Anda di halaman 1dari 7

Bahan Kuliah

Kalkulus 4
Pertemuan 1
Ahmad Shulhany, S.Pd., M.Pd., M.Si.,

PENGENALAN MATA KULIAH


KALKULUS 4

Identitas Mata Kuliah


Nama Program Studi : Teknik Sipil
Nama Matakuliah : Kalkulus 4
Kode Matakuliah : TSP614202
Kelompok Matakuliah : Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
Bobot sks : 2 (Dua) SKS
Jenjang : S1 (Sarjana)
Semester : 4 (Empat)
Prasyarat :-
Status (wajib/ pilihan) : Wajib
Nama dosen : Ahmad Shulhany S.Pd., M.Pd., M.Si.,

Tujuan Mata Kuliah


Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan:
a. Mempunyai pengalaman dalam menggunakan konsep-konsep persamaan diferensial.
b. Mempunyai keterampilan teknis yang didukung oleh konsep, rumus, teknik,
penalaran, dan pemahaman yang sesuai.
c. Dapat berpikir secara kritis, logis, dan sistematis dalam menyelesaikan masalah
persamaan diferensial.
d. Mempunyai kreativitas dalam memecahkan masalah-masalah kalkulus.
e. Mempunyai kemampuan membaca, dan menggunakan informasi secara mandiri dari
sumber-sumber belajar, seperti buku teks, dengan tujuan menyelesaiakn
permasalahan yang terkait.
f. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan hasil pemikiran dan pekerjaannya secara
lisan atau tulisan.
g. Memiliki kemampuan bekerja dengan konsep-konsep persamaan diferensial.

Materi Kalkulus 4 Teknik Sipil


a. Metode numerik untuk persamaan diferensial biasa
1. Metode Euler
2. Metode Heun
3. Metode titik tetap
4. Metode Taylor
5. Metode Runge-Kutta
6. Metode PDB tingkat tinggi
7. Ekstrapolasi Richardson
8. Metode Adam-Basforth-Moulton
9. Metode Milne-Simpson
10. Metode Hamming
b. Metode numerik untuk persamaan diferensial parsial
1. Metode untuk PDP eliptik
2. Metode untuk PDP hiperbolik
3. Metode untuk PDP parabolik
4. Metode beda hingga
5. Metode Crank-Nicolson
6. Metode Bender-Schmidt
7. Metode Gauss Seidel
8. Metode Lax Wendroff
9. Metode Wendroff
10. Metode Leapfrog
c. Transformasi Laplace
1. Transformasi
2. Transformasi invers
3. Linearitas
4. Pergeseran-𝑠𝑠
5. Transformasi turunan dan integral
6. Transformasi Laplace untuk menyelesaikan persamaan diferensial
d. Deret Fourier
1. Deret dengan 𝑃𝑃 = 2𝐿𝐿
2. Deret dengan 𝑃𝑃 = 2𝜋𝜋
3. Fungsi ganjil
4. Fungsi genap
e. Aplikasi persamaan diferensial (Pengayaan)
1. Penurunan dan kenaikan jumlah penduduk
2. Perubahan polutan di kolam
3. Gerak jatuh partikel dalam fluida
4. Kolam retensi pengendali banjir
5. Aliran berubah lambat laun
6. Lintasan gerak bola golf, bisbol, dll
7. Dinamika benda/struktur
8. Konsolidasi tanah
9. Distribusi tanah dan polutan
10. Aliran air tanah
11. Getaran benda
12. Masalah lalu lintas di jalan raya
13. Gerakan polutan di sungai atau air tanah
14. Gelombang

Buku Referensi
a. J. Douglas Faires and Richard Burden, “Numerical Methods”, Brooks Cole Publisher, Fourth Edition,
Utama)
b. Steven C. Chapra and Raymond P. Canale, “Numerical Methods for Engineer” Sixth Edition , 2009 (P
c. Erwin Kreyszig, Advanced Engineering Mathematics, 9-th edition, John Wiley & Sons, 2006.
d. Edward, C. H. and Penney, D. E., “Elementary Differential Equations with Boundry Value Problems”
Instrumen Penilaian
a. Ujian Akhir Semester, 20-25 Mei 2019, bobot 30%
b. Ujian Tengah Semester, Sekitar 25-30 Maret 2019, Bobot 30%
c. Tugas Harian dan kuis, bobot 20%
d. Ujian Lisan dan Kehadiran pada Ujian Lisan, bobot 20%
e. Tugas Tambahan (jika diperlukan)

Interval Huruf Mutu

A-: 80 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B+: 75 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B: 70 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < B-: 65 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 <
A: 𝑁𝑁𝑁𝑁 ≥ 90 80 75 70
90 C+: 60 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < C: 56 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < D: 50 ≤ 𝑁𝑁𝑁𝑁 < E: 𝑁𝑁𝑁𝑁 < 50
65 60 56
BAB I
METODE NUMERIK UNTUK
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Tujuan Intruksional
a. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis persamaan diferensial.
b. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalah diferensial biasa secara numerik dengan
menggunakan metode Euler dan metode Heun
c. Mahasiswa mampu memecahkan beberapa permasalahan praktis dengan menggunakan metode
Euler dan metode Heun.

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA


Persamaan diferensial (PD) merupakan persamaan yang berisi fungsi dan turunan-
turunannya. Persamaan diferensial dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Persamaan diferensial biasa (PDB). PDB merupakan PD yang berisi fungsi satu
variabel dan turunan-turunannya. Secara umum, ditulis:
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝐹𝐹(𝑥𝑥, 𝑦𝑦, 𝑦𝑦 ′ , 𝑦𝑦", … ) = 0
2. Persamaan diferensial parsial (PDP). PDP merupakan PD yang berisi fungsi dua
variabel atau lebih dan turunan-turunannya. Contoh:
Secara umum, PDP orde dua dapat ditulis:
𝑢𝑢 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
𝐹𝐹�𝑥𝑥, 𝑦𝑦, 𝑢𝑢, 𝑢𝑢𝑥𝑥 , 𝑢𝑢𝑦𝑦 , 𝑢𝑢𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝑢𝑢𝑥𝑥𝑥𝑥 , 𝑢𝑢𝑦𝑦𝑦𝑦 � = 0
Latihan:
Tentukanlah apakah PD di bawah ini merupakan PDB atau PDP dan tentukan juga
variabel bebas dari tiap PD.
1. 3𝑢𝑢" − 5𝑑𝑑 = 0
2. 𝑣𝑣𝑥𝑥 + 5𝑣𝑣𝑦𝑦𝑦𝑦 = sin(𝑥𝑥)
3. 𝑢𝑢𝑥𝑥𝑥𝑥 − 𝑢𝑢𝑦𝑦 = 𝑒𝑒 2𝑥𝑥
4. 𝑚𝑚" − 4𝑚𝑚 = 7𝑢𝑢

METODE NUMERIK
Telah dijelaskan pada mata kuliah Kalkulus 3, ada 3 (tiga) metode untuk
menyelesaikan suatu masalah dalam PD, yaitu metode analitik, metode numerik, dan
metode kualitatif. Beberapa metode analitik telah diajarkan pada Kalkulus 3, pada mata
kuliah Kalkulus 4, kita akan mempelajari metode numerik untuk memecahkan PD. Secara
singkat, metode numerik merupakan metode penyelesaian dengan menggunakan operasi
perhitungan. Hasil dari perhitungan metode numerik bukan hasil yang eksak, sehingga
perlu dilakukan proses yang berulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dalam pertemuan pertama, hanya akan dibahas tentang dua metode untuk
menyelesaikan PDB orde satu, yaitu Metode Euler dan Metode Heun.
METODE EULER
Metode Euler berasal dari definisi turunan. Pada kalkulus 1, kita telah mengenal
definisi di bawah ini:
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓 ′ (𝑥𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
Limit dihilangkan dengan tujuan diperoleh suatu formula hitungan numerik, diperoleh:
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓′(𝑥𝑥) ≈

ℎ𝑓𝑓 ′ (𝑥𝑥) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) + ℎ𝑓𝑓′(𝑥𝑥)
Karena turunannya berupa fungsi 𝑥𝑥 dan 𝑦𝑦, maka diubah menjadi
𝑓𝑓(𝑥𝑥 + ℎ) ≈ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) + ℎ𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) atau
𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )

Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(4) jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 2𝑥𝑥 − 4𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(1) = 6
𝑑𝑑𝑑𝑑
Jawab:
Diketahui:
𝑥𝑥0 = 1
𝑦𝑦0 = 6
𝑥𝑥0 + ℎ = 4 sehingga ℎ = 3
Subtitusikan
𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )
𝑦𝑦(4) ≈ 𝑦𝑦(1) + 3. 𝑦𝑦(1,6)
𝑦𝑦(4) ≈ 6 + 3. [2.1 − 4.6] = 6 − 66 = −60
Sehingga, didapat
𝑦𝑦(4) ≈ −60

Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(3) dengan 3 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑥𝑥𝑦𝑦+𝑦𝑦
= dan 𝑦𝑦(0) = −2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑦𝑦+2𝑥𝑥
Jawab:
Diketahui:
𝑥𝑥0 = 0
𝑦𝑦0 = −2
𝑙𝑙 = 3 − 0 = 3
Jumlah iterasi 𝑛𝑛 = 3
𝑙𝑙 3
Lebar langkah ℎ= = =1
𝑛𝑛 3
Karena 3 iterasi, sehingga didapat 𝑥𝑥0 = 0, 𝑥𝑥1 = 1, 𝑥𝑥2 = 2, dan 𝑥𝑥3 = 3
Untuk 𝑥𝑥0 = 0 → 𝑦𝑦0 = −2
0.(−2)+(−2)
Untuk 𝑥𝑥1 = 1 → 𝑦𝑦1 = 𝑦𝑦(0) + 1. 𝑦𝑦(0, −2) = −2 + 1. � (−2)+2.0 � = −1
1.(−1)+(−1)
Untuk 𝑥𝑥2 = 2 → 𝑦𝑦2 = 𝑦𝑦1 + 1. 𝑦𝑦(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) = −1 + 1. � � = −3
−1+2.1
2.(−3)+(−3)
Untuk 𝑥𝑥3 = 3 → 𝑦𝑦3 = 𝑦𝑦2 + 1. 𝑦𝑦(𝑥𝑥2 , 𝑦𝑦2 ) = −3 + 1. � � = −12
−3+2.2
Sehingga didapat
𝑦𝑦(3) ≈ −12

Latihan:
1. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(8) dengan 6 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑒𝑒 2𝑥𝑥 + 3𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(5) = 2
𝑑𝑑𝑑𝑑
2. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(−4) dengan 4 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 3𝑥𝑥𝑥𝑥 + 3𝑥𝑥 2 dan 𝑦𝑦(−2) = 7
𝑑𝑑𝑑𝑑

METODE HEUN
Metode Heun merupakan metode yang berasal dari pengintegralan persamaan
diferensial dan aturan trapesium. Perhatikan alurnya
𝑦𝑦 ′ (𝑥𝑥) = 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
Integralkan kedua ruas dengan batas bawah 𝑥𝑥𝑟𝑟 dan batas atas 𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑥𝑥𝑟𝑟+1 𝑥𝑥𝑟𝑟+1
� 𝑦𝑦 ′ (𝑥𝑥) 𝑑𝑑𝑑𝑑 = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟 𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥) � 𝑥𝑥 = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑟𝑟 𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) − 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) = � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟
𝑥𝑥𝑟𝑟+1
𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) = 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) + � 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑥𝑥𝑟𝑟
Dengan menggunakan aturan trapesium
𝑥𝑥𝑟𝑟+1

� 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑 ≈ [𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟 , 𝑦𝑦𝑟𝑟 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 , 𝑦𝑦𝑟𝑟+1 )]
𝑥𝑥𝑟𝑟 2
Didapat,

𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥𝑟𝑟 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟 , 𝑦𝑦𝑟𝑟 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥𝑟𝑟+1 , 𝑦𝑦𝑟𝑟+1 )]
2
Atau

𝑦𝑦(𝑥𝑥0 + ℎ) ≈ 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ∗)]
2
𝑦𝑦1 ∗= 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 )

Contoh:
Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(4) dengan 2 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑥𝑥𝑦𝑦+𝑦𝑦
= dan 𝑦𝑦(0) = −2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑦𝑦+2𝑥𝑥
Jawab:
Diketahui,
𝑥𝑥0 = 0
𝑦𝑦0 = −2
𝑛𝑛 = 2
𝑙𝑙 = 4 − 0 = 4
𝑙𝑙 4
ℎ= = =2
𝑛𝑛 2
Karena 3 iterasi sehingga didapat, 𝑥𝑥0 = 0, 𝑥𝑥1 = 2, 𝑥𝑥2 = 4.
Untuk 𝑥𝑥0 = 0 → 𝑦𝑦0 = −2
Untuk 𝑥𝑥1 = 2 → 𝑦𝑦1 ∗= 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) = 𝑦𝑦(0) + 2. 𝑦𝑦(0, −2)
0(−2)+(−2)
= −2 + 2. � (−2)+2.0 � = 0
ℎ 2
𝑦𝑦1 = 𝑦𝑦(𝑥𝑥0 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥0 , 𝑦𝑦0 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ∗)] = −2 + [𝑓𝑓(0, −2) + 𝑓𝑓(2,0)]
2 2

2(0)+(2)
= −2 + �1 + � �� = −2 + 1,5 = −0,5
0+2.2

Untuk 𝑥𝑥2 = 4 → 𝑦𝑦2 ∗= 𝑦𝑦(𝑥𝑥1 ) + ℎ𝑦𝑦(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) = 𝑦𝑦(2) + 2. 𝑦𝑦(2; −0,5)


2(−0,5)+(−0,5)
= −0,5 + 2. � (−0,5)+2.(2) � = −0,642
ℎ 2
𝑦𝑦2 = 𝑦𝑦(𝑥𝑥1 ) + [𝑓𝑓(𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) + 𝑓𝑓(𝑥𝑥2 , 𝑦𝑦2 ∗)] = −0,5 + [𝑓𝑓(−2; −0,5) + 𝑓𝑓(4, −0,642)]
2 2
4(−0,642)+(−0,642)
= −0,5 + �−0,428 + � (−0,642)+2.4
�� = −0,5 + (−0,864) = −1,364
Sehingga didapat, 𝑦𝑦(4) ≈ −1,364

Latihan:
1. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(5) dengan 2 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑥𝑥 2 𝑦𝑦 − 𝑦𝑦 2 dan 𝑦𝑦(3) = 2
𝑑𝑑𝑑𝑑
2. Tentukan nilai dari 𝑦𝑦(−3) dengan 3 iterasi jika diketahui
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 3𝑥𝑥 − 2𝑦𝑦 dan 𝑦𝑦(0) = 4
𝑑𝑑𝑑𝑑

Anda mungkin juga menyukai