Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN

TRADISI
UPACARA BALIAN
BAGI KESEHATAN
Dosen Pembimbing:
Titik Sumiatin , S.Kep.,Ns.,M.Kep.
BALIA
N
Upacara balian merupakan
upacara yang dilakukan untuk
membayar hajat dan keinginan
akan sebuah kesembuhan.
Upacara balian terdiri dari pembacaan mantra
yang dialognya menggunakan bahasa Paser
dan diiringi dengan alunan music.
SEJARAH BALIAN
o Suku Paser merupakan rumpun masyarakat suku Dayak yang masuk wilayah geografis
Kalimantan Timur. Salah satu kebudayaan yang dimiliki suku dayak dan dilestarikan
oleh suku Paser yakni upacara balian.

o Upacara adat Balian merupakan kegiatan yang menjadi tradisi menggambarkan aturan-
aturan dari nenek moyang suku Dayak Maratus, maksud dari dilaksanakannya upacara
tersebut adalah dalam rangka meminta kepada Yang Kuasa agar Desa (kampung) dari
komunitas suku Dayak Maratus terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan
( Pembersihan Kampung ). Arti Balian itu
sendiri adalah mengelola yang di kelola ( Sanggau Bangun ) yang menjadi hak milik
balian. Fisik Sanggau Bangun adalah berbentuk persegi empat sebagai tempat
memanggil roh-roh nenek moyang terdahulu dari Suku Dayak Maratus. Didalamnya di
taruh/ diberi sasajian/ makanan menurut kepercayaan, supaya memberi dampak
keselamatan kampung. Terdiri dari Batang Pinang, serutan bamboo, dan kayu
papannya ( pulantan ) yang disekelilingi dengan daun hanau.
TATA CARA
UPACARA
BALIAN
 Pada sehari sebelum upacara dilaksanakan para pelaku upacara akan
melakukan ritual kecil terlebih dahulu sebagai persiapan agar lebih matang
dan siap dalam melakukan prosesi ritual balian. Hal inilah yang disebut
ritual/ritus. Ritus merupakan refleksi dari kegiatan religi yang mengandung
unsur verbal dan non-verbal.

 Tahap selanjutnya dikenal dengan tahapan inti. Pada saat upacara balian
dimulai sekitar pukul 20.00 WITA, diawali dengan seorang mulung melakukan
proses penyampaian maksud dari dilaksanakannya upacara balian tersebut
menggunakan wadah yang berisi arang dan dupa kepada roh nenek moyang
yang disebut dengan besoyong sehingga menimbulkan suasana yang sacral.

 Kemudian seorang mulung menari sambil memegang daun merah mengitari


sesajian yang telah di letakkan dan di gantung pada ibus/jus yaitu terdiri
dari kue 7 macam, daun sirih, beberapa batang rokok, kopi dan teh.
 Seorang mulung diiringi dengan alunan musik balian menari mengelilingi sesajian
sambil membaca mantra menggunakan bahasa paser yang disebut dengan
besoyong tujuannya untuk memohon diberikan kesembuhan bagi penderita sakit,
hal ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit atau membuang bala serta roh
jahat.

 Seorang mulung terus menari seperti tanpa sadar hingga akhirnya menuju pintu
keluar dan pada saat itu pula harus ada yang berjaga pada pintu tempat
keluarnya si mulung karena bisa saja si mulung tiba-tiba jatuh pingsan. Setelah
mulung mendekati arah pintu keluar pada saat itu juga alunan musik harus di
hentikan, pertanda bahwa upacara balian telah selesai.
 Yang terakhir yaitu tahap penutup. Setelah musik dihentikan maka prosesi
upacara balian telah berakhir, ketika pemelian sudah sadarkan diri maka
orang yang melakukan pengobatan dengan upacara balian tersebut
diharuskan unutk mengusap muka dengan air yang telah disediakan didalam
wadah, air tersebut memiliki arti sebagai pembuang penyakit yang berada di
dalam tubuh seseorang. Hal ini dilakukan dengan harapan semua penyakit dan
hal-hal buruk yang ada pada diri pasien dan keluarga akan hilang.
Pakaian,Tempat,dan Waktu diadakan

PAKAIA TEMPA
WAKTU
N T

Untuk orang dewasa Tempat pelaksanaan Bagi suku Dayak


yang bertindak acara adat Balian Maratus acara
sebagai balian dilaksanakan di tersebut dilaksanakan
(dukun) pada saat dalam balai setiap tahunnya.
penyelenggaraan kampung, Desa Riam
upacara memakai Adungan Kecamatan
pakaian baju hitam Kintap Kabupaten
dan celana panjang. Tanah Laut.
Manfaat Bagi Kesehatan
Manfaat dari upacara balian yaitu upaya penyembuhan dari pasien
sekaligus mengusir roh-roh halus yang mengganggu ketentraman hidup
manusia (Irawati, 2014). Pada pelaksanaan upacara balian terdapat tari
Gitang, tari gitang pada dasarnya merupakan tari mengusir roh jahat.
Selain itu, alat musik yang digunakan dalam tari Gitang dahulunya
dipandang menjadi alat musik yang mempunyai kekuatan magis dan
tidak sembarangan untuk ditabuh.
RITUAL
ADAT
BALIAN
Sebagian besar masyarakat suku paser meyakini
bahwa penyakit-penyakit yang menimpa mereka
datang dari mahkluk-makhluk halus yang sedang
marah sehingga diharuskan meminta kesembuhan
KEPERCAYAAN
kepada Ranying Hatala Langit (Leluhur). Selain
itu ritual pengobatan tradisional melalui upacara
balian dilakukan untuk menyembuhkan penyakit
masyarakat dari gangguan ilmu hitam, santet,
sihir, gendam, teluh, dan lain-lain.
Hal ini dilatarbelakangi kepercayaan masyarakat
Paser yang tetap mempertahankan ritual
penyembuhan dengan upacara balian karena
kepercayaan turun-temurun dan membudaya,
pertimbangan pengobatan alternatif, persepsi dan
pandangan hidup.
NILAI – NILAI
Acara ritual belian balaku untung memiliki nilai-
nilai maupun makna tersendiri bagi umat Hindu
Kaharingan, adapun sarana-prasana yang digunakan
sebagai beikut yaitu :
Palangka didirikan memakai tiang
bambu Haur Kuning dan diujung Sawang Untung sebanyak 1 (satu)

01 02
bagian atas dibuatkan pohon babua lilis lamiang, manas
Kalangkang tempat menyimpan sambelum, garanuhing, Tambak
gelas berisi air dan lampayung 7 (tujuh) susun. Tikar
tambak.Dibagian depan palangka rotan sebanyak 7 (tujuh) lapis.
dibuatkan Pasasar (serambi)
agak rendah sedikit dari lantai
Palangka.

Jumlah Ayam yang dikurbankan Orang yang menjadi teras


03 sebanyak 9 (Sembilan) s/d 15
(lima belas) ekor, diluar untuk
04 sawang sebanyak 9
(Sembilan) orang terdiri dari
sesajen bagi sangiang. laki-laki dan perempuan.
Piring saling dan sesajen
untuk saling semuanya
ditempatkan didalam
05 palangka dan sebagian dari
sesajen tersebut
06 Beras untuk penimbun
pangkal pohon.
ditempatkan pula diatas
mulut guci balanga yang
berada dibawah palangka.

07 wang berjumlah 7 (tujuh)


gantang.
08 Sebuah gantang berisi beras
dan sebuah bakul juga berisi
beras.
Jumlah tambak beras yaitu
09 sejumlah ayam kurban suci
upacara, diluar untuk
10 Sanggar kambungan.
tambak sangiang.

11 Pusun pinang yang sudah


digantung memakai sumpit.
12 Jumlah bungkusan beras
hambaruan yaitu sejumlah
tambak beras.
13 14
Jumlah ketupat yaitu Atap atau kampuh
sebanyak 49 (empat bagian atas palangka
puluh Sembilan) memakai kain putih
buah, begitu pula
lemangnya.
HUBUNGAN TRADISI BALIAN DENGAN ANTOPOLOGI KESEHATAN

Pandangan dan kepercayaan terhadap dunia gaib (magic) tidak bisa


dilepaskan dari corak pemikiran manusia, karena dunia magic merupakan salah
satu dimensi lain yang hadir dalam pemikiran dan kepercayaan manusia.
Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan
anggota masyarakatnya yang sakit. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang
menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat
antibiotik dan obat tersebut dapat mematikan kuman penyebab penyakit.
KESIMPULAN
Kesimpulannya upacara adat Balian ini harus tetap dipertahankan dan
di kembangkan agar tidak hilang, karena tidak semua penyakit
disebabkan oleh penyebab biologis, tidak dapat dipungkiri kadangkala
ada yang berhubungan dengan sesuatu yang gaib, sihir, ataupun roh
jahat. Jika budaya Balian dapat membantu beberapa daerah untuk
menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan
pengobatan medis, menurut saya tidak masalah karena setiap daerah
memiliki kepercayaan nya masing-masing, selama itu masuk ke dalam
hal positif.
Thanks!
Disusun oleh : Kelompok 1
1. Afina Dela Vega (P27820521002)
2. Mamluatun Ni’mah (P27820521027)
3. M. Yanuar Bagus F. (P27820521031)
4. M. Kamalul Kahfi (P27820521033)
5. Rahmalia Alia Farida (P27820521039)
6. Risa Nur Fadila (P27820521041)
7. Sekar Difa Ahwal R. (P27820521042)
8. Vellsa Zahrotul C. (P27820521047)

Anda mungkin juga menyukai