Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DINAS KESEHATAN KOTA


UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN
JL. KAPTEN TENDEAN N0.156 TELP. (0354) 688231 KEDIRI
Email : Puskesmaskota_wilayahselatan@yahoo.co.id

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO


TAHUN 2023

PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN


DINAS KESEHATAN
KOTA KEDIRI
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. BATASAN OPERASIONAL
BAB II RUANG LINGKUP
A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RISIKO
BAB III TATA LAKSANA
A. TETAPKAN KONTEKS
B. IDENTIFIKASI RISIKO
C. ANALISIS RISIKO
D. EVALUASI RISIKO
E. KELOLA RISIKO
BAB IV PELAPORAN
A. MEKANISME PELAPORAN
B. BENTUK PELAPORAN
BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LAPORAN INSIDEN

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 2


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bagian model terapan prinsip keselamatan pasien/sasaran program pada
Puskesmas adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko.
Dalam perkembangannya penerapan manajemen risiko bukan hanya di area pelayanan
klinis (UKP) tetapi juga dalam pelaksanaan program (UKM), dan dalam pengelolaan
lingkungan dan manajerial Puskesmas.
Puskesmas perlu menjamin berjalannya sistem untuk mengendalikan dan
mengurangi risiko. Manajemen risiko berhubungan erat dengan pelaksanaan pelayanan
dan program Puskesmas dan berdampak kepada pencapaian sasaran mutu Puskesmas.
Ketiganya berkaitan erat dalam suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Manajemen risiko meliputi dua hal:
 Identifikasi dan pengelolaan potensi risiko.
 Penanganan terhadap kerugian yang diakibatkan oleh resiko
Pedoman ini akan menjelaskan mekanisme dan tanggung jawab untuk :
 Identifikasi risiko
 Analisa risiko
 Evaluasi risiko
 Pengendalian risiko
 Pencatatan risiko

B. Tujuan
1. Memberikan panduan sistem manajemen risiko yang baku dan berlaku di UPTD
Puskesmas Kota Wilayah Selatan
2. Memastikan sistem manajemen risiko berjalan dengan baik agar dapat dilakukan
proses identifikasi, analisa dan pengelolaan
3. Membangun sistem monitoring dan komunikasi serta konsultasi yang efektif demi
tercapainya penerapannya yang berkesinambungan

C. Batasan Operasional
1. Risiko: peluang/probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut WHO), yang akan
berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran keselamatan pasien dan
menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko Puskesmas: merupakan upaya mengidentifikasi dan
mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan/mengelola risiko tersebut baik
secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang
sudah terjadi agar memberikan dampak negatif seminimal mungkin bagi keselamatan
pasien dan mutu Puskesmas.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 3


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) : setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri
dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak
Cidera (KTC), Kejadian Potensial Cidera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) : adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada
pasien.
5. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) : adalah insiden yang berpotensi menimbulkan cidera
pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak ada cidera
pada pasien.
6. Kejadian Tidak Cidera (KTC) : adalah insiden yang berpotensi mengakibatkan cidera
pada pasien dan sudah terpapar ke pasien, tetapi ternyata tidak menimbulkan cidera
pada pasien.
7. Kondisi Potensial Cidera (KPC) : adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi.
8. Kejadian Sentinel : adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah
mengakibatkan kematian atau cidera fisik/psikologis serius, atau kecacatan pada
pasien. Termasuk di dalam kejadian sentinel antara lain : kematian yang tidak dapat
diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau
kondisi medis dasar pasien; bunuh diri; kehilangan permanen dari sebagian besar
fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan penyakit dasar pasien; salah lokasi
tindakan / salah prosedur / salah pasien; penculikan bayi atau bayi yang dibawa pulang
oleh orang tua yang salah.
9. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien : adalah suatu sistem untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, menganlisa dan
mengantisipasi/mengelola/mengendalikan insiden secara berkesinam-bungan.
10. Risiko Pelaksanaan Kegiatan Terhadap Lingkungan : adalah risiko yang mungkin
terjadi saat pelaksanaan upaya kesehatan terhadap lingkungan, antara lain adalah
gangguan terhadap kondisi fisik seperti kebisingan, suhu, kelembaban, pencahayaan,
cuaca, bahan berbahaya/beracun, limbah medis, sampah infeksius.
11. Penilaian Risiko : adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi
terjadi dalam pelayanan di Puskesmas dengan mempertimbangkan klasifikasi dan
derajat (grading) kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko
tersebut.
12. Penilai Risiko : adalah anggota dari staf (manajemen atau staf lainnya) yang telah
menghadiri pelatihan penilaian risiko. Dalam hal ini adalah tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien pada UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 4


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Manajemen Risiko


Paduan ini mencakup seluruh manajemen resiko yang ada di Puskesmas Srandakan yang
meliputi:
1. Manajemen resiko lingkungan:
 Keamanan lingkungan fisik(bangunan):
 Pemantauan keamanan aliran air
 Pemantauan keamanan aliran listrik
 Pemantauan keamanan gas oksigen dan gas elpiji
 Pemantauan keamanan jendela dan pintu
 Indentifikasi risiko lingkungan yang berdampak pada pasein, petugas dan
lingkungan sekitar Puskesmas:
 Pemantauan keamanan pembuangan limbah
2. Manajemen resiko layanan klinis:
 Resiko yang berhubungan dengan pasein / pengunjung Puskesmas
 Resiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
 Resiko yang berhubungan dengan staf Puskesmas lainnya
 Resiko yang berhubungan dengan peralatan atau metode yang
digunakan dalam memberikan pelayanan klinis
3. Manajemen resiko program kesehatan masyarakat:
 Resiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
 Resiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
 Resiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program

B. Tanggung Jawab Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan tanggung jawab semua komponen UPTD Puskesmas


Kota Wilayah Selatan. Tujuan manajemen risiko tidak akan tercapai apabila semua
perangkat yang ada di Puskesmas tidak bekerja sama dan berpartisipasi pada
pelaksanaannya. Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko, Manajemen UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan mengatur
kewenangan dan tanggung jawab manajemen risiko Puskesmas :
a. Level Puskesmas oleh Tim Mutu Puskesmas, baik Tim Peningkatan Mutu Layanan
Klinis maupun Tim Mutu Program.
b. Level unit kerja/program dalam Puskesmas oleh penanggung jawab dari masing-
masing unit kerja/program.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 5


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Uraian tanggung jawab manajemen risiko :


1. Tanggung Jawab Kepala Puskesmas
a. Menetapkan kebijakan mengenai manajemen risiko Puskesmas
b. Menetapkan dan membina tim mutu dan manajemen resiko
c. Mengawasi dan memastikan sistem manajemen risiko berjalan dengan baik dan
berkesinambungan
d. Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan/pengendalian risiko serta
menindaklanjuti sesuai arah kebijakan Puskesmas termasuk pendanaannya
e. Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan pengendalian insiden
keselamatan pasien/sasaran program Puskesmas sesuai grading risiko.

2. Tim Mutu dan Manajemen Risiko


a. Membuat dan meninjau strategi dan kebijakan manajemen risiko
b. Sosialisasi pelatihan penilaian risiko
c. Menerima daftar resiko yang diberikan oleh penanngung jawab unit / poli,
menganalisa, evaluasi serta menindak lanjutinya
d. Memantau daftar risiko per unit kerja/program untuk setiap perubahan, bagian
yang tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat risiko dan jadwal waktu
e. Menanggapi permintaan pihak eksternal untuk informasi berkaitan proses risiko
f. Memantau serta mendorong semua petugas untuk melaksanakan manajemen
resiko
g. Melaporkan hasil temuan kepada Pimpinan Puskesmas dan melakukan diskusi
serta menindak lanjuti hasil diskusi

3. Tanggung Jawab Tim Mutu UKP


a. Meninjau daftar risiko Puskesmas dan memberi rekomendasi untuk menentukan
skor risiko
b. Meninjau risiko-risiko ekstrim, tindakan, pengendalian dan menyoroti area-area
utama kepada masing-masing kepala/penanggung jawab unit kerja terkait.

4. Tanggung Jawab Tim Mutu UKM


a. Meninjau daftar risiko Puskesmas dan memberi rekomendasi untuk menentukan
skor risiko
b. Meninjau risiko-risiko ekstrim, tindakan, pengendalian dan menyoroti area-area
utama kepada masing-masing kepala/penanggung jawab program terkait.

5. Tanggung Jawab penanggung jawab Unit Kerja/Program


a. Mengelola seluruh risiko di tempat kerja mereka. penanggung jawab Unit
Kerja/Program boleh mendelegasikan tugas melakukan penilaian risiko kepada
petugas pemberi layanan klinis

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 6


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

b. Penanggung jawab unit kerja/program bertanggung jawab untuk:


1) Pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko di area tanggung jawab
mereka.
2) Mengelola daftar risiko unit kerja/program masing-masing. Hal ini termasuk
mengumpulkan, meninjau dan memutakhirkan data.
3) Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi sampai pada
tingkat terendah yang mungkin tercapai.
4) Melengkapi Form Penilaian Risiko (meninjau/menyetujui pemeringkatan
matriks; menyatakan tindakan apa yang diperlukan/diambil untuk menurunkan
risiko sampai pada tingkat terendah yang mungkin dicapai).
5) Jadwal waktu untuk memulai/meningkatkan langkah pengendalian (pada
tingkat berapa risiko sisa tertinggal setelah pelaksanaan tindakan/peningkatan
langkah pengendalian: apakah risiko perlu dimasukkan ke dalam daftar risiko
unit kerja/program Puskesmas)
6) Penyediaan informasi yang sesuai dan memadai, pelatihan dan supervisi bagi
staf untuk mendukung penurunan risiko. (hal ini mencakup bahwa seluruh staf
menghadiri training wajib yang terkait).
7) Memelihara catatan penilaian risiko yang dilaksanakan dan untuk mencatat
perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan perbaikan yang
direncanakan.
8) Berkoordinasi dengan unit kerja/program lain di dalam Puskesmas.
9) Dalam keadaan dimana rencana untuk mengelola risiko berada diluar
kewenangan kepala/penanggung jawab unit kerja/program atau dimana ada
implikasi sumber daya yang besar, risiko akan diprioritaskan oleh kepala
Puskesmas.

6. Tanggung Jawab Karyawan


a. Seluruh staf mempunyai tanggung jawab untuk memberi informasi kepada atasan
mereka setiap bahaya yang bermakna di tempat kerja. Merupakan suatu hal yang
mendasar bahwa jika seorang staf mengganggap ada hal yang serius yang telah
mereka laporkan kepada atasan langsung mereka, tetapi belum ditindaklanjuti,
mereka harus melaporkan ini kepda tingkat yang lebih tinggi.
b. Dalam rangka untuk memastikan kebijakan ini dilaksanakan dengan efektif, setiap
karyawan harus :
1) Menghadiri pelatihan sebagaimana ditentukan oleh atasan mereka atau oleh
kepala Puskesmas.
2) Dapat bekerja secara penuh dalam menerapkan pedoman, protokol dan
kebijakan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan dan
manajemen risiko.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 7


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

3) Melaporkan setiap insiden, kecacatan atau setiap perubahan yang dapat


mempengaruhi kondisi kerja langsung kepada atasan/ penilai risiko lokal dan
melengkapi form insiden report dengan tepat.
4) Mengikuti petunjuk kerja yang tertulis serta pelatihan yang disediakan.
5) Berpartisipasi aktif dalam proses penilaian risiko.
6) Memenuhi dan melaksanakan langkah pengendalian/tindakan setelah
penilaian dilakukan.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 8


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

BAB III
TATA LAKSANA

Manajemen resiko adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Resiko mungkin


terpapar kepada pasein, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-menerus berubah dan
harus diidentifikasi.
Program manjemen resiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:
1. Tetapkan konteks
2. Identifikasi resiko
3. Analisi resiko
4. Evaluasi resiko
5. Kelola resiko

A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan, sasaran, strategi,ruang lingkup,kegiatan pada tahap ini harus disusun dalam
bentuk pedoman manjemen resiko Puskesmas.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 9


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

B. IDENTIFIKASI RESIKO
Risiko pontensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, misalnya:
 Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing-masing unit/poli
 Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah, organisai atau
lembaga penelitian
 Pemeriksaan atau audit eksternal

Berikut contoh daftar resiko berdasarkan ruang lingkupnya:


1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 Sarana - Kerusakan bangunan atau
sarana dan prasaran
- Fasilitas sanitasi seperti
wastafel buntu, air tidak lancar,
sampah medis tidak tersedia,
toilet rusak
2 Keamanan lingkungan - Tersengat listrik
- Terpapar dengan bahan
berbahaya
- Tertimpa benda jatuh
- Tersiram air panas
- Terpeleset
- Pencurian
- Terjadi bencana gempa bumi
- Terjadi kebakaran
3 Limbah - Sistem pembuangan limbah
yang belum standar
- Paparan limbah pada
lingkungan

2. Area layanan klinis


Area layanan klinis terdiri dari unit / poli yang ada di Puskesmas dan jejaring
Puskesmas seperti Poskesdes dan Pustu.

No Unit / Poli Resiko


1 Loket Pendaftaran dan Rekam - Pasien menunggu lama
Medis - Kesalahan pemberian identitas
rekam medis
- Kesalahan pengambialan rekam
medis
- Kegagalan memperoleh inform

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 10


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Unit / Poli Resiko


concent
- Kesalahan pelabelan rekam medis
- Kebocoran informasi rekam medis
- Ketidak lengkapan catatan dalam
rekam medis
- Kehilangan / kesalhan
penyimpanan rekam medik
2 PELAYANAN MTBS - Kesalahan mengidentifikasi pasien
/ salah orang
- Kesalahan dalam melakukan
pengkajian /anamnesa
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
- Kesalahan diagnosis
3 BP UMUM - Kesalahan mengidentifikasi pasein
- Kesalahan dalam diagnosis
- Kesalahan dalam pemberian resep
- Kesalahan dalam terapi
- Kesalahan dalam edukasi
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
4 UGD - Kesalahan dalam mengdentifikasi
pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau
cairan tubuh pasien
- Kesalahan pemberian obat / injeksi
- Monitoring tindakan yang kurang
baik
5 PELAYANAN IMUNISASI - Kesalahan dalam mengdentifikasi
pasein
- Kesalahan dalam pengkajian
(tanda –tanda vital)
- Kesalahan cara pemberian
imunisasi
- Kesalahan jenis dan dosis vaksin
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden petugas tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Insiden kegagalan pemberian
imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
- Kesalahan dalam penyimpanan
vaksin
6 POLI KONSULTASI GIZI - Kesalahan dalam pengkajian
status gizi
- Kesalahan dalam pemberian diet

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 11


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Unit / Poli Resiko


- Paket makanan tambahan tertukar
- PMT yang kadarluarsa
- Penyimpanan PMT yang tidak baik
dimakan tikus atau kena rayap
7 FARMASI - Penulisan resep yang tidak baik
- Riwayat alergi obat yang tidak
teridentifikasi
- Kesalahan identifikasi pasein
dalam pemberian obat
- Kegagalan memantau efek
samping obat
- Kesalahan dosis / formula obat
- Kesal;ahan edukasi cara minum
obat
8 LABORATORIUM - Kegagalan pengambialn sampel
sehingga menimbulkan perlukaan
- Kesalahan pengambillan sampel
- Kesalahan pemberian label sampel
laboratorium
- Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan hilang atau
tertukar
- Sampel rusak atau hilang
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Tertelan bahan infeksius
- Tertusuk jarum
9 KIA-KB - Kesalahan dalam mengdentifikasi
pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau
cairan tubuh pasein
- Kesalahan menulis resep dan
dosis obat
- Kesalahan diagnosa

10 POLI GIGI - Kesalahan tindakan yang


menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Tergigit pasein
- Kesalahan menulis resep dan
dosis obat
- Kesalahan diagnosa
- Kesalahan mengidentifikasi pasein
- Alat kompresor tiba-tiba rusak
sehingga tindakan ditunda
POLI FISIOTERAPI - Kesalahan dalam mengdentifikasi
pasien

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 12


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Unit / Poli Resiko


- Kesalahan dalam pengoperasian
alat sehingga menimbulkan
perlukaan
- Penggunaan diatermi yang terlalu
lama/ terlalu panas sehingga
menimbulkan luka bakar
RAWAT INAP - Kesalahan dalam mengidentifikasi
pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Pasien jatuh dari bed
- Pasien pulangtanpa
sepengetahuan petugas
- Phlebitis
- Tetesan infus yangtidak sesuai
VK dan rawat gabung - Kesalahan dalam mengidentifikasi
pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Pasien jatuh dari bed
- Bayi tertukar

Poli Batuk - Terpapar dengan pasein yang


dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Tidak menggunakan APD
- Kesalahan dosis dalam pemberian
FDC
- Kesalahan dosis saat memberikan
inj. Streptomycin

3. Area pelaksanaan program


Area pelaksanaan program adalah upaya kesehatan masyarakat essensial dan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Tempat pelaksanaannya bisa di
dalam gedung Puskesmas induk, Posyandu Balita, Pos Penimbangan, Pos UKK,
POSYANDU REMAJA, POSBINDU,UKS /UKGS, dan kelompok sasaran lainnya.

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


No Jenis Kegiatan Resiko
1 Pelayanan promosi - Kecelakaan lalu lintas saat petugas
kesehatan (UKS /UKGS) melakukan kunjungan
- Tergigit saat melakukan
pemeriksaan gigi anak sekolah
- Cedera mulut pada anak sekolah
karena memberontak saat

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 13


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Jenis Kegiatan Resiko


dilakukan tindakan pemeriksaan
- Tertusuk jarum saat kegiatan BIAS
- Salah memberikan vaksin saat
kegiatan BIAS

2 Pelayanan kesehatan - Kecelakaan lalu lintas saat petugas


lingkungan melakukan kunjungan
- Terpeleset saat mengambil sample
air

3 Pelayanan KIA – KB – DTKB - Kecelakaan lalu lintas saat petugas


melakukan kunjungan
- Tidak menggunakan alat steril saat
melakukan pertolongan persalinan
di rumah pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Tertusuk jarum saat kegiatan
- Salah memberikan vaksin TT
- Salah mengidentifikasi pasein
- Komunikasi yang tidak efektif saat
melakukan konseling
- Kesalahan cara penimbangan
- Insiden balita terjatuh saat proses
penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil
pengukuran dan pemeriksaan
- Kesalahan menyampaikan edukasi

4 Pelayanan Gizi - Insiden balita jatuh saat


penimbangan
- Kesalahn cara penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil
pengukuran dan pemeriksaan
- Kesalahan memberikan dosis Vit.A
pada kelompok umur
- Kesalahan memberikan informasi
- PMT yang tertukar
5 PERKESMAS - Salah alamat saat berkun jung
- Terpapar infeksi dengan pasein
yang dikunjungi
- Kecelakaan lalu lintas saat
berkunjung
- Salah pemberian obat
6 Pencegahan dan 1) Pelayanan Imunisasi
Pengendalian Penyakit - Kesalahan penentuan
kebutuhan imunisasi
- Kesalahan cara pemberian
imunisasi
- Kesalahan jenis imunisasi
- Kesalahan dosis vaksin
- Insiden kegagalan
pemberian imunisasi
- Insiden efek samping
imunisasi
- Ceceran limbah medis
- Insiden tertususk jarum

2) Pelayanan HIV / AIDS

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 14


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Jenis Kegiatan Resiko


- Tidak menggunakan teknik
PI dan APD
- Ceceran limbah medis

3) Diare
- Terpapar dengan pasein
yang dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Salah menentukan derajat
dehidrasi
4) TBC
- Terpapar dengan pasein
yang dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Tidak menggunakan APD
5) Surveilans
- Terpapar dengan pasein
yang dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Tidak menggunakan APD
6) DBD
- Mesin fogging mati saat
penyemporatan di dalam
ruagan
- Petugas terpapar racun
- Ada penghuni di rumah
saat penyemprotan
- Petugas terperangkap
karena perubahan angin
- Kebakaran karena mesin
fogging terkena kain
horden, berdekatan dengan
gas elpiji,,atau balon yang
ada gas hidrogennya
- Salah memberikan
penjelasan penggunaan
ABATE
- Keracunan saat mengemas
ABATE
7) ISPA
- Tertular karena tidak
menggunakan masker saat
pemeriksaan
- Salah diagnosa dan terapi
8) Pelayanan PTM
- Kesalahan mengidentifikasi
pasein
- Kesalahan diagnosa dan
terapi
- Pasein lansia terjatuh

B. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


No Jenis Kegiatan Resiko

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 15


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

No Jenis Kegiatan Resiko


1 Pelayanan UKGM - Kecelakaan lalu-lintas saat
berkunjung
- Tergigit anak saat pemeriksaan
gigi
2 Pelayanan Kesehatan jiwa - Mendapat perilaku kekerasaan
dari pasein
- Tertusuk jarum
- Salah minum obat
- Petugas merasa terancam
secara psikologis
3 Pelayanan kesehatan indera - Salah diagnosa
- Kecelakaan lalu-lintas saat
berkunjung
4 Pelayanan kesehatan lansia - Pasein lansia terjatuh
- Salah diagnosa atau terapi
- Tertusuk jarum saat
pemeriksaan
- Ceceran limbah medis

Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya (grading)
dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan jenis-
jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tabel berikut:

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 16


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

C. ANALISIS RISIKO
Analisis risiko diawali dengan severity analysis. Analisis dilakukan dengan
menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan prioritas penanganan
dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola/mengendalikan
risiko/insiden tersebut termasuk dalam kategori biru/hijau/kuning/merah.
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya
(grading) dengan memperhatikan :
a) Tingkat peluang/frekuensi kejadian (likelihood)
1. Klinis

TINGKAT RISIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI

1 Sangat jarang / rare (> 5 tahun/kali)


2 Jarang / unlikely (>2-5 tahun/kali)
3 Mungkin / posible (1-2 tahun/kali)
4 Sering / likely (beberapi kali/ tahun)
5 Sangat sering / almost certain (tiap minggu/bulan)

2. Non Klinis
TINGKAT DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
RISIKO
Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi
Hampir Tidak yang luar biasa
1
Terjadi
Prosentaso 0 – 10 %
Peristiwa diharapkan tidak terjadi
2 Jarang Terjadi
Prosentase > 10 – 30 %
Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi
3 Kadang Terjadi
Prosentase > 30 – 50 %
Peristiwa sangat mungkin terjadi pada
Sebagian kondisi
4 Sering Terjadi
Prosentase > 50 -90 % kegiatan dalam 1
periode
Peristiwa selalu terjadi hampir pada setiap
Hampir Pasti kondisi
5
Terjadi
Prosentase > 90 % dalam 1 periode

b) Tingkat dampak yang dapat/sudah ditimbulkan (consequence)


Tabel di bawah ini memberikan contoh tentang dampak dari kejadian yang
dapat menimbulkan cidera.

1. Klinis

TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RISIKO
1 TIDAK Tidak ada cidera
SIGNIFICANT

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 17


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RISIKO
2 MINOR  Cidera ringan, misal luka lecet
 Dapat diatasi dengan P3K

3 MODERAT  Cidera sedang, misal luka robek


 Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (reversibel).
Tidak berhubungan dengan penyakit
yang diderita.
 Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan

4 MAYOR  Cidera luas/berat (misal : cacat, lumpuh)


 Kehilangan fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (irreversibel). Tidak
berhubungan dengan penyakit yang
diderita.

5 KATASTROPIK Kematian yang tidak berhubungan dengan


perjalanan penyakit

2. Non Klinis

TINGKAT
DAMPAK
RISIKO
Tidak berdampak pada pencapaian tujuan instansi /
kegiatan secara umum
Sangat Rendah Agak mengganggu pelayanan
(1) Dampaknya dapat ditangani pada tahap kegiatan rutin
Kerugian kurang material dan tidak mempengaruhi
stakeholder
Mengganggu pencapaian tujuan instansi / kegiatan
meskipun tidak signifikan
Cukup mengganggu jalannya pelayanan
Rendah
Mengancam efisiensi dan efektifitas beberapa aspek
(2)
program
Kerugian kurang material dan sedikit mempengaruhi
stakeholder
Mengganggu pencapaian tujuan instansi / kegiatan
secara signifikan
Sedang
Mengganggu kegiatan pelayanan secara signifikan
(3)
Mengganggu administrasi program
Kerugian keuangan cukup besar
Sebagian tujuan instansi / kegiatan gagal dilaksanakan
Terganggunya pelayanan lebih dari 2 hari tetapi kurang
Tinggi dari 1 minggu
(4) Mengancam fungsi program yang efektif dan organisasi
Kerugian besar bagi organisasi dari segi keuangan
maupunn non keuangan
Sebagian besar tujuan instansi / kegiatan gagal
dilaksanakan
Sangat Tinggi Terganggunya pelayanan lebih dari 1 minggu
(5) Mengancam program dan organisasi serta stakeholder
Kerugian sangat besar bagi organisasi dari segi
keuangan maupun non keuangan

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 18


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko/insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan
investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu dilakukan
evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root cause analysis - reaktif /
responsive) atau FMEA (failure mode effect analysis – proaktif).

D. EVALUASI RISIKO
1) Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan di evaluasi lebih lanjut sesuai
dengan skor dan grading yang di dapat dalam analisis.
2) Pemeringkatan memerlukan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi proses berikut :
a) Menilai secara obyektif beratnya / dampaknya / akibat dan menentukan
skor
b) Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa
terjadi dan menentukan suatu skor
c) Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3) Penilaian risiko akan dilakukan dalam dua tahap
a) Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang
akan mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan
pemeringkatan risiko.
b) Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Pj. Unit Kerja/Program
yang akan melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu
rencana tindakan untuk mengatasi risiko.

Penilaian Risiko Klinis

Dampak Tidak Minor Moderat Mayor Katastropik


Significan
Probabilitas 1 2 3 4 5
Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
terjadi
(Tiap
minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4
Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1 - < 2 th / kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(> 2-<5 th/kali)
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi
(> 5 th/kali)
1

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 19


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Penilaian Risiko Non Klinis


Dampak
Matrix Analisa Risiko Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
1 2 3 4 5
Hampir Pasti Terjadi
5 10 15 20 25
5
Sering Terjadi
4 8 12 16 20
4
Mungkin Terjadi
3 6 9 12 15
3
Jarang Terjadi
2 4 6 8 10
2
Hampir Tidak Terjadi
1 2 3 4 5
1

Analisa Risiko Non Klinis


Deskripsi Status Risiko Level Level Dimulai dari Status Risiko
Sangat Tinggi 5 >15
Tinggi 4 10 - 14
Sedang 3 5–9
Rendah 2 3–4
Sangat Rendah 1 1 -2

E. KELOLA RISIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
pengelolaan risiko atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko
hingga ke level terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang
timbul dari insiden yang sudah terjadi.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 20


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Kelola risiko berdasarkan Risk Grading dan jenis Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

KTD KTC KNC KPC SENTINEL

RISK GRADING

BIRU MERAH
HIJAU KUNING

INVESTIGASI
SEDERHANA FMEA RCA

a. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko/IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang masuk
dalam kategori biru atau hijau, maka tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya
dilakukan dengan investigasi sderhana, melalui tahapan :
1) Identifikasi insiden dan di grading
2) Mengumpulkan data dan informasi :
a) observasi
b) telaah dokumen
c) wawancara
3) Kronologi kejadian
4) Analisa dan evaluasi sederhana :
a) Penyebab langsung :
- individu
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b) penyebab tidak langsung :
- individu
- tempat kerja
5) Rekomendasi : jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 21


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

LEMBAR KERJA INVESTIGASI SEDERHANA

Untuk Bands Risiko BIRU / HIJAU


UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN
UNIT PELAYANAN :
Penyebab langsung insiden :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------
Penyebab yang melatarbelakangi / akar masalah insiden :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------
Rekomendasi : Penanggung Tanggal
jawab
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------

Tindakan yang akan dilakukan : Penanggungjawab Tanggal

------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
------------------------------
Manager / Kepala Bagian / Kepala Unit

Nama : ____________________
Tanggal mulai investigasi : ____________________

Tanda Tangan : ____________________


Tanggal selesai Investigasi : ____________________

Investigasi Lengkap : ________________ YA / TIDAK Tanggal : _______________

Diperlukan investigasi lebih lanjut : YA / TIDAK


Investigasi setelah Grading ulang : Hijau / Kuning / Merah

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 22


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Perbedaan Penyebab akar masalah dan faktor kontributor :


Tanyakan :
1. Akankah timbul masalah apabila penyebab tersebut tidak ada ?
2. Akankah masalah timbul bila penyebab ini dikoreksi / dieliminasi ?
3. Akankah eliminasi / koreksi penyebab menimbulkan insiden serupa lagi ?
 Bila jawabannya TIDAK : akar masalah, YA : faktor kontributor

b. Root Cause analysis (RCA)


1) Langkah-langkah RCA
a) Bentuk tim RCA untuk suatu kejadian
b) Pelajari kejadian
c) Analisis sebab
d) Menyusun rencana tindakan, dan
e) Melaporkan proses analisis dan temuan.

2) Mempelajari kejadian
a) menentukan masalah,
b) mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
c) melakukan wawancara,
d) meneliti lingkungan kejadian,
e) menggambarkan rantai terjadinya kejadian
f) mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian,
g) mengenali kejadian-kejadian yang mengawali (trigger)
h) melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah/ diagram
tulang ikan untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang menyebabkan
timbul kejadian,
i) lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar belakangi
timbulnya kejadian atau sampai tidak beralasan lagi untuk melanjutkan
j) mengidentifikasi akar-akar penyebab:
‒ Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem pengelolaan sumber
daya manusia termasuk reward system
‒ Sistem breakdown, system failure, system incapability
‒ Sistem pengendalian
‒ Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen sumber daya
k) rumuskan pernyataan akar masalah

3) Menyusun rencana tindakan


a) menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebab yang
diidentifikasi, dan dapat diterima oleh pihak yang terkait dengan kejadian.
b) Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab kejadian dan
pengukuran untuk menilai efektifitas tindakan thd akar penyebab
c) Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam organisasi

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 23


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

4) Mencatat dan melaporkan


a) Proses dan alat yang digunakan
b) Biaya yang dibutuhkan
c) Ringkasan kejadian
d) Proses investigasi dan analisis
e) Temuan

5) Memahami penyebab kejadian


a) Kegagalan aktif: pelanggaran yang sengaja dilakukan oleh seseorang
b) Kondisi laten : breakdown dari proses atau sistem:
‒ Kurangnya pendidikan
‒ Gagal mengikuti prosedur
‒ Alat yang rusak
‒ Disain yang tidak tepat, dsb

c. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)


Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali
model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan
penilaian terhadap tiap model kesalahan/ kegagalan, dengan mencari penyebab
terjadinya, mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan
melakukan perubahan disain/prosedur
Langkah-langkah :
1) Tentukan alur proses yang akan dianalisa
2) Lakukan identifikasi failure mode / kegagalan yag mungkin terjadi dalam alur
prosesnya
3) Lakukan identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode
4) Lakukan Identifikasi Kemungkinan Penyebab dari Tiap Failure Mode dan
Deskripsi Upaya-upaya yang sudah dilakukan (jika ada)
5) Lakukan penghitungan RPN (Risnk Priority Number) dengan menggunakan
matriks dan mengakalikan Occ x SV x DT

Occurence Rating Scale


Nilai Penjelasan Pengertian
10 Kemungkinan Kesalahan terjadi paling tidak sekali
terjadinya dapat sehari atau hampir setiap saat
dipastikan
9 Hampir tidak dapat Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau
dihindarkan terjadi setiap 3 sampai 4 hari
8 Kemungkinan terjadi Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling
7 sangat tinggi tidak seminggu sekali
6 Kemungkinan terjadi Kesalahan terjadi sekali sebulan

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 24


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Nilai Penjelasan Pengertian


5 tinggi sedang
4 Kemungkinan terjadi Kesalahan kadang terjadi, atau sekali
3 sedang tidap tiga bulan
2 Kemungkinan terjadi Kesalahan jarang terjadi atau terjadi
rendah sekitar sekali setahun
1 Kemungkinan terjadi Kesalahan hampir tidak pernah terjadi,
amat sangat rendah atau tidak ada yang ingat kapan terakhir
terjadi

Severity Rating Scale


Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian
berbahaya pelanggan dan kerusakan sistem tanpa tanda-
tanda yang mendahului
9 Sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan cidera
8 berbahaya berat/permanen pada pelanggan atau gangguan
serius pada sistem yang dapat menghentikan
pelayanan dengan adanya tanda yang
mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cidera
ringan sampai sedang dengan tingkat ketidak
puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau
menyebabkan gangguan sistem yang
membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang
yang signifikan
6 Berbahaya Kesalahan berakibat pada cidera ringan dengan
5 sedang sedikit ketidak puasan pelanggan dan/atau
menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya Kesalahan menyebakan cidera sangat ringan
3 ringan sampai atau tidak cidera tetapi dirasakan mengganggu
sedang oleh pelanggan dan/atau menyebabkan
masalah ringan pada sistem yang dapat diatasi
dengan modifikasi ringan
2 Berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cidera dan
ringan pelanggan tidak menyadari adanya masalah
tetapi berpotensi menimbulkan cidera ringan
atau tidak berakibat pada sistem
1 Tidak Kesalahan tidak menimbulkan cidera dan tidak
berbahaya berdampak pada sistem

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 25


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Detection Rating Scale


Nilai Penjelasan Pengertian
10 Tidak ada peluang Tidak ada mekanisme untuk mengetahui
untuk diketahui adanya kesalahan
9 Sangat sulit Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi
8 diketahui yang menyeluruh, tidak feasible dan tidak
segera dapat dilakukan
7 Sulit diketahui Kesalahana dapat diketahui dengan
6 inspeksi manual atau tidak ada proses yang
baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan
karena kebetulan
5 Berpeluang sedang Ada proses untuk double checks atau
untuk diketahui inspeksi tetapi tidak otomatis atau dilakukan
secara sampling
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin
3 untuk diketahui tetapi tidak otomatis
2 Berpeluang sangat Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang
tinggi untuk otomatis
diketahui
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis yang akan
untuk diketahui menhentikan proses untuk mencegah
kesalahan

6) Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas


Menetapkan “cut off point” dengan Pareto
1. Urutkan nilai RPN dari yang tertinggi ke yang terendah
2. Hitung persentase kumulatif
3. Perhatikan nilai kumulatif sampai dengan 80 %, maka pada nilai
kumulatif 80 % tersebut kita tetapkan sebagai “cut off point”
Contoh

Modus RPN Kumulatif Persentase


kegagalan/kesalahan Kumulatif
Modus 1 320 320 27,4 %
Modus 4 270 590 50,5 %
Modus 3 240 830 70,9 %
Modus 2 160 950 81,1 % Cut off: 160
Modus 6 100 1050 89,7 %
Modus 5 80 1130 96,6%
Modus 7 40 1170 100 %

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 26


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

7) Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)


8) Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
9) Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
10) Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 27


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

BAB IV
PELAPORAN

A. Mekanisme Pelaporan

Pengelolaan
Resiko

Alur Pelaporan Insiden

Insiden

Buat Laporan Insiden


 Isi formulir kejadian
Penemu  Waktu pelaporan paling lambat 2 x 24 jam
Insiden

LAPOR Penanggung Jawab unit/poli/ruangan

Melakukan grading risiko

Atasan yang
INVESTIGASI SEDERHANA Dilaporkan

Melapor ke Tim Keselamatan Pasien

Ketua Tim Keselamatan Pasien

Kepala Puskesmas

B. Bentuk Pelaporan
Terlampir

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 28


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

BAB V
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas


maka pelaksanaan kegiatan Manajemen Risiko Puskesmas sangatlah penting. Melalui panduan
ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat pengguna layanan UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan.
Diharapkan juga seluruh petugas UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan senantiasa
belajar dan berperan aktif dalam kegiatan manajemen risiko sehingga seluruh jajaran UPTD
Puskesmas Kota Wilayah Selatan menjadi lebih “aware” terhadap kegiatan pelayanan yang
diberikan untuk meminimalkan risiko yang mungkin berpengaruh terhadap keberlangsungan
dan citra UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan. Kegiatan manajemen risko di sarana
kesehatan merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi
yang tinggi untuk bersedia melaksanakan secara berkesinambungan dan kelanjutan.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 29


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Lampiran 1

LAPORAN INSIDEN
( INTERNAL )

I. DATA PASIEN
Nama : ..................................................................................................
No. RM : ..................................... Unit Kerja : ..........................................
Umur* : 0 – 1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Jamkesda Kota
BPJS
Tanggal Masuk Puskesmas : ................................. Jam : ...................................

II. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ...................................... Jam: .............................................

2. Insiden :
...........................................................................................................................................
...................................................................................................................

3. Kronologis Insiden
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cidera / KNC (Near Miss)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel / (Sentinel Event)

5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*


Karyawan : Dokter / Perawat / Bidan / Petugas lainnya

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 30


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Pasien
Keluarga / Pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain .........................................................................................(*sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain .........................................................................................(*sebutkan)
Mis: Karyawan/Pengunjung/Pendamping/Keluarga Pasien
7. Insiden menyangkut pasien :
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain .........................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ..............................................................................(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit)
Penyakit pada orang dewasa ........................................................(sebutkan)
Anak
Lain-lain .........................................................................................(sebutkan)
10. Unit terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab .......................................................................(sebutkan)
11. Akibat Insiden terhadap Pasien* :
- Kematian - Cidera Irreversibel / Cidera Berat
- Cidera Reversibel / Cidera Sedang - Cidera Ringan
- Tidak ada cidera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian dan hasilnya :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh* :
Tim : terdiri ......................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya ..................................... .......................................(sebutkan)
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 31


PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

Kapan? Dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit Kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
....................................................................................

Pembuat : ................................. Penerima : .................................


Laporan Laporan

Paraf : ................................. Paraf : .................................

Tgl. Lapor : ................................. Tgl.Terima : .................................

Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :

BIRU HIJAU KUNING MERAH


NB. * = pilih salah satu jawaban

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN 32

Anda mungkin juga menyukai