Anda di halaman 1dari 15

BAB IV POKOK PEMBAHASAN IV.

1 Kebijakan Perusahaan Dalam Penarikan Tenaga Kerja Kegiatan awal dalam perencanaan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT Raka Utama setelah Rencana Mutu Proyek disusun adalah melakukan penarikan (recruitment) tenaga kerja berdasarkan kebutuhan tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja tetap pada umumnya berasal dari proyek lain yang telah selesai yang kemudian dibentuk team proyek baru untuk mengatur dan mengendalikan proyek yang akan berjalan. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja tidak tetap diperoleh dari mandor yang telah sebelumnya telah direkrut oleh manager proyek. Penarikan tenaga kerja tetap berdasarkan kebutuhan sumber daya manusia pada PT Raka Utama dilakukan oleh Bagian Personalia atas kebijakan yang diputuskan oleh Dewan Direksi PT Raka Utama. Panduan rekruitmen yang ditetapkan oleh PT Raka Utama adalah sebagai berikut: 1. Untuk proses recruitment , dimana tenaga kerja yang dibutuhkan akan ditempatkan untuk keperluan kator pusat dengan jabatan sampai dengan Engineer, maka proses recruitment dilakukan oleh pengelola SDM berdasarkan permintaan tenaga kerja dari pemilik proses. 2. Untuk keperluan recruitment, dimana tenaga kerja yang dibutuhkan akan ditempatkan untuk keperluan kantor pusat dengan jabatan dibawah Engineer, maka proses recruitment dilakukan oleh Pemilik Proses setelah mendapat persetujuan dari pengelola SDM untuk penambahan tenaga kerja. 3. Untuk proses recruitment dimana tenaga kerja yang dibutuhkan akan ditempatkan untuk keperluan proyek dengan jabatan sampai dengan pelaksana, maka proses recruitment dilakukan oleh pengelola SDM berdasarkan permintaan tenaga kerja dari pemilik proses.

4.

Untuk proses recruitment, dimana tenaga kerja yang dibutuhkan

akan ditempatkan untuk keperluan proyek dengan jabatan dibawah pelaksana, maka proses recruitment dilakukan oleh pemilik proses setelah mendapat persetujuan dari pengelola SDM untuk penambahan tenaga kerja. 5. 6. 7. Proses recruitment secara garis besar dijelaskan dan digambarkan pada Flow chart pada lampiran. Dalam penetuan upah atau gaji dari tenaga kerja dikonsultasikan Semua tenaga kerja yang direkruit harus mengikuti masa dengan pengelola SDM. percobaan selama 3 bulan dan harus dievaluasi pada bulan kedua dan ketiga oleh pihak yang melakukan recruitment untuk menentukan diterima atau tidaknya sebagai karyawan PT Raka Utama. Secara garis besar proses penarikan karyawan PT Raka Utama yang telah diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Sebelumnya telah PT Raka Utama telah membuat suatu perencanaan tahunan atau insidental akan kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan baik dikantor maupun diproyek. 2. Dari perencanaan maka dewan direksi menyiapkan anggaran dana (budget) yang diperlukan dalam proses penarikan tenaga kerja. 3. Setelah ada permintaan akan kebutuhan sumber daya manusia (tenaga kerja), maka pemilik proses baik bagian pengelola sumber daya manusia maupun manager proyek menerima permintaan tersebut yang selanjutnya permintaan tersebut akan diproses untuk disetujui atau tidak. 4. setelah permintaan disetujui maka pihak personalia akan menyiapkan proses seleksi tenaga kerja. Proses seleksi tenaga kerja bersumber dari berkas surat lamaran pekerjaan yang masuk. Pihak personalia berhak menerima dan memilih lamaran yang pantas untuk dipanggil.

5. Untuk pelamar yang dipanggil berdasarkan surat lamaran pekerjaan yang telah dikirim, maka pihak personalia akan melakukan wawancara pekerjaan dengan pelamar. 6. Pihak personalia berhak untuk memilih pelamar yang terbaik sesuai dengan kebijakan prosedur recruitment yang telah ditetapkan. Kemudain pihak personalia akan memanggil pelamar yang bersangkutan dan membuat kesepakatan kerja jika pihak pelamar menerima tawaran pekerjaan tersebut. 7. Pembuatan kesepakatan kerja (kontrak kerja) dilakukan oleh pemilik proses dan pelamar pekerjaan. 8. Selanjutnya karyawan baru akan mengikuti masa percobaan kerja (training) yang telah ditetapkan jika karyawan baru tersebut lulus maka Ia ditetapkan menjadi karyawan tetap PT Raka Utama. Penarikan tenaga kerja tidak tetap atau tenaga kerja proyek, dilakukan oleh Manager Proyek sebagai pemilik proses yang kemudian diturunkan kepada Mandor sebagai pihak pengatur tenaga kerja lapangan. Penentuan jumlah tenaga kerja tidak tetap ditentukan oleh Dewan Direksi dalam perencanaan kebutuhan tenga kerja yang sudah tercantum dalam Rencana Mutu Proyek. Pada dasarnya perekrutan tenaga kerja tidak tetap sama dengan yang telah dijelaskan diatas, yang berbeda hanyalah pengaturan dan tanggung jawab yang dibebankan pada calon tenaga kerja. Bagian Personalia bertanggung jawab atas proses penarikan tenaga kerja tetap PT Raka Utama, sedangkan Manager Proyek mempercayai mandor dalam mencari tenaga kerja tidak tetap yang dibutuhkan pada proyek yang akan berjalan. Kemampuan dan keahlian tenaga kerja tidak tetap berdasarkan spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan, harus telah diketahui sebelumnya oleh Mandor sebelum menerima sumber daya manusia yang dibutuhkan. Hal ini akan menjadi sangat penting agar proses pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

IV. 2

Analisa Jabatan Proyek Dan Operasional Kegiatan Lapangan Dalam pelaksanaan kegiatan proyek PT Raka Utama, pada Perumahan Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk, pihak Manajemen Personalia (Manejemen Sumber Daya Manusia) PT Raka Utama telah mengatur spesifikasi pekerjaan karyawan demi berjalannya kegiatan proyek dengan lancar. Spesifikasi pekerjaan atau yang disebut sebagai Job Deskripsi dalam Sturktur Oragnisasi telah ditentukan oleh pihak Manajemen Personalia sebagai berikut: A. Manajerial Kantor Proyek 1. Project Manager Ketrampilan : Mempunyai kemampuan leadership Mempunyai kemampuan manajerial Interpesonal skill Supervisory, perencanaan dan pengendalian Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan computer

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Membuat rencana pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak yang telah disetujui oleh pelanggan. Kegiatan perencanaan ini meliputi : tinjauan kontrak, RAP (rencana anggaran proyek), jadwal konstruksi, metode kerja, perencanaan material, peralatan dan sumber daya manusia. Rencana tersebut harus mendapat persetujuan dari direktur operasional. 2. Memilih dan merekrut pemasok/subkontraktor(material, tenaga kerja dan peralatan) untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta memantau

pekerjaan mereka. pemilihan pemasok/subkontraktor harus melalui persetujuan dari direktur operasional. 3. Memastikan bahwa kemajuan pekerjaan konstruksi di lapangan sesuai dengan mutu, jadwal konstruksi yang telah ditetapkan dalam kontrak dan anggaran yang telah disetujui oleh direksi. 4. Memantau terjadinya setiap penyimpangan pekerjaan/material dan melakukan tindakan koreksi melalui mekanisme peningkatan berkelanjutan. 5. Memantau dan mengadministrasikan pekerjaan tambah/kurang serta melaksanakan pekerjaan tersebut setelah mendapat persetujuan dari konsultan/ pelanggan dan direkturoperasional. 6. Membuat dan menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan konstruksi di lapangan kepada penlanggan setelah diestujui oleh konsultan. 7. Melaksanakan serah terima proyek baik sementara atau akhir kepada pelanggan sesuai dengan kontrak dan melakukan inspeksi serta perbaikan yang diperlukan selama masa pemeliharaan 8. Memonitor perawatan peralatan di lapangan dan menginstruksikan perbaikan peralatan jika terjadi kerusakan pada peralatan yang berada dilapangan. 9. Menerima dan melakukan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan serta melakukan pengukuran kepuasan pelanggan. 10. Menentukan pemilihan mandor dan upah borongan mandor yang diajukan oleh site manager. Penentuan mandor dan upah borongan mandor harus mendapat persetujuan dari direktur operasional. 11. Memberikan persetujuan tentang permohonan pengadaan material yang diajukan oleh pelaksana. 2. Site Manager Ketrampilan : Mempunyai kemampuan leadership

Mempunyai kemampuan manajerial Interpesonal skill Supervisory, perencanaan dan pengendalian Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesian, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan computer

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Membuat rencana pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak yang telah disetujui oleh pelanggan. Kegiatan perencanaan ini meliputi :jadwal konstruksi, metode kerja perencanaan material, peralatan dan sumber daya manusia. Rencana tersebut mendapatkan persetujuan dari project manager 2. Memberikan persetujuan tentang gambar pelaksanaan (shop drawing) dan mendapatkan persetujuan dari konsultan/pelanggan sebelum kegiatan konstruksi dilapangan dimulai. 3. Memberikan persetujuan tentang as built drawing 4. Membuat laporan kemajuan proyek kepada manajemen 5. Melakukan konsultasi dengan project manager tentang pemilihan mandor dan penentuan upah borongan mandor 6. Memberikan persetujuan tentang permohonan pengandaan material yang diajukan oleh pelaksana dan meneruskan kebagian purchasingdi kantor pusat setelah mendapat persetujuan dari project manager 7. Memberikan persetujuan tentang perhitungan opname mandor yang dilakukan oleh pelaksana 3. Pelaksana Ketrampilan : Interpesonal skill Supervisory, perencanaan dan pengendalian

Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan computer

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Mengatur tenaga kerja di lapangan 2. Mengatur penggunaan material 3. Melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan konstruksi di lapangan 4. Melakukan pemeriksaan gambar shop drawing dengan pelaksanaan pekerjaaan di lapangan 5. Melakukan perhitungan volume material yang dibutuhkan dan meminta persetujuan site manager, project manager dan melaporkan ke cost control 6. Meminta ijin pekerjaan kepada pengawas proyek pada saat melaksanakan pekerjaan tertentu 7. Menghitung opname dan upah pekerjaan mandor. Perhitungan opname dan upah pekerjaan mandor harus mendapat persetujuan dari site manager. 8. Melaksanakan pekerjaan finishing (untuk pelaksana finishing) 9. Melaksanakan test dan comissioning (untuk pelaksana ME) 4. Mekanik Peralatan Ketrampilan : Interpesonal skill Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Mengatur penerangan dan power listrik untuk kerja dilapangan 2. Merawat peralatan yang ada di proyek 5. Gudang Proyek

Ketrampilan : Interpesonal skill Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan komputer

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Membuat administrasi barang keluar masuk gudang 2. Membuat stok barang 3. Menginformasikan barang yang sudah habis ke project manager/site manager 4. Memeriksa kesesuaian pesanan material (jumlah, mutu, spesifikasi dan waktu ) dengan barang yang dikirim 6. Administrasi Proyek Ketrampilan : Interpesonal skill Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan komputer

Uraian tugas dan tanggung jawab : 1. Membuat upah proyek 2. Melakukan administrasi surat keluar dan masuk 3. Membayar upah harian proyek dan uang makan pelaksana 7. Surveyor Ketrampilan : Interpesonal skill Mampu bekerja keras Mampu berbahasa Indonesia, lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan computer

Uraian tugas dan tanggung jawab :

1.

Melakukan pengukuran keseluruhan gedung diantaranya as ke

as gedung, pasangan dinding dan elevansi lantai

B. Manajerial Lapangan Proyek 1. Mandor Interpersonal Skill Mampu Bekerja Keras Memiliki jiwa kepemimpinan Bertanggung jawab terhadap Site Manager dan Pelaksana Ketrampilan :

Uraian tugas dan tanggung jawab : Proyek terhadap beban pekerjaan yang diberikan terhadap kinerja kemajuan pekerjaan anak buahnya. Memastikan anak buahnya bekerja dengan efektif dan efisien Menjadi tempat bertanya dalam kegiatan harian jika terjadi Tukang Interpersonal Skill Mampu bekerja keras Memilki keahlian tertentu dalam pekerjaan yang akan dilakukan Melakukan pekerjaan proyek lapangan sesuai dengan Surat sesuai beban pekerjaan mereka. 2. keraguan terhadap aktifitas yang akan dikerjakan. Ketrampilan :

Uraian tugas dan tanggung jawab : Perintah Kerja (SPK) yang telah diberikan oleh Mandor atau Pelaksana Proyek. 3. Kenek

Ketrampilan : Interpesonal Skill Mampu bekerja keras Membantu kegiatan harian yang dilakukan oleh tukang dalam

Uraian tugas dan tanggung jawab : pelaksanaan pekerjaan Setelah menentukan analisa pekerjaan dari kegiatan yang akan dilakukan maka operasional kegiatan tenaga kerja harian akan dapat berjalan dengan baik. Operasioanal kegiatan harian perusahaan mencakup seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan. Operasional perusahaan pada Proyek Perumahan Real Estate Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk secara garis besar terbagi atas: 1. Kegiatan Manajerial Kegiatan pengaturan dari segala aspek-aspek yang terkait yang bersifat mendukung kegiatan lapangan, misalnya kegiatan yang dilakukan oleh Site Manager yang mengecek keadaan persediaan bahan bangunan kepada bagian gudang yang diperlukan dalam kegiatan harian. 2. Kegiatan Lapangan Kegiatan yang sifat langsung berkerja di lapangan (tempat proyek berlangsung). 3. Kegiatan Pemeriksaan Kualitas Hasil Kerja Kegiatan yang sifatnya memeriksa hasil kerja terhadap kemajuan pekerjaan yang terjadi dilapangan. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang paling penting hasil kerja yang dilakukan pada proyek harus sesuai dengan yang diharapkan oleh pengembang (developer) IV.3 Pengaturan Penempatan dan Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Perumahan Real Estate Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk, jumlah unit rumah yang dikerjakan oleh PT Raka Utama

sebanyak 63 unit rumah yang terdiri dari 2 tipe rumah yaitu Tipe Melati dan Tipe Mawar. Dengan jumlah unit sebanyak itu sangat diperlukan suatu pengaturan penempatan dan alokasi tenaga kerja yang efektif dan efisien untuk menekan biaya tenaga kerja. Pada dasarnya setiap unit rumah yang akan dibangun memerlukan kurang lebih 10 orang tukang dan kenek agar proyek dapat berjalan dengan semestinya dari yang diharapkan. Namun jumlah tenaga kerja sebanyak itu dapat ditekan dengan melakukan pengaturan dan pengalokasian tenaga kerja yang efektif dan efisien. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan proyek memiliki keterkaitan antara kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Keterkaitan ini dapat berarti bahwa kegiatan yang satu dapat berjalan atau dikerjakan jika kegiatan yang lain sudah selesai dilakukan, misalnya pekerjaan tanah, pasir dan pondasi dapat dilakukan jika pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan. Pada umumnya kegiatan proyek yang akan dilaksakan telah dibuat terlebih dahulu dalam Master Schedule Pekerjaan pada Rencana Mutu Proyek. Dari Master Schedule tersebut akan terlihat kegiatan yang akan dilaksanakan sampai pekerjaan proyek selesai. Berdasarkan Master Schedule Pekerjaan tersebut, maka PT Raka Utama dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan satu item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Item-item pekerjaan yang akan dilaksanakan memiliki bobot tersendiri baik bobot pada beban pekerjaan dan bobot berdasarkan nilai proyek (project value). Berdasarkan pengalaman dari pihak manajerial pengaturan jumlah tenaga kerja dilihat dari item atau bobot yang akan dikerjakan, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sama. Sebagai contoh jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan persiapan , pekerjaan tanah, pasir dan pondasi dengan pekerjan lantai dan dinding akan sangat berbeda jumlahnya. Berdasarkan bobot dari nilai proyek (project value), bahwa nilai dari pekerjaan lantai dan dinding memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan dengan

pekerjaan persiapan atau pekerjaan tanah, pasir dan pondasi. Berdasarkan bobot tersebut pula maka dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang efisien dan efiektif berdasarkan komulatif dari kebutuhan jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada bulan tersebut. Pengaturan yang dilakukan oleh PT Raka Utama pada Proyek Perumahan Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk, setelah diketahui jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada bulan tersebut adalah melakukan pengalokasian yang efektif dan efesien berdasarkan kegiatan yang harus selesai pada bulan tersebut. Kegiatan yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan tercantum dalam Surat Perintah Kerja (SPK). Berdasarkan SPK tersebut pihak manajerial pengaturan tenaga kerja mengalokasikan tenaga kerja kepada pekerjaan yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan. Sebagai sebuah contoh pengaturan yang dilakukan oleh PT Raka Utama misalnya; berdasarkan No. SPK 05.03.103 dengan kegiatan balok atau kolom yang akan dikerjakan pada type melati No. 15, 17, 19, 21, 23, 29, dan 31 yang harus diselesaikan pada akhir minggu ke-2 januari 2006, maka pihak manajerial yang telah berpengalaman dilapangan dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan balok dan kolom tersebut. Perencanaan kebutuhan tenaga yang telah dilakukan kemudian dipraktekan dengan mengalokasi sejumlah tenaga kerja yang telah menyelesaikan SPK sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga proyek ini selesai. Dengan pengaturan tersebut maka PT Raka Utama tidak harus menetapkan sejumlah tenaga kerja pada sebuah rumah saja melainkan pengaturan tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan Surat Perintah Kerja yang harus diselesaikan berdasarkan waktu yang telah ditentukan. IV. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Peningkatan kinerja merupakan suatu upaya dalam peningkatan hasil kerja yang dilakukan oleh suatu organisasi baik secara pengaturan (manajerial)

atau secara praktek di lapangan (aplikatif) berdasarkan masukan-masukan terhadap hasil yang ingin dicapai sebagai tujuan perusahaan. PT Raka Utama telah memiliki suatu manajemen prosedural dari peningkatan kinerja baik pada perusahaan maupun pada proyek. Ruang lingkup dari peningkatan kinerja yang dilakukan oleh PT Raka Utama terdiri dari seluruh karyawan baik tetap maupun tidak tetap dengan mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil tindakan perbaikan, pencegahan, dan peningkatan kualitas kerja. Peningkatan kinerja dapat dilakukan sebagai hasil dari audit dan tinjauan manajemen, ketidaksesuaian yang aktual atau potensial, umpan balik dari pelanggan, usulan-usulan, tujuan mutu dan analisis peningkatan kinerja. Bila hasil tindakan perubahan prosedur terjadi, maka perubahan tersebut harus dikomunikasikan kepada bagian atau karyawan yang bersangkutan. Tujuan dari peningkatan kinerja adalah menjelaskan secara sistematis, efektifitas dari Sistem Manajemen Mutu, yang berkelanjutan ditingkatkan melalui proses. Mengingat bahwa hubungan dari hasil tujuan yang diharapkan dari sebuah proyek sangat erat terhadap Sumber Daya Manusia yang pakai, maka peningkatan kinerja yang paling utama agar tujuan dari sebuah proyek dapat tercapai dengan tepat waktu dan tepat anggaran adalah dengan selalu meningkatkan kinerja sumber daya manusia di lingkungan proyek. Peningkatan kinerja manajemen sumber daya manusia secara berkelanjutan mengikuti tahap: 1. Identifikasi, analisis, penyelidikan, dan menghilangkan akar penyebab masalah yang berpotensi terjadi sebagai akibat terjadinya tidak kesesuaian. 2. Tindakan perbaikan dan pencegahan yang efektif. 3. Memaksimalkan kesempatan-kesempatan untuk menangkap ideide untuk mengembangkan bisnis perusahaan. Proses peningkatan kinerja yang diterapkan oleh PT Raka Utama digambarkan dalam aliran proses yang terdapat pada lampiran yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Melakukan identifiikasi terhadap kebutuhan peningkatan yang akan dilakukan. 2. Identifikasi kebutuhan peningkatan ditentukan oleh insiator proses yang mengformulasikan ide atau usulan-usulan kepada pemilik proses. Dalam menyampaikan ide-ide atau masukan maka pihak inisiator dan pemilik proses akan melakukan tinjauan untuk melihat fakta yang terjadi dilapangan. Jika sesuai untuk dilakukan perbaikan maka tindakan peningkatan kinerja dapat dilajutkan sedangkan jika tidak terdapat kesesuaian dari usulan terhadap hal yang terjadi di lapangan, maka pemilik proses akan menginformasikan alasan kepada pembuat usulan tentang ketidaksesuaian usulan tersebut 3. Identifikasi lainnya yaitu berdasarkan ketidaksesuaian yang terdeteksi (yang benar terjadi dilapangan), misalnya ketidakefektifan jumlah tenaga kerja terhadap beban yang seharusnya diterima oleh tenaga kerja (terlalu berat atau terlalu ringan), atau perkiraan yang tidak sesuai dengan dengan kenyataan dalam pengaturan tenaga kerja sehingga proyek berjalan dengan lambat (misalnya: tenaga kerja cukup tetapi kekurangan material yang dibutuhkan). 4. Kemudian pihak inisiator menerbitkan permintaan peningkatan kinerja berdasarkan identifikasi yang dilakukan. 5. Pihak pemilik proses akan meninjau dan menganalisa kondisi yang terjadi saat ini dan menyelidiki penyebab akar permasalahan yang terjadi. 6. kemudian pemilik proses akan mencari usulan tindakan dari perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan permintaan peningkatan kinerja sumber daya manusia. 7. pemilik proses akan membuat implementasi usulan tindakan perbaikan dan menentukan waktu penyelesaian.

8. kemudian pemilik proses akan meninjau dan memeriksa kembali mengenai penyelesaian dan tindakan perbaikan, apakah sudah sesuai dan efektif atau tidak. 9. jika implemetasi dari peningkatan kinerja yang akan dilakukan sesuai dengan perbaikan kinerja yang akan direncanakan, maka pemilik proses akan menyetujui peningkatan dan revisi dari prosedur atau instruksi kerja. Dan peningkatan ditutup untuk kemudian dilakukan peningkatan yang lain secara berkelanjut. Metode peningkatan kinerja berdasarkan prosedur yang telah diterapakan sangat diperlukan mengingat aktifitas-aktifitas pekerjaan proyek sangat beragam dan tidak memiliki kepastian seperti halnya yang sangat berbeda dengan kegiatan manufacturing. Peningkatan kinerja merupakan sebuah rangsangan yang mencerminkan dari perbaikan kondisi yang terjadi dilapangan. Hal ini mengingat bahwa aktifitas-aktifitas pekerjaan proyek sangat dipengaruhi oleh kondisi alam dan kondisi stabilitas Negara yang sedang terjadi, oleh sebab setiap rencana yang dibuat akan dapat berubah setiap saat dan setiap waktu.

Anda mungkin juga menyukai