Anda di halaman 1dari 7

NAMA : HASNIATI R

NIM : PO7142661192007
MATA KULIAH MAGANG

1. JELASKAN YANG DIMAKSUD INFEKSI NASOKOMIAL ?

Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka


kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit. Infeksi nosokomial
terjadi di seluruh dunia, baik di negara sedang berkembang maupun negara maju.
Istilah nosokomial berasal dari bahasa Yunani yaitu nosokomeion yang berarti rumah
sakit (nosos = penyakit, komeo = merawat). Infeksi nosokomial dapat diartikan infeksi
yang berasal atau terjadi di rumah sakit. Infeksi yang timbul dalam kurun waktu 48 jam
setelah dirawat di rumah sakit sampai dengan 30 hari lepas rawat dianggap sebagai
infeksi nosocomial.
Suatu infeksi pada pasien dapat dinyatakan sebagai infeksi nosokomial bila memenuhi
beberapa kriteria:
1. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda klinis infeksi
tersebut.
2. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi
infeksi tersebut.
3. Tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurangkurangnya 48 jam sejak mulai
perawatan.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa infeksi sebelumnya.

PEMBAGIAN INFEKSI NOSOKOMIAL


Menurut sistem National Nosocomial Infections Surveillance (NNIS) dari Centers for
Diseases Control and Prevention (CDC) tahun 1994, ada 13 lokasi utama dan 48 lokasi
spesifik infeksi nosokomial.

Tabel. Daftar kode lokasi utama infeksi nosokomial dan lokasi spesifik infeksi
nosokomial pada kulit dan jaringan lunak.
KODE LOKASI INFEKSI NOSOCOMIAL

UTI Urinary Tract Infection


SSI Surgical Site Infection
PNEU Pneumonia
BSI Bloodstream Infection
BJ Bone and Joint Infection
CNS Central Nervous System Infection
EENT Eye, Ear, Nose, Throat, or Mouth Infection
GI Gastrointestinal System Infection
LRI Lower Respiratory Tract Infection, Other Than
Pneumonia
REPR Reproductive Tract Infection
SST Skin and Soft Tissue Infection
- SKIN Skin
- ST Soft tissue
- DECU Decubitus ulcer
- BURN Burn
- BRST Breast abscess or mastitis
- UMP Omphalitis
- PUST Infant pustulosis
- CIRC Newborn circumcision
SYS Systemic Infection

PATOGENESIS

Infeksi nosokomial disebabkan oleh virus, jamur, parasit dan bakteri


merupakan patogen paling sering pada infeksi nosocomial. Patogen tersebut
harus diperiksa pada semua pasien dengan demam yang sebelumnya dirawat
karena penyakit tanpa gejala demam.
Faktor predisposisi terjadinya infeksi nosokomial pada seseorang antara lain :
a. Status imun yang rendah (pada usia lanjut dan bayi prematur)
b. Tindakan invasif, misalnya intubasi endotrakea, pemasangan kateter, pipa
saluran bedah, dan
trakeostomi.
c. Pemakaian obat imunosupresif dan antimikroba.
d. Transfusi darah berulang
Penularan oleh patogen di rumah sakit dapat terjadi melalui beberapa cara :
1. Penularan melalui kontak merupakan bentuk penularan yang sering dan penting
infeksi nosokomial.
Ada 3 bentuk, yaitu:
a. Penularan melalui kontak langsung: melibatkan kontak tubuh dengan tubuh
antara pejamu yang rentan dengan yang terinfeksi.
b. Penularan melalui kontak tidak langsung: melibatkan kontak pada pejamu
yang rentan dengan benda yang terkontaminasi misalnya jarum suntik,
pakaian, dan sarung tangan.
c. Penularan melalui droplet, terjadi ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin,
berbicara, atau melalui prosedur medis tertentu, misalnya bronkoskopi.
2. Penularan melalui udara yang mengandung mikroorganisme yang mengalami
evaporasi, atau partikel debu yang mengandung agen infeksius. Mikroorganisme
yang terbawa melalui udara dapat terhirup pejamu yang rentan yang berada pada
ruangan yang sama atau pada jarak yang jauh dari sumber infeksi. Sebagai contoh
mikroorganisme Legionella, Mycobacterium tuberculosis, Rubeola, dan virus varisela.
3. Penularan melalui makanan, air, obat-obatan dan peralatan yang terkontaminasi.
4. Penularan melalui vektor, misalnya nyamuk, lalat, tikus, dan kutu.

BAGAN SUMBER INFEKSI DI RUMAH SAKIT

PASIEN LAIN

PENGUNJUNG
PERSONIL RUMAH SAKIT

PENDERITA

INFEKSI SENDIRI

MESIN/PERALATAN MAKANAN
BAGAN RANTAI PENULARAN NASOKOMIAL

GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala sistemik infeksi nosokomial sama dengan infeksi lainnya, yaitu
demam, takikardia, takipneu, ruam kulit, dan malaise. Gejala dan tanda tersebut timbul
dalam waktu 48 jam atau lebih setelah pasien di rawat di rumah sakit, atau dalam 30
hari setelah pasien keluar dari rumah sakit. Sumber infeksi nosokomial dapat dicurigai
jika terdapat penggunaan alat dalam prosedur medis, sebagai contoh pemasangan pipa
endotrakeal yang dapat dihubungkan dengan sinusitis, otitis, trakeitis, dan pneumonia;
pemasangan kateter intravaskular dapat menyebabkan flebitis; kateter Foley dapat
dihubungkan dengan infeksi saluran kemih oleh karena kandida.
---------- SEKIAN -------------

2. Jelaskan Tanda – tanda vital ?


Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis
yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama
pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi
kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna
untuk menentukan dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise.
Vital sign terdiri atas :
a. Tekanan darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat di ukurmelalui nilai
sistolik dan diastolik. Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan
stestoskop untuk mendengar denyut nadi.
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun : berdasarkan Joint
National Committee VII adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Tekanan TDS* mmHg TDD* mmHg
Darah
Normal <120 >180
Pre-Hipertensi 120 – 139 80 - 89
Hipertensi 140 – 159 90 - 99
Stage 1
Hipertensi >160 >100
Stage 2
*TDS : Tekanan Darah Sistolik
*TDD : Tekanan Darah Diastolik

b. Denyut nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal :
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di
atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai
secara rutin.
2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di
lipatan siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat
arteri karotid berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
c. Suhu tubuh Temperatur
(suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas suatu benda/makhluk
hidup. Suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah termometer.
Jenis – jenis termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah
thermometer :
1) air raksa
2) digital.
Metode mengukur suhu tubuh:
1) Oral. Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit. Tidak
dianjurkan pada bayi
2) Axilla. Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-10 menit dengan
menggunakan termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada
oral 3) Rectal. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu
oral

d. Pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Faktor
yang mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubu
5) Aktivitas
Interpretasi
a. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
b. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
c. Apnea : Bila tidak bernapas

-------SEKIAN-------

Anda mungkin juga menyukai