MANUAL MUTU
PUSKESMAS TAMMERODO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Allah SWT, panduan Manual
Mutu Puskesmas Tammerodo ini dapat terselesaikan pada waktunya.
Dokumen panduan mutu ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan kegiatan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini. Kami menyadari bahwa panduan Manual Mutu
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan didalamnya. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang sifatnya membangun sebagai upaya kita bersama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Tammerodo dan sebagai bagian dari
gerakan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara integral.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. PROFIL ORGANISASI
a. Gambaran Umum
Identitas Puskesmas
Nama puskesmas : Puskesmas Tammerodo
Alamat : Jl. Poros Majene-Mamuju Km 47 Kec. Tammerodo
Kab. Majene Kode Pos 91452
1) Keadaan Geografi
Puskesmas Tammerodo merupakan Puskesmas rawat inap yang
terletak di Kecamatan Tammerodo Sendana dan merupakan salah satu dari 8
kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Majene, berjarak ± 47 Km dari
ibu kota Kabupaten.
Adapun letak atau batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tammerodo
adalah sebagai berikut :
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tallubanua Utara Kecamatan
Sendana,
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Onang Kecamatan Tubo Sendana,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.
Puskesmas Tammerodo memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 7
desa dengan luas wilayah 55,40 Km2. Desa Tallambalao merupakan
wilayah terluas yaitu 15,47 Km2, Desa Awo 13,64 Km2, Desa Seppong
8,15 Km2, Desa Manyamba 6,20 Km2, Desa Ulidang 5,51 Km2 Desa
Tammerodo 3,60 Km2dan Desa Tammerodo Utara 2,83 Km2.
2) Keadaan Penduduk
Kependudukan merupakan permasalahan kompleks yang di hadapi
dewasa ini, bukan hanya menyangkut jumlah penduduk tapi juga laju
pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk serta arus urbanisasi dengan
segala dampak sosial, ekonomi dan keamanan. Dalam upaya menahan
laju pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui pengendalian tingkat
kelahiran dan penurunan angka kematian (Bayi, Anak Balita dan Ibu),
dimana pertumbuhan yang tinggi akan menambah beban pembangunan.
Berdasarkan data kecamatan Kabupaten Majene tahun 2018 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tammerodo adalah 5.726 jiwa laki
– laki dan perempuan 5.952 jiwa, jadi jumlah keseluruhan adalah
11.678jiwa.
4
Adapun penyebaran penduduk tidak merata, hal tersebut dikarenakan
konsentrasi penduduk berbeda pada tiap desa.
Untuk jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Tammerodo per desa
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Jumlah Penduduk Puskesmas Tammerodo per Desa
Tahun 2018
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA/KEL
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
3) Ketenagaan Puskesmas
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis ketenagaan
kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan
yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Tabel 2
Daftar Ketenagaan Puskesmas Tammerodo
1. KEPALA PUSKESMAS 1 0 0 1
2. KEPALA TATA USAHA 0 0 0 0
3. DOKTER UMUM 0 2 0 2
4. DOKTER GIGI 1` 0 0 1
5. S1 PERAWAT/NERS 4 1 3 8
6. D3 BIDAN 14 2 30 46
7. D4 BIDAN 2 0 1 3
8 D3 PERAWAT 2 12 7 21
5
9 ANALIS KESEHATAN 0 1 0 1
10 NUTRISIONIS 1 1 2 4
11 APOTEKER 1 0 0 1
12 TENAGA TEKNIK 1 0 0 1
KEFARMASIAN
13 SANITARIAN 1 0 1 2
14 SKM EPID 0 0 1 1
16 SKM AKK 0 1 0 1
17 SOPIR 0 1 0 1
18 ASISTEN TENAGA 1 0 0 1
KESEHATAN
19 CLENING SERVICE 0 1 1 2
20 SECURITY 0 1 0 1
b. Visi
c. Misi
1. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan dengan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki untuk mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat
2. Terjangkaunya akses pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat se-
Kecamatan Tammerodo
3. Menyelenggarakan manajemen Puskesmas yang akuntabel
d. Struktur
1. Struktur organisasi Puskesmas Tammerodo mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, yang ditetapkan sebagai berikut:
6
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TAMMERODO
KEPALA PUSKESMAS
HJ.IDAWATI, S.ST,M.Kes
KASUBAG TATA USAHA
ST.SALEHATI,A.Md.Keb
2. KEBIJAKAN MUTU
Puskesmas Tammerodo bertekad mewujudkan Puskesmas yang berkualitas menuju
masyarakat mandiri untuk hidup sehat dengan beriorentasi kepada kepuasan
pelanggan.
Untuk mendukung komitmen tersebut, Puskesmas Tammerodo mempuyai kebijakan
mutu sebagai berikut:
a. Kami jajaran pengelola dan seluruh staf Puskesmas Tammerodo berkomitmen
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan. Kami berkomitmen untuk
memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta
b. Kebijakan teknis dalam memperbaiki mutu dan keselamatan pasien ada pada
lampiran pedoman ini.
c. Berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
d. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional.
e. Mengadakan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan secara kontinyu dan
berkesinambungan.
f. Mematuhi peraturan dan standar yang berlaku.
g. Menetapkan sasaran mutu dan mengevaluasi hasil pencapaian
8
b. Fasilitas Rawat Darurat
1) Unit Gawat Darurat (UGD)
c. Fasilitas Rawat Inap
1) Rawat inap
2) Kamar Bersalin dan Nifas
d. Fasilitas Penunjang
1) Laboratorium
2) Gudang Obat
Kinerja Proses
Monitor & Pengukuran Proses, Quality Assurance,
Survey Pelanggan, Internal Audit, Tindakan Koreksi &
Pencegahan, Perbaikan Berlanjut
Kebutuhan /Harapan Pelanggan
Laboratorium, Kesling,
KB, Imunisasi, Kamar
Pelayanan
Unit Loket
Kartu
Proses Pendukung
Pembelian, Sarana dan Prasarana, Pengembangan
Sumber Daya Manusia (Unit Tata Usaha) Lingkungan
& K3, Komunikasi Pelanggan.
12
Indikator Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan Klinis/ UKP:
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR TARGET
1. Rawat Jalan
a. Rekam medik / Loket Waktu pelayanan pasien lama loket < 100 %
5 menit
Waktu pelayanan pasien baru loket < 100 %
10 menit
b. Poli Umum Pelayanan dilakukan oleh dokter 98 %
c. Poli Gigi Kelengkapan pengisian surat 0%
persetujuan tindakan medis (informed
consent)
d. Poli KIA dan KB Pelayanan K1 mendapatkan pelayanan 100 %
10 T
Poli KB Kelengkapan pengisian kartu K 90%
e. Klinik Sehat (KIA, GIZI,
Pendokumentasian konseling dalam
KB, SANITASI, 75 %
rekam medis
PTM,PHBS)
f. Klinik Manajemen Kelengkapan pengisian formulir 100 %
Terpadu Balita Sakit MTBS
(MTBS)
g. Ruang Imunisasi Suhu vaksin terjaga antara + 20 C - + 80 100 %
C
h. Ruang Pengobatan dan Pasien paru konversi 95 %
Konseling Penyakit Cacat tingkat 2 dari kasus baru 0%
Tuberculosis dan Kusta
2. Rawat Inap Pasien dirawat ≤ 5 hari 100 %
3. Kamar Bersalin dan Ruang Respon time pasien ≤ 3 menit 100 %
Nifas
4. Pelayanan UGD Respon time pasien ≤ 5 menit 100 %
5. Pelayanan Laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan 100 %
laboratorium < 30 menit
6. Pelayanan Apotek Waktu tunggu pelayanan obat resep 100 %
non racikan ≤ 5 menit
Waktu tunggu pelayanan obat resep 100 %
racikan ≤ 10 menit
7. Pelayanan Administrasi dan Pengarsipan surat masuk dan keluar 100 %
Manajemen Kelengkapan arsip pegawai 100%
8. Meja Informasi dan Pengaduan Pengunjung mendapatkan arahan dan 100 %
informasi yang baik
13
2. Indikator Mutu administrasi dan manajemen
Indikator Admin Target Capaian
Unit
2019
Administrasi dan Pengarsipan surat masuk dan keluar 100%
Manajemen
Kelengkapan arsip pegawai 100%
15
kesehatan 2. Cakupan dokter kecil tingkat SD 100 %
sekolah 3. Cakupan pelayanan kesehatan 100 %
remaja(penjaringan kelas 1 SLTP
dan SLTA
1. Cakupan kesehatan jiwa 15%
Upaya 2. Cakupan kesehatan kerja 80%
kesehatan 3. Cakupan kesehatan lansia 90%
pengembangan 4. Perawatan Kesehatan Masyarakat 100%
4. Indikator SPM
Indikator Standar Pelayanan Minimal Target Capaian
No
2019
100%
Pelayanan kesehatan
1. ibu
1 hamil
100%
Pelayanan kesehatan
2. iu bersalin
100%
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
100%
Pelayanan kesehatan balita
100%
Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar
100%
Pelayanan kesehatan pada usia produktif
100%
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
100%
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan penderita diabetes 100%
mellitus
Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan 100%
jiwa berat
100%
Pelayanan kesehatan orang dengan TB
Pelayanan kesehatan orang dengan resiko 100%
terinfeksi HIV
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 Mutu dan
standar akreditasi pukesmas, yang meliputi:
a. Persyaratan umum sistem manajemen mutu,
16
b. Tanggung jawab manajemen,
c. Manajemen pengelolaan sumber daya.
d. Proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan upaya Puskesmas, yang meliputi:
a. UKM : upaya pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana,
pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta
pelayanan surveilans dan sentinel SKDR.
b. UKP : pelayanan umum, pelayanan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pelayanan keluarga berencana, pelayanan klinik sehat, pelayanan
kefarmasian, pelayanan lansia, pelayanan rawat jalan, pelayanan unit gawat
darurat.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis
memperhatikan keselamatan pasien/pelanggan dengan menerapkan manajemen risiko.
C. TUJUAN
Tujuannya ditetapkannya manual mutu ini, adalah:
a. Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya Puskesmas masyarakat maupun
untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
b. Memberikan arahan bagi sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanmmerodo
dalam menerapkan sistem yang berlaku, dalam rangka melakukan perbaikan secara
berkelanjutan terhadap kinerja puskesmas serta untuk menjamin kepuasan pasien dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
c. Memelihara kesesuaian penerapan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan
akreditasi Puskesmas.
D. PENGENDALIAN DOKUMEN
Adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap kinerja
penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan
esensial maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian
berupa penentuan para koordinator, para penanggung jawab dan para pelaksana untuk
setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Kedua pengorganisasian
berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas program.
2. Penyelenggaraan
Untuk dapat terselenggara rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan
rincian tugas para penanggung jawab dan pelaksana.
17
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan kegiatan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus
terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan
dan hasil yang dicapai baik secara internal maupun eksternal.
4. Penilaian kegiatan
Dilakukan pada akhir bulan maupun akhir tahun anggaran sesuai dengan cara
penilaian kinerja puskesmas berdasarkan pedoman penilaian kinerja Puskesmas dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Majene.
Acuan yang digunakan dalam menyusun Manual mutu ini adalah : Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Puskesmas.
18
4. Kepuasan pelanggan adalah perasaan positif pelanggan bahwa pelayanan yang
didapatkannya telah memenuhi harapan
5. Kebijakan mutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen yang
menjadi garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu dalam aktifitas keseharian
organisasi.
6. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas
No.45/U/2002).
7. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan
8. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses pelayanan
kesehatan di puskesmas
9. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kesehatan (promotif), atau mencegah penyakit (preventif), atau
pengobatan penyakit (kuratif) maupun dalam rangka pemulihan kesehatan
(rehabilitatif)
10. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu puskesmas
dalam rangka meningkatkan kepuasan pada pelanggan
11. Pelayanan Medik Dasar adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan primer yang meliputi pelayanan 5 upaya wajib dan
pengembangan.
12. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah layanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga medis dan paramedis yang telah mendapatkan wewenang di puskesmas dan
jaringannya, termasuk Poskesdes, Posyandu dan Pustu.
13. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di rumah sakit kelas B,C,D serta RS
Khusus (BKMM, RS Paru, RS Jiwa), Rumah sakit swasta dan rumah sakit bersalin.
14. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga adalah pelayanan kesehatan subspesialistik
dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi sub spesialis di rumah sakit tipe A.
15. Perencanaan mutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
16. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
proses kegiatan
17. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang jelas
18. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD)
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
19. Puskesmas rawat jalan adalah puskesmas yang melaksanakan 5 upaya wajib dan
pengembangan serta tidak mempunyai fasilitas rawat inap.
19
20. Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang melaksanakan 5 upaya wajib dan
pengembangan dan memiliki fasilitas rawat inap
21. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu kegiatan
22. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
dan tujuan
23. Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu
Sasaran mutu harus mempunyai syarat:
Scope/Specifik Jelas untuk bagian atau departemen misalnya bagian personalia,
keuangan dsb.
Measurable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur ( baik dalam
bentuk jumlah ataupun persentase)
Achievable : semestinya sasaran mutu itu harus dapat dicapai
Realible/ Rasional : Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata
Time harus jelas, kapan seharusnya sasaran itu dicapai.
24. Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana
terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan
yang timbul.
25. Standar Pelayanan Kesehatan adalah ukuran baku dan tolak ukur yang dipergunakan
dalam penyelenggaraan dan penilaian kualitas pelayanan kesehatan.
26. Tindakan korektif adalah proses yang dilakukan agar tidak terjadi pengulangan
kesalahan
27. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan dalam rangka
pencegahan suatu kesalahan
20
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
Manajemen Puskesmas Tammerodo menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara sistem manajemen mutu untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang
dilakukan serta hasilnya memenuhi peryaratan yang ditentukan dan sesuai dengan standar
akreditasi puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya
persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat baik penyelenggaraan upaya Puskesmas maupun pelayananan klinis, yang
meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan
pelayananan, kejelasan penanggungjawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan,
dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi:
Dokumen level 1 : Kebijakan
Dokumen level 2 : Pedoman/manual
Dokumen level 3 : Standar prosedur operasional
Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
Pengendalian dokumen di Puskesmas Tammerodo meliputi proses penyusunan
dokumen, pengesahan, penomoran, pemberlakuan, distribusi, penyimpanan, pencarian
kembali, proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, perubahan/revisi dan pemusnahan
dokumen.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Proses Penyusunan Dokumen
a. Pemegang program bersama koordinator administrasi manajemen/upaya
kesehatan/klinis.
1) Membuat draft dokumen
2) Melakukan pembahasan terhadap draft dokumen tersebut dengan unit
terkait
3) Mencetak agar pemeriksa melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang
telah disusun dan mendistribusikan hardcopy dokumen untuk diperiksa
kepada penanggung jawab Manajemen Mutu/ Wakil Manajemen Mutu.
21
b. Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu
1) Setiap personil dapat mengajukan dokumen baru atau mengusulkan
perubahan atau dokumen mutu yang sudah ada yang kemudian diserahkan
kepada personel yang berwenang untuk meninjau dan atau mengesahkan.
2) Tanggung jawab dan wewenang dalam mempersiapkan / mengesahkan
dokumen mutu internal adalah sebagai berikut:
Jenis Dokumen Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Pedoman Mutu, Penanggung Kepala Puskesmas Kepala
Kebijakan Mutu, Jawab bersama Ketua Tim Puskesmas
dan Prosedur Program/Unit Mutu
Mutu
4. Pemberlakuan Dokumen
22
b. Distribusi dokumen tidak terkendali untuk kebutuhan eksternal atau atas
permintaan pihak luar Puskesmas Tammerodo, yang dikeluarkan oleh Wakil
Manajemen Mutu dan telah tercatat.
c. Dokumen Kontrol
Bertanggung jawab atas distribusi dokumen seperti Pedoman Mutu, Kebijakan
Mutu, dan Prosedur Mutu serta memelihara daftar distribusinya.
d. Sekretaris Manajemen Mutu
Melaksanakan tugas pencatatan dokumen yang berhubungan dengan mutu
e. Ketua Manajemen Mutu
Menjamin bahwa dokumen mutu yang berlaku senantiasa tersedia di bagian atau
fungsi yang kegiatannya sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen mutu.
f. Kepala Puskesmas
Menyetujui / menolak dokumen mutu.
g. Prosedur mutu dan instruksi kerja yang didistribusikan harus sesuai dengan nomor
salinan yang telah ditetapkan (sama dengan nomor salinan dalam Pedoman
Mutu).
6. Identifikasi Dokumen
Pedoman umum dalam tata naskah dinas di Puskesmas Tammerodo sebagai berikut:
a. Ukuran kertas yang dipakai untuk naskah dinas adalah HVS Follow warna putih
b. Ukuran yang digunakan untuk penulisan adalah Times New Roman dengan
ukuran 12 atau menyesuaikan dan spasi yang digunakan adalah 1 atau
menyesuaikan.
c. Peraturan tepi kertas adalah sebagai berikut:
1) Margin atas dan kiri 2,5 cm
2) Margin bawah dan kanan 2 cm
d. Format penomoran naskah dinas di Puskesmas Tammerodo adalah sebagai
berikut:
i. Dokumen Akreditasi
a) Kode Puskesmas : 430
b) Kode Program : Huruf A untuk Pokja I
: Huruf B untuk Pokja II
: Huruf C untuk Pokja III
c) Kode Bab : Angka Romawi I- IX sesuai nama bab
d) SK : untuk dokumen Surat Keputusan
e) SOP : untuk dokumen Standar Operasional Prosedur
f) Daftar Tilik : untuk dokumen Daftar Tilik
g) Nomor dokumen : diurutkan sesuai urutan dokumen 3 digit
h) Tahun : diisi sesuai dengan tahun dokumen dibuat
Contoh : 430/ A.1.SK/001/2019
23
ii. Dokumen Program
a) Kode Puskesmas : 430
b) Kode Program : disesuaikan dengan nama program / unit
c) Prog. KIA : untuk Program Kesehatan Ibu dan Anak
d) Prog. KB : untuk Program Keluarga Berencana
e) Prog. Gizi : untuk Program Gizi
f) Prog.Promkes : untuk Program Promosi Kesehatan
g) Prog.Kesling : untuk Program Kesehatan Lingkungan
h) Prog. P2M : untuk Program Pemberantasan Penyakit Menular
i) Prog.CHN : untuk Program Communiti Healty Nursing
j) Prog.Imunisasi : untuk Program Imunisai
k) Prog. Surveylans : untuk Program Surveylans
l) Prog. Matra : untuk Program Pembinaan Calon Jemaah Haji
m) Prog. PTM : untuk Program Penyakit Tidak Menular
n) Prog. Gilut : untuk Program Kesehatan Gigi dan Mulut
o) Prog. Jiwa : untuk Program kesehatan Jiwa
p) Prog. UKK : untuk Program kesehatan Kerja
q) Prog. Batra : untuk Program Pengobatan Tradisional
r) Prog. Usila : untuk Program Kesehatan Usia Lanjut
s) Prog. OR : untuk Program Olah Raga
t) Prog.UKS : untuk Pelayanan Usaha Kesehatan Masyarakat
u) Pely.PU : untuk Pelayanan Polik Umum
v) Pely.IGD : untuk Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
w) Pely.Lab : untuk Pelayanan Laboratorium
x) Pely.Kamar Obat : untuk Pelayanan Kamar Obat
y) Pely.Pusling : untuk PelayananPusling
z) Pely.RI : untuk Pelayanan Rawat Inap
aa) Pely.VK/Nifas : untuk Pelayanan Kamar Bersalin/ Nifas
bb) Nomor dokumen : diurut sesuaia urutan dokumen 3 digit
cc) SK : untuk dokumen Surat Keputusan
dd) SOP : untuk dokumen Standar Operasional Prosedur
ee) Daftar Tilik : untuk dokumen Daftar Tilik
ff) Tahun : diisi sesuai dengan urutan dokumen dibuat
Contoh : 430/ Prog.KIA.SK/001/2019
7. Penyimpanan
Dokumen asli (master dokumen) disimpan di sekretariat Tim Mutu Puskesmas
Tammerodo dan dokumen salinan disimpan di masing-masing unit/upaya kesehatan
di Puskesmas Tammerodo.
24
8. Pencarian Kembali
Untuk memudahkan dalam pencarian kembali, dokumen-dokumen akreditasi
Puskesmas Tammerodo dikelompokkan per masing-masing bab/ kelompok pelayanan/
upaya.
9. Penarikan Dokumen dan Pencetakan
a. Mendaftar dokumen internal yang disahkan dalam Daftar Induk Dokumen
Internal / Masterlist Dokumen.
b. Memperbanyak dokumen yang sudah mendapatkan persetujuan dengan jumlah
copy sesuai Daftar Pemegang Dokumen.
c. Membubuhkan stempel “DOKUMEN TERKENDALI” terhadap copy dokumen.
d. Mendistribusikan dokumen kepada semua pemegang dokumen sesuai Daftar
Pemegang Dokumen.
e. Menarik dokumen lama, bila ada.
f. Memusnahkan dokumen lama yang sudah tidak berlaku.
g. Memberitahukan kepada seluruh unit kerja terkait tentang dokumen baru dan/
atau penarikan dokumen lama.
10. Perubahan/ revisi dan Pemusnahan dokumen
a. Mengelompokkan dokumen yang sudah tidak aktif dan yang perlu revisi
b. Memisahkan status-status mana yang masih harus disimpan di ruang rekam
medik, yang perlu revisi serta status-status mana yang sudah dapat dikeluarkan
dari tempat penyimpanan di ruang rekam medis.
c. Mencatat data-data yang masih diperlukan kedalam register pemusnahan.
d. Musnahkan status RM yang sesuai dengan daftar induk rekaman.
e. Membuat berita acara pemusnahan dengan sepengetahuan Kepala Puskesmas
f. Pemusnahan RM dilakukan sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun.
C. PENGENDALIAN REKAMAN
Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:
1. PENGENDALIAN ARSIP NON MEDIS
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan SIK bertanggung jawab dalam hal
identifikasi, penyimpanan dan penyediaan arsip serta menjamin bahwa selama
peyimpanan tidak terjadi kerusakan dan/atau kehilangan arsip.
b. Tata cara pengelolaan arsip, penyimpanan sampai pemusnahannya dikelola oleh
sekretariat mutu yang bekerjasama dengan Kepala Sub Bag. Tata Usaha.
2. PENGENDALIAN REKAM MEDIS
a. Rekam medik sebagai bukti kegiatan baik tertulis atau terekam tentang identitas,
anamnesis, diagnosis, tindakan medis, pengobatan dan penentuan fisik
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya yang diberikan kepada pasien
baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun layanan UGD harus dikumpulkan,
disimpan dan dipelihara secara sistematis sehingga merupakan sumber informasi
yang efektif bagi pelayanan kesehatan di Puskesmas Tammerodo.
25
b. Penanggung Jawab Rekam Medik yang ditunjuk adalah petugas loket, yang
bertugas mengecek kelengkapan rekam medis serta memelihara dan
mengendalikan rekam medis.
c. Masa penyimpanan rekam medis ditentukan sesuai ketetapan yang berlaku
tentang pengelolaan rekam medis di puskesmas. Adapun rekam medis yang
berkaitan langsung dengan pasien (KRJ, Rekam Medik pasien rawat inap)
Masa penyimpanan selama 3 tahun. Sedangkan rekam medis yang tidak
langsung berkaitan dengan pasien, masa penyimpanan selama 5 tahun. (SPJ
dan BOK).
d. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 2 tahun.
e. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di unit masing-masing dan pemegang
program. Sedangkan master dokumen disimpan dibagian Administrasi.
26
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Puskesmas, PenanggungJawab Mutu/Wakil Manajemen Mutu,
Penanggung Jawab Admin/ Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab UKM, Penanggung
Jawab UKP, dan seluruh karyawan Puskesmas Tammerodo bertanggung jawab untuk
menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
Manajemen Puskesmas Tammerodo membuktikan komitmen untuk
mengembangkan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem manajemen mutu
dengan:
1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan kegiatan 5S ( Senyum, Sapa,
Sopan, Santun, Sehat ).
2. Mensosialisasikan kepada seluruh pegawai agar lebih memahami pedoman program
sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan.
3. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai tentang fungsi dan tugas masing-masing
karyawan sesuai SK dan SOP yang telah ditetapkan
4. Pemantauan, pengukuran serta analisa kinerja proses dan mutu hasil proses
sebagaimana ditetapkan dalam sasaran mutu. Pemantauan, pengukuran dan analisa
juga dilakukan dengan mengadakan evaluasi pada periode yang telah ditetapkan
terhadap rekanan yang memasok produknya ke organisasi, serta terhadap tingkat
kepuasan pelanggan untuk memperbaiki mutu pelayanan yang bisa diberikan kepada
pelanggan.
5. Audit secara berkala untuk mengetahui konsistensi dari implementasi sistem
manajemen mutu terhadap dokumentasi sistem mutu yang telah ditetapkan
berdasarkan persyaratan standar, serta untuk memastikan bahwa sistem manajemen
mutu yang telah diterapkan telah ditinjau keefektifannya.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan sebulan sekali.
7. Tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilakukan.
8. Semua usaha untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap proses, baik
yang sudah maupun akan dilakukan, dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
27
1. Memastikan dimensi mutu pelanggan diidentifikasi dan dituangkan ke dalam
pernyataan kebijakan mutu.
2. Memastikan sasaran mutu yang ditetapkan, telah sesuai dengan kebijakan mutu serta
dimensi mutu pelanggan.
3. Memastikan bahwa seluruh pegawai memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan
untuk memenuhi kepuasan pelanggan
Puskesmas Tammerodo melakukan identifikasi dan menetapkan dimensi mutu
dan kebutuhan pelanggan yang diakomodir pada pernyataan kebijakan mutu dan sasaran
mutu.
Puskesmas Tammerodo memastikan seluruh pegawai bekerja untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan, dengan berusaha mencapai sasaran mutu yang disepakati dan
menerapkan prosedur secara konsisten, dengan tujuan untuk mencapai kepuasan
pelanggan.
C. KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan yang
berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan kepala puskesmas
yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
Kebijakan Mutu yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
Kami seluruh karyawan Puskesmas Tammerodo berkomitmen :
1. Memberikan Pelayanan yang berkualitas
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan yang ada.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam memberdayakan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Pengelolaan manajemen puskesmas yang efektif dan efisien
5. Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang cepat dan akurat.
Kebijakan mutu menyatakan pandangan dan kebijakan manajemen terhadap mutu
yang sesuai tujuan organisasi yaitu agar selalu dapat memenuhi harapan dan memuaskan
pelanggan, serta dapat memenuhi semua peraturan yang berlaku. Kebijakan mutu yang
merupakan perwujudan komitmen dari manajemen puncak dalam memenuhi persyaratan,
baik persyaratan pelanggan maupun persyaratan peraturan dan perundang-undangan dan
terus-menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu, dikomunikasikan dan
dimengerti oleh segenap pegawai puskesmas.
Kebijakan mutu yang ditentukan, dapat menjadi kerangka untuk menetapkan dan
meninjau sasaran mutu secara berkelanjutan. Kebijakan mutu perlu ditinjau agar terus-
menerus sesuai dengan tujuan organisasi yang dideskripsikan melalui visi organisasi.
Sasaran mutu yang ditetapkan selalu terukur, konsisten dan searah dengan visi, misi
dan kebijakan mutu. Sasaran mutu ditetapkan di masing-masing bagian. Sasaran mutu
disahkan oleh kepala puskesmas.
29
E. TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN KOMUNIKASI
1. Kepala puskesmas
Bertanggung jawab menetapkan kebijakan puskesmas berdasarkan sistem
manajemen mutu dan terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang ada di puskesmas
serta berwenang untuk menunjuk Wakil Manajemen Mutu.
Ketua Manajemen Mutu mengkoordinir serta memiliki tanggung jawab dan
wewenang secara menyeluruh untuk memastikan agar sistem mutu dilaksanakan
dengan efektif dan memenuhi persyaratan Akreditasi Puskesmas
2. Wakil manajemen mutu/penanggungjawab mutu,
Bertanggung jawab merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan
penjaminan mutu berdasarkan standar sistem manajemen mutu dan mempunyai
kewenangan menyusun dan mengembangkan dokumen, mengelola dan memelihara
dokumen/rekaman, melakukan penjaminan mutu proses dan hasil, membantu Kepala
Puskesmas dalam mengendalikan proses-proses pelayanan.
3. Kepala Tata Usaha /Penanggung jawab administrasi manajemen
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada kegiatan
administrasi dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan administrasi,
melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, mengevaluasi kegiatan administrasi
kesehatan.
4. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada program-program
upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan mempunyai kewenangan
menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan, melaksanakan kegiatan upaya kesehatan,
mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.
30
melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, dan mengevaluasi kegiatan
administrasi kesehatan.
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini lokakarya), pertemuan,
breafing pagi, diskusi, email, sms, dan media lain yang tepat untuk melakukan
komunikasi.
Komunikasi internal diperlukan pula untuk mensosialisasikan Visi,Misi, Kebijakan Mutu,
Sasaran Mutu untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan semua karyawan dalam
pengembangan dan penerapan Sitem Manajemen Mutu di organisasi.
31
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Manajemen Puskesmas Tammerodo melakukan tinjauan manajemen dalam selang
waktu terencana untuk keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan operasional. Tinjauan
manajemen untuk menilai efektifitas sistem mutu dan operasional dijadwalkan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
Dalam rapat tinjauan manajemen dibahas mengenai perlu tidaknya mengadakan
perubahan dalam Kebijakan Mutu Dan Sasaran Mutu, Prosedur Mutu dan operasional
organisasi untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang akan datang.
Agenda dalam Rapat Tinjauan Manajemen antara lain mencakup, namun tidak
terbatas pada:
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
2. Hasil audit internal
3. Umpan balik pelanggan
4. Kinerja proses dan kesesuaian produk
5. Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
6. Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
7. Perubahan yang dapat mempengaruhi Sistem Manajemen Mutu
8. Rekomendasi untuk perbaikan
Tinjauan manajemen harus menentukan langkah-langkah menuju perbaikan
sistem mutu, terutama dalam kaitannya dengan persyaratan pelanggan dan kebutuhan
akan sumber daya.
Diluar jadwal yang ditentukan, sewaktu-waktu dapat diadakan Rapat Tinjauan
Manajemen bila dijumpai masalah yang perlu diselesaikan dengan segera.
Secara lebih rinci, mekanisme rapat tinjauan manajemen dijelaskan dalam SOP
Pertemuan Tinjauan Manajemen.
32
C. LUARAN TINJAUAN
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas
sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan,
dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan.
Manajemen akan selalu meninjau efektifitas sistem manajemen mutu organisasi
dengan maksud agar penyempunaan secara terus-menerus pada semua aktifitasnya dapat
terus dilakukan, melalui:
1. Pemantauan, pengukuran serta analisis kinerja proses dan mutu hasil proses
sebagaimana ditetapkan dalam Sasaran Mutu. Pemantauan, pengukuran dan analisis
juga dilakukan dengan mengadakan evaluasi pada periode yang telah ditetapkan
terhadap rekanan yang memasok produknya ke organisasi, serta terhadap tingkat
kepuasan pelanggan untuk memperbaiki mutu pelayanan yang bisa diberikan kepada
pelanggan.
2. Audit secara berkala untuk mengetahui konsistensi dari implementasi sistem
manajemen mutu terhadap dokumentasi sistem mutu yang telah ditetapkan
berdasarkan persyaratan standar, serta untuk memastikan bahwa sistem manajemen
mutu yang diterapkan telah ditinjau keefektifannya.
3. Tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilakukan.
Semua usaha untuk melakukan perbaikan dan peyempurnaan terhadap proses,
baik yang sudah maupun akan dilakukan, dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
33
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
C. INFRASTRUKTUR
Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan saat
menunggu antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.
Manajemen organisasi mengidentfikasi, menyediakan dan merawat infrastruktur
utama maupun pendukung yang dibutuhkan, baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Pemeliharaan sarana dan prasarana, termasuk kalibrasi alat kesehatan
34
dilakukan berdasarkan anggaran yang tersedia melalui pengajuan anggaran kepada
Dinas Kesehatan.
Pemeliharan terhadap sarana dan prasarana kerja dikoordinir dan dipantau oleh
Sub Bagian Tata Usaha, yang tertuang secara lengkap pada SOP Pemeliharaan dan
Perbaikan Prasarana.
D. LINGKUNGAN KERJA
Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan, keamanan dan
keasrian.
1. Manajemen Puskesmas Tammerodo menetapkan dan mengelola lingkungan sekitar
untuk menjamin terciptanya lingkungan yang aman, nyaman bersih dan higienis
yang menunjang peningkatan efisien dan efektifitas kerja dilingkungan Puskesmas
Tammerodo.
2. Penyehatan lingkungan, ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi Puskesmas
mencakup penyehatan bangunan dan ruangan, termasuk aspek pencahayaan,
pengawasan serta pengendalian kebisingan.
3. Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas bertujuan untuk menetapkan
upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, biologi dan sosial
psikologi yang menimbulkan atau dapat menimbulkan dampak buruk pada
kesehatan jasmani, rohani dan kesejahteraan sosial bagi pasien, petugas,
pengunjung maupun masyarakat di sekitar Puskesmas.
4. Pengelolaan lingkungan dilakukan oleh fungsi Kesehatan Lingkungan dan Umum
(bagian dari Sub Bagian Tata Usaha) dan diatur SOP Pengelolaan Kebersihan
Lingkungan Puskesmas dan SOP Penanganan Sampah Medis.
35
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
36
Yang menjadi indikator mutu manajemen adalah sebagai berikut:
37
d. Hak dan Kewajiban Sasaran
Setiap sasran dari kegiatan UKM mempunyai hak yang sama untuk
mendapat pelayanan setiap bulan secara lengkap. Adapun sasaran juga
berkewajiban mengikuti prosedur pelayanan yang berlaku. Sasaran berhak
mendapat informasi yang lengkap tentang pelayanan yang ingin diperoleh dan
sasaran punya kewajiban memberi informasi yang akurat terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan masalah kesehatan individu dan keluarga terutama sasaran
yang beresiko tinggi. Berikut ini hak dan kewajiban penyediaan layanan maupun
pasien.
Hak Penyediaan Layanan / Petugas
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesinya.
2) Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan standar profesi maupun hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban penyediaan Layanan / Petugas
1) Melakukan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan prosedur tetap/SOP
Pelayanan.
2) Memberikan informasi pelayanan kepada pengguna layanan, baik itu waktu,
persyaratan, hasil dan biaya serta kompensasi pelayanan.
3) Memberikan teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan
pelayanan dan memberikan saran agar tidak terulang lagi.
4) Berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan semaksimal
mungkin, sehingga tercapai kepuasan pengguna layanan.
5) Melakukan pengukuran Indeks Kepusan Masyarakat terhadap pelayanan.
Hak pasien
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan yang
berlaku di puskesmas.
2) Mendapatkan informasi atas:
Penyakit yang diderita
Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit sebagai
akibat tindakan tersebut, cara mengatasinya dan alternatif lainnya.
Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan
agar anggota keluarga orang lain tidak menderita penyakit yang sama.
3) Meminta konsultasi medis.
4) Menyampaikan pengaduan, saran, kritik, dan keluhan berkaitan dengan
pelayanan.
5) Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur, dan
manusiawi.
38
6) Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan
tindakan, alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang mungkin
terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
7) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya kecuali untuk
kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan masyarakat.
8) Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
Kewajiban pasien
a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas
untuk kunjungan pertama kali.
b. Membawa kartu berobat:
Pengguna layanan PT. BPJS membawa kartu BPJS
Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa
kartu kunjungan /berobat
c. Mengikuti alur pelayanan puskesmas.
d. Mentaati aturan pelayan dan mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan.
e. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
Data yang diperoleh dari sasaran wajib menjadi rahasia yang harus
dilindungi oleh penyelenggara layanan dan dapat diperoleh informasi yang baik
apabila diperlukan untuk hal-hal yang berhubungan dengan sasaran, dan
disimpan dengan aman oleh penyelenggara layanan.
f. Manajemen risiko dan keselamatan
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara layanan harus sesuai
standar manajemen resiko baik untuk sasaran maupun untuk penyelenggara
layanan sehingga mutu layanan tercapai dengan maksiamal.
g. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
Umum
Pengukuran hasil kinerja kegiatan UKM dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan. Apabila ada sasaran kinerja yang belum tercapai dengan
optimal dapat di monitoring dan evaluasi yang menjadi factor-faktor yang
menjadi kendala dan akar permasalahannya dan dibahas secara teratur dalam
Rapat Tinjauan Manajemen, maupun secara rutin dalam rapat bulanan, mini
lokakarya maupun pertemuan lintas program dan lintas sektor.
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan Pelanggan
Untuk pengukuran kepuasan pelanggan dilakaukan secara rutin setiap
hari melalui kotak kepuasan pasien dan untuk kotak saran direkap setiap
bulan sekali, adapun keluhan langsung yang disampaikan (sms, telpon,
medias social) juga dilakukan sebulan sekali.. untuk survey dilakukan sesuai
39
kebutuhan dengan mengacu kepada standar pengukuran kepuasan
pelanggan.
2) Audit Internal
Audit internal dilakukan setahun dua kali atau sesuai dengan jadwal
yang disepakati bersama Tim Manjemen Mutu dan Tim Audit Internal.
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan setiap bulan atau sesuai
jadwal dan kebutuhan serta program masing-masing.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan setiap bulan sesuai jadwal
dan kebutuhan serta program masing-masing.
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Setiap bulan dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja
pelaksanaan program UKM. Apabila ada yang belum tercapai dilakukan
tindakan pencegahan dan perbaikan sehingga mencapai hasil yang sesuai .
dilakukan pada Rapat Tim Mutu maupun pada pertemuan rutin bulanan atau
minlok.
d. Analisis Data
Pencapaian kinerja program dilakukan bulanan atau tahunan sesuai program,
kemudian dianalisis keakuratannya sesuai dengan harapan, atau perlu adanya
perubahan sasaran mutu yang hendak dicapai.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Apabila kinerja mutu telah berhasil dicapai minimal 2 tahun berturut-turut
perlu dipertimbagkan untuk peningkatan atandar sehingga ada peningkatan
pencapaian mutu kinerja. Bagi program yang belum mencapai hasil yang
optimal harus dievaluasi akar masalahnya sehingga dapat dicapai hasil yang
maksimal.
f. Tindakan Korektif
Tindakan korektif dilakukan setiap ada pencapaian yang belum tercapai atau
ada penurunan dari bulan atau tahun yang lalu, sehingga diketahui penyebab
dan dapat dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.
g. Tindakan Preventif
Tindakan pencegahan/ preventif dilakukan apabila ada pencapaian kinerja
mutu yang tidak tercapai atau mengalami penurunan dengan pencapaian bulan
lalu. Tindakan preventif dilakukan oleh Tim Manajemen Mutu dan dalam Rapat
Tim Mutu, pertemuan rutin bulanan atau minlok dipuskesmas.
40
B. PELAYANAN KLINIS (UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN) :
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Pelayanan Klinis di Puskesmas Tammerodo meliputi:
1) Fasilitas Rawat Jalan
Pelayanan Umum
Pelayanan Gigi dan Mulut
Pelayanan KIA-KB
Pelayanan Klinik Sehat (Konultasi dan Klinik Sanitasi)
Pelayanan Lansia
Pelayanan Kefarmasian
2) Fasilitas Rawat Inap
Rawat Inap
Ruang Bersalin dan Nifas
3) Fasilitas Rawat Darurat
Unit Gawat Darurat (IGD)
4) Fasilitas Penunjang
Laboratorium
Gudang obat
41
lengkap dan dimasukkan kedalam sistem pencatatan dengan komputerisasi, dan
dikembalikan ke tempat pendaftaran setelah pelayanan selesai.
2) Validasi proses pelayanan
Validasi proses pelayanan dapat dibuktikan dari semua pencatatan atau
dokumentasi yang dilakukan oleh petugas berdasarkan kesesuaian alur proses
pelayanan yaitu dimulai dari pendaftaran di loket, kemudian mendapatkan
pelayan pada unit yang dituju yang semua kondisi pasien pada saat datang
berobat dicatat dalam rekam medis hingga kemudian pasien mendapatkan resep
dan mengambil obat di apotek.
3) Identifikasi dan ketelusuran
Bisa dilakukan dengan pengarsipan yang tertib dan rapi agar lebih muda dalam
pengidentifikasian dapat dilakukan dengan pelabelan sesuai no register
kunjungan.
4) Hak dan kewajiban pasien
Berdasarkan undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan & Undang-
undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
KEWAJIBAN PASIEN
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di puskesmas;
2. Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggungjawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan / atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
43
Penanganan limbah medis/spesimen sebelum dibuang akan dipilih terlebih
dahulu. Ditempatkan di dua tempat yang berbeda.
a. Untuk limbah tempat berkas spesimen (botol spesimen, pot sputum) akan
dikumpulkan dahulu kemudian direndam dengan larutan klorin 0,5%
selama 20 menit kemudian dilakukan pencucian sesuai prosedur kemudian
disterilkan untuk kemudian digunakan lagi.
b. Untuk limbah spesimen cairan (sisa spesimen darah, urin, sputum)
sebelum dibuang diberi larutan klorin 0,5% selama 20 menit terlebih
dahulu.
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
Dalam memberi layanan kesehatan, pelanggan layanan harus memperhatikan
keamanan dan keselamatan pasien sesuai standar operasional prosedur
tentang keselamatan dan keamanan pasien. Pasien harus merasa aman dan
nyaman selama proses menunggu dan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan
layanan kesehatan harus menyediakan sarana prasarana yang aman terutama
bagi anak-anak, lansia, ibu hamil, dan para disabel.
44
pasien untuk diserahkan ke apotik
9. Ketidaklengkapan penulisan RM Dokter/pemeriksa mengisi rekam
medis dengan lengkap
Dilakukan pengecekan kembali
kelengkapan rekam medis ketika
memasukkan kedalam buku register
10. Kesalahan identifikasi pasien Pemeriksa mengkonfirmasi kembali
identitas pasien sebelum memeriksa
pasien dan memeriksa kesesuaian
dengan rekam medis
11. Infeksi silang karena ruangan Pemisahan ruangan berisiko infeksi
tunggu jadi satu dengan poli dengan ruang tunggu
umum Penggunaan APD
12. Abses pada bekas suntik KB 3 Penyuntikan KB suntik sesuai SOP
bulan
13. Penggunaan alat kontasepsi Pengecekan tanggal kadaluarsa alat
kadaluarsa kontrasepsi sebelum digunakan
14. Risiko perdarahan pasca Konfirmasi riwayat penyakit
pemasangan IUD gangguan pembekuan darah sebelum
tindakan pemasangan IUD
15. Insiden kesalahan penulisan resep Pemeriksa melakukan pengecekan
kembali kesesuaian antara resep
dikertas dengan terapi direkam medis
sebelum resep di berikan kepada
pasien untuk diserahkan ke apotek
16. Kesalahan penulisan hasil Petugas melakukan pengecekan
pemeriksaan kesesuaian antara hasil yang ada di
register dengan yang ada di blanko
hasil
17. Kesalahan pelabelan Petugas melakukan pengecekan
kembali kesesuaian identitas di register
dengan identitas di label
18. Kesalahan pengoperasian alat Petugas melakukan pengoperasian alat
sesuai SOP
19. Kesalahan pencampuran reagen Petugas bekerja sesuai SOP
20 Kesalahan golongan darah Petugas bekerja sesuai SOP
21. Kesalahan menyampaikan hasil Petugas mengkomfirmasi ulang
kesesuaian identitas pada lembar hasil
dengan identitas di buku register dan
juga menanyakan ulang pada pasien
45
22. Kesalahan pengambilan sampel Sebelum melakukan pengambilan
sampel petugas mengkonfirmasi ulang
kesesuaian lembar permintaan
pemeriksaan dengan sampel yang
dibutuhkan
23. Kesalahan identifikasi pasien Mengkonfirmasi identitas pasien
sebelum sebelum melakukan
pengambilan sampel / memberikan
hasil pemeriksaan
24. Peletakan reagen tidak pada Petugas bekerja sesuai SOP
tempatnya
25. Bahan tanpa label Petugas bekerja sesuai SOP
26. Resep obat yang sulit terbaca Meminta poli rawat jalan untuk
menuliskan resep dengan tulisan yang
mudah dibaca
Apabila terdapat resep yang
tulisannnya sulit dibaca petugas
mengkonfirmasi kepada dokter/staf
medis yang mengeluarkan resep
27. Kesalahan penyerahan obat Sebelum memberikan obat petugas
menanyakan kembali identitas pasien
28. Kesalahan dosis obat Petugas melakukan pengecekan antara
dosis obat di resep dengan obat pada
kemasan obat
29. Kelebihan dan kekurangan Petugas melakukan pengecekan
penyerahan obat penghitungan kesesuaian jumlah obat
pada resep dengan jumlah obat yang
akan diberi
30. Kesalahan pembacaan resep Apabila terdapat resep yang yang sulit
dibaca petugas menkonfirmasi kepada
dokter/staf medis yang mengeluarkan
resep
31. Persediaan obat yang tidak Petugas mengkonfirmasi stok obat
lengkap kepada poli rawat jalan mengenai
jumlah stok obat yang ada
32. Kesalahan penyimpanan obat Memberi tanda obat-obat LASA atau
obat-obat yang perlu diwaspadai
46
4. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis dengan melihat indikator mutu pelayanan
klinis apakah sesuai indikator tidak.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien dengan memantau apakah
di unit-unit pelayanan klinis sudah tersedia sarana prasarana untuk keselamatan
pasien.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan membuat format pelaporan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang mengakibatkan
pasien cedera seperti pasien jatuh karena lantai licin, dan lain-lain.
d. Analisis dan tindak lanjut, membuat analisa terhadap temuan masalah yang
mengakibatkan pasien cedera dan kemudian melakukan rencana tindak lanjut
untuk penanganan selanjutnya.
e. Penerapan Manajemen Resiko, melakukan kegiatan audit internal terhadap unit-
unit layanan secara berkesinambungan untuk melihat seberapa jauh tingkat
safety atau keamanan yang di punyai oleh unit pelayanan klinis tersebut.
f. Pengukuran, Analisis, Dan Penyempurnan
a) Umum
Yang menjadi sasaran mutu dalam pelayanan klinis adalah
47
4. Pelayanan UGD Respon time pasien ≤ 5 menit 100 %
5. Pelayanan Laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan 100 %
laboratorium < 30 menit
6. Pelayanan Apotek Waktu tunggu pelayanan obat resep non 100 %
racikan ≤ 5 menit
Waktu tunggu pelayanan obat resep 100 %
racikan ≤ 10 menit
7. Pelayanan Administrasi dan Pengarsipan surat masuk dan keluar 100 %
Manajemen Kelengkapan arsip pegawai 100%
8. Meja Informasi dan Pengaduan Pengunjung mendapatkan arahan dan 100 %
informasi yang baik
48
c) Analisis Data
Data dari hasil layanan dilakukan pengolahan data terhadap nilai
standar yang telah ditetapkan bersama Tim Manajemen Mutu, akan diperoleh
hasil sesuai atau tidak dengan nilai yang menjadi standar.
d) Peningkatan Berkelanjutan
Evaluasi kinerja mutu dilakukan secara periodik sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Apabila telah tercapai berturut-turut selama beberapa
tahun dapat ditingkatkan nilai standarnya. Untuk yang belum atau tidak
tercapai harus dievaluasi dan dicari akar permasalahannya dan dibuat rencana
tindak lanjut.
e) Tindakan Korektif
Nilai yang diperoleh dari pengolahan data kinerja mutu yang tidak
tercapai harus dilakukan tindakan korektif oleh pelaksanan layanan dan Tim
Manajemen Mutu untuk mendapat jalan keluar terhadap permasalahan.
f) Tindakan Preventif
Untuk pencapaian kinerja mutu yang telah tercapai harus dilakukan
tindakan preventif agar pencapaian tetap maksimal dan nilaistandard dapat
ditingkatkan sehingga mutu yang diharapkan dapat maksimal dan optimal.
49
BAB VII
PENUTUP
Manual mutu disususn untuk dijadikan sebagai pedoaman dalam menyusun dokumen
akreditasi di UPT Puskesmas Tammerodo. Apabila ada hal-hal yang dapat mempengaruhi
layanan puskesmas yang tidak sesuai maka manual mutu ini akan mengalami revisi untuk
menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sesuai dengan pedoman dan standar yang baru.
Semoga puskesmas Tammerodo dapat mewujudkan visi, misi, kebijakan mutu dan tata
nilai dalam melayani pelanggan sehingga terwujud masyarakat mandiri untuk hidup sehat.
Ditetapkan di : Tammerodo
Pada tanggal : 17 Februari 2019
50