TUGAS

ACARA AGAMA HINDU KAHARINGAN II

“TATA CARA UPACARA KEHAMILAN MENURUT

SUKU DAYAK NGAJU DI KELURAHAN JAKATAN RAYA
KECAMATAN RUNGAN KABUPATEN GUNUS MAS”

Oleh:

Nama : NIM : Semester :

Tirta Saputra 13 00 020 IV

JURUSAN DHARMA ACARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
TAMPUNG PENYANG (STAHN-TP)
PALANGKA RAYA
2015
 TATA CARA UPACARA KEHAMILAN MENURUT
SUKU DAYAK NGAJU DI KELURAHAN JAKATAN RAYA
KECAMATAN RUNGAN KABUPATEN GUNUS MAS

Hindu Kaharingan merupakan suatu agama yang berkembang di

Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah yang memiliki berbagai macam ritual

dan upacara terutama dalam upacara kehamilan. Dimana, dimasing-masing daerah

aliran sungai (DAS) selalu berbeda-beda dengan daerah lainnya, terutama di

kelurahan Jakatan Raya Kecamatan Rungan Kabupaten Gunung Mas. Adapun tata

cara upacara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Upacara Malabuh Kalangkang Sawang

Upacara Malabuh Kalangkang Sawang adalah upacara yang dilakukan pada

saat umur bayi dalam kandungan berumur 3 (tiga) bulan dengan tujuan agar si

bayi tidak diganggu oleh roh-roh (ganan) air.

Sarana yang digunakan:

 Ketupat 3 buah

 Kalangkang Sawang/ Ancak

 Telur ayam kampung 1 butir

 Sipa ruku

 Tambak hambaruang (mangkok kecil yang berisikan beras, hambaruan,

sipa dan ruku)

 Behas tawur (beras yang dicampur dengan kunyit)

1
  Hampatung sadiri (patung manusia terbuat dari tepung beras)

Tata cara pelaksanaannya:

Behas tawur (beras yang dicampur dengan kunyit) ditabur kedalam air yang

diiringi denga mantra, kemudian Kalangkang Sawang yeng berisikan

ketupat, telur ayam kampung, sipa ruku dan hapatung sadiri tadi

ditenggelamkan ke dalam air yang tujuannya untuk memberitahukan

kepada roh-roh (ganan) air yaitu Pentet Teneng, Buntal Batu, dan Sirin

Danum agar tidak menggangu bayi yang ada dalam kandungan. Kemudian

tambak hambaruan dibawa pulang dan hambaruan yang berada di dalam

tambak tersebut di ambil dan diletakkan di ubun-ubun orang yang hamil

tersebut.

2. Upacara Nyaki Ehet atau Nyaki Dirit

Upacara Nyaki Ehet atau Nyaki Dirit adalah upacara yang dilakuakan pada

saat umur bayi dalam kandungan berumur 7 (tujuh) bulan dengan tujuan

agar si ibu dan bayi dalam kandungan terhindar dari hal-hal yang buruk.

Sarana yang digunakan:

 Babi kampung 1 ekor

 Ayam kampung 1 ekor

 Telur ayam kampung 1 butir

 Ketupat 7 buah

2
  Kapatung sadiri (patung manusia terbuat dari tepung beras)

 Tambak hambaruan (mangkok kecil yang berisikan beras, hambaruan,

sipa dan ruku)

 Behas tawur (beras yang dicampur dengan kunyit)

 Kalaya (tempayan)

 Lilis lamiyang

Tata cara pelaksanaanya:

Behas tawur (beras yang dicampur dengan kunyit) di taburkan kedalam air

yang di iringi dengan mantra, kemudian kalaya (tempayan) yang berisikan

ayam kampung, telur kampung, ketupat, dan kapatung sadiri tadi, di

tenggelamkan ke dalam air yang bertujuan untuk memberitahukan kepada

roh-roh (ganan) air yaitu Pentet Teneng, Buntal Batu, Sirin Danum, Darap

Kajang dan Haramaung Danum agar tidak menggangu bayi dan ibu yang

sedang mengandung. Kemudian babi kampung yang tad, dipotong dan

diambil darahnya untuk manyaki mamalas (mengoleskan darah babi) orang

yang mengandung tersebut dan lilis lamiyang tadi juga di ikat ditanganya

pada saat manyaki mamalas.

3. Upacara Mangkang Kahang Badak

Upacara Mangkang Kahang Badak adalah upacara yang dilakukan pada saat

umur bayi dalam kandungan berumur 9 (sembilan) bulan, dengan tujuan

agar ibu yang mengandung bisa melahirkan dengan mudah dan selamat.

3
 Sarana yang digunakan hanyalah 1 butir telur ayam kampung untuk

manyaki mamalas (mengoleskan telur ayam) orang yang hamil tersebut.

Ketiga upacara ini biasanya dilakukan atau dilaksanakan tidak ditentukan

pada hari tertentu, itu semua tergantung dengan orang yang bersengkutan dan

orang yang melaksanakan upacara (basir/rohaniawan) tesebut. Dan ketiga upacara

ini juga biasanya mempunyai pantangan (pali) yang harus dijalani atau ditaati

sesudah upacara ini dilaksanakan yaitu tidak boleh keluar rumah selama satu hari.