Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek berbahasa yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan menulis diperlukan

dalam kehidupan, tetapi pada kenyataannya pengajaran menulis kurang

mendapatkan perhatian. Pelajaran menulis sebagai salah satu aspek dalam

pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh-sungguh.

Dampaknya kemampuan berbahasa Indonesia para peserta didik kurang

memadai.

Dalam kegiatan belajar, guru selaku tenaga pendidik selalu

berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk meningkatkan

pengetahuan siswa dalam menerima pembelajaran guru seharusnya dapat

mengenali karakter setiap siswa agar kegiatan proses belajar mengajar

berjalan dengan baik dan lancar. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

untuk mampu meningkatkan kemampuan siswa agar dapat berkomunikasi

dengan baik dan benar, komunikasi yang dilakukan berupa secara lisan

dan tulisan.

Di dalam bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan

berbahasa yaitu, menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Seluruh

aspek keterampilan berbahasa ini diharapkan mampu dikuasai oleh peserta

didik diantaranya dalam kemampuan menulis. Menulis merupakan salah

satu dari empat komponen kerampilan yang terdapat didalam mata


pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan

dalam proses pembelajaran menulis adalah menulis puisi.

Pada umumnya puisi adalah sebuah hasil karya sastra yang berasal

dari ungkapan atau curahan perasaan dan pemikiran seorang penyair. Puisi

dibuat atas dasar ungkapan perasaan penyair dengan rangkaian bahasa

yang indah serta mengandung makna, irama, rima, dan bait. Oleh karena

itu dalam menulis puisi tidak hanya untuk menulis saja namun tujuan

utamanya bagaimana mengungkapkan ide, gagasan, kritik, kemarahan,

hingga nasihat akan berbagai aspek kehidupan dilingkungan kita.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru bahasa

Indonesia Bapak Parlindungan Siregar, S.Pd. pada tanggal 21 Februari

2023 di MAS Babussalam Kab. Tapanuli Selatan khususnya kelas X MAS

Babussalam. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar

peserta didik yaitu yang pertama faktor internal diantaranya kurangnya

minat siswa dalam belajar, kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai

materi, siswa kurang konsentrasi pada saat proses belajar mengajar, siswa

sulit menemukan ide puisi, belum memiliki motivasi, sehingga tumbuh

rasa membosankan dalam proses pembelajaran.

Sedangkan yang kedua faktor eksternal diantaranya keterbatasan

sarana prasarana yang belum memadai seperti buku-buku pelajaran siswa,

serta model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi pelajaran

yang diterapkan di sekolah yang cenderung masih menggunakan metode

ceramah. Dimana pada saat proses belajaar mengajar guru hanya


menjelaskan pengertian puisi setelah itu memberikan tugas kepada peserta

didik untuk membuat sebuah puisi. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar

siswa materi menulis puisi dalam mata pelajaran bahasa Indoneisa masih

berada di bawah kriteria ketuntasan minimal belajar. Rata-rata nilai yang

dicapai siswa kelas X adalah 60. Sedangkan nilai standar penilaian siswa

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 75.

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas perlu dilakukan

perbaikan oleh guru untuk menggunakan startegi pembelajaran yang lebih

menarik, seperti bagaimana penguasaan guru akan materi pelajaran,

motivasi siswa untuk belajar dan bagaimana model pembelajaran yang

tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

di kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam mempelajari

bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi perlu diterapkan suatu

model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih mudah mempelajari

dan memahami tentang menulis puisi.

Telah banyak upaya yang dilakukan sekolah maupun guru dalam

meningkatkan pembelajaran disekolah. Diantaranya meningkatkan

pendidikan guru dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan melaksanakan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan memberikan tugas-tugas

pelajaran. Jika masalah ini tidak di atasi maka akibat yang timbul hasil

belajar bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi akan rendah.

Maka apa yang akan menjadi tujuan dalam pembelajaran tidak tercapai.

Apabila keadaan tersebut tidak ditindak lanjuti maka tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan akan sulit tercapai.


Untuk lebih memudahkan siswa dalam mempelajari materi

menulis puisi adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat

dan salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL). Karena ini salah satu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh dan menekankan

kepada proses keterlibatan siswa untuk dapat melibatkan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata,

sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan

mereka. Dan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) ini belum pernah diterapkan di MAS Babussalam Kec. Batang

Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan dengan penggunaan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) tersebut

kemampuan hasil belajar bahasa Indonesia khusunya materi menulis puisi

siswa dapat meningkat. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Kemampuan

Menulis Puisi Siswa Kelas X MAS Babussalam Kec. Batang Angkola

Kab. Tapanuli Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di

identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik

pada materi menulis puisi yaitu: yang pertama faktor internal diantaranya
kurangnya minat siswa dalam belajar, kurangnya kemampuan siswa dalam

menguasai materi, siswa kurang konsentrasi pada saat proses belajar

mengajar, siswa sulit menemukan ide puisi, belum memiliki motivasi.

Yang kedua faktor eksternal diantaranya keterbatasan sarana prasarana

yang belum memadai seperti buku pelajaran siswa, serta model

pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi pelajaraan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar

bahasa Indonesia maka tidak mungkin membahas semua secara bersamaan

dalam waktu yang bersamaan. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah

disebutkan, maka peneliti membatasi penggunaan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai variabel X, yaitu pada

pengetian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),

karakteristik model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL), prinsip model pembelajaran Contextual Teaching and Learning,

serta langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Pada variabel Y (menulis puisi) peneliti membatasi masalah pada

pengertian puisi, unsur-unsur puisi, langkah-langkah menulis puisi sesuai

dengan unsur-unsur puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik

yang dimaksud meliputi diksi (pemilihan kata), penggunaan rima, serta

tata wajah penulisan puisi (tipografi), dan unsur batin meliputi

tema/kesesuaian tema dengan isi puisi, dan amanat/pesan yang terkandung


dalam puisi di kelas X MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab.

Tapanuli Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di

atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X

MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X

MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X

MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian tertentu

Suatu Penelitian yang dilaksanakan tentu mempunyai tujuan dan

manfaat, oleh karena itu sejalan dengan rumusan masalah yang


diajukan pada penelitian ini, tujuan dan manfaat yang akan dicapai

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi

siswa kelas X MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab.

Tapanuli Selatan.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X

MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan

penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X

MAS Babussalam Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai

manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikkut.

1. Bagi siswa, khususnya siswa MAS Babussalam Kec. Batang

Angkola Kab. Tapanuli Selatan, sebagai dorongan dan

meningkatkan motivasi belajar khususnya dalam menulis puisi.

2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia di MAS Babussalam

Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan, sebagai masukan dan

pertimbangan mengajar agar lebih maksimal dalam pembelajaran

menulis puisi siswa kelas X.


3. Bagi Kepala Sekolah, sebagi bahan masukan kepada kepala

sekolah dalam memperbaiki kinerja guru.

4. Bagi peneliti sendiri adalah sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) di Institut Pendidikan

Tapanuli Selatan (IPTS).

5. Bagi peneliti lain, sebagai kajian yang relevan dan dasar untuk

melakukan penelitian lebih lanjut, meskipun penelitian ini belum

bisa dikatakan sempruna.

Anda mungkin juga menyukai