MEDIK GIGI
Disusun Oleh :
HASNIATI R
NIM : PO714261192.007
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Allah Subhana Wataa`Alaa. Shalawat serta salam semoga tercurah
Alhamdulillah setelah melewati berbagai tahapan berupa pencarian bahan acuan dari
berbagai situs di internet dan beberapa buku diktat akhirnya makalah dengan judul “ Pengkajian
Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prosedur perawatan gigi sering kali menyebabkan pasien mengalami stres psikis
terutama pada individu yang belum pernah mendapatakan perawatan gigi dan mulut atau
pasien yang pernah punya pengalaman tidak menyenangkan pada perawatan gigi
sebelumnya. Pada beberapa penelitian, dinyatakan bahwa tindakana perawatan gigi yang
dapat pula terjadi pada anak – anak. Diketahui pada beberapa kasus sinkope adalah
termasuk kategori kasus ringan dan syok anafilaktik merupakan kasus yang cukup berat
oleh karena alergi obat. Dari beberapa penelitian selain sinkop dan syok anafilaktik,
kegawatdaruratan yang juga dapat terjadi dalam prosedur perwatan gigi diantara adalah
fracture dentoalvolar, cardiac, arrest, asma, tertelan benda asing, angina, kejang serta
epilepsy.
jarang terjadi , tetapi bisa saja terjadi pada setiap waktu atau pada saat yang tidak terduga,
keadaan yang terjadi secara tiba – tiba dan membutuhkan perawatan atau penanganan
segera mungkin untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kecatatan atau rasa sakit
pada pasien. Oleh sebab itu, setiap tenaga medis seperti, dokter, dokter gigi, perawat,
perawat gigi, bidan dan semua tenaga kesehaatan yang bersentuhan langsung dengan
pasien hendak tahu dan paham tentang penanganan atau penatalaksanaan kasus
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah ini akan dibahas tentang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
kegawatdaruratan.
BAB II
PEMBAHASAN
secara terfokus dan berkesinambungan guna menghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat
1. Pengkajian Umum
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian Subjektif
4. Pengkajian Objektif
5. Pemeriksaan Fisik
interpersonal, etik dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.
1. Pengkajian Umum
Pengkajian umum meliputi data subjektif dan objektif. Kegawatdaruratan medis yang
paling sering ditemukan di Klinik gawat darurat dental adalah pingsan, Hipoglikemia,
asma, syok anafilaksis, angina dan kejang (Epilepsi).1 Pasien Gawat Darurat disebut
pasien/orang yang berada dalam ancaman kematian dan kecacatan yang memerlukan
tenaga medis dapat melakukan pengkajian kegawatdaruratan dengan tepat dan cepat.
nyawa yang harus segera dilakukan tindakan. Setiap pasien harus dilakukan
pemeriksaan dengan teliti untuk menegnali ancaman kesehatan yang sedang dialami.
Fokus pengkajian utama ini ialah airway, breathing, dan circulation (ABC). Perawat
perlu menentukan apakah kondisi yang dialami pasien mengancam nyawa dan perlu
ataupun benda
asing ) yang
menyebabkan
obstruksi jalan
maupun total.
- Pasang
orofaringeal
airway/nasofaring
mempertahankan
kepatenan jalan
napas.
- Pertahankan dan
lindungi tulang
servikal.
napas ) – lain.
- Warna kulit
- Identifikasi pola
pernapasan abnormal
- Periksa adanya
pasien adanya
tochiprieal/ tersengal –
tidak, adanya
pernapasan cuping
hidung
perdarahan
lakukan tindkan
penghentian
perdarahan
- Pasang jalur IV
- Ganti volume
darah/ cairan
kristaloid sotonik
atau darah
pelayanan kesehatan, kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
sehingga diperlukan peran serta dan bantuan masyarakat serta tenaga kesehatan dengan
prafasilitas pelayanan kesehatan antara lain dalam hal ini sebagai tenaga kesehatan :
a. Triase
Memilah kondisi Pasien agar mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan tingkat
b. Stabilisasi/Resusitasi
Resusitasi diperuntukkan bagi pasien yang mengalami henti jantung ataupun yang
c. Evakuasi Medik
Evakuasi medik merupakan upaya memindahkan pasien dari lokasi kejadian ke
1). Tindakan resusitasi segera diberikan kepada Pasien dengan kategori merah setelah
mengevaluasi potensi jalan nafas (airway), status pernafasan (breathing) dan sirkulasi
ke jaringan (circulation) serta status mental Pasien yang diukur Alert Verbal Pain
Unresponsive (AVPU).
2). Batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi
3). Melakukan monitoring dan retriase terhadap tindakan resusitasi yang diberikan.
status tanda vital, pemasangan kateter urine, dan penilaian ulang status mental pasien.
4). Apabila kondisi Pasien memerlukan tindakan definitif segera namun pada
tenaga yang berkompeten ataupun fasilitas yang memadai, maka harus dilakukan
pemeriksaan.1
No Komponen Pertimbangan
ketakuatan/ gelisah/kooperatif.
atau keduannya.
asimetris.
- Periksa apakah ukuran dan bentuk pupil kanan
pada hidung.
telinga.
mulut.
trakea.
atau tidak.
pernapasan.
abnormal.
abdomen.
abdomen.
adanya benjolan.
tulang.
tangan.
roll.
nyeri/ luka.
sphincter internal.
Jadi dari pengkajian umum tersebut informasi data subjektif dan objektif saat kondisi
2. Riwayat Kesehatan
Memperoleh riwayat kesehatan yang sesuai dean relevan dengan kondisi pasien adalah
penting. Data riwayat kesehatan termasuk keluhan utama pasien, riwayat penyakit saat ini,
riwayat pengobatan, pengobatan yang sedang dijalani, riwayat keluarga dan social serta rivew
system. Akan tetapi, proses untuk mendapatkan riwayat kesehatan tidak dilakukan pada pasien
gawat darurat. Hal ini didasarkan, intensitas seberapa sering pasien mengalami masalah tersebut,
Untuk mengetahui dan memudahkan mengingat komponen pendataan riwayat, maka digunakan
A = Allergies alergi
M = Medication Pengobatan
Menstruasi
Dan terakhir, untuk data riwayat kesehatan yang harus didapatkan pada pasien
beralkohol.1
3. Pengkajian Subjektif
- Keluhan utama, pada umumnya berkaitan dengan rasa/ respon tubuh terhadap
- Riwayat pengobatan ( termasuk resep obat, jamu,obat penenang ataupun obat yang
objektif yang dapat didapatkan ialah data yang dapat dilihat dan diukur.1
4. Pengkajian Objektif
Pengkajian objektif ialah sekumpulan data yang dapat dilihat dan diukur meliputi
- TTV
- BB
- Tb pasien
- Pemeriksaan fisik
- Tes diagnostik
- Tanda – tanda vital termasuk suhu tubuh, HR, RR tekanan darah, BB dan TB serta
evaluasi nyeri. Hasil pengukuran nyeri merupakan hal yang unik karena meskipun
telah diperiksa dengan menggunakan skala objektif, maka respons pasienlah yang
5. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Pmeriksaan dimulai dari status keseluruhan kondisi pasien. Perlu dikaji
apakah pasien sadar atau tidak, penampilan secara umum pasien rapi atau berantakan,
apakah napas pasien nampak tersengal- sengal, dapatkah pasien menuturkan kalimat
lengkap atau hanya beberapa patah kata, bagaimana warna kulit atau mukosa pasien,
apakah ada memar, perdarahan atau bengkak. Perhatikan pergerakan tubuh dan postur
yang menunjukkan adanya nyeri, gangguan neurologis, orthopedic dan status mental.
- Auskultasi : Teknik auskultasi digunakan untuk pemeriksaan paru – paru, jantung dan
sedang bertugas. Periksa kualitas suara, intensitas dan durasi. Lakukan auskultasi
pada abdomen sebelum dilakukan palpasi atau perkusi. Bandingkan hasil auskultasi
kulit, sensifitas, tongue dan suhu tubuh. Gunakan palpasi ringan untuk memeriksa
denyut nabi, deformitas, kekakuan otot, sedangkan palpasi dalam dapat digunakan
untuk mengindentifikasi adanya massa, nyeri, ukuran organ dan adanya kekakuan.
- Perkusi : Perkusi dilakukan untuk mengevaluasi organ atau kepadatan tulang dan
dapat digunakan untuk membedakan struktur padat, berongga atau adanya cairan.
Dua factor yang dapat mempengaruhi peningkatan suara ialah teknik pemeriksa dan
ketebalan permukaan tangan dengan jari telunjuk tangan lain. Perkusi dengan palu
Dalam melakukan prosedur perawatan gigi dan mulu atau prosedur lain yang
menyangkut nyawa orang lain. maka sebelum tindakan atau dimoluainya prosedur tenaga medis
harus berupaya mendapatakan rekam jejak riwayat kesehatan pasien yang besangkutan. Untung
A = Allergies alergi
M = Medication Pengobatan
Menstruasi
Dan terakhir, untuk data riwayat kesehatan yang harus didapatkan pada pasien
kegawatdaruratan dental adalah gaya hidup pasien, missal penggunaan minuman beralkohol.1
Tempat praktek atau fasilitas layana kesehatan yang baik narus memiliki peralatan dan
pelengkapan emergensi yang lengkap serta anggota timnya harus mempunyai keterampilan yang
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh dokter gigi atau tenaga
dan tim medisnya untuk siap siaga terhadap keadaan gawat darurat pada fasilitas pelayanan
antara lain;
1). Meng-update teknik, dan obat-obat emergensi secara periodik.