Anda di halaman 1dari 14

YesiAstria, ArisSoelistyo, M.

Sri Wahyudi S 1:

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA BERBASIS KEARIFAN


LOKAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :
Yesi Astria
201410180311019

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI 2018
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Yesi Astria1, Aris Soelistyo2, M. Sri Wahyudi S3

Abstract The purposes of this research are to know the general condition of tourism and local wisdom in NTB, to the
contribution of tourism sector to economic growth in NTB and the strategy of tourism development based on local wisdom in
NTB. This type of research is descriptive quantitative which is analyzed using SWOT analysis. The result is scaled numbers,
then analyzed using IFAS matrix, EFAS matrix, SWOT matrix and IE matrix. The results of this research can be concluded
that the right strategy for the tourism development in NTB is a WO (Weakness-Opportunity) strategy that more creative and
varied promotion to be more widespread especially for Sumbawa island. Because NTB is on the growing conditions and
developing table, so that the most important thing is to increase the promotion of the tourism products.
Keywords: Local Wisdom, SWOT Analysis, Tourism, Tourism Development

Abstrak Penelitian ini berjudul “Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata berbasis Kearifan lokal di Provinsi Nusa
Tenggara Barat”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi umum pariwisata dan kearifan lokal di NTB,
mengetahui kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di NTB dan mengetahui strategi pengembangan
pariwisata berbasis kearifan lokal di NTB. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang
dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian merupakan angka-angka yang skala yang kemudian dianalisis
menggunakan matriks IFAS, matriks EFAS, matriks SWOT dan matriks IE. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
strategi yang tepat untuk pengembangan pariwisata di NTB adalah salah satunya adalah strategi WO yaitu meningkatkan
promosi yang lebih kreatif dan variatif supaya lebih meluas terutama untuk Pulau Sumbawa. Karena NTB berada pada tabel
kondisi tumbuh dan kembangkan sehingga hal terpenting adalah meningkatkan promosi dari produk pariwisata yang sudah
dimiliki.
Kata kunci: Analisis SWOT, Kearifan Lokal, Pariwisata, Strategi Pengembangan

Pendahuluan
Pembangunan ekonomi dijadikan upaya yang wajib dilakukan oleh negara yang ingin
maju. Indonesia yang merupakan negara berkembang harus meningkatkan pembangunan
melalui berbagai sektor ekonomi. Proses pembangunan ekonomi alangkah baiknya tidak
hanya difokuskan pada industri yang bersifat fisik. Sehingga melupakan sektor lain yang
sebenarnya memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Salah satu sektor tersebut sektor pariwisata. Sektor pariwisata di negara berkembang
merupakan sektor primer yang akan diupayakan untuk menjadi sektor sekunder atau tersier
dengan adanya pengembangan oleh pemerintah pusat, juga setiap daerah berperan aktif agar
potensi sektor pariwisata termanfaatkan secara maksimal yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Daerah yang sedang melakukan maksimalisasi sektor pariwisata salah satunya adalah
provinsi Nusa Tenggara Barat. NTB memiliki branding yang bagus sebagai daerah strategis
pengembangan sektor pariwisata. NTB terdiri dari 2 pulau yaitu pulau Lombok dan
Sumbawa. Kedua pulau tersebut sama-sama memiliki destinasi wisata alam dan budaya yang
atraktif. Pulau Lombok misalnya terkenal dengan banyak pantai pasir putih, air terjun,
gunung dan banyak gili dan tradisi masyarakat yang unik. Sedangkan, pulau Sumbawa
terkenal dengan keindahan bawah lautnya, air terjun dan gunung.
1
Universitas Muhammadiyah Malang Email: yesiastria4@gmail.com
2Universitas Muhammadiyah Malang Email: arissoelistyo65@gmail.com
3Universitas Muhammadiyah Malang Email: al.ayudie@gmail.com
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 3:

Kekayaan destinasi wisata yang dimiliki oleh provinsi Nusa Tenggara Barat dan
upaya yang telah dilakukan untuk menarik wisatawan dibuktikan dengan jumlah kunjungan
wisatawan yang cenderung semakin meningkat.
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan
pengertian dari destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau
lebih daerah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
Destinasi pariwisata dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-cirinya, sebagai berikut:
(1) Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pantai dan hutan. (2) Destinasi sumber daya
budaya, seperti tempat bersejarah, museum, teater dan masyarakat lokal. Fasilitas rekreasi,
seperti taman hiburan. (3) Event, seperti festival Bau Nyale Lombok. (4) Aktivitas spesifik,
seperti Wisata Belanja di Hong Kong. (5) Daya tarik psikologis, seperti petualangan,
perjalanan romantis, dan keterpencilan (Prasiasa, 2013).
Sedangkan, kearifan lokal adalah gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana,
penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal juga memiliki 2 bentuk yaitu: (1) Kearifan lokal yang berwujud nyata
(tangible.) Kearifan lokal yang berwujud nyata meliputi: Tekstual, beberapa jenis kearifan
lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk
catatan tertulis, contohnya seperti kitab Primbon. Bangunan/arsitektural. Benda cagar
budaya/tradisional misalnya keris dan lain sebagainya. (2) Kearifan lokal yang tidak
berwujud (intangible), Kearifan lokal yang tidak berwujud, misalnya petuah yang
disampaikan secara verbal atau nyanyian yang mengandung nilai ajaran tradisional dan nilai
sosial (Farhan dan Nazriyah, 2012).
Penelitiantentang pengembangan objek wisata Kampoeng Djowo sekatul kabupaten
Kendal menggunakan data primer yang diambil secara accidental sampling sejumlah 110
wisatawan (responden) untuk diwawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
SWOT yang menggunakan matriks EFAS, Matriks IFAS Matriks SWOT dan Matriks IE.
Hasil penelitiannya adalah faktor eksternal dengan skor tertinggi yang mempengaruhi
perkembangan objek wisata Sekatul adalah faktor peluang untuk melestarikan budaya,
sedangkan ancamannya persamaan pariwisata antar objek wisata. Sedangkan faktor internal
dengan skor tertinggi adalah faktor kekuatan yaitu pemandangan alam yang indah, sejuk dan
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 4:

asri dan kelemahannya adalah harga fasilitas dan makanan terlalu mahal. Sehingga strategi
yang cocok adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk (Maryam,
2011), (Ramadhan, Ahmad & F. Rahmatus Sofiyahs, 2013).
Penelitiantentang Lombok: halal tourism as a new Indonesia tourism strategy
menggunakan study literature untuk mengumpulkan data yang bersumber dari electronic
media, journal and Ministry of Tourism of the Republic Indonesia. Hasil penelitiannya
menunjukkan Lombok sebagai salah satu dari 12 destinasi halal tourism berpotensi dijadikan
branding di dunia internasional. Sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan asing,
terutama dari negara-negara yang berpenduduk muslim seperti Timur Tengah, Malaysia,
Brunei Darussalam dan lain-lain. Strategi promosi yang digunakan Lombok adalah dengan
branding melalui social media dan website resmi pariwisata (Firdausi dkk., 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum pariwisata dan kearifan lokal
NTB, mengetahui kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi dan
menentukan strategi pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal di provinsi Nusa
Tenggara Barat.

MetodePenelitian
Penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis ini
digunakan untuk menyajikan dan menjelaskan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan kemudian dianalisis dengan motode statistik
kemudian di interpretasikan.
Populasi yang digunakan populasi tidak terbatas (infinite) yaitu semua wisatawan
yang pernah berkunjung ke provinsi Nusa Tenggara Barat dan masyarakat asli Nusa
Tenggara Barat yang pernah berwisata. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 50 orang
responden yang didapatkan. dengan cara accidental sampling. Teknik accidental sampling
merupakan cara pengambilan data dengan memberikan kuesioner kepada siapa saja yang
ditemui saat penelitian (Supardi, 2005).
Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari hasil dokumentasi dan
kuesioner dan data sekunder yang diambil dari Pemerintah Provinsi, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dan BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Alat analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity and Threat).Analisis SWOT adalah analisis kondisi
internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 5:

faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal


mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). Analisis ini menggunakan
matriks SWOT, Matriks IFAS dan EFAS. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berupa kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki. Matriks External Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk menganalisis faktor-
faktor yang berupapeluang dan ancaman yang dihadapi. Data faktor eksternal dicari untuk
menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan persoalan ekonomi, budaya, sosial, lingkungan,
demografi, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan pasar (Solihin, 2012).

Hasil dan Pembahasan


Kondisi umum pariwisata di provinsi NTB menggambarkan kekayaan destinasi
wisata yang indah alami dan eksotis. Namun dalam hal pengelolaan destinasi pariwisata
masih minim dan kurang optimal. Banyaknya destinasi alam dan budaya terhalangi oleh
akses jalan menuju objek wisata yang kurang layak. Sehingga dari sekian banyak destinasi
wisata hanya sebagian kecil yang dikelola pemerintah dan dikenal oleh masyarakat luas.
Potensi besar yang dimiliki Provinsi NTB juga tidak didukung dengan promosi yang
menarik. Terutama untuk Pulau Sumbawa sedangkan Pulau Lombok sudah menjalankan
promosi yang cukup baik walaupun masih harus ditingkatkan lagi (Siswanto dan Moeljadi,
2015)
Ketersediaan fasilitas dan kebersihan lingkungan misalnya sampah di sekitar pantai
yang masih berserakan akibat pedagang keliling yang tidak dikoordinir dengan baik, sehingga
beberapa wisatawan merasa tidak nyaman berlama-lama di tempat wisata tertentu (Hanafi,
2014).
Tabel 1
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Provinsi NTB 2011-2015

Jumlah Wisatawan dan Pertumbuhan


Pertumbuhan
Tahun Wisman Pertumbuhan Wisnus Pertumbuhan Jumlah
(%)
(orang) (%) (orang) (%)
2011 364.196 - 522.684 - 886.880 -
2012 471.706 30 691.436 32 1.163.172 31,15
2013 565.944 20 791.658 14 1.357.622 16,72
2014 752.306 33 876.816 11 1.629.155 20,00
2015 1.061.292 41 1.149.235 31 2.210.568 35,69
Sumber : BPS Provinsi NTB, 2015

Jika dilihat dari tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang
merupakan jumlah dari wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus)
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 6:

mengalami peningkatan yang signifikan selama 5 tahun terakhir dengan jumlah kunjungan
tertinggi pada tahun 2015 sejumlah 2.210.527 orang. Disamping fakta kekurangan yang
dimiliki NTB, jumlah wisatawan harus menjadi motivasi pemerintah setempat untuk tetap
menjaga dan mengembangkan sektor pariwisata agara peningkatan jumlah wisatawan
meningkat lagi dari tahun ke tahun.
Pariwisata yang akhir-akhir ini menjadi sebuah kebutuhan di tengah-tengah
masyarakat. Tempat kunjungan pariwisata berbeda- beda, ada yang rela mengeluarkan dana
untuk liburan mahal ke luar negeri dan ada yang cukup dengan menikmati keindahan bumi
pertiwi.Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian NTBmemiliki kontribusi yang
lebih signifikan terhadap perekonomian dibandingkan industri lainnya seperti teknologi
(Boedirachminarni dan Suliswanto 2016), (Rahma, Femy dan Herniwati, 2013).
Pemerintah provinsi NTB yang merupakan daerah dengan sektor unggulan
pariwisata, memiliki kebijakan dan perhatian yang khusus terhadap perkembangan
pariwisata di provinsi NTB. Sehingga memiliki pengaruh yang baik terhadap
perekonomian daerah. Indikator ekonomi selain jumlah kunjungan pariwisata yang
meningkat. Kontribusi sektor pariwisata dibuktikan dengan adanya peningkatan PDRB
pada 5 tahun terakhir di seluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi NTB.
Gambar 1
Total PDRB Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum di NTB 2012-2016

PDRB (Juta Rupiah)

Rp1,550,249
Rp1,403,759
Rp1,242,595 Rp1,328,639
Rp1,143,811

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Provinsi NTB, 2015


YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 7:

Tabel 2
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian NTB

Penyediaan Akomodasi
Total PDRB dan Makan Minum Kontribusi
Tahun (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (%)
2012 66340812 1143811 1,72
2013 69766714 1242595 1,78
2014 73372963 1328639 1,81
2015 89344577 1403759 1,57
2016 94548205 1550249 1,64
Sumber: BPS Provinsi NTB, 2015

Berdasarkan tabel di atas, kontibusi terbesar sektor pariwisata terhadap


perekonomian yang terbesar adalah di tahun 2014, dengan posentase 1,81% dari total
PDRB provinsi NTB. Sedangkan yang terendah di tahun 2015 dengan prosentasi 1,57%
dari total PDRB provinsi NTB.
Meskipun kontribusi sektor pariwisata tidak terlalu banyak, tapi dengan adanya
peningkatan pengunjung yang cukup banyak dapat dipastikan PDRB untuk tahun
selanjutnya akan semakin meningkat.
Sektor usaha pariwisata, akomodasi dan makan minum pada tabel 2 dapat
dijelaskan dengan total jumlah restoran dan hotel yang ada di provinsi NTB berikut.
Tabel 3
Jumlah Lapangan Usaha Sektor Pariwisata di Provinsi NTB 2015

Hotel
No. Kab/Kota Restoran Non-
Bintang
Bintang
1 Kabupaten Lombok Barat 150 26 84
Kabupaten Lombok
2 97 1 46
Tengah
3 Kabupaten Lombok Timur 188 0 49
4 Kabupaten Sumbawa 177 3 33
5 Kabupaten Dompu 38 0 24
6 Kabupaten Bima 32 0 12
7 Kabupaten Sumbawa Barat 120 1 34
8 Kabupaten Lombok Utara 308 6 515
9 Kota Mataram 196 13 76
10 Kota Bima 32 0 12
Jumlah 1338 50 885
Sumber: BPS Provinsi NTB, 2015
Berdasarkan tabel di atas, jumlah restoran paling banyak berada di kabupaten
Lombok Utara sejumlah 308 restoran, dimana kabupaten ini merupakan kabupaten yang
baru. Namun mengambil daerah kekuasaan yang sebelumnya dikelola oleh Lombok Barat
yaitu pengeloaan 3 Gili. Sedangkan jumlah hotel bintang terbanyak di kabupaten Lombok
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 8:

Barat sejumlah 26 hotel, ini disebabkan karena kabupaten yang lebih dulu mengelola
pariwisata dengan baik adalah kabupaten Lombok Barat. Hotel non-bintang yang paling
banyak terletak di kabupaten Lombok Utara sejumlah 515 hotel.
Hasil kuesioner yang dibagikan ke seluruh wisatawan yang pernah berkunjung ke
provinsi NTB dan masyarakat asli NTB yang pernah berwisata. Berikut hasil kuesioner
yang diperoleh langsung dari jawaban responden:
Tabel 4
Prosentase Tingkat Umur Responden

No Umur Jumlah Prosentase


(Tahun) (Orang) (%)
1 <15 - -
2 15-20 14 28
3 21-25 35 70
4 26-30 1 2
5 >30 - -
Jumlah 50 100
Sumber: Data primer diolah, 2018

Dari tabel4prosentase terbesar adalah pada tingkat umur 21-25 tahun. Hal ini
menunjukkan kebanyakan masyarakat yang melakukan wisata adalah usia produktif. Analisis
SWOT menggunakan 4 matriks untuk mengukur keefektifan strategi yang akan diterapkan.
(1) Matriks IFAS (2) Matriks EFAS (3) Matriks SWOT (4) Matriks IE.
Tabel 5
Matriks IFAS

Faktor Strategi Bobot Rating Skor Komentar (5)


Internal (1) (2) (3) (4)
Strenghts (Kekuatan)
S1 Destinasi wisata 0,2 5 1 Semakin tinggi skor,
maka wisata semakin
yang alami, indah dan alami, indah dan
eksotis eksotis

S2 Letak destinasi 0,08 4 0,32 Semakin tinggi skor,


wisata semakin
wisata strategis dan mudah diakses
mudah diakses
S3 Budaya setempat 0,07 5 0,35 Semakin tinggi skor
semakin unik dan
yang unik dan menarik menarik budaya
setempat
S4 Biaya pariwisata 0,06 4 0,24 Semakin tinggi skor
semakin murah biaya
yang tergolong murah pariwisata
S5 NTB memiliki 0,15 5 0,75 Semakin tinggi skor
semakin banyak
banyak destinasi wisata destinasi wisata alam
alam dan budaya dan budaya

S6 Menjadi role model 0,05 4 0,2 Semakin tinggi skor


semakin bagus
dengan branding wisata branding wisata halal
halal
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 9:

Faktor Strategi Bobot Rating Skor Komentar (5)


Internal (1) (2) (3) (4)
Weaknesses (Kelemahan)
W1 Infrastruktur 0,09 3 0,27 Semakin rendah
skornya, semakin
kurang memadai buruk infrastruktur
W2 Tenaga kerja 0,1 4 0,4 Semakin rendah
skornya, semakin
profesional (SDM) minim SDM
masih minim
W3 Manajemen 0,07 4 0,28 Semakin rendah
skornya, semakin
pengelolaan antar buruk manajemen
destinasi wisata belum antar wisata

terpadu
W4 Lingkungan kurang 0,03 3 0,09 Semakin rendah
skornya, lingkungan
bersih semakin kurang
bersih
W5 Promosi belum 0,1 4 0,4 Semakin rendah
skornya, promosi
maksimal semakin tidak
maksimal
Total Skor 1,00 45 4
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil analisis matriks IFAS pada tabel 5 menujukkan bahwa faktor yang
menjadi kekuatan utama perusahaan adalah destinasi wisata yang alami, indah, dan eksotis
dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 1 sedangkan kelemahan utama adalah lingkungan
yang kurang bersih dengan nilai tertimbang terkecil 0,09 dan diperoleh total bobot skor
sebesar 4.
Tabel 6
Matriks EFAS
Faktor Strategi Eksternal Bobot (2) Rating Skor (4) Komentar (5)
(1) (3)
Opportunities (Peluang)
Semakin tinggi skor,
O1 Pasar pariwisata nasional 0,15 4 0,6 semakin berpeluang
dan internasional meningkat pariwisata di nasional
dan internasional

Semakin tinggi skor,


O2 Pemerintah pusat mulai 0,12 4 0,48 semakin pemerintah
menberi perhatian khusus memberi perhatian
khusus pada pariwisata
kepada pariwisata NTB NTB
Semakin tinggi skor,
O3 Wisatawan mancanegara 0,1 4 0,4 semakin banyak
dan nusantara mulai tertarik wisatawan yang tertarik
mengetahui wisata halal
untuk mengetahui wisata NTB
halal NTB

Semakin tinggi skor,


O4 Beroperasinya Bandara 0,13 4 0,52 maka BIL berpengaruh
Internasional Lombok (BIL) terhadap kedatangan
wisatwan

Semakin tinggi skor,


O5 Banyak stakeholder yang 0,2 4 0,8 semakin banyak stakeholder
yang ingin berinvestasi
ingin berinvestasi
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 10:

Faktor Strategi Bobot Rating (3) Skor (4) Komentar (5)


Eksternal (1) (2)

Threats (Ancaman)
Semakin rendah skor,
T1 SDM di daerah lain 0,1 4 0,4 daerah lain semakin
semakin cepat cepat perkembangannya

perkembangannya sehingga
meningkatkan persaingan
Semakin rendah skor,
T2 Berpotensi over-tourism 0,15 3 0,45 potensi kerusakan ekosistem
semakin besar
(kelebihan kegiatan
pariwisata) sehingga merusak
ekosistem
Semakin tinggi skor, kondisi
T3 Kondisi sosial, ekonomi 0,05 3 0,15 sosial, ekonomi, dan politik
dunia belum kondusif
dan politik dunia belum
kondusif
Total Skor 1,00 30 3,8
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil analisis matriks EFAS pada tabel 6 menujukkan bahwa faktor yang
menjadi peluang utama perusahaan adalah banyak stakeholder yang ingin berinventasi
dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,8 sedangkan ancaman utama adalah kondisi
sosial, ekonomi dan politik dunia belum kondusif dengan nilai tertimbang terkecil 0,15 dan
diperoleh total bobot skor sebesar 3,8. Hal ini menunjukkan bahwa provinsi NTB memiliki
posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan peluang untuk mengatasi
ancaman dengan cukup baik.

Tahap selanjutnya untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan


identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal adalah menggunakan matriks
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Berdasarkan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang diformulasikan alternatof strategi yang akan diambil. (Hastuti,
Purwantara dan Khotimah 2008)
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 11:

Tabel 7
Matriks IE (Internal-Eksternal)

Sumber: Data primer diolah, 2018


Tabel 8
Matriks SWOT

Strenghts (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


IFAS 1. Destinasi wisata yang 1. Infrastruktur kurang
alami, indah dan eksotis memadai
2. Letak Destinasi wisata 2. Tenaga kerja profesional
strategis dan mudah diakses (SDM) masih minim
3. Budaya setempat yang unik 3. Manajemen pengelolaan
dan menarik antar destinasi wisata belum
4. Biaya pariwisata yang terpadu
tergolong murah 4. Lingkungan kurang bersih
5. NTB memiliki banyak 5. Promosi belum maksimal
EFAS destinasi wisata alam dan
budaya
6.Menjadi role model dengan
branding wisata halal
Opportunity (Peluang) Strategi SO Strategi WO
1. Pasar pariwisata nasional dan 1. Memperbaiki 1. Meningkatkan
internasional meningkat manajemen pariwisata infrastruktur terutama masalah
2. Pemerintah pusat mulai terutama terkait pelayanan aksestabilitas menuju tempat
memberi perhatian khusus (S1,O5) wisata yang indah namun belum
kepada pariwisata NTB 2. Menjaga keaslian terkenal (W1,O1)
3. Wisatawan mancanegara dan budaya setempat agar menjadi 2.Meningkat promosiyang lebih
nusantara mulai tertarik untuk nilai jual di pasar nasional kreatif dan variatif supaya lebih
mengetahui wisata halal NTB ataupun internasional (S3, O3) meluas terutama untuk Pulau
Sumbawa (W5,O3)
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 12:

Opportunity (Peluang) Strategi SO Strategi WO


4. Beroperasinya Bandara
Internasional Lombok (BIL)
5. Banyak stakeholder yang
ingin berinvestasi
Threats (Ancaman) Strategi ST Strategi WT
1. SDM di daerah lain 1. Melakukan 1. Menambah tenaga
semakin cepat pengontrolan secara berkala kerja profesional di sektor
perkembangannya sehingga untuk menjaga ekosistem pariwisata (W2, T1)
meningkatkan persaingan terutama di daerah wisata 2. Menjaga kebersihan
2. Berpotensi over-tourism yang banyak pengunjung. lingkungan agar tidak
(kelebihan kegiatan Contoh: Gili Trawangan menghilang kan kesan
pariwisata) sehingga merusak (S1,T2) natural di daerah pariwisata
ekosistem 2. Meningkatkan (W4,T2)
3. Kondisi sosial, ekonomi kualitas SDM di bidang
dan politik dunia belum pariwisata (S5,T1)
kondusif
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan analisis di matriks IFAS dan EFAS ditemukan total bobot masing-
masing adalah 4 dan 3,8 sehingga masuk pada daerah I dengan kualifikasi kuat dan tinggi
(tumbuh dan kembangkan). Daerah I menggambarkan strategi yang harus diambil perusahaan
bersifat strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk)
atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal)
cocok dan sesuai untuk daerah ini.
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan menggunakan analisis SWOT dan melihat
kondisi umum pariwisata NTB maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan sektor pariwisata sebagaimana tertera pada tabel 8 yaitu:(1)Memperbaiki
manajemen pariwisata terutama terkait pelayanan.(2)Menjaga keaslian budaya setempat agar
menjadi nilai jual di pasar nasional ataupun internasional.(3) Melakukan pengontrolan secara
berkala untuk menjaga ekosistem terutama di daerah wisata yang banyak pengunjung.
Contoh: Gili Trawangan.(4)Meningkatkan kualitas SDM di bidang
pariwisata.(5)Meningkatkan infrastruktur terutama masalah aksestabilitas menuju tempat
wisata yang indah namun belum terkenal.(6)Meningkatkan promosi yang lebih kreatif dan
variatif supaya lebih meluas terutama untuk Pulau Sumbawa.(7)Menambah tenaga kerja
profesional di sektor pariwisata.(8)Menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menghilangkan
kesan natural di daerah pariwisata.
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 13:

Kesimpulandan Saran
Berdasarkan uraian pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan yaitu pengelolaan destinasi pariwisata masih minim, yaitu terkait
aksestabilitas, manajemen pengelolaan dan pelayanan, fasilititas, promosi dan kebersihan
lingkungan. Konsep wisata halal yang sudah mendapat dukungan dengan adanya PERDA
juga menjadi kearifan lokal tersendiri.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian provinsi NTB dapat dilihat dari
prosentase usaha di sektor pariwisata yaitu penyediaan makan minum dan akomodasi,
dibandingkan dengan total PDRB keseluruhan. Prosentase sektor pariwisata terbilang masih
kurang dari 2%.
Berdasarkan analisis matriks IFAS, EFAS, SWOT dan IE dapat disimpulkan bahwa
strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satunya adalah strategi WO yaitu
meningkatkan promosi yang lebih kreatif dan variatif supaya lebih meluas terutama untuk
Pulau Sumbawa. Karena NTB berada pada kondisi tumbuh dan kembangkan sehingga hal
terpenting adalah meningkatkan promosi dari produk pariwisata yang sudah dimiliki.
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dalam hal metodologis dan prosedural.
Keterbatasan penelitian adalah terletak pada metode penelitian cara pengambilan data yang
hanya menggunakan kuesioner pada wisatawan. Sehingga kedepannya dapat lebih baik
dengan menambah wawancara kepada wisatawan dan kepada stakeholder pemerintah yang
memiiki peran penting dalam pengembangan pariwisata NTB misalnya Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata NTB.
Saran kepada pemerintah daerah harus mampu bersinergi dengan pihak-pihak swasta
untuk meningkatkan promosi (marketing) sektor pariwisata yang akan berdampak pada
peningkatan kunjungan jumlah wisatawan sehingga akan berpengaruh pada perekonomian
masyarakat setempat. Pemerintah daerah berupaya untuk menyediakan pelatihan atau
semacamnya untuk memperbaiki kualitas SDM di bidang pariwisata dengan tujuan
meningkatkan pelayanan yang lebih profesional. Pemerintah daerah diharapkan dapat
melakukan penganggaran dana untuk menambah infrastruktur terutama terkait aksestabilitas
menuju tempat wisata.
YesiAstria, ArisSoelistyo, M. Sri Wahyudi S 14:

DAFTAR PUSTAKA

Boedirachmarni, Arfida, and Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto. 2015. “THE STRATEGY
OF TOURISM BUSINESS DEVELOPMENT IN MALANG REGENCY , EAST
JAVA , INDONESIA”. Artikel dipresentasikan pada The Fourth Internastional
Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM 2015), 5-6
November 2015, di Bangkok, Thailand.
Boedirachminarni, Afrida, and Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto. 2016. “Pengembangan
Ekowisata di Kabubaten Malang". Artikel dipresentasikan pada Seminar Nasional
Pariwisata Hijau dan Pengembangan Ekonomi, di Universitas Mataram, Mataram.
Farhan, Hamim, and R Nazriyah. 2012. “Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Lokal-
Budaya Religi Sebagai Upaya Pendukung Peningkatan Industri Pariwisata Daerah
Gresik.” UMG 4: 2–10.
Firdausi, Izza, Stanijuanita Marantika, Zein Nidaulhaq Firdaus, and Rifqah Sajidah. 2017.
“Lombok : Halal Tourism as a New Indonesia Tourism Strategy.” ICHSSE-17 10: 53–
57.
Hanafi, Isman. 2014. “Analisis Pengaruh Jumlah Wisatawan dan Jumlah Alat Transportasi
Obyek Wisata Gunung Bromo terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Tengger
Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hastuti, Suhadi Purwantara, and Nurul Khotimah. 2008. “Model Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Lereng Merapi
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.” Jurnal Pendidikan Geografi FIS
UNY 3: 1–9.
Maryam, Selvia. 2011. “Pendekatan SWOT dalam Pengembangan Objek Wisata Kampoeng
Djowo Sekatul Kabupaten Kendal”. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Rahma, Femy N., & H., Herniwati Retno. 2013. “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,
Jumlah Obyek Wisata dan Pendapatan Perkapita terhadap Penerimaan Sektor
Pariwisata di Kabupaten Kudus”. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro, Vol. 2, No.
2, hlm:1-9.
Ramadhan, Ahmad & F. Rahmatus Sofiyahs. 2013. “Analisis SWOT sebagai landasan dalam
menentukan strategi pemasaran (studi McDonald’s Ring Road)”. Jurnal Ekonomi
Universitas Sumatra Utara, Vol. 1, No. 4.
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Rozikin, M. Khairur. 2016. “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Jumlah Hotel
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pulau Lombok”. Thesis. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Siswanto, Adil, and Moeljadi. 2015. “Eco-Tourism Development Strategy BaluranNational
Park in the Regency of Situbondo , East Java , Indonesia.” FEB UB 4(4): 185–95.
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai