Kalkulus 4
Pertemuan 1
Ahmad Shulhany, S.Pd., M.Pd., M.Si.,
Buku Referensi
a. J. Douglas Faires and Richard Burden, “Numerical Methods”, Brooks Cole Publisher, Fourth Edition,
Utama)
b. Steven C. Chapra and Raymond P. Canale, “Numerical Methods for Engineer” Sixth Edition , 2009 (P
c. Erwin Kreyszig, Advanced Engineering Mathematics, 9-th edition, John Wiley & Sons, 2006.
d. Edward, C. H. and Penney, D. E., “Elementary Differential Equations with Boundry Value Problems”
Instrumen Penilaian
a. Ujian Akhir Semester, 20-25 Mei 2019, bobot 30%
b. Ujian Tengah Semester, Sekitar 25-30 Maret 2019, Bobot 30%
c. Tugas Harian dan kuis, bobot 20%
d. Ujian Lisan dan Kehadiran pada Ujian Lisan, bobot 20%
e. Tugas Tambahan (jika diperlukan)
A-: 80 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B+: 75 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B: 70 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B-: 65 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 <
A: 𝑁𝑁𝑁𝑁 ≥ 90 80 75 70
90 C+: 60 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < C: 56 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < D: 50 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < E: 𝑁𝑁𝑁𝑁 < 50
65 60 56
BAB I
METODE NUMERIK UNTUK
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
Tujuan Intruksional
a. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis persamaan diferensial.
b. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalah diferensial biasa secara numerik dengan
menggunakan metode Euler dan metode Heun
c. Mahasiswa mampu memecahkan beberapa permasalahan praktis dengan menggunakan metode
Euler dan metode Heun.
METODE NUMERIK
Telah dijelaskan pada mata kuliah Kalkulus 3, ada 3 (tiga) metode untuk
menyelesaikan suatu masalah dalam PD, yaitu metode analitik, metode numerik, dan
metode kualitatif. Beberapa metode analitik telah diajarkan pada Kalkulus 3, pada mata
kuliah Kalkulus 4, kita akan mempelajari metode numerik untuk memecahkan PD. Secara
singkat, metode numerik merupakan metode penyelesaian dengan menggunakan operasi
perhitungan. Hasil dari perhitungan metode numerik bukan hasil yang eksak, sehingga
perlu dilakukan proses yang berulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dalam pertemuan pertama, hanya akan dibahas tentang dua metode untuk
menyelesaikan PDB orde satu, yaitu Metode Euler dan Metode Heun.
METODE EULER
Metode Euler berasal dari definisi turunan. Pada kalkulus 1, kita telah mengenal
definisi di bawah ini:
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓 ′ (𝑥𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
Limit dihilangkan dengan tujuan diperoleh suatu formula hitungan numerik, diperoleh:
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓′(𝑥𝑥) ≈
ℎ
ℎ𝑓𝑓 ′ (𝑥𝑥) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) + ℎ𝑓𝑓′(𝑥𝑥)
Karena turunannya berupa fungsi 𝑥𝑥 dan 𝑦𝑦, maka diubah menjadi
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) + ℎ𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) atau
𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )
Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(4) jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 2𝑥𝑥 − 4𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(1) = 6
𝑑𝑑𝑑𝑑
Jawab:
Diketahui:
𝑥𝑥0 = 1
𝑦𝑦0 = 6
𝑥𝑥0 + ℎ = 4 sehingga ℎ = 3
Subtitusikan
𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )
𝑦𝑦(4) ≈ 𝑦𝑦(1) + 3. 𝑦𝑦(1,6)
𝑦𝑦(4) ≈ 6 + 3. [2.1 − 4.6] = 6 − 66 = −60
Sehingga, didapat
𝑦𝑦(4) ≈ −60
Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(3) dengan 3 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑥𝑥𝑦𝑦+𝑦𝑦
= dan 𝑦𝑦(0) = −2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑦𝑦+2𝑥𝑥
Jawab:
Diketahui:
𝑥𝑥0 = 0
𝑦𝑦0 = −2
𝑙𝑙 = 3 − 0 = 3
Jumlah iterasi 𝑛𝑛 = 3
𝑙𝑙 3
Lebar langkah ℎ= = =1
𝑛𝑛 3
Karena 3 iterasi, sehingga didapat 𝑥𝑥0 = 0, 𝑥𝑥1 = 1, 𝑥𝑥2 = 2, dan 𝑥𝑥3 = 3
Untuk 𝑥𝑥0 = 0 → 𝑦𝑦0 = −2
0.(−2)+(−2)
Untuk 𝑥𝑥1 = 1 → 𝑦𝑦1 = 𝑦𝑦(0) + 1. 𝑦𝑦(0, −2) = −2 + 1. � (−2)+2.0 � = −1
1.(−1)+(−1)
Untuk 𝑥𝑥2 = 2 → 𝑦𝑦2 = 𝑦𝑦1 + 1. 𝑦𝑦(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) = −1 + 1. � � = −3
−1+2.1
2.(−3)+(−3)
Untuk 𝑥𝑥3 = 3 → 𝑦𝑦3 = 𝑦𝑦2 + 1. 𝑦𝑦(𝑥𝑥2 , 𝑦𝑦2 ) = −3 + 1. � � = −12
−3+2.2
Sehingga didapat
𝑦𝑦(3) ≈ −12
Latihan:
1. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(8) dengan 6 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑒𝑒 2𝑥𝑥 + 3𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(5) = 2
𝑑𝑑𝑑𝑑
2. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(−4) dengan 4 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 3𝑥𝑥𝑥𝑥 + 3𝑥𝑥 2 dan 𝑦𝑦(−2) = 7
𝑑𝑑𝑑𝑑
METODE HEUN
Metode Heun merupakan metode yang berasal dari pengintegralan persamaan
diferensial dan aturan trapesium. Perhatikan alurnya
𝑦𝑦 ′ (𝑥𝑥) = 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
Integralkan kedua ruas dengan batas bawah 𝑥𝑥𝑟𝑟 dan batas atas 𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑥𝑥𝑟𝑟+1 𝑥𝑥𝑟𝑟+1
� 𝑦𝑦 ′ (𝑥𝑥) 𝑑𝑑𝑑𝑑 = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟 𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥) � 𝑥𝑥 = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑟𝑟 𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) − 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) = 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) + � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟
Dengan menggunakan aturan trapesium
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
ℎ
� 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑 ≈ [𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟 , 𝑦𝑦𝑟𝑟 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 , 𝑦𝑦𝑟𝑟+1 )]
𝑥𝑥𝑟𝑟 2
Didapat,
ℎ
𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟 , 𝑦𝑦𝑟𝑟 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 , 𝑦𝑦𝑟𝑟+1 )]
2
Atau
ℎ
𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ∗)]
2
𝑦𝑦1 ∗= 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )
Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(4) dengan 2 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑥𝑥𝑦𝑦+𝑦𝑦
= dan 𝑦𝑦(0) = −2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑦𝑦+2𝑥𝑥
Jawab:
Diketahui,
𝑥𝑥0 = 0
𝑦𝑦0 = −2
𝑛𝑛 = 2
𝑙𝑙 = 4 − 0 = 4
𝑙𝑙 4
ℎ= = =2
𝑛𝑛 2
Karena 3 iterasi sehingga didapat, 𝑥𝑥0 = 0, 𝑥𝑥1 = 2, 𝑥𝑥2 = 4.
Untuk 𝑥𝑥0 = 0 → 𝑦𝑦0 = −2
Untuk 𝑥𝑥1 = 2 → 𝑦𝑦1 ∗= 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) = 𝑦𝑦(0) + 2. 𝑦𝑦(0, −2)
0(−2)+(−2)
= −2 + 2. � (−2)+2.0 � = 0
ℎ 2
𝑦𝑦1 = 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ∗)] = −2 + [𝑓𝑓(0, −2) + 𝑓𝑓(2,0)]
2 2
2(0)+(2)
= −2 + �1 + � �� = −2 + 1,5 = −0,5
0+2.2
Latihan:
1. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(5) dengan 2 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑥𝑥 2 𝑦𝑦 − 𝑦𝑦 2 dan 𝑦𝑦(3) = 2
𝑑𝑑𝑑𝑑
2. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(−3) dengan 3 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 3𝑥𝑥 − 2𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(0) = 4
𝑑𝑑𝑑𝑑