PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penerapan KKNI bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2018, dimana kurikulum
KKNI ini menuntut mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam mengembangkan ide dan
kreativitasnya. Dalam system KKNI ini, para mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan 6
macam tugas yaitu, Tugas Rutin, Critical Book Report, Critical Journal Review, Mini Riset,
Rekayasa Ide dan Project. Dalam kesempatan ini saya akan membahas tugas critical journal
review kalkulus.
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang berarti bumi dan
tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah
hidup.Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik
(political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical
politic, disingkat geopolitik
B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
2. Untuk melatih mahasiswa agar terbiasa membaca journal
3. Untuk melatih kemampuan mahasiswa mengkritik karya ilmiah
C. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dan informasi dari journal yang dibaca
2. Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sebuah karya ilmiah
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. IDENTITAS JURNAL
1. JURNAL I
2. JURNAL II
B. RINGKASAN JURNAL
I. JURNAL I
Wawasan Nusantara adalah cara pandang sebuah bangsa tentang dirinya ditengah-tengah
lingkungan strategis yang bergerak serba cepat dan dinamik, agar bangsa tersebut tetap eksis dan
survife. Pengertian lain dari wawasan nusantara secara termininologi wawasan nusantara
diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strategiknya yang
berubah serba dinamik dengan mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang
hidup, idealisme, falsafah Negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup
dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya saingnya. Menurut
M.Panggabean (1979 : 349) wawasan nusantara adalah doktrin politik bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi,
teknologi dan kemungkinan strategik yang tersedia. Dengan perkataan lain, wawasan Nusantara
adalah geopolitik Indonesia. Dan nilai yang terkandung didalam wawasan nusantara telah
diintegrasikan didalam lima aspek secara intern yaitu kesatuan wilayah, kesatuan bangsa,
kesatuan ekonomi, kesatuan budaya, dan kesatuan pertahanan sedangkan untuk ekstern nilai
integrasi itu diusahakan dengan ikut mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Memperhatikan proses pertumbuhan itu, nyata benar bahwa wawasan nusantara tersebut
masih terikat kepada konsepsi-konsepsi kekuatan. Oleh sebab itu, pemikiran-pmikiran yang kini
sedang berkembang jelas mengarah kepada usaha untuk dapat menyusun dan merumuskan“
Wawasan Nusantara” sebagai suatu “Wawasan Nasional”, yang tidak hanya diperuntukkan bagi
Hankamnas saja, melainkan yang dapat menyeluruh meliputi “segenap segi kehidupan nasional”,
hingga dapat mendasari konsepsi ketahanan nasional. Demikianlah tumbuh pemikiran-pemikiran
dan pengkajian mengenai wawasan nusantara sebagai salah satu aspek daripada falsafah hidup
nasional kita, yang berisi dorongan-dorongan dan rangsangan-rangsangan untuk mencapai tujuan
serta aspirasi-aspirasi nasional kita.
Wawasan nusantara adalah Geopolitik Indonesia, berwawasan dua arah yaitu keluar dan
kedalam. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 menetapkan nilai instrinstik yang mendasari
wawasan nusantara yang nilai integrasi yang di tujukan pada kehidupan internal bangsa maupun
kehidupan antar bangsa. Sebagai geopolitik Indonesia, wawasan nusantara memawas Negara
Indonesia dari sudut pandang, yaitu (1) Negara sebagai wilayah, (2) Negara dalam pengertian
rakyat yang hidup dalam wilayah itu, (3) Negara sebagai kehidupan masyarakat, (4) negara
sebagai suatu penyelenggaraan rumah tangga, dan ( 5) Negara sebagai penjamin kelangsungan
hidup dirinya.
Kini, berbekal kemenangan di Mahkamah Internasional atas Pulau Sipadan dan Pulau
Ligitan, Malaysia kembali "memperkuat" klaimnya sesuai dengan peta tahun 1979 yang mereka
buat sendiri, yang memang sudah memasukkan Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah
kedaulatannya. Pemberian hak eksplorasi kepada Shell itu, mereka nyatakan sebagai bentuk dari
pelaksanaan hak kedaulatan mereka di perairan sebelah timur Kalimantan Timur tersebut.
Kesatuan.
Potensi yang dimiliki oleh setiap daerah diIndonesia tidak merata dimana ada daerah-
daerah yang potensi alamnnya tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya, untuk itu
pemerintah harusnya memperlakukan daerah yang kurang mampu menghidupi masyarakatnya
dilakukan dengan subisi silang pada daerah tersebut. Hal ini dilakukan untuk membina kesatuan
wilayah yang ada diIndonesia
Upaya yang dilakukan dalam rangkah memperkokoh kadar pemaham Wawasan
Nusantara.
Upaya yang yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk memahami
eksistensi negara Indonsia sebagai negara kepulauan dengan batas-batas wilayah sebagaimana
yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda yang telah menyatukan wilayah laut In dosnesia dengan
tidak lagi memberi ruang pada kantong-kantong laut internasioanl yang berada diantara pulau-
pulau Indonesia.
Pendidikan Formal.
Sosilisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan lewat pendidikan non
formal, dimana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan kebangsaan dengan tujuan
agar supaya semua komponen warga Negara Indonesia mengenal batas-batas wilayah laut atau
perairan dan darat, udara Indonesia. Semua ini dilakukan supaya perjuangan para pendiri negara
yang telah berusaha mencapai batas-batas territorial wilayah Indonesia dapat dipertahankan
perjuangan oleh generasi sekarang ini. karena ditangan generasi sekarang inilah negara Indonsia
akan tetap eksis sepanjang masa. Kesadaran pemahaman wawasan nusantara dapat
menghilangkan rasa kedaeraan yang sering muncul dalam diri kita, oleh karenanya setelah kita
mengenal bahwa seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini adalah satu kesatuan akan dapat
memperkokoh semangat nasionalime kita terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia.
Kesimpulan.
daerah yang sempit yang memunculkan sikap etnosentrisme pada masyarakat lokal, semua ini
menjadi penghambat membangun semangat nasionalisme. Ketiga, Kondisi pemahaman wawasan
nusantara yang diharapkan kepada warga Negara Indonesia lebih khusus kepada pihak
pemerintah agar supaya dapat mencintai dan mempertahankan keutuhan sebagai Negara
kepulauan adalah khusus dibidang Persatuan Indonesia.
II. JURNAL II
Pendahuluan
Dalam mewujudkan tujuan nasional banyak mengalami kendala, baik dalam tataran
konsep maupun implementasinya. Pada tataran konsep tidak adanya kata sepakat antara
perkataan dan perbuatan di antara para elit politik. Contoh kongkrit konsep ekonomi liberal,
ekonomi kerakyatan dan perwujudan Welfare State (negara kesejahteraan). Konsep ekonomi
liberal mengutamakan kepentingan pasar bebas dan merupakan salah satu varian dari
kapitalisme yang terdiri dari merkantilesme, liberaliseme, dan keynesianisme dan
neoliberalisem yang merupakan upaya untuk mengoreksi kelemahan dalam liberalisme
(Revrisond Baswir, KR, 17 Mei 2009; 1).
(1) Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain
menunjukkan kegiatan untuk mengetahi serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. penglihatan atau tanggap indrawi, Wawasan juga
mempunyai pengertian menggabarkan cara pandang, cara tinjau, cara melihat atau
cara tanggap incrawi.
(2) Nasional menunjukkan kata sifat, ruang lingkup, bentuk kata yasng berasal dari
istilah nation berarti bangsa yang telah mengidentiikasikan diri ke dalam kehidupan
bernegara atau secara singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara.
(3) Nusantara, istilah ini dipergunakan untuk menggambarkann kesatuan wilayah
perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di atara Samodra Pasifik dan
Samodra Indonesia, serta di antara Benua Asia Benua Australia.
(4) Wawasan Nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya . Wawasan merupakan penjabaran dari falsafat bangsa Indonesia
sesaui dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya.
Esensinya; bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta
kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Bagaimana bangsa tersebut memandang diri dan lingkungannya. `Dengan demikian
Waasan Nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya
Wawasan nusantara sebagai “cara pandang” bangsa Indonesia yang melihat Indonesia
sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam merupakan landasan dan dasar
bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan segala masalah dan hekikat ancaman yang timbul
baik dari luar maupun dari dalam segala aspek kehidupan bangsa. Sebagai landasan kerja bagi
penyelenggaraan dan pembinaaan hidup kebangsaan serta hidup kenegaraan perlu didasari oleh
GBHN sebagai produk MPR (pasal 3 UUD 1945) dan APBN sebagai produk legeslatif dan
eksekutif (pasal 23 ayat 1 UUD 1945). Salah satu manfaat yang paling nyata dari penerapan
wawasan nusantara adalah di bidang politik, khususnya di bidang wilayah.
Pertambahan luas ruang hidup tersebut di atas menghasilkan sumber daya alam yang
cukup besar bagi kesejahteraan bangsa, mengingat bahwa minyak, gas bumi, dan mineral lainnya
banyak yang berada di dasar laut, baik di lepas pantai (off shore) maupun di laut dalam.
Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional, termasuk tentangga
dekat kita, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India, Australia, dan Papua Nugini
yang dinyatakan dengan persetujuan yang menyangkut laut teritorial maupun landas kontinen.
Persetujuan tersebut dapat dicapai karena Indonesia dapat memberikan akomodasi kepada
kepentingan negara-negara tetangga antara lain bidang perikanan (traditional fishing right) dan
hak lintas dari Malaysia Barat ke Malaysia Timur atau sebaliknya.
Kebijakan politik untuk mengamankan wilayah perbatasan belum seperti diharapkan, hal
ini terbutkti banyak walayah yang tidak dirurus oleh Jakarta sehingga diklaim oleh negara
tentangga seperti diungkapkan oleh Siswono (2005: 4) “ Tahun-tahun ini kita dirisaukan oleh
berita tentang rapuhnya batas-batas wilayah NKRI. Setelah Pulau Pasir di Wilayah Timor diakui
milik Austsralia dan kita menerimanya, Sipadan dan Ligitan diputuskan Mahkamah Internasional
menjadi milik Malaysia, tapal batas di Kalimantan digeser hingga 800 meter, pekerja pembuat
Mercusuar di Ambalat diintimidasi polisi perairan Malaysia. Lalu lintas batas yang bebas,
nelayan-nelayan asing yang mencuri ikan hingga merapat ke pantai-pantai Sumatra (pulau-pulau
Rondo di Aceh dan Sekatung di Riau). Semua itu menunjukkan betapa lemahnya negara kita
dalam menjaga batas luar wilayah NKRI” (Kompas, 20 April 2005: 4).
Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangan
berbeda atau persepsi berbeda. Untuk itu pemerintah Indonesia telah mempunyai rumusan dalam
konsep pandangan nasional yang komprehensif dan integral dalam bentuk wawasan nusantara.
Wawasan ini akan memberikan konsepsi yang sama pada peserta didik tentang visi ke depan
bangsa Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan persatuan, sehingga akan menghasilkan
integrasi nasional.
Secara teoretis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan perasaan keterikatan pada
suatu pranata dalam suatu lingkup teritorial guna memenuhi harapan-harapan yang bergantung
secara damai di antara penduduk. Secara etimologis, integrasi berasal dari kata integrate, yang
artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kata bendanya integritas
berarti utuh.
Integrasi mempunuyai pengertian “to combine (part) into a whole” atau “to complate
(something thet is imperfec or incomplete) by adding parts” dan “to bring or come into equality
by the mexing of group or races”. Secara teoritis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan
keterkaitan antar bagian yang menjadi satu. Oleh karena itu, pengertian integrasi adalah
membuat unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan utuh. Integrasi berarti menggabungkan
seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga
membentuk kesatuan yang harmonis dalam kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang
bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. Integrasi nasional merupakan hal yang didambakan
yang dapat mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama (SARA). Kebhinekaan ini
merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling menerima dan
menghormati dalam wadah NKRI.
Penutup
WawasanNusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi
seluruh warga negara Indonesia. Perbedaan persepsi, perbedaan pendapat, dan freksi-freksi antar
kelompok dalam konteks sosologis, politis serta demokrasi dianggap hal yang wajar dan sah-sah
saja. Hal di atas justru diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif,
sinergis, untuk saling menyesuaikan menuju integrasi. Suatu pantangan yang harus dihindari
adalah perbuatan, tindakan yang melanggar norma-norma etika, moral, nilai agama atau tindakan
anarkis menuju ke arah disintegrasi bangsa. Namun demikian wawasan normatif, wawasan yang
disepakati bersama perlu dimengerti, dipahami di sosialisasikan bahwa Nusantara sebagai
kesatuan kewilayahan, kesatuan IPOLEKSOSBUD-HANKAM tidak dapat ditawar lagi, tidak
dapat diganggu gugat sebagai harga mati yang normatif. Dengan persepsi yang sama diharapkan
dapat membawa bangsa menuju kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita
nasional. Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan bersama
akan merugikan kesatuan, kebersamaan dan keserasian sehingga menimbulkan gejolak sosial
yang dapat merugikan bangsa keseluruhan sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.
Perilaku koropsi, mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab, tidak sungguh-
sungguh dalam menjalankan tugas akan mengakibatkan perilaku bunuh diri bersama-sama.
Negara yang tidak bisa menyamakan persepsi atau pandangan yang sama akan minimbulkan
konflik yang berlarut-larut sehingga menghasilakan bangsa yang gagal.
Pembinaan dan sosialisasi Wawasan Nusantara sangat penting bagi negara bangsa karena
dapat menghasilkan Ketahanan Nasional. Daya tahan yang kuat bagi sauatu bangsa dan kerja
sama yang sinergis antar bidang (IPOLEKSOSBUD-HANKAM) yang diusahakan terus menurus
dapat menghasilkan integrasi nasional yang utuh menyeluruh.
BAB III
PEMBAHASAN
II. JURNAL II
a. Jurnal ini memberikan tujuan dari penelitian
b. Jurnal ini memaparkan beberapa pendapat para ahli
c. Jurnal ini hanya berisi materi, bukan penelitian
d. Jurnal ini tidak menjelaskan metode penelitian
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dengan mengkritik jurnal ini saya bisa terbiasa dan melatih kemampuan
mengkritik dan menganalisis suatu karya ilmiah
2. Menambah pengetahuan lebih mendalam tentang materi ini
3. Mengetahui bahwa dari kedua jurnal sama sama memiliki kelebihan dan
kekurangan
B. SARAN
Sebaiknya para penulis lebih meringkas lagi tulisan-tulisan yang dipikir kurang perlu
agar jurnal ini tidak berisikan terlalu banyak dan penuh tulisan.