Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOMETRI EUCLID

KEKONGRUENAN SEGMEN GARIS DAN SUDUT

Disusun oleh:
Nia Aulia (23211012)
Farida Lestari (23211005)
Sesilia (23211010)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS, TEKNIK DAN TERAPAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Geometri Euclid yang berjudul “Kekongruenan Segmen
Garis dan Sudut” dengan waktu yang telah ditentukan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari makalah ini, kita sebagai calon
guru mampu memahami materi geometri euclid ini dan mampu menghasilkan peserta didik yang
berkualitas.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Garis dan Sudut................................................................................................................6
2.2 Kongruen........................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika. Geometri berasal dari bahasa Yunani
yaitu geo yang berarti bumi dan metria yang berarti ukuran. Dengan demikian geometri merupakan
studi ruang dan sistematisasi dari cara kita memandang ruang di sekitar kita. Geometri adalah salah
satu ilmu yang tertua, ilmu yang menyangkut geometri telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Lembah
Sungai Indus dan Babilon, sekitar 3000 SM. Pada awalnya geometri hanya menitikberatkan pada
jarak, luas, dan volume. Tetapi pada abad ke-3 SM, geometri telah diletakkan dalam aksioma Euclid
yang disebut Geometri Euclid. Geometri Euclid merupakan sebuah sistem matematik yang
disumbangkan oleh seorang ahli matematik Yunani bernama Euclid dari Alexanderia.

Geometri Euclid adalah pembelajaran geometri yang didasarkan pada definisi, teorema atau
aksioma ( titik, garis, dan bidang ) dan asumsi-asumsi dari seorang matematikawan Yunani yakni
Euclid. Euclid membuat pola deduktif secara komprehensif untuk membentuk geometri. Euclid
biasanya terkenal dengan pengaturan teorema secara logis, sehingga dapat menunjukkan ( diakui,
tidak selalu dengan ketelitian yang dituntut oleh matematika modern ) bahwa mereka harus mengikuti
dari lima aksioma sederhana. Geometri Euclid merupakan satu sistem aksioma, yang mana semua
teorema (“pernyataan benar” ) adalah diambil daripada satu bilangan aksioma-aksioma yang
terhingga. Pada permulaan buku Elements Yang pertama, Euclid memberikan lima postulat ( aksioma)
:

1. Apa-Apa dua titik boleh dihubungkan dengan satu garis lurus.


2. Apa-apa temberang garis lurus boleh dipanjangkan di dalam satu garis lurus.
3. Satu bulatan boleh dilukis dengan menggunakan satu garis lurus sebagai jejari dan satu lagi
titik hujung sebagai pusat.
4. Semua sudut serenjang adalah kongruen.
5. Postulat selari. Jika dua garis berselingan dengan yang ketiga dalam satu cara yang jumlah
sudut dalaman adalah kurang daripada satu lagi, maka dua garis ini mesti berselingan di atas
satu sama lain sekiranya dipanjangkan secukupnya.

Aksioma-aksioma ini menggunakan konsep-konsep berikut: titik, tembereng garis lurus


dan garis, sebagian daripada satu garis, bularan dengan jejari dan pusat, sudut serenjang,
kongruen, sudut-sudut dalaman dan serenjang, jumlah. Geometri Euclid hanya merupakan bentuk
awal saja

yaitu berupa titik dan garis, namun sejak Euclid mengemukakan postulatnya tersebut maka
berkembanglah bentuk– Bentuk geometri lainnya. Geometri tersebut terus berkembang menjadi
geometri data dan geometri ruang. Materi kesebangunan merupakan bagian dari materi geometri.
Materi ini merupakan materi pengembangan dari konsep sebelumnya yang meliputi materi garis
dan sudut, perbandingan, persamaan linear, aljabar, dan bangun datar

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :


1) Menjelaskan tentang kekongruenan segmen garis dan sudut

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :


1) Mengetahui pengertian garis dan sudut
2) Mengetahui kekongruenan segmen garis dan sudut
BAB II

PENBAHASAN

2.1 Garis dan Sudut

Garis Adalah bentuk geometri yang dilukiskan oleh sebuah titik yang bergerak dan garis hanya
memiliki satu dimensi yaitu panjang. Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-
titik pada dirinya. Kedudukan dua buah garis :

1. Garis sejajar
Posisi dua garis akan dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut berada di satu
bidang dan apabila kedua garis tersebut di perpanjang tidak akan bisa saling
berpotongan.
2. Garis berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila keduanya memiliki sebuah titik potong
atau dapat dikatakan sebagai titik persekutuan.
3. Garis berhimpit
Dua buah garis akan dikatakan berhimpit apabila kedua garis memiliki setidaknya
dua titik potong.
4. Garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan apabila keduanya tidak sejajar dan tidak berada
pada satu bidang.

Sifat kongruenan segmen garis

Dalil 1 : Sifat kongruen segmen garis adalah refleksi, simetri, dan transitif.
Refleksi : untuk setiap garis AB berlaku AB=AB

Simetri : Jika AB=CD, maka CD=AB

Transitif : Jika AB=CD, dan CD=EF maka AB=EF

Dalil 2 : Sebuah segmen garis dapat diperpanjang di kedua arah pada gambar dibawah dikatakan
bahwa titik D terletak pada perpanjangan segmen AB

Dalil 3 : melalui dua titik yang diberikan, hanya dapat dibuat satu garis, pada gambar diberikan titik A

dan B, hanya satu garis yang dapat dibuat melalui kedua titik itu.

Dalil 4 : dua garis tidak berpotongan pada lebih dari satu titik, pada gambar AEB dan CED
berpotongan di titik D dan tidak berpotongan dititik lain.

Dalil 5 : Jika terdapat sebuah titik pada suatu garis hanya dapat dibuat satu garis tegak lurus melalui
garis tersebut.
Dalil 6 : Untuk setiap dua titik berbeda, hanya ada satu bilangan real positif, yaitu panjang segmen
garis yang menghubungkan dua titik. Pada gambar, untuk titik A dan B yang berbeda, hanya ada satu
bilangan real positif diwakili oleh AB yang merupakan AB yaitu jarak titik A ke B

Dalil 7 : Jarak terpendek antara dua titik adalah panjang ruas garis yang menghubungkan dua titik itu.

Dalil 8 : Segmen garis memiliki satu dan hanya satu titik tengah. Pada gambar, segmen AB memiliki
titik tengah M dan ada titik tengah lain pada AB.

Sudut bidang terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu pada sebuah titikdan tidak terletak
dalam sebuah garis lurus. Sudut memiliki tiga bagian penting, yaitu:

1. Kaki sudut
Garis sinar yang membentuk sudut tersebut.
2. Titik sudut
Titik pangkal atau titik potong tempat berhimpitnya garis sinar.
3. Daerah sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki sudut.
Jenis-jenis sudut

 Sudut siku-siku, adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 90°

 Sudut lancip, adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 0° <D < 90°

 Sudut tumpul, adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 90°< D < 180°

 Sudut lurus, adalah sudut yang memiliki besar daerah sudut 180°

 Sudut refleksi, adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah sudut 180°< D < 360°

Hubungan antar sudut

 Sudut berpenyiku

Apabila ada dua buah sudut berhimpit dan membentuk sudut siku-siku, maka sudut yang satu akan
menjadi sudut penyiku bagi sudut yang lain.

<ABD + <DBC = 90°

 Sudut berpelurus
Apabila ada dua buah sudut yang berhimpitan dan saling membentuk sudut lurus maka sudut yang
satu akan menjadi sudut pelurus bagi yang lain.

<PQS + <SQT + <TQR = 180°

Hubungan Antar Sudut apabila Dua Garis Sejajar Dipotong oleh

Garis Lain

 Sudut Sehadap (sama besar)

Adalah sudut yang memiliki posisi sama dan besarnya pun sama. Pada gambar di atas, sudut sehadap
adalah : <A=<E , <B=<F , <C=<G , <D=<H

 Sudut Dalam Bersebrangan (sama besar)

Adalah sudut yang ada di bagian dalam dan posisinya saling bersebrangan. Pada gambar di atas sudut
dalam bersebrangan adalah : <C=<E , <D=<F

 Sudut Luar Bersebrangan (sama besar)

Adalah sudut yang berada di luar dan posisinya saling bersebrangan. Pada gambar di atas, sudut luar
bersebrangan adalah : <A=<G , <B=<H

 Sudut Dalam Sepihak

Adalah sudut yang berada di bagian dalam pada sisi yang sama, bila dijumlahkan sudut yang saling
sepihak akan membentuk sudut 180°. Pada gambar di atas adalah : <D + <E = 180° , <C + <F = 180°

 Sudut Luar Sepihak


Adalah sudut yang berada di luar dan berada pada sisi yang sama, bila dijumlahkan sudut yang saling
sepihak akan membentuk sudut 180°. Pada gambar di atas sudut luar sepihak adalah : <B + <G = 180°
, <A + <H =180°

 Sudut Bertolak Belakang (sama besar)

Adalah sudut yang posisinya saling bertolak belakang, pada gambar di atas sudut yang bertolak
belakang adalah : <A=<C , <B=<D , <E=<G , <F=<H

2.2 Kongruen

Kekongruenan dilambangkan dengan ≅u. Kedua benda dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan
ukuran yang sama.

1) Dua bangun datar yang kongruen

Pada kedua bangun di atas, panjang KL=PQ, panjang LM=QR, panjang MN=RS, panjang NK=SP.
Oleh karena itu, pada bangun KLMN dan PQRS adalah kongruen karena memiliki bentuk dan ukuran
yang sama.

2) Dua segitiga yang kongruen


Syarat dua segitiga yang kongruen adalah sebagai berikut :
 Tiga sisi yang bersesuaian sama besar(sisi, sisi ,sisi)

 Sudut dan dua sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
 Satu sisi diapit dan dua sudut yang bersesuaian sama besar(sudut, sisi, sudut)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, garis adalah sesuatu yang
mempunyai panjang tetapi tidak mempunyai lebar. Garis lurus adalah garis yang terletak
secara rata dengan titik-titik pada dirinya. Kedudukan dua garis meliputi, dua garis sejajar,
dua garis bersilangan, dua garis berpotongan, dan dua garis berhimpit. Sudut Bidang
terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu pada sebuah titik dan tidak terletak dalam
sebuah garis lurus. Jenis-Jenis sudut diantaranya, sudut siku-siku, sudut lancip, sudut tumpul,
sudut lurus, dan sudut refleksi. Kekongruenan dilambangkan dengan ≅. Kedua benda
dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang sama.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang strategi
pembelajaran, khususnya bagi para calon pendidik agar lebih mengerti tentang strategi
pembelajaran apa yang cocok dan efektif untuk diterapkan pada peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Juwita, E. R. (2012). Profil Abstraksi Siswa dalam Mengkonstruk Hubungan Antar Segitiga

(Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Rahayu, S. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal

Kesebangunan. JURNAL e-DuMath,2(1).

Wikipedia. Geometri Euclid. https://ms.wikipedia.org/wiki/Geometri_Euclid diakses pada

tanggal 28 September 2019

Anda mungkin juga menyukai