SKRIPSI
YUNI KARTIKAWATI
1219002
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Npm : 1219002
iii
BAB I
KONSEP TEORI PENYAKIT
A. DEFINISI
[1,4,5]
Sampai saat ini, belum terdapat terapi antiviral spesifik dan vaksin dalam
penanganan COVID-19. Akan tetapi, beberapa terapi, seperti remdesivir,
dexamethasone, lopinavir-ritonavir, dan tocilizumab ditemukan memiliki efikasi
dalam penanganan COVID-19 dan sudah masuk dalam uji coba klinis obat. Pada
awal pandemi, beberapa medikamentosa lain, seperti chloroquine,
hydroxychloroquine, dan oseltamivir telah diteliti tetapi tidak menunjukkan
efektivitas terhadap COVID-19.
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
ginjal Feokromositoma
garam berlebih raga tahun
HIPERTENSI
Retensi
natrium
Oedem
Gangguan
keseimbangan
volume cairan
Sumber :
Tjokronegoro & Utama, 2001; Smeltzer & Bare, 2002; John,
2003; Sodoyo, 2006; Ruhyanuddin, 2007.
9
E. KOMPLIKASI
Pneumonia
Infeksi sekunder pada organ lainnya
Gagal ginjal
Acute Cardiac Injury
Kematian
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40%
kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang
termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus
akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh
setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi- organ, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia)
dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah
tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar
mengalami keparahan.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah
atau mengobati COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan
suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti melalui
uji klinis.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis (Effendi, 2009).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017).
Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan
kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seorang diri.
b. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
c. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo &
Martono (2006) yaitu :
1) Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun
(Ratnawati, 2017).
11
2) Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin
perempuan. Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling
tinggi adalah perempuan (Ratnawati, 2017).
3) Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk
lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin
(60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu lansia
perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan
yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %.
Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga presentase
lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan lansia laki-
laki yang bercerai umumnya kawin lagi (Ratnawati, 2017).
4) Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial
dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai
anggota masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha
(46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau
jaminan sosial (Ratnawati, 2017).
5) Pendidikan terakhir
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan
bahwa pekerjaan lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat
sedikit yang bekerja sebagai tenaga professional. Dengan kemajuan
pendidikan diharapkan akan menjadi lebih baik (Darmojo & Martono,
2006).
6) Kondisi kesehatan
Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI (2016) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
12
3) Perubahan Kognitif
Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan
gangguan kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar
neurotransmiter) terjadi pada lansia yang mengalami gangguan kognitif
maupun tidak mengalami gangguan kognitif. Gejala gangguan kognitif
seperti disorientasi, kehilangan keterampilan berbahasa dan berhitung,
serta penilaian yang buruk bukan merupakan proses penuaan yang
normal.
4) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan
proses transisi kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia
seseorang, maka akan semakin banyak pula transisi dan kehilangan yang
harus dihadapi. Transisi hidup, yang mayoritas disusun oleh pengalaman
kehilangan, meliputi masa pensiun dan perubahan keadaan finansial,
perubahan peran dan hubungan, perubahan kesehatan, kemampuan
fungsional dan perubahan jaringan sosial.
Menurut Ratnawati (2017) perubahan psikososial erat kaitannya
dengan keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang
memasuki masa-masa pensiun akan mengalami kehilangan-kehilangan
sebagai berikut:
a) Kehilangan finansial (pedapatan berkurang).
b) Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas).
c) Kehilangan teman/kenalan atau relasi
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan. Kehilangan ini erat kaitannya
dengan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan cara
hidup (memasuki rumah perawatan, pergerakan lebih sempit).
(2) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya
hidup meningkat padahal penghasilan yang sulit, biaya
pengobatan bertambah.
(3) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
14
4) Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan
atau kemrosotan yang progresif terutama aspek psikologis yang
mendadak, misalnya, bingung, panik, depresif, dan apatis. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling
berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak saudara dekat,
atau trauma psikis. (Kartinah, 2008).
a) Pengertian Psikososial
Psikososial berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko
mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan
dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal
individu dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas
Psikologi UI dalam Yuanita, 2016).
Psikososial merupakan hubungan antara kondisi sosial
seseorang dengan kesehatan mental atau emosionalnya yang
melibatkan aspek psikologis dan aspek sosial. Psikososial
menunjuk pada hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan
sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
b) Teori Perubahan Psikososial Lansia
Teori yang berkaitan dengan perubahan psikososial lansia
menurut Aspiani (2014) yaitu:
5) Teori Psikologi
a) Teori Tugas Perkembangan
Menurut Havigurst (1972) Teori ini menyatakan bahwa tugas
perkembangan pada masa tua adalah :
(1) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan
(2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya
16
penghasilan
(3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
BAB III
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ASKEP GERONTIK
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Suku / bangsa :
Agama :
Status Perkawinan :
Tanggal masuk panti wredha :
Tanggal Pengkajian :
2. Status Kesehatan Saat ini.
Keluhan kesehatan saat ini, tanyakan keluhan utamanya, kapan mulai dirasakan, kapan keluhan berkurang dan kapan
bertambah, apa yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan tersebut dan bagaimana hasilnya ?
3. Riwayat kesehatan Dahulu
Tanyakan apakah klien pernah menderita penyakit yang cukup serius, berapa lama, apakah dirawat di Rumah Sakit, lihat apakah
ada tanda dan atau gejala sisa.
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada penyakit keturunan yang diderita olah keluarga klien ?
5. Tinjauan Sistem (Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem dibawah ini yang terdapat pada klien)
21
a. keadaan umum
1) Kepala
2) Mata
3) Telinga
4) Mulutdan tenggorok
5) Leher
6) Payudara
a. Sistem hemopoietik
b. Sistem pernapasan
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem gastrointestinal
e. Sistem perkemihan
f. Sistem genitoreproduksi
g. Sistem muskulskeletal
h. Sistem saraf pusat
i. Sistem endokrin
j. Sistem Integumen
6. Teknik pengkajian spiritual :
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang kematian, harapan- harapan klien yang berhubungan
dengan kematiannya. .
7. Teknik pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Kaji tampilan dan perilaku klien secara umum: kemampuan motorik, bahasa, menulis dan fungsi sensori
b. Tingkat kesadaran, orientasi, rentang perhatian, daya ingat, kemampuan kognitif, pengetahuan umum situasi kehidupannya
22
PERTANYAAN TAHAP 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
b. Ada masalah atau banyak pikiran ?
c. Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ?
d. Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ?
e. Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”
3 KE KAMAR KECIL
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
4 BERPINDAH
Mandiri:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung:
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5 KONTINEN
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut (pampers)
25
6 MAKAN
Mandiri:
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung:
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral (NGT)
Keterangan:
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari
orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia mampu
melakukannya..
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1 –10 pada daftar ini dan catat semua jawaban dengan memberikan tanda V (chek)
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
= = Jumlah
12. Pengkajian Kognitif Fungsi Mental: Mini Mental Status Exam (MMSE)
Teknik pengkajian aspek kognitif pada fungsi mental menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam):
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
NO. Aspek Nilai maks Nilai klien Kriteria
kognitif
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
29
Hari
Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada ?
Negara Indonesia
Propinsi Jawa Barat
Kota ………………
PSTW ………….…
Wisma …………….
2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi.
(Untuk disebutkan )
Obyek..……
Obyek …….
Obyek …….
3. Perhatian dan 5 Minta klien untuk mulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai lima tingkat
93
86
79
72
65
4. Mengingat 3 Minta klien untuk menyebutkan
kembali ketiga obyek no 2
(registrasi). Bila benar satu point
untuk masing-masing obyek.
5. Bahasa 11 Tunjukkan satu benda dan
tanyakan namanya pada klien;
…..(mis; jam )
…..( mis;pensil )
30
Nilai
33
darah
pengobatan antiaritmia
menghindari kelelahan
- Monitor adanya
berbaring,duduk,atau berdiri
- Auskultasi
TD,nadi,RR,sebelum,selama,dan
setelah aktivitas
spiritual
- Tingkatkan istirahat
manajemen nyeri
39
dari kebutuhan tubuh b/d masukan - Nutritional status :food and fluid Nutriton management
berlebihan intake - Kaji adanya alergi makanan
mencegah konstipasi
40