Anda di halaman 1dari 36

FORTOFOLIO

DESA WISATA SEMEN


ANUGERAH DESA WISATA INDONESIA (ADWI)
TAHUN 2022

DESA SEMEN
KECAMATAN GANDUSARI
KABUPATEN BLITAR
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti hingga penulis dapat
sampai pada tahap ini, khususnya dengan masuknya Desa Wisata Semen menjadi
50 Desa Wisata Terbaik dalam Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)
Tahun 2022. Terimakasih penulis sampaikan pada seluruh elemen yang membantu
Desa Wisata Semen sehingga masuk nominasi 50 Desa Wisata Terbaik Tahun
2022.

Penulis yakin fortofolio ini masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga
masukan dan kritik akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki fortofolio ini.
Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam proses
pembuatan fortofolio ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun
tidak disengaja.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengampuni kesalahan kita dan berkenan
menunjukkan jalan yang benar.

Blitar, Mei 2022

Penulis
PROFIL
DESA WISATASEMEN

Desa Wisata Semen adalah sebuah Desa Wisata yang menggali kembali
seluruh potensi kearifan lokalnya yang dimiliki dari tempo dulu hingga hari ini dan
kedepan. Sebagai sebuah inovasi untuk kesejahteraan bersama dengan semangat
dan strategi musyawarah mufakat, gotong royong dan kekeluargaan.

Letak Desa Wisata Semen ini tepat berada di tengah-tengah antara Lereng
Gunung Kelud dan Lereng Gunung Kawi, dibelah oleh sungai besar yang bernama
Sungai Lekso. Berada di ketinggian 700 Mdpl dengan suhu rata-rata 20 0 – 290
Celcius, bahkan bisa mencapai 170 Celcius pada saat Musim Kemarau tiba. Adapun
Desa Semen terbagi menjadi 4 Dusun terdiri dari :

1.Dusun Tegalrejo

2.Dusun Semen

3.Dusun Dewi

4.Dusun Parang

Dengan karakteristik yang dimiliki dan potensi kearifan lokal yang berbeda -
beda antar keempat dusun tersebut.
Secara geografis desa Semen terletak di Koordinator Bujur 112.367187
dan Koordinator Lintang 7.985277. Adapun batas wilayahnya yakni :

Kependudukan Jumlah penduduk keseluruhan di desa Semen yaitu


sebesar 8.689 jiwa, dengan 4.360 jiwa laki-laki dan 4.329 jiwa perempuan. Pada
dasarnya penduduk merupakan suatu asset bagi suatu daerah. Oleh karena itu
tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan suatu daerah dipengaruhi oleh kwalitas
Sumber Daya Manusia atau penduduknya.

Desa Wisata Semen memiliki 3 Destinasi Wisata Unggulan yakni :

1. Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad

Kampung “KWE Puspa Jagad” mulai terbentuk pada awal tahun 2001.
Namun, pada saat itu belum terbentuk konsep kawasan wisata. Puspa Jagad
hanyalah sekumpulan pemuda pemudi yang memiliki minat dibidang Pecinta
Alam. Berawal dari kesamaan minat tersebut, maka kelompok tersebut
melaksanakan kegiatan yang terfokus pada perbaikan lingkungan. Adapun
program kerja yang dijalankan adalah konservasi Anggrek Alam. Namun
seiring berjalannya waktu, salah satu anggota mulai berinisiatif untuk
membentuk suatu wisata berbasis pelestarian lingkungan dengan
memanfaatkan Anggrek sebagai ikon utamanya. Oleh karena itu pada tahun
2004, kelompok tersebut meresmikan suatu kawasan wisata alam yang diberi
nama Kawasan Wisata Ekologis “Anggrek Alam” dan diketuai oleh Anji
Suparno.

Namun, mengingat wilayah kerja KWE “Anggrek Alam” kurang begitu


luas, maka pada tahun 2007, KWE “Anggrek Alam” merubah nama menjadi
Kampung Wisata Ekologis Puspa Jagad. Bergantinya nama ini sekaligus
merubah wilayah kerja kelompok menjadi lebih luas, yaitu dengan
memanfaatkan keindahan alam di sekitar (kampung) kawasan wisata. Adapun
kegiatan utama yang ditawarkan yaitu konservasi Anggrek Alam dengan
program pelengkap berupa outbound. Sejak awal terbentuk hingga berganti
nama, Kampung Wisata Ekologis “Puspa Jagad” menggunakan dana pribadi
kelompok, yaitu dengan cara iuran anggota pada tiap minggunya yang
berkisar antara Rp 5.000,00- – Rp 10.000,00-. Tidak terdapat campur tangan
dari pihak pemerintah ataupun investor. Dengan dana seadanya ini, maka
tidak dipungkiri bahwa fasilitas yang diberikan juga masih sangat minim dan
belum seluruhnya memenuhi SOP organisasi. Sebagai contoh, ketika terdapat
wisatawan datang dan menginginkan untuk kegiatan outbound, maka pihak
pengelola akan pergi ke kota untuk meminjam alat outbound lengkap dengan
operatornya. Jadi, pihak pengelola hanya sebagai fasilitator dan pendamping.

Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2008 nama “KWE


Puspa Jagad” mulai terdengar oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Melihat
padatnya kegiatan serta konsep yang sudah mulai tertata, maka “KWE Puspa
Jagad” diajukan untuk mengikuti Lomba Karang Taruna tingkat Kabupaten
dan mendapat juara pertama sehingga diajukan ke tingkat Nasional dan
berhasil menyandang Juara Pertama.

Lalu pada tahun 2009, Dinas Pertanian tertarik dengan kegiatan


konservasi Anggrek Alam yang dilaksanakan “KWE Puspa Jagad”, sehingga
diajukan untuk mengikuti Lomba Konservasi Anggrek Tingkat Nasional dan
mendapatkan Juara Pertama.
Dengan adanya kegiatan perlombaan yang diikuti oleh “KWE Puspa
Jagad”, membuat para pengelola mulai memiliki banyak jaringan atau link. Hal
ini menjadikan “KWE Puspa Jagad” mulai dikenal dan didatangi oleh banyak
orang, khususnya orang dari luar Kabupaten Blitar sendiri, seperti Surabaya,
Tulungagung, Pacitan dan Bojonegoro.

Pada tahun 2011, secara tiba-tiba dilaksanakan riset oleh Vena


Melinda mengenai “KWE Puspa Jagad”. Pada saat itu artis ibukota ini
menjabat sebagai anggota DPR dan berada di Komisi X, yaitu membidangi
Pendidikan, Kebudayaan, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Pemuda, dan Olah
Raga di Jawa Timur. Beliau mengajukan “KWE Puspa Jagad” untuk mengikuti
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
Pariwisata dalam rangka membangun kesadaran masyarakat dan penguatan
kelembagaan dalam hal potensi pariwisata yang dimiliki oleh daerah masing-
masing, sehingga masyarakat dapat menjadi pelaku yang handal dalam hal
kepariwisataan di Indonesia.

Dari kegiatan ini, “KWE Puspa Jagad” mendapatkan pemasukan


berupa dana, dimana dana ini digunakan untuk membeli peralatan outbound.
Masih banyak lagi kejuaraan yang berhasil disandang oleh “KWE Puspa
Jagad” sendiri, seperti Juara I Lomba Kelompok Sadar Wisata dan juara V
Lomba Organisasi tingkat Nasional. Dengan banyaknya kejuaraan yang
berhasil diraih oleh “KWE Puspa Jagad” ini menjadikannya semakin dikenal
oleh masyarakat dan Pemerintahan. Hal ini membuat semakin banyaknya
bantuan yang datang dari Pemerintah, seperti bantuan dari Dinas Sosial
berupa permodalan; Dinas Pertanian berupa motor roda tiga (Tossa) dan
mesin bajak; Badan Lingkungan Hidup berupa tanaman dan tong sampah;
Dinas Pendidikan berupa permodalan; dan Dinas Pariwisata berupa
permodalan, Program Pelatihan Pengelolaan Kawasa Wisata dan
Peningkatan Kwalitas SDM. Sejak tahun 2008, popularitas “KWE Puspa
Jagad” terus menanjak. Hal ini dilihat dari semakin bertambahnya jumlah
kunjungan wisata dan juga banyaknya event-event besar yang bertempat di
kawasan “KWE Puspa Jagad” hingga sekarang.
2. Wana Wisata Puncak Sekawan

Sejarah Puncak Sekawan belum banyak diketahui orang. Sebelum


lokasinya menjadi terkenal seperti sekarang, dulunya lokasi itu adalah
kawasan hutan garapan warga karena hanya digunakan sebagai hutan
produksi getah pinus. Melihat potensi yang luar biasa maka pada tahun 2018
Karang Taruna Desa Semen untuk bidang pariwisata mulai bergerak dengan
warga setempat untuk menjadikan sebuah destinasi wisata di Desa Semen.
Dinamakan Puncak sekawan karena wisata ini ada hasil jerih payah dan
pemikiran kawan kawan. Dan seiring berjalannya waktu wisata ini terus kami
kembangkan dan kian dikenal banyak orang.
Puncak sekawan merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di
Desa semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Wisata ini
dikembangkan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Wisata ini
menyediakan berbagai macam pilihan, diantaranya adalah memiliki jalur
pendek hiking track yang cocok untuk pendaki pemula, dan keluarga.
Puncak Sekawan juga menyediakan area camping ground yang
memiliki tempat yang lapang dengan daya tarik utama pemandangan alam
berupa pepohonan pinus, pegunungan dan gumuk. Jalur Puncak Sekawan
tidak hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki, peseda gunung juga dapat
menggunakan jalur untuk cycling.
Terletak di ketinggian 711 Mdpl, Puncak Sekawan menawarkan
beberapa spot foto dan pepohonan yang rindang yang nyaman digunakan
berteduh atau bersantai. Selain itu juga ada gazebo-gazebo dan hall untuk
menambah kenyamanan wisatawan. Dari atas puncaknya, terlihat
pemandangan menakjubkan karena dari semua sisi kita bisa melihat beberpa
gunung dan gumuk. Dari arah timur kita bisa melihat indahnya pegunungan
putri tidur, dari arah utara kita bisa melihat Gunung Kromasan dan Gunung
Kelud, dari arah barat kita bisa melihat Gunung Gedang, dan dari arah selatan
kita bisa melihat Gunung Semeru dan Gumuk Gogoniti. Selain itu kita bisa
melihat indahnya sunset dan sunrise dari atas Puncak Sekawan.

3. Wisata Religi Kucur Watu

Wisata religi memang menjadi salah satu destinasi wisata para


pelancong yang mencari ketenangan jiwa. Salah satu yang menjadi pilihan
adalah Ashram Lemah Tulis yang terletak di Dusun Dewi, Desa Semen.
Ashram Lemah Tulis merupakan tempat suci untuk melakukan pertapaan
demi hidup dalam damai dan bahagia. Terletak berdampingan dengan Air
Terjun Kucur Watu menambah daya tarik wisata religi Ashram Lemah Tulis
yang memang sudah dikategorikan sebagai wisata sakral. Di Ashram Lemah
tulis terdapat panggon sakral yang digunakan sebagai tempat ibadah umat
Hindu. Akses menuju Ashram Lemah Tulis terbilang mudah untuk dilewati
motor maupun mobil. Wisatawan dapat menjadikan kantor Desa Semen
sebagai patokan jika ingin berwisata religi ke Ashram Lemah Tulis. Dari kantor
desa, menuju ke utara ke arah Sirah Kencong kemudian wisatawan dapat
mengikuti papan penunjuk arah.

SISTEM MANAJEMEN

Desa Wisata Semen di dukung dengan berbagai Elemen yang mendukung


segala aktifitas di Desa Wisata, seperti :

1. Paguyuban Seni dan Kebudayaan Tirta Daya


2. Paguyuban Pelaku Ekonomi Kreatif
3. Paguyuban Homestay
4. Pokja Kuliner
5. Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Semen
6. Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Puspa Jagad
7. Karang Taruna Desa Semen
8. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Puspa Jagad Semen
STRUKTUR PENGURUS
DESA WISATA SEMEN
7 KATEGORI ADWI 2022
46 INDIKATOR
I. KATEGORI DAYA TARIK PENGUNJUNG
A. KEUNIKAN
1. Memiliki Daya tarik (alam/budaya/buatan) yang unik (luar
biasa/berbeda/langka/luar biasa) dan khas yang sangat menarik.

DAYA TARIK ALAM DI PUNCAK SEKAWAN

Bisa Melihat Keindahan Bentang Alam , Keindahan Sunrise dan Sunset serta
terdapat fasilitas untuk Camping Ground.
2. Memiliki Daya Tarik (alam/budaya/buatan) yang bukan hanya
untuk dinikmati (enjoy) saja tetapi juga bisa memberikan nilai
dan manfaat yang lebih (added value, respect, serenity) bagi
pengunjung.

DAYA TARIK BUATAN


DI KAMPUNG WISATA EKOLOGIS PUSPA JAGAD
Terdapat fasilitas Outbound dan Hiking Track serta berbagai Fasilitas Edukasi
Peternakan, Pertanian dan Ekonomi Kreatif.
B. KEOTENTIKAN
1. Memiliki Daya tarik (alam/budaya/buatan) yang otentik dan
asli/berasal dari lokal setempat masih terpelihara dan terjaga

Kegiatan Ngluku Sawah yang masih terpelihara dan masih dilakukan masyarakat
Desa Wisata Semen hingga saat ini

Berbagai Jenis Kesenian Tari yang masih lestari dan dapat dinikmati pengunjung di
Desa Wisata Semen.

“Suguh/Kutuk-Kutuk” merupakan kegiatan kearifan lokal yang dilakukan sebelum


memulai acara atau kegiatan tertentu agar diberi kelancaran, keselamatan dan tidak
ada suatu halangan apapun.
2. Memiliki Daya Tarik (alam/budaya/bauatan) yang otentik dengan
nilai filosofis/sejarah/ warisan setempat yang terpelihara dan
terjaga

DAYA TARIK WISATA BUDAYA DAN RELIGI DI KUCUR WATU

Terdapat Air Terjun yang juga menarik perhatian pengunjung, ada juga tempat
Pensucian diri yakni Kolam Beji Dwija Agung, dan juga Edukasi Pembuatan Penjor
C. PRODUK WISATA/PAKET WISATA
1. Produk/Paket wisata yang ditawarkan bervariatif dan kreatif yang
berdayatarik tinggi sehingga terdapat interaksi antara
pengunjung/tamu dengan masyarakat local.
2. Produk wisata yang ditawarkan memiliki nilai ekonomi yang
berdaya saing tinggi.
II. HOMESTAY
A. PENERAPAN PROKES
1. Ketersediaan tempat cuci tangan (air mengalir) dan sabun cair,
atau cairan pembersih kuman (Hand Sani)zer) di Lingkungan
Homestay

B. BANGUNAN RUMAH TINGGAL


1. Desain arsitektur bangunan dan desain interior yang menarik
2. Memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik

3. Memiliki 1 - 5 kamar yang disewakan.


C. FASILITAS KAMAR TIDUR
1. Memiliki 1-5 kamar yang disewakan dengan kondisi tempat tidur
bersih tertata rapih, dengan seprei beserta sarung bantal yang
putih polos.
2. Ketersediaan lampu penerangan, kunci kamar, kaca rias,
lemari/tempat pakaian, tempat sampah yang terawatt
D. KAMAR MANDI
1. Ketersediaan air bersih dengan tempat penampungan
air/shower bersih dan terawat, sabun dan peralatan mandi, serta
saluran pembuangan air yang lancar
2. Ketersediaan kloset duduk/jongkok, gantungan handuk yang
bersih dan terawatt
E. DAPUR
1. Kondisi bersih & terawat dengan peralatan dapur yang berfungsi
baik
2. Ketersediaan bak tempat cuci, dengan air bersih serta saluran
pembuangan limbah yang berfungsi baik, dan tempat sampah
F. PELAYANAN MINIMUM
1. Ketersediaan buku tamu untuk pencatatan/identitas tamu,
jaringan wifi, perlengkapanan P3K, papan nama Homestay
dengan tulisan yang terbaca dan dipasang pada tempat yang
terlihat dengan jelas.
2. Ketersediaan air minum dan penyediaan sarapan pagi sehingga
terdapat interaksi antara pengunjung/tamu dengan pemilik
rumah
III. SOUVENIR
A. KEARIFAN LOKAL
1. Ketersediaan suvenir (kriya, kuliner, fashion) menggunakan
material lokal yang diproduksi oleh masyarakat setempat
2. Desain produksi suvenir (kriya, kuliner, fesyen) memiliki
kreativitas dengan ciri khas yang berbasis pada
budaya/tradisi/adat istiadat lokal setempat.
B. NILAI EKONOMIS
1. Produksi souvenir (fesyen/kriya/kuliner) telah memenuhi standar
kualitas minimal yang layak jual serta mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
IV. TOILET UMUM
A. RUANG BUANG AIR BESAR
1. Memiliki Kloset duduk/jongkok, dengan air dan perlengkapannya
(tempat air/gayung, kran, sabun dll) bersih dan terawat.
2. Memiliki pintu dengan kunci yang berfungsi dan tempat sampah,
serta tempat sampah khusus pembalut ada penutupnya.
B. RUANG BUANG AIR KECIL
1. Memiliki tempat pembuangan air kecil (urinal) dengan
ketersediaan air dan perlengkapannya (tempat air/gayung,
kran,sabun dll) yang masih berfungsi.
C. RUANG CUCI TANGAN DAN MUKA
1. Ketersediaan wastafel dengan sabun cair, dan sumber air yang
terawat serta berfungsi
2. Ketersediaan cermin, pengering tangan (High Speed/UV/kertas
tisu), serta tempat sampah yang terawatt
D. PENDUKUNG
1. Ketersediaan pengharum ruangan, Lampu, pencahayaan alami
ruangan diatas 200 lux, dan ventilasi baik (15% perjam)
2. Ketersediaan Tanda (signage) "Toilet" dan "Dilarang Merokok"
terlihat dengan jelas dari jauh
V. CHSE
A. PROKES
1. Desa Wisata memiliki tempat cuci tangan (air mengalir) dan sabun
cair, dan Hand Sanitizer serta pengecekan suhu badan di pintu
masuk Desa Wisata/di titik berkumpul (assembly point/drop off)
sebelum melakukan aktivitas di Desa Wisata.
2. Desa Wisata memiliki peraturan tetap untuk pemakaian masker dan
menjaga jarak dengan pembatasan jumlah pengunjung maksimal
selama berada di Desa Wisata.
B. LINGKUNGAN
1. Kesiapan Desa Wisata melakukan kegiatan pembersihan dan
penyemprotan disinfektan secara teratur dan berkala oleh petugas
kebersihan yang tetap, serta ketersediaan saluran pembuangan air
(drainase) dan tempat sampah umum tertutup pada tempat-tempat
tertentu.
2. Ketersediaan pelayanan keamanan dan keselamatan pengunjung
(security & safety).
VI. DIGITAL DAN KONTEN KREATIF

A. PENGELOLAAN KONTEN KREATIF

1. Memiliki kreativitas, kualitas dan tingkat keakuratan (true and


accurate) informasi/profil desa/bahan promosi yang sangat baik.
2. Nilai konten berasal dari kearifan lokal setempat
(filosofis/sejarah/budaya setempat), bebas dari unsur SARA yang
terpelihara dan terjaga.
B. PENGELOLAAN DIGITAL

1. Desa Wisata telah memiliki jaringan WIFI yang baik dan situs yang
menampilkan daya tarik produk dan jadwal aktivitasnya serta
mampu untuk melakukan pemesanan tiket masuk, memilih paket
wisata, tempat pondok wisata (homestay) serta alamat dan kontak
yang jelas dan mudah dihubungi serta masih aktif

2. Situs Desa Wisata telah memiliki sistem pencatatan terintegrasi


(keuangan, trafik, pengunjung/tamu, dan data lainnya)
VII. KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN DESA WISATA
A. LEGALITAS
1. Desa Wisata memiliki legalitas berbadan hukum.
2. Desa Wisata memiliki SK di tingkat Desa/Kabupaten, AD/ART, serta
Struktur Organisasi yang jelas.
B. PENGELOLAAN
1. Desa Wisata memiliki Pengelola/Pengurus berasal dari masyarakat
setempat.

KETUA

SEKRETARIS

BENDAHARA
BIDANG KEAMANAN DAN KESEHATAN

BIDANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN


BIDANG DAYA TARIK WISATA

BIDANG PENGEMBANGAN USAHA DAN KENANGAN


BIDANG HUMAS DAN PENGEMBANGAN SDM

BIDANG DOKUMENTASI PROMOSI DAN PEMASARAN


2. Desa Wisata memiliki Rencana Induk Pembangunan (RIP),
Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Standar Operation Prosedur
(SOP)
C. MANAGEMEN RESIKO
1. Desa Wisata memiliki sarana prasarana (sarpras) pariwisata yang
memadai
2. Pengelola Desa Wisata melakukan manajemen risiko keselamatan,
kesehatan & lingkungan dari aktivitas Desa Wisata (identifikasi
risiko, mitigasi dan komunikasi risiko).
3. Pengelola Desa Wisata melakukan Identifikasi & mitigasi keadaan
darurat & bencana yg berpotensi terjadi di areanya serta memiliki
rencana keadaan darurat & bencana.
4. Pengelola Desa wisata memiliki Alat ARG ( automatic rain gauge )
untuk penanggulangan resiko bencana yang notabene untuk
mengurasi resiko bencana yang ada.
5. Pengelola Desa Wisata memiliki rencana keberlangsungan usaha &
ketangguhan area guna mengantisipasi potensi-potensi gangguan
terhadap keberlangsungan usahanya.

Melakukan berbagai Pelatihan Sumber Daya Manusia di berbagai


sektor Pariwisata guna menunjang keberlangsungan Desa Wisata
Melakukan Kaderisasi kepada anak – anak muda tentang Sadar
Wisata dan juga ikut langsung dalam Pengelolaan Pariwisata,
sehingga muncul Regenerasi yang masih berjalan mulai awal bediri
hingga sekarang, lebih dari 15 Tahun.

Berpartisipasi langsung dalam kegiatan Sosial Kemasyarakatan


seperti Kegiatan Pengamanan Hari Besar Keagamaan, Gotong
Royong Lingkungan, Kegiatan Penanganan Bencana Alam, dan
Partisipasi social ke Warga Masyarakat .
Menyampaikan informasi prakiraan cuaca secara berkala dan
informasi curah hujan yang bersumber dari ARG. Di sampaikan
melalui media online wa grub dll , mekanisme ini sebagai rangkaian
untuk mengurangi dampak resiko tanah longsor dan banjir di
Kawasan desa wisata semen

D. KONTRIBUSI TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


1. Desa Wisata mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
perkapita di atas ratarata Kabupaten dan memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Asli Desa.
2. Desa Wisata mampu menghasilkan penyerapan TK setempat di
atas rata-rata Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai