Anda di halaman 1dari 26

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Perusahaan


1. Sejarah PT INKA
Gagasan untuk mendirikan Industri Kereta Api
di Indonesia merupakan salah satu policy pemerintah
dalam rangka menanggulangi dan memenuhi jasa
angkutan kereta api di Indonesia yang terus menaik.
Untuk ini maka PJKA sejak tahun 1977 telah merintis dan
mengadakan penjagaan secara intensif akan
kemungkinan-kemungkinan untuk memproduksi sendiri
gerobag dan kereta penumpang kriteria yasa PJKA
Madiun, yang kemudian direalisasikan dengan
pembuatan-pembuatan criteria prototipe beberapa jenis
gerobag dan kereta penumpang dan pembuatan 20 buah
gerbong GW.
Secara kronologis proses pendirian PT. INKA
diuraikan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 28 November 1979 Bapak menteri
perhubungan dan Bapak menteri ristek mengadakan
peninjauan ke balai yasa PJKA Madiun. Hasil dari
peninjauan ini diputuskan untuk mengakselerasi
proses pendirian Industri Kereta Api.
b. Pada tanggal 11 Desember 1979 diadakan rapat
antara wakil-wakil dari departemen perhubungan,
BPPT (Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
dan Departemen perindustrian. Hasil rapat
menetapkan dasar kebijaksanaan pendirian suatu PT.
(Persero) manufacturing Perkereta Apian.
c. Dengan SK Menteri Perhubungan
No.32/OT.001/Phb/80 tanggal 27 februari 1980

3
4

dibentuk Panitia Persiapan Pembentukan Persero


Pabrik Kereta Api Madiun.
Anggota panitia terdiri dari wakil-wakil:
- Departemen Perhubungan
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
- Departemen Perindustrian
- Departemen Keuangan
- Sekkab
- Menpan

2. Aspek Hukum
a. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.1
tahun 1981 tanggal 3 februari 1981: Tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia
untuk pendirian perusahaan perseroan (Persero) di
bidang Industri Kereta Api.
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 195/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981:
Tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan
(persero) PT Industi Kereta Api.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 196/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981:
Tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Kereta
Api.
d. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 197/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981:
Tentang Pengangkatan Anggota-anggota Dewan
Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Industri Kereta Api.
e. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 250/KMK.011/1981, tanggal 29 April 1981:
Tentang tambahan Anggota dewan Komisaris
5

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Kereta


Api.
f. Akte Notaris Imas Fatimah, SH. Nomor 51 tanggal
18 Mei 1981: Tentang telah didirikannya suatu PT
dengan memakai suatau nama PT. INDUSTRI
KERETA API.
g. Tanggal 4 juli 1981: Pelantikan Direksi dan Dewan
Komisaris oleh Menteri Perhubungan.
h. Tanggal 29 Agustus 1981: Penyerahan operasional
Balai Yasa dan Gudang Persediaan dari PJKA
kepada PT. INDUSTRI KERETA API disaksikan
oleh Bapak Menteri Perhubungan.

3. Kondisi Awal
Kondisi awal pada pendirian PT. INKA adalah
penggunaan segala fasilitas yang ada di Balai Yasa PJKA
Madiun yang didirikan pada tahun 1884 (bertugas dalam
pemeliharaan lokomotif uap) dan gudang PJKA Madiun
sebagai fasilitas dasar untuk kegiatan PT. INKA.

Fasilitas dasar meliputi:


a. luas area : 22,5 Ha
b. luas bangunan : 9,36 Ha
c. fasilitas produk : 660 mesin termasuk jig
d. daya listrik : 1000 KVA
e. Tenaga Kerja : 880 orang (berasal dari PJKA
sebagian besar, BPPT dan perindustrian )
4. Lokasi Perusahaan
PT. Industri Kereta Api (INKA) berkedudukan dan
berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 71 Madiun. Letak
lokasi PT. INDUSTRI KERETA API di Madiun dipilih
6

berdasarkan hasil studi pada tahun 1977 yang dilakukan


oleh Nippon Sharyo Seizo Kaisha, Ltd Jepang.

5. Visi Dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan kelas dunia yang unggul
dibidang transportasi kereta api dan transportasi
perkotaan di Indonesia.
b. Misi Perusahaan
Menciptakan solusi terpadu untuk transportasi
kereta api dan perkotaan dengan keunggulan
kompetitif bisnis dan teknologi produk yang tepat
guna mendorong pembangunan transportasi yang
berkelanjutan. Bidang Pekerjaan Perusahaan.

6. Kegiatan Utama PT.INKA


a. Pembuatan gerbong kereta api.
PT. INKA merupakan perusahaan yang
memproduksi bagian-bagian kereta api dan fasilitas
pendukungnya, untuk itu PT. INKA memproduksi
beberapa jenis rangkaian kereta api. Untuk
kelancaran produksinya, PT. INKA melakukan kerja
sama dengan beberapa perusahaan, diantaranya; PT.
Krakatau Stell (penyuplai plat dan besi pejal), PT.
Barata Indonesia (penyupkai komponen bogie dan
roda kereta).
7

Gambar 2.1 gerbong kereta api produksi PT. INKA


(Sumber : http://the-contactpatch.com/book/rail/r1114-
railway-suspension)

b. Jasa Perawatan Besar (Overhead) kereta api.


Jasa perawatan besar meliputi:
1) Perbaikan eksterior gerbong kereta api antara lain
melakukan pengecatan ulang, pengelasan ulang
pada dinding gerbong kereta api, pemasang kaca
kereta api, dan perbaikan lainnya.
2) Perbaikan interior gerbong kereta api antara lain:
penggantian kursi kereta api penggantian dinding
dalam kereta api, pelapisan alas kereta api.

c. Perdagangan lokal, impor dan ekspor barang dan jasa


yang berhubungan dengan perkeretaapian.
Perdagangan lokal (meliputi perdagangan kereta
api dan spare part se-indonesia contohnya: KRL KVW,
KRL Aceh, dll), impor dan eksport barang dan jasa
yang berhubungan dengan perkereta apian
Dalam hal ini PT. INKA sebagai perusahaan
yang memproduksi kereta api, juga menjual bagian-
8

bagian kereta api seperti, gerbong, kursi dan barang


pendukung kerta api lainnya, baik untuk kebutuhan
lokal maupun ekspor, PT. INKA juga melakukan
import barang dari luar, guna memenuhi kebutuhan
produksinya. Hampir seluruh pasar perkeretaapian
di Indonesia di kuasai oleh produk-produk buatan
PT. INKA. Gambar di bawah ini merupakan salah
satu produk PT. INKA untuk kebutuhan lokal.

7. Kegiatan Bisnis PT. INKA


a. Perniagaan kereta api
b. Produk di versitifikasi
c. Menjalankan kegiatan purna jual dan perawatan
produk kereta api.

8. Sistem Produksi
a. Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Bagian ini mengerjakan:
1) Merencanakan jumlah dan jenis produk
2) Mempersiapkan jadwal produksi
3) Memonitor pelaksanaan produksi

b. Bagian Pengerjaan Plat (PPL)


Merupakan bagian awal pengerjaan proses
produksi. Bagian ini mengerjakan:
1) Pemotongan plat
2) Proses pembentukan matrial bending dan rolling
3) Minor assembling I dan II untuk kebutuhan car
body dan interior
9

c. Bagian Perakitan (PRK)


Bagian ini menjadi 6 unit kerja yaitu:
1) PRK I, melakukan perakitan under frame dan sdie
wall
2) PRK II, melakukan perakitan end wall dan rool
3) PRK III, melakukan perakitan car body
4) PRK IV, melakukan reforming minor assembling
5) PRK V, melakukan partisi dan sealing
6) PRK VI, melakukan perakitan bogie

d. Bagian Pemesinan
Bagian ini mengerjakan proses machining seperti;
bubut, milling, scraping dan drilling untuk single part
yang di butuhkan. Selain itu mengerjakan proses
machining untuk pengerjaan bogie.

e. Bagian Pengecatan
Ada beberapa proses dalam pengecatan, yaitu:
1) Grid blasting
Berfungsi untuk membersihkan gerbong
dari karat dengan menyemprotkan pasir besi
kepermukaan gerbong.
2) Pengecatan awal
Cat dasar untuk melindungi/manahan
beban dari cat yang berikutnya.
3) Bitominous
Bitominous berfungsi untuk peredam getran
dan mencegah timbulnya karat.
4) Pendempulan
10

Proses penghalusan permukaan yang akan dicat.


5) Pengecatan akhir
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang
sempurna/pengecatan akhir.

f. Bagian Pemasangan Komponen (PMK)


Pemasangan komponen meliputi:
1) Memasang komponen listrik pada gerbong
2) Pengerjaan perpipaan air dan udara
3) Pemasangan sarana pendukung lain
4) Pemasangan komponen sistem pengereman

g. Bagian Interior
Mengerjakan proses akhir produksi, yaitu
pemasangan dinding, kursi, instalasi listrik, lampu,
pintu, jendela, lavatory.

h. Quality Control (QC)


Tugas-tugas QC yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan kualitas barang masuk,
produk jadi dan produk akhir
2) Memberi feed back mengenai penyimpangan
produksi dan kelainan mutu produk
3) Menerima daftar spesifikasi rancang produk dan
mengevaluasi

i. Quality aassurance (QA)


Bertugas melakukan kualitas hasil produksi, yaitu:
11

1) Tes statis : untuk menguji kekutan produk kereta


terhadap besarnya beban maksimal yang
diterima
2) Uji kelayakan las: untuk mengetahui kekuatan
pengelasan
3) Uji kualitas design interior
4) Tes air (hujan)
5) Tes kelistrikan
6) Tes pengereman

j. Tes dinamik
Pengetesan yang dilakukan dengan cara
menjalankan rangkaian gerbong dan lokomotif kereta
api untuk mengetahui kelayakan jalan dari kereta
api.

k. Machine
PT. INKA mempunyai berbagai macam mesin
otomatis yang berbasis komputer diantaranya
sebagai berikut:
1) Mesin CNC milling
2) Laser cutting (pemotong plat)
3) CNC Plasma cutting
4) Hidraulic Shear (pemotong plat)
5) Mesin bending
6) Spot welding
7) Mesin sekrap
8) CNC Lathe
9) Band SAW
12

10) Traveling type painting bots


11) Turning Device for machine
12) pipe Bending machine
13) Las otomatis (spot welding dan robotic welding)

l. Sistem Pemeliharaan
Pemeliharaan (Maintance) merupakan kegiatan yang
dilakukan secara rutin dalam PT. INKA sebagai satu
cara menjaga reabilitas PT. INKA. Maintenance di PT.
INKA dibagi menjadi 2 macam, yakni
1) Plan (preventive maintenance dan over houl)
Preventive Maintance dilakukan pada mesin-
mesin yang ada di PT. INKA secara rutin dan
terencana. Outage/overhoul dilakukan secara berkala,
biasanya selama selang waktu 4 tahunan. Dalam
Outage/overhoul perawatan dilakukan dengan
melepas seluruh komponen pada mesin dan
melakukan inspeksi baik pengukuran ataupun
pengujian.
2) Unplan (Breakdown)
Pemeliharaan yang tidak terencana dilakukan
pada mesin setelah mesin mengalami kegagalan
dan menuntut dilakukanya perbaikan.

m. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Salah satu kebijakan PT. INKA adalah
menyediakan lingkungan kerja yang aman. Dalam hal
ini, PT. INKA menekankan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja lingkungan hidup (K3LH) adalah
13

tanggung jawab semua karyawan, karena itu Health


and Safety program. Health and Safety program
diimplementasikan dengan pemasangan papan-papan
perintah/peringatan keselamatan kerja yang dipasang
diseluruh areal produksi PT. INKA. Selain itu
kebijakan PT. INKA yang lain untuk kesehatan
karyawannya adalah Poliklinik INKA (Polinka) dan 1
unit mobil ambulance untuk keadaan darurat bila
terjadi kecelakaan kerja.

n. Sistem Utilitas
Sistem utilitas PT. INKA adalah sebagai berikut :
1) Waste Water Plan sebagai tempat pengolah air
limbah yang berasal dari penggunaan air dari
kamar mandi.
2) Sistem sirkulasi udara (Air Conditioning) sebagai
penunjang aktifitas karyawan dan sebagai
pelindung komponen elektronik.
3) Penyediaan perlengkapan keselamatan kerja.
4) Penyediaan Crane sebagai pendukung operasional
5) Forklift (Heavy Equipment) digunakan sebagai
penunjang proses produksi.
6) Sepeda ontel sebagai alat transportasi di lingkup
area pabrik.
7) Tambangan di gunakan sebagai jembatan untuk
memindah gerbong.
14

o. Bagian atau Divisi tempat PKL


PT. INKA memiliki beberapa bagian dan divisi,
salah satu divisi tempat kami melaksanakan PKL yaitu
divisi Fabrikasi, divisi ini di bagi menjadi 2 bagian,
antara lain:
1) Pekerjaan plat dan Perakitan Bogie
2) Perakitan komponen dan Perakitan akhir
Sesuai dengan bagian-bagian yang telah di
uraikan diatas, kami melakukan Praktek kerja industri
pada bagian Perakitan Bogie dan Permesinan.
Tugas dari bagian yang diberikan kepada kami
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Mengerjakan komponen-komponen dari kereta api,
baik gerbong maupun lokomotif.
2) Mengerjakan komponen non kereta api (railbus)
15

B. Pengertian bogie pada kereta api


Bogie merupakan sistem kesatuan roda pada Kereta
Api, baik di kereta berpenggerak maupun kereta tidak
berpenggerak. Bogie pada umumnya dipakai untuk roda
yang jumlahnya lebih dari 2 gandar ( As ) dalam satu
kereta.

Gambar 2.2. Kereta tanpa Bogie dan dengan Bogie


( sumber: http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-
railway-suspension )

Bogie adalah suatu kesatuan konstruksi yang terdiri


dari dua perangkat roda atau lebih yang digabungkan
oleh rangka yang dilengkapi dengan sistem pemegasan,
pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak
( traksi motor atau gear box ) dan slip protection device,
serta berfungsi sebagai pendukung rangka dasar dari
badan kereta. Bogie dapat di lepas dan dipasangkan
kembali jika sedang dilakukan perawatan

Fungsi utama bogie adalah menghasilkan


fleksibilitas kereta terhadap rel sehingga roda dapat
16

tetap kontak dan berada pada rel saat melewati


tikungan (“curve” ). Saat kereta melewati rel yang
membelok atau menikung, maka akan terjadi sudut
antara garis lurus badan kereta dengan rel. Pada
keadaan ini, akan terjadi kontak antara flens dengan rel
pada salah satu sisinya. Pada kereta tanpa Bogie maka
sudut ini terbatas karena roda akan selalu segaris
dengan badan kereta sehingga saat flens sudah tidak
bisa menahan rel, maka roda akan naik ke atas rel dan
akhirnya terjadi derailment atau anjlok. Dengan adanya
Bogie, maka roda tidak segaris dengan badan kereta
melainkan mempunyai sudut tertentu yang
memungkinkan roda bisa membelok mengikuti rel
tanpa terjadi anjlok atau roda yang naik ke atas rel.

Gambar 2.3 Bogie Steering , atas : tanpa Bogie, bawah :


( sumber: http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-
railway-suspension )
17

Selain fleksibilitas, Bogie juga dapat meredam efek


yang diakibatkan oleh rel yang bergelombang naik turun.
Body kereta akan tertumpu pada titik tengah Bogie sehingga
akan membagi defleksi yang terjadi diantara 2 rodanya. Hal
ini akan menyebabkan kereta lebih stabil walau rel tidak rata
/ bergelombang naik turun.

Gambar 2.4 Peredaman ketidak rataan rel oleh Bogie


( sumber: http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-railway-
suspension )

1. Bogie Kereta Penumpang


Pada kereta penumpang, Bogie di ciptakan selain untuk
keamanan, juga untuk meningkatkan kenyamanan. BOGIE
untuk kereta penumpang terdiri dari 2 pegas yang dapat
meredam getaran dan goncangan roda sehingga menjadi
seakan tak terasa di dalam ruang penumpang. Inovasi -
inovasi terus dilakukan dalam perancangan bogie-bogie tipe
terbaru, diantaranya dengan menggunakan pegas karet
18

maupun pegas udara dan bahkan dilengkapi dengan


peredam kejut (Shock Absorber / Damper ). Bogie kereta
penumpang umumnya tidak dilengkapi peralatan
penggerak.
Bogie Kereta Penumpang terdiri dari beberapa bagian
utama antara lain : Bogie Frame, Bolster, Perangkat Roda (
Wheel Set ), Pegas Primer, Pegas Sekunder, Axle Box,
Bearing, rem blok, Peralatan pengereman serta peralatan
pendukung.

Gambar 2.5 Bogie kereta penumpang dengan Bolster


( sumber: http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-railway-
suspension )

Bogie Frame pada bogie kereta penumpang pada


umumnya terbuat dari konstruksi baja yang di las. Bagian
demi bagian dari Frame akan di satukan dengan cara
pengelasan sehingga akan terbentuk frame bogie.

Pada kereta penumpang, bogie mempunyai 2 sistem


pemegasan. Pegas Primer merupakan pegas yang
19

menghubungkan antara roda dengan bogie Frame, sedangkan


Pegas Sekunder menghubungkan antara bogie Frame dengan
Badan Kereta. Pegas primer dan sekunder dapat bermacam
tipenya. Di Indonesia, Pegas primer menggunakan pegas
ulir biasa atau bisa juga menggunakan pegas karet yang
biasa disebut sebagai Conical Rubber Bounded. Sedangkan
untuk pegas sekunder menggunakan pegas ulir atau
menggunakan pegas udara yang ditampung dalam wadah
karet berbentuk bundar seperti ban mobil.

Bolster berperan sebagai tumpuan bogie terhadap


badan kereta. Pada bolster terdapat pivot yaitu titik pusat
rotasi bogie sekaligus tempat koneksi antara badan kereta
dengan bogie.

Gambar 2.6 Bolster dan Pivot


( sumber: http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-railway-
suspension )
Namun ada jenis bogie yang tidak mempunyai
bolster. bogie ini biasa dikenal dengan sebutan “Bogie
20

Bolsterless”. Pada bogie ini Frame yang akan berhubungan


dengan badan kereta. Pegas sekunder bertumpu langsung
pada Frame dan terhubung dengan badan kereta. Pegas
sekunder bisa berupa pegas ulir maupun pegas udara. Pada
bogie bolsterless untuk Kereta Penumpang, KRD maupun
KRL pada umumnya menggunakan pegas udara agar lebih
optimal meredam getaran sehingga meningkatkan
kenyamanan bagi penumpang.

Gambar 2.7 Penampang bogie kereta penumpang tanpa


- Bolster ( bolsterless )
(sumber : http://www.railway technical.com/suspen.shtml)

2. Bogie Kereta Berpenggerak


Sedangkan pada Kereta berpenggerak seperti KRD
(Kereta Rel Diesel), KRL (Kereta Rel Listrik) dan Lokomotif,
bogie berperan sebagai bagian dari penerus daya untuk
menggerakkan rangkaian kereta. Oleh karena itu bogie
penggerak pada KRD/KRL/Lokomotif dirancang lebih
kokoh dan kuat serta lebih kompleks karena terdapat
peralatan penggerak seperti Motor Traksi, Gear Box beserta
21

perlengkapan pendukungnya seperti Traction rod dan


damper.

Gambar 2.8 Traction rod dan damper pada bogie KRL/ KRD
(sumberhttp://www.hitachirail.com/products/rolling_stock/shin
kansen/feature09.html)

Untuk bogie pada lokomotif di rancang dengan


konstruksi yang kuat. Hal ini dikarenakan lokomotif adalah
sebagai tenaga penggerak utama rangkaian kereta, sehingga
torsi beban keseluruhan kereta tertumpu pada roda-roda
yang ada di lokomotif. Pada lokomotif Diesel Elektrik yang
ada di Indonesia seperti seri CC20x, bogie yang digunakan
mempunyai frame yang terbuat dari baja cor. Sementara
untuk lokomotif Diesel Hidrolik seri BB30x atau CC300
terbuat dari konstruksi baja las. Pemegasan pada bogie
lokomotif pada umumnya menggunakan pegas ulir yang
dilengkapi dengan peredam / “damper” mengingat berat
22

lokomotif yang bisa jauh lebih besar daripada berat kereta


penumpang atau KRD.

Gambar 2.9. Bogie pada Lokomotif Diesel Elektrik seri CC201


(sumberhttp://www.hitachirail.com/products/rolling_stock/shin
kansen/feature09.html)

3. Bogie Gerbong Barang


Sementara untuk bogie pada Gerbong Barang memiliki
konstruksi yang lebih sederhana karena pada umumnya
hanya terdiri dari 1 tingkat pemegasan. Hal ini karena bogie
barang tidak terlalu mengutamakan kenyamanan, kecuali
untuk angkutan barang khusus yang memang
membutuhkan tingkat kenyamanan layaknya kereta
penumpang.
23

Gambar 2.10. Bogie Gerbong Barang


(sumber:http://www.hitachirail.com/products/rolling_stock/shi
nkansen/feature09.html)

4. Bogie frame TB-1014

Gambar 2.11. Bogie TB1014


(sumber:http://www.hitachirail.com/products/rolling_stock/shi
nkansen/feature09.html)
24

TB-1014 berarti trailer bogie jenis ke 10 yang


digunakan pada kereta ekonomi seri k3 0 17 dan K1 “new
image”. Bogie buatan PT.INKA ini memang diperkenalkan
tahun 2014, dengan di uji cobakan pada K2 0 86 27 milik
Dipo Semarang Poncol yang berstatus aling-aling . Bogie ini
merupakan kawin silang atau crossover antara bogie TB398
dengan NT-60. Bogie ini memelihara pegas karet milik NT-
60, mengkombinasi kan dengan pegas milik TB-398. Bogie ini
dilengkapi dengan horizontal damper untuk meredam
goncangan horizontal agar KA lebih stabil di lintas dengan
lingkungan kecil. Bogie ini masih mewarisi karakter NT-60,
yaitu tidak nyaman di track yang kurang bagus. Input data
material rangka bogie yaitu SM 490 A (JIS G3106). Baja SM
490 A adalah baja rol yang biasa digunakan dalam struktur-
struktur engineering, khususnya pada struktur yang di las

Sifat mekanis material sebagai berikut :

a. Modulus young : 210 Gpa


b. Elongation : 17%
c. Yield Strenght : 325 Mpa
d. Ultimate Tensile Strength : 490 Mpa
e. Poisson Ratio : 0,3

C. Definisi Mesin Frais/Milling


Mesin ini digunakan untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan
pisau frais sebagai penyayatan yang berputar pada sumbu
mesin. Pisau frais ini terpasang pada arbor mesin, yang
25

didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh


sumbu utama mesin.
Mesin frais adalah mesin yang paling mampu
melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin
perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu
memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan
penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk
menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan
dimensi yang dikehendaki.
1. Prinsip Kerja Mesin Frais
Prinsip kerja mesin frais adalah Tenaga untuk
pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah
menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik. Gerakan
utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin
milling.
Mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau milling
(cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu
mesin. Mesin milling termasuk mesin perkakas yang
mempunyai gerak utama yang berputar, pisau frais
dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung
dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar
melalui suatu putaran motor listrik maka pisau frais akan
ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan
dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur
sesuai kebutuhan.
26

Prinsip kerja dari mesin frais yaitu pahat


potong/pemotong frais melakukan gerak rotasi dan benda
kerja dihantarkan pada pemotong frais tersebut.

2. Metoda Pengefraisan
Berdasarkan pada mesin frais terdapat metoda
pengefraisan yaitu climb mill dan conventional milling.
Adapun metoda pengefraisan pada mesin frais tersebut
adalah:
a. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter
searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong
menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor
kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang
mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan
memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter
berlawanan arah dengan gerakan benda kerja,
pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan
metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
c. Kecepatan Potong dan Pemakanan
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais
dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat
potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut
menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat
didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong
oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit.
Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama.
27

Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga


kecepatan potongnya dan juga sebaliknya.

D. Mesin Planno miller manual


Merupakan mesin frais/milling dengan ukuran yang
besar dan digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang
mempunyai dimensi panjang dan lebar dan juga berat.
Prinsip kerja mesin plano miller yaitu dengan pahat yang
berputar dan dengan pembawa yang dapat bergerak ke
kanan dan ke kri yang disimbolkan (y) dan bergerak naik
turun yang disimbolkan (z) dan meja kerja yang dapat
bergerak maju mundur yang disimbolkan dengan (x).
Mesin plano miller manual sudah mempunyai skala
digital untuk mengetahui laju feeding/pemakanan dan juga
pengendalian mesin planno miller sudah otomatis
menggunakan saklar untuk gerak x,y dan z dengan
ketelitian 0,01 mm.
1. Mesin plano miller manual pada unit pemesinan di PT.
INKA (persero)
Mesin plano miller manual pada unit permesinan di PT
INKA (persero) dibuat tahun 1985 “made in Japan” kotobuki
industri japan.co.ltd dengan warna grey aple dan mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
a. Ukuran panjang meja kerja 4 meter
b. Ukuran lebar meja kerja 2,5 meter
c. Skala 0,01 mm

2. Kecepatan laju feeding pada mesin plano miller semi


otomatis :
a. X : 0 s/d 2000 mm/min
28

b. Y : 0 s/d 1600 mm/min


c. Z : 0 s/d 700 mm/min

Gambar 2.12. Mesin plano miller manual


(Sumber : Foto pribadi pada workshop pemesinan)

Anda mungkin juga menyukai