Anda di halaman 1dari 5

BAB1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa , yang terdiri dari 2 fase yaitu fase prasenium yang

berusia 55-65 tahun, dan fase semium yang berusia lebih dari 65 tahun (Nugroho,2009). Seiring

dengan proses penuaan pada lansia maka akan terjadi perubahan perubahan pada sistem sistem

tubuh lansia diikuti dengan permasalahan kesehatan terutama secara degenerative yang

berdampak pada diri manusia itu sendiri. Akibat menurunnya jaringan tubuh untuh mempertankan

strutur dan fungsi normalnya, perubahan tersebut mengakibatkan munculnya berbagai macam

ganguan ataupun penyakit yang biasanya muncul antara lain hypertensi dan remautik (Astuti,2010).

Gout arthritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi asam urat

di dalam plasma. Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan

metabolism purin ( Helmi ZR dalam E-jurnal keperawatan Vol 3 No 3, 2015). Gout arthritis

berhubungan erat dengan ganguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat

dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Kekambuhan Gout Arthritis sering terjadi secara mendadak dan

terasa nyeri pada sendi jari kaki maupun tangan dan sering terjadi pada malam hari ( Junaidi, 2013)

Gout Arthritis merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang beredar di dalam

tubuh manusia akan di produksi sendiri oleh tubuh, gout merupakan bentuk umum dari arthritis yang

di tandai oleh deposisi monosodium urat MSU (Washington,2012). Monosodium urat MSU

merupakan penumpukan kristal kedalam cairan sonovial. Kekakuan dan rasa nyeri terus menurus
menyerang bagian sendi, sebagian pasien dapat diobati dengan rutin dengan obat oral, namun

serangan akut dapat terjadi secara berulang karena kristal MSU telah berada di dalam sendi dan bisa

mengakibatkan kerusakan artikular (Chih-Chen,2009). Gout sering menyerang wanita post

monopouse pada usia 50-60 tahun , serta laki laki yang berusia 30 -60 tahu( Padila 2013).

Berdasarkan hasil dari riset pada tahun 2013 prevalensi gout di Asia dalam satu decade terahir sekitar

13%-15% dan 1%-2%. Prevalensi gout artristis di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti

karena terbatasnya data yang tersedia. Sedangakan berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi

untuk penyakit gout arthritis sebesar 11,9%. (Riskesdas,2013). Gout mempengaruhi lebih dari 1%

populasi orang dewasa di dunia. Adapun factor yang menyebabkan kekambuhan pada penderita

rematik adalah gaya hidup yang tidak sehat, pengetahuan yang kurang tentang pencegahan

kekambuhan rematik dan pola makan.( Jimkesmas vol 2, 2018 )

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tetentu ( Notoatmojo, 2012). Pada umumnya peningkatan kadar asam urat dalam darah

memang tidak terlalu dirasakan tubuh , hal ini menyebabkan banyak dari lansia yang minim akan

pengetahuan dan mempunyai sikap acuh tentang kesehatan tubuhnya sendiri. Beberapa dari mereka

mengangap ini haya penyakit biasa dan beranggapan tanpa di obati pasti akan sembuh. Apabila lansia

sudah mengerti akan pengertian, penyebab dan pola makan atau diet yang tepat untuk penderita Gout

Arthritis maka akan membantu dalam mengurangi kandungan asam urat dalam darah ( Ranti , 2012)

Menurut penelitian yang dilakukan Lumunon ( 2015 ), yaitu penelitian hubungan antara status gizi

dengan gout arthritis pada lanjut usia di dapatkan adanya hubungan antara status gizi dengan gout

arthritis pada lansia dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Diantari (2012), yaitu peneleitian

untuk mencari pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50-60 tahun,
dari penelitian tersebut didapatkan adanya pengaruh asupan purin terhadap kadar asam urat

sedangakan sedangkan cairan tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan kadar asam urat.

Pola makan adalah factor yang penting yang berpengaruh pada status kesehatan dan kemampuan fisik

sesorang lanjut usia( Pirlich & lochs 2001 dalam Wiwik indraswari, 2012). Resiko kekambuhan asam

urat akan meningkat terlebih pola makan lansia yang tidak seimbang. Banyak makanan yang

mengandung purin yang di komsumsi akan memperbesar resiko kekambuhan rematik yang berujung

dengan gout arthritis hal ini dikarenakan menurunya daya tahan imunitas.(Sylvia ,2006).

Pola makan normal pada umunya mengandung 600-1000 mg purin perhari , lansia akan sulit

menghilangkan asupan purin ke dalam tubuh karena hampir semua bahan pangan terutama sumber

protein mengandung purin.(Jimkesmas vol 2, 2018)

B Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang penulis ungkapkan di latar belakang di atas, peneliti menyadari bahwa

masih terdapat lansia yang belum mengatahui tentang pola makan yang baik terhadap kekambuhan

gout atritis. Hal ini menunjukan bahwa lansia perlu diberikan informasi yang baik dalam mengatur

pola makan yang baik dan benar bagi penderita rematik.

C Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan tingkat Pengetahuan dan Pola Makan

Terhadap Kekambuhan Gout Arthritis Pada Lansia Di Puskemas Pringsewu .

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan lansia terhadap

kekambuhan gout arthritis.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pola makan lansia terhadap

kekambuhan gout arthritis

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pola makan terhadap kekambuhan

gout arthritis.

D Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dan pola makan terhadap

kekambuhan gout arthritis pada lansia yang akan di lakukan pada Juni 2019 di Puskemas Pringsewu

Dengan metode obeservasional ( non_eksperimental) dengan pendekatan analitik cross_sectional.

E Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan pengetahuan dan

pengalaman tentang Tingkat Pengetahuan dan Pola Makan Terhadap Kekambuhan Gout

Arthritis Pada Lansia Di Puskemas Pringsewu

b. Bagi Puskemas Pringsewu

Dengan hasil penelitian ini di harapkan Puskesmas Pringsewu dapat menjadikan penelitian ini

sebagai smber informasi dan menambah ilmu pengetahuan.

c. Bagi institusi pendidikan


Penelitian ini dapat di gunakan seebgai referensi bagi nstitusi pendidikan dalam memberikan

informasi kesehtan kepada msisiiwa keperawatan terkait pengetahuan dan pola makan pada

lansia terhadap kekambuhan gout artritis

Anda mungkin juga menyukai