewasa. 5. Metode yang diterapkan agar usaha belajar berhasil.

1. Kontinum proses belajar sebagai dasar metode POD 2. Pemilihan jenis pertemuan

Metode pendidikan orang dewasa sebaiknya dipilih berdasarkan Metode ini biasa digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Ada
tujuan pendidikan, yang pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua beberapa jenis pertemuan yang dapat dipilih seseorang guna
jenis, yaitu: menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pemilihan jenis pertemuan
yang memuaskan tergantung pada apa yang ingin diselesaikan. Jenis-
17

jenis pertemuan yang umum dilakukan dalam POD adalah sebagai kurang baik, maka tidak dapat memberikan motivasi kepada peserta.
berikut: Semakin besar ruang lingkup konvensi, menyebabkan masing-masing
peserta tidak saling mengenal.
1. Institusi
3. Konferensi
Mereka yang ikut dalam institusi adalah orang yang tertarik dalam
bidang khusus. Dalam suatu institusi, serta identifikasi akan berlangsung Petemuan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. Jumlah
pemberian informasi dan instruksi, serta identifikasi masalah dan peserta dalam konfensi mungkin hanya dua orang, atau sampai lima
pemecahannya. Keterbatasan instritusi, yaitu tujuan akhirnya sering tidak puluh orang atau lebih namun, jumlahnya tidak sebanyak peserta institusi.
tercapai, dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam Keterbatasan konferensi adalah ketidakpastian kehadiran peserta,
mengorganisasikan suatu institusi dan melihat perkembangannya, ada sulitnya megevaluasi apa yang telah dicapai dalam konferensi dan apa
beberapa perencana yang tidak mau menyisihkan waktunya untuk yang akan dikerjakan sebagai tindak lanjut.
keperluan itu. Hal ini harus menjadi tantangan bagi tim kerja dan keahlian
4. Lokakarya (Workshop)
pemimpinnya.
Pertemuan orang yang bekerja sama dalam kelompok kecil, biasanya
2. Konvensi
dibatasi pada masalah yang berasal dari mereka sendiri. Peran peserta
Peserta datang dari kelompok lokal yang merupakan organisasi orang diharapkan untuk dapat mengahasilkan produk tertentu.
tua baik dari tingkat kabupaten, provinsi, ataupun tingkat nasional. Salah
5. Seminar
satu manfaat konvensi adalah memberikan peserta secara individual
kesempatan melihat organisasi sebagai suatu badan penting di mana ia Secara umum dikenal sebagai lembaga belajar. Tujuan seminar

mengidentifikasikan dirinya. Jika konvensi dilaksanakan dengan baik, adalah untuk mempelajari subjek di bawah seorang pimpinan yang

loyalitas peserta akan termotivasi, egonya akan berkurang, dan menguasasi bidang yang diseminarkan. Seminar sering berhubungan

dedikasinya akan menguat. Kelehan konvensi adalah jika pelaksanaan


18

erat dengan riset. Seminar tidak dapat digunakan secara universal karena 8. Kelas Formal
beragamnya latar belakang orang.
Pendidikan orang dewasa biasanya bergabung dengan program
6. Kursus Kilat sekolah. Mereka yang hadir telah menyatakan minat mereka dan telah
mendaftar, membayar uang pendaftaran, dan setuju terikat dengan
Institusi yang sangat intensif selama satu hari atau lebih tentang
peraturan program institusi.
beberapa subjek khusus. Materinya disajikan dalam bentuk modul dan
dimaksudkan untuk membantu peserta mengerjakan tugas secara lebih 9. Diskusi Terbuka
baik sesuai dengan pekerjaannya setelah kembali ke rumah. Kursus tidak
Salah satu jenis pendidikan orang dewas yang sangat penting. Orang-
terlalu menjadi daya tarik yang universal, sulit bagi perencana untuk
orang yang berperan aktif yang cukup ahli dalam proses kelompok untuk
mengembankgkan program yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
memanfaatkan teknik secara penuh dalam meningkatkan kebebasan
setiap orang yang terkait.
mengeluarkan pendapat.
7. Kuliah Bersambung
Adapun metode dalam pertemuan yang diterapkan pada pendidikan
Suatu rangkaian penyajian yang diberikan oleh dosen dengan periode orang dewasa secara lengkap terdiri atas :
waktu satu kali per hari, satu kali per minggu, atau satu kali per bulan.
1. Penyajian formal : ceramah atau kuliah, simposium, diskusi panel, dan
Selang waktu antara masing-masing kuliah bervariasi. Keterbatasan
kolokium.
kuliah bersambunga adalah dosen harus bekerja keras untuk
2. Teknik diskusi : diskusi kelompok dengan wakil pemimpin (xo-leader),
mempersiapkan materinya dan cukup sulit untuk mendorong peserta
kelompok hunddle, sesi buzz , teknik ”Philips 66”, tim pimpinan,tim
melakukan tindakan tertentu.
pendengar, permainan peran, skit drama, curah pendapat
(branstorming), diskusi informal, debat, diskusi mangkok ikan
(fishbowl discussion), teknik kelompok nominal, forum kuliah.
19

3. Demonstrasi dan laboratorium : demonstrasi metode, demonstrasi d. Pendidikan akan memberikan pengajaran kepada peserta didik
hasil, dan prosedur laboratorium. secara signifkan bila tidak terdapat tekanan terhadap peserta didik,
4. Widyawisata. dan adanya perbedaan persepsi/pendapat yang difasilitasi/diakomodir
5. Audiovisual dan komunikasi tertulis. kepada peserta didik.
Carl Rogers merupakan seorang ahli ilmu jawa humanistik yang
2.6 Teori Belajar Orang Dewasa dan Tokohnya
menganjurkan setiap orang untuk melakukan perluasan teknik psikoterapi
Teori andragogi merupakan teori yang menjelaskan tentang
dalam bidang pembelajaran. Pendekatan yang dikemukakannya lebih
bagaimana belajar orang dewasa pada kegiatan pembelajaran. Dalam
dikenal dengan istilah latihan sensitivitas yang terdiri dari kelompok,
teori belajar orang dewasa terdapat 5 pendapat tokoh yang
group, workshop intensif, dan hubungan masyarakat. Tujuan dari latihan
mengemukakan pendapatnya mengenai teori belajar orang dewasa.
sensitivitas ini dimaksudkan untuk membantu peserta dalam belajar
Menurut Malik (2008) teori belajar orang dewasa teori belajar orang
berbagi rasa pada setiap penjagaan sikap dan hubungan interpersonal di
dewasa tersebut diantaranya yaitu :
antara mereka.
Carl Rogers mengemukakan terdapat 3 unsur yang penting dalam
1. Carl Rogers
belajar berpengalaman, diantaranya yaitu :
Carl R Rogers (1951) mengemukakan pendapatnya mengenai teori
a. Peserta belajar hendaknya dihadapkan pada masalah nyata yang
belajar orang dewasa dengan konsep “Student Centered Learning”, yang
ingin ditemukan pemecahannya.
artinya yaitu :
b. Apabila kesadaran akan masalah telah terbentuk, maka terbentuk
a. Kita tidak dapat mengajar orang lain, namun kita dapat memberi
pulalah sikap terhadap masalah tersebut.
fasilitas kepada orang lain.
c. Adanya sumber belajar, baik berupa manusia maupun berbentuk
b. Seseorang akan belajar secara signifikan apabila hal tersebut dapat
bahan tertulis atau tercetak.
menumbuhkan/memperkuat dirinya.
c. Manusia tidak akan dapat belajar apabila berada di bawah tekanan.
20

2. Robert M. Gagne e. Diskriminasi Berganda


Gagne mengemukakan bahwa dalam pendidikan orang dewasa yang
Tipe belajar ini mengarah pada keterampilan intelektual berupa
terpenting itu berkaitan dengan kondisi belajar. Menurut Gagne terdapat
kemampuan dalam membedakan antara beberapa jenis gejala yang
8 tipe belajar yang perlu diterapkan, diantaranya yaitu :
serupa. Melalui tipe belajar ini, peserta didik diharapkan dapat memiliki
a. Belajar Berisyarat kemampuan untuk menetapkan suatu situasi sesuai kondisi yang tepat.

Belajar berisyarat merupakan suatu bentuk “Classical Conditioning” f. Belajar Konsep


yang dapat terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa dalam
Tipe belajar ini merupakan kemampuan berpikir abstrak yang akan
berbagai bentuk sikap dan prasangka.
mulai dipelajari pada masa remaja. Belajar konsep ini merupakan salah
b. Belajar Stimulus Respon satu unsur yang dapat membedakan antara pendidikan orang dewasa
dengan pendidikan anak-anak yang dilihat dari tingkatan pemikiran
Belajar stimulus merupakan bentuk pembelajaran yang sama dengan
konsep.
“Operant Conditioning”. Dimana, tipe belajar ini merupakan rangkaian dari
penerapan belajar motorik dan verbal. g. Belajar Aturan

c. Rangkaian motorik tidak lain dari belajar keterampilan Tipe belajar ini merupakan suatu kemampuan dalam merespon
d. Rangkaian verbal keseluruhan isyarat yang ada.

Rangkaian verbal merupakan rangkaian belajar dengan cara h. Pemecahan Masalah


menghafal materi pembelajaran (rote learning)
Pemecahan masalah merupakan tingkat tertinggi dalam tipe belajar
yang dikemukakan ileh Gagne. Tipe belajar ini bertujuan untuk
menemukan jawaban terhadap suatu situasi problematik.
21

3. Paulo Freire kelompok pada umumnya merupakan alat yang paling efektif untuk
Paulo Freire merupakan seorang pendidik yang berasal dari negara menimbulkan perubahan dalam sikap dan perilaku individu”. Jack
Brazilia. Paulo Freire merupakan salah satu tokoh yang mengemukakan Mezirow berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu kekuatan
pendapat mengenai teori belajar orang dewasa, yang dikenal dengan pembebasan individu dari berbagai belenggu budaya penjajahan.
gagasan “Conscientization”. Dalam teori gagasan ini terdapat 3 prinspi Menurut Jack Mezirow, keingan belajar sebagai akibat dari refleksi
yang dikemukakan oleh Paulo Freire, prinsip tersebut yaitu : pengalaman dan perbedaan tingkatan refleksi. Jack Mezirow menetapkan
a. Tak seorang pun yang dapat mengajar siapun juga. bahwa terdapat 7 tingkatan refleksi yang mungkin terjadi pada masa
b. Tak seorang pun yang dapat belajar sendiri. kedewasaan, yaitu :
c. Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan a. Refleksivitas, merupakan kesadaran akan persepsi khusus dan
dunia mereka. perilaku.
b. Refleksivitas Afektif, kesadaran akan bagaimana seorang individu
Gagasan yang dikemukakan oleh Paulo Freire memberikan
merasakan tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan.
kesempatan kepada setiap orang dewasa untuk melakukan analisis kritis
c. Reflesivitas Diskiminasi, merupakan nilai kemanjuran persepsi.
dalam mengenali lingkungannya, memperdalam presepsi diri setiap
d. Refleksivitas Pertimbangan, membuat dan menyadarkan akan nilai
orang dewasa dalam hubungannya dengan lingkungan, dan untuk
pertimbangan yang dikemukakan.
membina kepercayaan terhadap kemampuan dirir sendiri dalam hal
e. Refleksivitas Konseptual, menilai kememadaian konsep yang
kreativitas dan tindakan.
digunakan sebagai bahan pertimbangan.
f. Mengenai dasar informasi terbatas.
4. Jack Mezirow g. Refleksivitas Teoritis, kesadaran akan suatu himpunan perspektif
Jack Mezirow merupakan seorang guru di College Universitas yang lebih atau kurang memadai dalam menjelaskan pengalam
Columbia. Ia mengemukakan teorinya dengan konsep “Belajar dalam personal.
22

5. Malcolm Knowles Asumsi Ketiga


Knowles merupakan seorang tokoh yang terkenal dengan teori Pendidikan itu dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung,
andragoginya. Sehingga, Knowles dianggap sebagai Bapak Teori secara implisit atau eksplisit, dimana keseluruhannya memainkan
Andragogi meskipun sebenarnya Ia bukan tokoh pertama yang peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk
menggunakan istilah tersebut. Dalam teorinya Knowles mengembangkan memperjuangkan eksistensinya di tengah masayarakat. Sejalan dengan
konsep andragogi ke dalam 4 asumsi pokok yang berbeda beda. Adapun itu, dapat diasumsikan bahwa setiap individu mejadi matang dengan
asumsi tersebut, diantaranya yaitu : kesiapan belajar yang lebih ditentukan oleh tuntutan tugas perkembangan
dalam melakukan peran sosialnya. Dengan kata lain, bahwa orang
Asumsi Pertama dewasa akan belajar sesuatu karena mereka membutuhkan
Seseorang yang tumbuh dan matang konsep dirinya akan dapat bergerak perkembangan dalam diri mereka masing-masing.
dari ketergantungan total menuju ke arah pengarahan diri sendiri. Hal ini
dapat diartikan bahwa seorang yang sudah dewasa akan memiliki konsep Asumsi Keempat
diri yang mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain. Bahwa anak-anak sudah dikondisikan untuk memiliki orientasi belajar
yang berpusat pada mata pelajaran (subject centered orientation). Hal ini
Asumsi Kedua disebabkan karena menurut anak-anak bahwa belajar merupakan suatu
Sebagaimana individu yang tumbuh dan matang akan mengumpulkan keharusan yang dipaksakan dari luar. Sedangkan, untuk orang dewasa
sejumlah besar pengalaman dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sendiri belajar cenderung memiliki orientasi yang berpusat pada
sumber belajar yang kaya,dan pada waktu yang sama akan memberikan pemecahan masalah kehidupan (problem centered orientation). Hal ini
dasar yang luas untuk belajar sesuatu hal yang baru. disebabkan karena menurut orang dewasa belajar merupakan kebutuhan
untuk menghadapi masalah dalam kehidupannya.
23

2.7 Jenis-Jenis Pendidikan Orang Dewasa 3. Pendidikan Populer (Popular Education)


Pendidikan orang dewasa terdiri dari beberapa jenis. Adapun jenis- Kesempatan belajar yang disediakan bagi orang dewasa dan orang
jenis dari pendidikan orang dewasa tersebut yaitu sebagai berikut : tua dengan tujan agar mereka dapat mengenal perubahan dan variasi
dalam kehhidupan sehari-hari. Misalnya pergaulan dengan orang lain,
1. Pendidikan Berkelanjutan (Continuing Education)
rekreasi, dan pendidikan yang berkaitan dengan kepuasan hidup.
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan 4. Pendidikan Kader
berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan untuk meperbaiki dan
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada umumnya oleh
meningkatkan kemampuan pengetahuan, dan keterampilan serta profesi,
lembaga, organisasi atau perkumpulan yang giat dibidang politik,
sehingga dapat dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan
ekonomi, kepemudaan, kesehatan, dll. Tujuannya untuk membina dan
produktivitas kerja. Misalnya Pelatihan-pelatihan, Penataran, dan
meningkatkan kemampuan kelompok tertentu yaitu kader, demi
Lokakarya.
kepentingan, misi lembaga yang bersangkutan di masyarakat.
2. Pendidikan Perbaikan (Corrective Education)
5. Pendidikan Kehidupan Keluarga (Family Life Education)
Kesempatan belajar yang disajikan bagi orang dewasa yang mulai
memasuki usia tua dengan tujuan agar mereka dapat mengisi kekurangan Suatu cabang pendidikan orang dewasa yang kegiatannya berkaitan

pendidikannya yang tidak sempat diperoleh pada usia muda. Misalnya : secara khusus dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan kegiatan kehidupan

Kursus-kursus pengetahuan dasar termasuk pemberantasan tuna keluarga. Tujuannya ialah memperluas dan memperkaya pengalaman

aksara, latihan berorganisasi, dan keterampilan yang berhubungan anggota keluarga untuk berpartisipasi dengan terampil dalam kehidupan

dengan pekerjaan dan usaha. keluarga sebagai satu kesatuan kelompok. Misalnya : Hubungan dalam
keluarga; pemeliharaan anak; kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat; dan pendidikan seks.
24

2.8 Model Pembelajaran Orang Dewasa program, dan kemampuan menurut pelajar. Merujuk pada model
Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. pembelajaran ini untuk analisis peran peserta dapat menggunakan
Benyamin Surasega, 1990) terdapat empat kelompok model metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). ATMAP
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan orang dewasa, merupakan upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus
diantaranya yaitu: penghayatan peserta terhadap perannya dalam menyelenggarakan
program dalam masyarakat. Adapun tahapa pengaplikasiannya yaitu
1. Model interaksi sosial.
berupa :
2. Model pengolahan informasi.
3. Model personal-humanistik. - Arah program dan arah tugas
4. Model modifikasi tingkah laku. - Terapan program dan tugas
- Masalah terapan program dan terapan tugas
Seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
- Alternatif Pemecahan masalah terapan Program dan Terapan tugas
diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Selain itu, dalam
- Peran petugas
pembelajaran orang dewasa juga mengacu pada karakteristik yang
melekat pada diri pelara. Sehingga, terdapat berbagai model lain yang
2. Model Latihan Penyelidikan (Inquiry Training Model)
juga diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan dengan
penggunaannya, diantaranya yaitu : Model latihan penyelidikan (inquiry training model) ini meliputi lima
fase , diantaranya yaitu :
1. Model Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peran
- Menghadapi pelajar untuk berkonfrontasi dengan situasi teka teki .
Model ini merupakan model pembelajaran analisis dan partisipatif
- Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi hakikat objek.
dengan menerapkan beberapa tahapan didalamnya, diantaranya yaitu
Kondisi, miliki dan situasi masalah yang dikumpulkan dari pelajar.
tahap pengenalan dan penghayatan, mengungkapkan, pengolahan,
penyimpulan cara pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu
25

- Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi meliputi : a. Penyajian advance organizer meliputi kegiatan :
mengisolasi variable dan kondisi melalui eksperimentasi, mengajukan - Menjelaskan tujuan pembelajaran
hipotesis untuk menguji hubungan kausal melalui eksperimen, dimulai - Menyajikan model pembelajaran, mencakup : identifikasi batasan
dan melanjutkan kegiatan sebelumnya. Mengajarkan bagaimana atribut, pemberian contoh, dan menyediakan berbagai konteks.
membuat perencanaan sistematis.
- Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah b. Penyajian Materi tugas pelajaran :
yang ada dengan tepat. - Menyusun urutan materi pelajaran
- Pengajar dan pelajar bekerjasama menganalisis setiap strategi. - Memberikan perhatian pada pelajar
- Menyiapkan bahan belajar yang bersifat eksplisit
3. Model Advance Organizer
c. Memperkuat organisasi kognitif
Penerapan model ini dilakukan dengen memberikan pengenalan
- Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi
materi terlebih dahulu kepada pelajar sebelum memberikan tugas
- Mengintensifkan pembelajaran penerimaan aktif
pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini untuk
- Berpikir kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari.
menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi dalam
tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari. Model ini
pada umumnya didasarkan pada konsep dan aturan disiplin dan dikaitkan
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Andrgogi
dengan materi yang bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu.
Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar
Selain itu, model ini juga digunakan untuk menyiapkan perspektif baru.
sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan
Adapun dalam penerapannya terdapat beberapa tahapan yang perlu
orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal
diketui, yaitu :
sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau
26

paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan Selain itu, kelebihan dan kekurangan dari pendidikan orang
memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori dewasa (andragrogi) juga dapat dilihat sebagai berikut :
andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam
Kelebihan metode andragogi :
kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan
seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau 1. Meningkatkan kemampuan otak dan skill siswa.

penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Membantu meningkatkan pembelajaran.


3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menghubungkan materi
Sedangkan untuk kekurangannya, andragogy memiliki kekurangan
pembelajarandengan kehidupan nyata.
yang salah satunya merujuk pada pertanyaan tentang bagaimana
4. Melatih siswa untuk lebih kritis dalam memahami dan mengatasi
mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya
segalapersoalan yang muncul dalam pembelajaran.
ilmu kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai? Seolah
5. Melatih siswa untuk berani mengambil keputusan dan berani
sistem Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan
untukmempertanggungjawabkannya.
siswanya saja dan melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah
6. Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
pendidikan itu dilakukan? Dan bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan
7. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
terhadap ilmu-ilmu yang sudah ada? jika sebuah ilmu tersebut tidak
8. Siswa lebih mudah menyerap pelajaran karena pengalaman dan
diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu tersebut akan hilang. Dan
pengetahuan peserta didik merupakan sumber utama belajar selain
bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada persyaratan kemampuan
guru dan buku pelajaran.
yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau belajar ilmu tertentu.
Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata pelaharan Integral
Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian, jumlah, kurang
bagi, dan lain-lain.
27

Kekurangan metode andragogi : fasilitator sangatlah penting. Seorang fasilitator bukan merupakan
"pemaksa" untuk terjadinya pengaruh terhadap peserta, namun pengaruh
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama.
itu timbul karena adanya keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar.
2. Tidak semua guru bisa memakai metode ini, karena guru dituntut
Untuk mengusahakan adanya perubahan, fasilitator hendaknya bersikap
untuk mampu menguasai kelas jika terjadi kesalahfahaman dan gaduh
positif terhadap warga belajar. Sikap seorang fasilitator mempunyai arti
dalam kelas.
dan pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku warga belajar dalam
3. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang
kegiatan pembelajaran. Umumnya fasilitator yang memiliki daya tarik
agar dalam menerapkan metode Andragogi tidak mengalami
akan lebih efektif dari pada fasilitator yang tidak menarik. Sikap
kesulitan.
menyenangkan yang ditampilkan oleh fasilitator akan ditanggapi positif
4. Tidak semua siswa bisa dengan matang memahami tentang luasnya
oleh peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku
ilmu yang dibahas kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka
belajarnya. Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak
sukai.
menyenangkan akan dinilai negatif oleh peserta, sehingga
mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan.
2.10 Implikasi Penerapan Andragogi dalam Pendidikan dan Terdapat beberapa hal yang dianggap penting dan harus dimiliki
Latihan oleh seorang fasilitator dalam proses interaksi pembelajaran yang
Fasilitator sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran memungkinkan dalam pertumbuhan dan perkembangan warga belajar,
orang dewasa. Fasilitator memasuki kelas dengan bekal sejumlah diantaranya yaitu :
pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini
1. Empati
seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh peserta. Seorang fasilitator
2. Kewajaran, yaitu bersikap jujur, apa adanya, terus terang dan
dengan pengetahuan dan pengalamannya itu tidaklah cukup untuk
membuka diri serta memberikan respon yang tulus
membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan sikap
28

3. Respek, berpandangan positif terhadap peserta penuh kehangatan, 1. Menciptakan Iklim Pembelajaran yang Kondusif
penuh pengertian, tisak segan memberikan penghargaan atas
Terdapat beberapa hal pokok yang dapat dilakukan dalam upaya untu
perasaan, pengalaman dan kemampuan peserta
menciptakan dan mengembangkan iklim dan suasana yang kondusif
4. Komitmen dan kehadiran, fasilitator terlibat penuh denga peserta
dalam proses pembelajaran, yaitu :
dalam segala keadaan
5. Mengakui kehadiran orang lain, tidak meninjolkan diri, memberikan a. Pengaturan Lingkungan Fisik

kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan diri, bergaul Pengaturan lingkungan fisik merupakan salah satu unsur dimana
dengan peserta dan mengakui keberadaan mereka orang dewasa merasa terbiasa, aman, nyaman dan mudah. Adapun hal
6. Membuka diri, menerima orang lain tanpa ukuran, konsep dan yang harus diperhatikan yaitu :
pengalaman diri sendiri
1. Penataan dan peralatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi
7. Tidak menggurui, tidak menjadi ahli, tidak memutus bicara, tidak
orang dewasa
berdebat, tidak deskriminatif dan berpenampilan simpatik.
2. Alat peraga dengar dan lihat yang dipergunakan hendaknya
disesuaikan dengan kondisi fisik orang dewasa

2.11 Langkah – Langkah Pokok Andragogi 3. Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya

Dalam konsep andragogi terdapat langkah-langkah pokok yang hendaknya memungkinkan terjadinya interaksi social.

diperlukan dalam mempraktikkan androgi secara nyata. Langkah-langkah


ini digunakan dalam penerapan pendidikan orang dewasa secara b. Pengaturan Lingkungan Sosial dan Psikologi

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah Iklim psikologis merupakan salah satu faktor yang membuat orang
tersebut yaitu sebagai berikut : dewasa merasa diterima, dihargai dan didukung. Adapun hal yang
diperlukan dalam pengaturan lingkungan sosial dan psikologis, yaitu :
29

1. Fasilitator lebih bersifat membantu dan mendukung; 3. Proses Perencanaan


2. Mengembangkan suasana bersahabat, informal dan santai melalui
Dalam perencanaan pelatihan hendaknya melibatkan semua pihak
kegiatan Bina Suasana dan berbagai permainan yang sesuai;
terkait, terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan
3. Menciptakan suasana demokratis dan kebebasan untuk menyatakan
pelatihan tersebut. Tampaknya ada suatu “hukum” atau setidak tidaknya
pendapat tanpa rasa takut;
suatu kecenderungan dari sifat manusia bahwa mereka akan merasa
4. Mengembangkan semangat kebersamaan
‘committed’ terhadap suatu keputusan apabila mereka terlibat dan
5. Menghindari adanya pengarahan dari pejabat-pejabat” pemerintah
berperanserta dalam pengambilan keputusan:
6. Menyusun kontrak belajar yang disepakati
1. Melibatkan peserta untuk menyusun rencana pelatihan, baik yang

2. Diagnosis Kebutuhan Belajar menyangkut penentuan materi pembelajaran, penentuan waktu dan
lain-lain;
Dalam andragogi tekanan lebih banyak diberikan pada keterlibatan
2. Mencari dan mendiskusikan segala hal dengan berbagai pihak terkait
seluruh warga belajar atau peserta pelatihan di dalam suatu proses
menyangkut pelatihan tersebut;
melakukan diagnosis kebutuhan belajarnya:
3. Menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi ke
1. Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang dalam tujuan yang diharapkan dan ke dalam materi pelatihan;
terkena dampak langsung atas kegiatan itu 4. Menentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas di
2. Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
prestasi ideal yang diharapkan;
3. Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan; 4. Memformulasikan Tujuan
4. Melakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan
Setelah menganalisis hasil-hasil identifikasi kebutuhan dan
yang ada, misalkan kompetensi tertentu.
permasalahan yang ada, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan
30

yang disepakati bersama dalam proses perencanaan partisipatif. Dalam 3. Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya menghindari teknik yang
merumuskan tujuan hendaknya dilakukan dalam bentuk deskripsi tingkah bersifat pemindahan pengetahuan dari fasilitator kepada peserta
laku yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas. 4. Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya tidak bersifat satu arah
namun lebih bersifat partisipatif.
5. Mengembangkan Model Umum

Ini merupakan aspek seni dan arsitektural dari perencanaan pelatihan 7. Peranan Evaluasi Pendekatan
dimana harus disusun secara harmonis antara beberapa kegiatan belajar
Evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk
seperti kegiatan diskusi kelompok besar, kelompok kecil, urutan materi
diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan
dan lain sebagainya. Dalam hal ini tentu harus diperhitungkan pula
tidaklah cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa
kebutuhan waktu dalam membahas satu persoalan dan penetapan waktu
pokok dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yang
yang sesuai.
perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
6. Menetapkan Materi dan Teknik Pembelajaran
1. Evaluasi berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku
Dalam menetapkan materi dan metode atau teknik pembelajaran 2. Evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh peserta
dalam pendidikan orang dewasa hendaknya memperhatikan beberapa pelatihan itu sendiri (Self Evaluation).
hal berikut terlebih dahulu yaitu seperti : 3. Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan.

1. Materi pelatihan atau pembelajaran hendaknya ditekankan pada 4. Ruang lingkup materi evaluasi ditetapkan bersama secara partisipatif

pengalaman-pengalaman nyata dari peserta pelatihan. 5. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi

2. Materi pelatihan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan penyelenggaraan program pelatihan.
berorientasi pada aplikasi praktis. 6. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan
perubahan sikap dan perilaku.
31

BAB III PERBEDAAN ANDRAGODI DAN PEDAGOGI atas kelengkapan kondisi fisik seperti usia dan kejiwaan. Disamping itu
pula, orang dewasa memiliki peran sesuai dengan tuntutan tugas dari
3.1 Konsep Andragogi status yang dimilikinya. Secara alamiah, orang dewasa memiliki
Istilah andragogi juga sering dipakai dalam proses pembelajaran kemampuan menetapkan tujuan belajar, mengalokasi sumber belajar,
orang dewasa (adult learning), baik itu dalam proses pendidikan secara merancang strategi belajar dan mengevaluasi kemajuan terhadap
formal maupun dalam proses pendidikan nonformal (pendidikan luar pencapain tujuan belajar yang mandiri. Dari perspektif waktu dan orientasi
sekolah). Dalam pendidikan formal andragogi sering digunakan pada belajar, orang dewasa memandang belajar itu sebagai suatu proses
proses pembelajaran tingkat pendidikan menengah ke atas. Sedangkan, pemahaman dan penemuan masalah serta pemecahan masalah.
pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan Sehingga orang dewasa akan belajar mengorganisir pengalaman
sebagai landasan dalam suatu proses pembelajaran pada berbagai hidupnya.
satuan, bentuk, dan tingkatan penyelenggaraan pendidikan nonformal.
Dalam penerapan konsepnya prinsip andragogi pada proses Berdasarkan kondisi dan konsepsi andragogi, istilah pendidikan
pembelajaran sebenarnya tidak secara mutlak harus berdasarkan pada orang dewasa dapat diartikan sebagai Pendidikan yang ditujukan untuk
bentuk, satuan, dan tingkat pendidikan, akan tetapi yang paling utama peserta didik yang telah dewasa atau berumur 18 tahun ke atas atau telah
yaitu berdasarkan pada kesiapan peserta didik untuk belajar. menikah dan memiliki kematangan, dan dapat memenuhi tuntutan tugas
tertentu dalam kehidupannya. Pendidikan orang dewasa adalah suatu
Dalam konsepnya andragogi sering didefinisikan sebagai proses belajar yang sistematis dan berkelanjutan pada orang yang
pendidikan orang dewasa atau belajar orang dewasa. Definisi pendidikan berstatus dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada
orang dewasa ini sendiri merujuk pada kondisi peserta didik orang pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
dewasa yang dilihat baik dari segi dimensi fisik (biologis), hukum, sosial
maupun psikologisnya (Hiryanto, 2019). Istilah dewasa juga didasarkan
32

3.2 Konsep Pedagogi merupakan faktor yang mendorong minat pedagogi. Pengaturan dan
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogeo, yang segala tahapan yang ada dalam suatu lembaga pendidikan juga berkaitan
terdiri dari pais genetif, paidos yang berarti anak dan agogo yang berarti dengan hubungan mengajar dan belajar pada pedagogi.
memimpin. Sehingga, secara harfiah pedagogi dapat berarti memimpin
anak. Dalam bahasa Yunani kudo, kata pedagogi berarti seorang budak Menurut Danim (2010), terdapat 3 isu terkait dengan penggunaan
(pekerja rumah tangga) yang bertugas mengawasi putra tuannya atau istilah pedagogi, yaitu:
majikannya. Kata pedagogi juga diturunkan dari bahasa latin yang berati (1) pedagogi merupakan sebuah proses yang bertujuan, dalam makna
mengajari anak. Sedangkan, dalam bahasa inggris istilah pedagogi umum istilah pedagogik digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan
digunakan untuk merujuk kepada teori pengajaran. Secara tradisional praktik mengajar anak-anak.
istilah pedagogi merupakan seni mengajar. Sementara dari segi modern, (2) banyak pekerjaan “pedagogi sosial” yang telah digunakan untuk
pedagogi merupakan hubungan dialektis yangbermanfaat antara menggambarkan prinsip-prinsip mengajar anak-anak dan kaum muda.
pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni. (3) pengertian pedagogi telah dipahami dan dominan mewarnai proses
pembelajaran dalam konteks sekolah.
Dalam kaitannya dengan pengertian pedagogi sebagai ilmu dan Dengan demikian bahwa pedagogi yang efektif akan mencoba untuk
seni, pedagogi juga diartikan sebagai bentuk pengajaran berupa teknik menggabungkan seluruh strategi pembelajaran yang mendukung
dan metode yang dilakukan guru dalam mentransformasikan konten intelektual, memiliki hubungan dengan dunia luas, lingkungan yang
pengetahuan, mengawasi, dan menfasilitasi pengembangan siswa untuk nyaman dan kondusif, dan terdapat pengakuan atas perbedaan
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, pedagogi juga didefinisikan penerapan pada semua pelajaran.
sebagai bentuk belajar yang dilakukan oleh siswa untuk mengembangkan
kemandirian dan inisiatif dalam meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan yang dimiliki. Hubungan antara mengajar dan belajar
33

3.3 Perbedaan Andragogi dan Pedagogi


Adanya perbedaan antara andragogi dan pedagogi disebabkan
karena terdapat model asumsi yang melandasi perbedaan dari keduanya.
Model pedagogi merupakan suatu isi (content plan) yang menuntut
pendidik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan isi pembelajaran. Sedangkan, andragogi lebih bersifat proses
(process design) yang memiliki dua peranan rangkap yaitu perancang dan
pengelola proses serta sumber belajar. Berkaitan dengan andragogi dan
pedagogi, Knowles menyatakan bahwa sejak awal tahun 80-an telah
dikembangkan suatu pendektan kontinum (continuum learning approach)
atau disebut juga dengan pendekatan berdaur atau berkelanjutan.
Dimana, pendekatan ini dapat dimulai dari pendagogi dan kemudian
dilanjutkan ke andragogi atau sebaliknya dari andragogi kemudian ke
pedagogi dan begitu seterusnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perbedaan antara andragogi dan pedagogi disebabkan karena adanya
perbedaan sasaran dari keduanya. Dimana, pedagogi sasarannya yaitu
anak-anak dan andragogi lebih ke orang dewasa yang telah memiliki
kematangan dan kesiapan dari segi fungsi biologis, sosial, dan,
psikologisnya.
35

BAB VI PENUTUP 6.2 Saran


Dalam perkembangan tanaman temulawak, pemerintah perlu lebih
6.1 Kesimpulan memperhatikan lagi mengenai pembudidayaan tanaman temulawak ini di
Peran pendidikan orang dewasa dalam perkembangan Indonesia, mengingat begitu besarnya potensi temulawak dan
penyuluhan temulawak sangat besar perannya. Hal ini dapat terlihat permintaanya sekarang ini. Sehingga, diharapkan dengan dilakukannya
dalam penerapan pendidikan orang dewasa pada kegiatan penyuluhan penyuluhan dengan penerapan pendidikan orang dewasa dapat menjadi
yang mampu menciptakan keefektivitasan dari kegiatan penyuluhan salah satu cara dalam mengembangkan komoditas temulawak ini. Mari
tersebut, terutama dalam penerapan metode pendidikan orang dewasa kita secara bersama-sama untuk meningkatkan dan mengembangakan
dalam kegiatan penyuluhan. Metode pendidikan orang dewasa sendiri potensi lokal yang ada di negeri kita ini.
sangat membantu kegiatan penyuluhan yang dilakukan, khususnya pada
kegiatan penyuluhan pertanian pada komoditas temulawak ini.

Jika penyuluh sudah mampu memahami arti dari orang dewasa,


prinsip belajar orang dewasa, faktor pendukung dan penghambat orang
dewasa dalam belajar dan metode pembelajaran yang cocok bagi orang
dewasa, maka kegiatan penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Sehingga, kegiatan penyuluhan tersebut mampu memberi
perubahan bagi petani dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dengan berubahnya para petani ke arah yang lebih baik, maka hal
tersebut dapat meningkatkan hasil usahatani yang nantinya juga akan
berujung kepada kesejahteraan bagi para petani dan keluarganya.
36

DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi). E-Jurnal Agribisnis dan


Agrowisata, Vol. 7, No. 1, 21-30.
Anand. (2007). Bioavailability of Curcumin: Problems and Promises. J Mol
Hiryanto. (2017). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi Serta Implikasinya
Pharmaceutics, Vol. 4, No. 6, 807-18. Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Dinamika Pendidikan, Vol. 22,
Aniswatul Khamidah, S. S. (2017). Ragam Produk Olahan Temulawak No. 1, 65-71.
Untuk Mendukung Keanekaragaman Pangan. Jurnal Litbang
Imam, R.H., M. Primaniyarta, dan N.S. Palupi. (2014). Konsistensi mutu
Pertanian, Vol. 36, No. 1, 1-12.
pilus tepung tapioka: Identifikasi Parameter Utama Penentu
Anwar, B. (2017). Konsep Pendidikan Andragogi Menurut Pendidikan Kerenyahan. Jurnal Mutu Pangan, Vol.1, No. 2, 91-99.
Islam. Al-Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan.
Khamidah, A. (2014). Uji preferensi kue kering temulawak mendukung
Atmaka, W., E. Nurhartadi, dan M.M. Karim (2013). Pengaruh diverfikasi pangan. Prosiding Seminar Nasional Perhorti, 725-733.
Penggunaan Campuran Karaginan dan Konjak Terhadap
Malik, H. K. (2008). Teori Belajar Andragogi dan Aplikasinya Dalam
karakteristik permen jelly temulawak (Curcuma xanthorrhiza Pembelajaran. Inovasi, Vol. 5, No. 2, 1-16.
Roxb). Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 2, 66-74.
Masruroh. (2009). Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning Terhadap
Danim, S. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung: Kualitas Cake Tepung Singkong. Skripsi. Teknologi Jasa dan
Penerbit Alfabeta.
Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 101 hlm.
Dermawati, D. (2015). Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal,
Mira Dewi, M. A. (2012). Pengetahuan Tentang Manfaat Kesehatan
Roxb) As Antibacterials. J Majority, Vol. 4, No. 1, 5-11.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza.) Serta Uji Klinis Pengaruhnya
Hadi Suryo Wibowo, N. S. (2018). Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan pada Sistem Imun Humoral pada Dewasa Obes. Jurnal Ilmu
(PPL) sebagai Fasilitator dalam Penggunaan Metode Belajar Pertanian Indonesia, Vol. 17, No. 3, 166-171.
37

Mustofa. (2013). Andragogi. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Universitas Setiana L., (2005). Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Indonesia. Penerbit Graha Indonesia. Ciawi. Bogor.

Mustofa, K. d. (2011). Kadar Kalsium, Daya Kembang, dan Sifat Shanty, W. Y. (2016). Semula (Sirup Temulawak) Olahan Toga Untuk
Organoleptik Kerupuk Onggok Singkong Dengan Variasi Pemberdayaan Masyarakat Malang Desa Kepuharjo, Karangploso
Penambahan Tepung Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus). Kabupaten Malang. Jurnal ABDIMAS Unmer Malang, Vol. 1, No. 1,
Jurnal Pangan, Vol. 2, No. 3, 1-14. 36-43.

Slamet, A. (2010). Optimasi Perendaman Dalam Larutan CaCl2 Terhadap


Sifat Fisik dan Tingkat Kesukaan Stick Pisang. Jurnal AgriSains,
Vol. 1, No. 1, 31-39.

Suharno. (2012). Pasca Panen Temulawak. Balai Pengkajian Teknologi


Perrtanian Yogyakarta. Dipetik Oktober 10, 2021, dari Litbang
Deptan:
http://yogya.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_conte
nt

Sunhaji. (2013). Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Jurnal Pendidikan,


Vol. 1, No. 1, 1-13.

Zakaria. (2006). Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat


Manajemen Pelatihan Sumberdaya Manusia Pertanian, Ciawi.
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai