PUSKESMAS BUMIAJI
1
KATA PENGANTAR
dr. Sachariano
Nip. 1968112220012 3003
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. TUJUAN 4
C. BATASAN OPERASIONAL 4
BAB II RUANG LINGKUP 6
A. RUANG LINGKUP MANAGEMEN RESIKO 6
B. TANGGUNG JAWAB MANAGEMEN RESIKO 6
BAB III TATA LAKSANA 9
A. TETAPKAN KONTEKS 9
B. IDENTIFIKASI RESIKO 10
C. ANALISA RESIKO 19
D. EVALUASI RESIKO 20
E. KELOLA RESIKO 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Memberikan panduan systemmanagemen resiko yang berlaku di puskesmas
Bumiaji
2. Memastikan system managemen resiko berjalan dengan baik agar proses
identifikasi analisa dan pengelolaaan resiko dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas Bumiaji
3. Membangun system monitoring dan komunikasi yang efektif diantara petugas
sehingga pencapaian tujuan dan penerapannya berjalan berkesinambungan
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Resiko: peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut WHO) yang
akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran sasaran keselamatan
pasien dan menurunkan mutu pelayanan
2. Managemen resiko puskesmas adalah suatu suatu upaya mengidentifikasi dan
mengelompokkan resiko (grading), mengendalikan /mengelola resiko tersebut
baik secara proaktif resiko yang mungkin terjadi maupun reaktif terhadap
insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak negative seminimal
mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu puskesmas
3. Insiden keselamatan pasien (IKP) setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada
4
pasien. IKP terdiri kejadian tidak diharapkan (KTD) Kejadian nyaris cidera
(KNC)kejadian tidak cidera (KTC) dan kejadian potensial cidera (KPC)
4. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cidera
pada pasien
5. Kejadian Nyaris cidera (KNC) adalah insiden yang yang berpotensi
menimbulkan cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke pasian
sehingga tidak ada cidera pada pasien.
6. Kejadian tidak cidera(KTC) adalah insiden yang berpotensi mengakibatkan
cidera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien tetapi ternyata tidak
menimbulkan cidera pada pasien
7. Kejadian potensial cidera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera tetapi belum terjadi
8. Kejadian sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah
mengakibatkan kematian atau cidera fisik / psikologis serius atau kecacatan
pada pasien .termasuk dalam kejadian sentinel yaitu ; kematian yang tidak
dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami dari
penyakit pasien / kondisi medis dasar pasien, bunuh diri, kehilangan permanen
dari sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan penyakit
dasar pasien, , pembedahan yang salah lokasi, salah prosedur, salah pasien,
penculikan bayi, bayi yang di bawa orang tua yang salah.
9. Pelaporan insidenkeselamatan pasien adalah suatu system untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien,menganalisa dan
mengantisipasi,mengelola,mengendalikan,insidensecara berkesinambungan
10. Resiko sisa adalah sisa resiko tingkat terendah yang dapat dicapai
setelahupaya pengendalian /tindakan yang dilakukan
11. Penilaian resiko adalah upaya identifikasidari resiko yang terjadi/ berpotensi
terjadi dalam pelayanan dipuskeskesmas dengan mempertimbangkan
klasifikasi, derajat (grading) kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
terpapar resiko tersebut
12. Penilai Resiko adalah anggota dari staf(manager atau yang lain) yang telah
mengadiri pelatihan penilaian resiko.Halini adalah tanggung jawab
managemen untuk memastikan bahwa unit kerja memiliki paling sedikit satu
penilai resiko yang terlatih.
5
6
BAB II
RUANG LINGKUP
7
Menetapkan kebijakan mengenai managemen resiko di puskesmas
Menetapkan dan membentuk Tim PMKP
Mengawasi dan memastikan system managemen resiko berjalan
dengan baik dan berkembang
Menerima laporan dan merekomendasikan pengelolaan
pengendalian resiko serta menindak lanjuti sesuai arahan dan
kebijakan puskesmas termasuk pendanaan
Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan insiden keselamatan
sesuai tingkat resiko
b. Tanggung jawab managemen Resiko (Tim PMKP)
Membuat rencana kerja managemen resiko di Puskesmas
Membentuk Tim Penilai Resiko
Menerima daftar resiko yang diberikan oleh penanggung jawab unit/
poli menganalisa evaliasi serta menindak lanjuti.
Menerima serta mendorong semua petugas untuk melaksanakan
managemen resiko
Melaporkan hasil temuan kepada Pimpinan puskesmas dan
melakukan diskusi serta menindak lanjuti hasil diskusi.
c. Tanggung jawab penanggung jawab unit/poli
Menerima laporan temuan resiko di unit/poli
Membuat daftar dan penilaian resiko
Menganalisa sesuai tingkat kejadian apakah cukup diselesasikan
ditingkat unit
Mendorong rekan rekan kerja untuk melakukan managemen resiko
Melaporkan semua daftar resiko,resiko yang sudah diselesaikan
ditingkat unit / poli serta melakukan diskusi kepada tim managemen
resiko untuk langka langka kedepannya
d. Tanggung jawab petugas pemberi layanan klinis
Memberikan informasi kepada penanggung jawab unit/poli setiap
bahaya, resikoserta kejadian yang ada di unit/poli
Melaksanakan panduan managemen resiko yang telah ditetapkan
Mencatat dan mendokumentasikan apabila terjadi insiden resiko
klinis
8
Ikut serta dalam mengupayakan langka langka pengendalian resi
BAB III
TATA LAKSANA
Menetapkanlingkup
managemenresiko
ya
Tindakan/
tretmenterhadapresi
ko
Managemen resiko adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Resiko mungkin
terpapar kepada pasin,staf, pengunjung, dan organisasi yang terus menerus berubah dan
harus diidentifikasi
Program menegemen resiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu
1. Tetapkan indeks
2. Identifikasi resiko
3. Analisa resiko
4. Evaluasi resiko
5. Kelola resiko
A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan,sasaran,strategi,ruang lingkup,kegiatan,pada tahap ini harus disusun dalam
bentuk pedoman managemen resiko Puskesmas
9
B. IDENTIFIKASI RESIKO
Resiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber,misalnya
Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing masing unit/poli
Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah,organisasi atau
lembaga penelitian
Pemeriksaan atau audit internal
Berikut daftar Resiko berdasarkan ruang lingkupnya:
1. Area Lingkungan
NO ITEM RESIKO
1 Sarana Kersakan bangunan atau sarana dan prasarana
Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu,air tidak
lancar,ampah medis tidak tidak tersedia, toilet
rusak
2 Keamanan Tersengat listrik
Lingkungan Terpapar dengan bahan berbahaya
Tertimpa benda jatuh
Tersiram air panas
Terpleset
Pencurian
Trjadi bencanagempa bumi
Terjadi kebakaran
3 Limbah Sistem pembuangan limbah yang belum standart
Paparan limbah pada lingkungan
10
Kesalahan pelabelan rekam medis
Kebocoran informasi rekam medis
Ketidak lengkapan catatan dalam rekam
mediskehilangan/kesalahn penyimpanan rekam medis
3 Pelayanan Kesalahan mengidentifikasipasien/salah orang
MTBS Kesalahan dalam melakukan pengkajian/ anamnesa
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Kesalahan diagnosis
4 Poli Umum Kesalahan mengidentifikasi pasien
Kesalahan dalam diagnosis
Kesalahan dalam pemberian resep
Kesalahan dalam terapi
Kesalahan dalam edukasi
Tidak menggunakan alat pelindung diri
5 UGD Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Menggunakan alat yang tidak steril
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden tertusuk jarum
Limbah medis berceceran
Paparan dengan luka terbuka /cairan tubuh pasien
Kesalahan pemberian obat/injeksi
Monitoring tindakan yang kurang baik
6 Pelayanan Kesalahan dalmm mengidentifikasi pasien
Imunisasi Kesalahan dalam mengkaji tanda tanda vital pasien
Kesalahan cara pemberian imunisasi
Kesalahan jenis dan dosis vaksin
Menggunakan alat yang tidak steril
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden petugas tertusuk jarum
Limbah medis berceceran
Insiden kegagalan pemberian imunisasi
11
Insiden efek samping imunisasi
Kesalahan dalam penyimpanan vaksin
7 Poli Kesalahan dalam pengkajian status gizi
konsultasi Kesalahan dalam pemberian diet
gizi Paket tambahan tertukar
PMT yang kedaluwarsa
Penyimpanan PMT yang kurang baik dimakan tikus
atau kena rayap
8 Farmasi Penulsan resep yang tidak baik
Riwayat alergi obat yang tidak teridentifikasi
Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
Kegagalan memantau efek samping obat
Kesalahan dosis/formula obat
Kesalahan edukasi cara minum obat
9 Laboratorium Kegagalan pengambilan sampel sampel sehingga
menimbukan perlukaan
Kesalahanpengambilan sampel
Kesalahan pemberian label sampel laboratorium
Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan hilang atu
tertukar
Sampel rusak atu hilang
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Tertelan bahaninfeksius
Tertusuk jarum
10 KIA-KB Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Menggunakan alat yang tidak steril
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden tertusuk jarum
Limbah medis berceceran
Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
Kesalahan menulis resep dan dosis obat
12
Kesalahan diagnosa
11 Poli gigi Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden tertusuk jarum
Limbah medis bercceran
Tergigit pasien
Kesalahan menulis resep dan dosis obat
Kesalahan diagnosa
Kesalhan mengidentifikasi pasien
Alat kompresortiba tiba rusak sehingga tindakan
tertunda
12 Ranap Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Menggunakan alat yang tidak steril
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden tertusuk jarum
Pasien terjatuh dari bed
Pasien pulang tanpa sepengetahuan petgas
Plebitis
Tetesan infus yang tidak sesuai
13 Rawat Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
gabung Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Menggunakan alat yang tidak steril
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Insiden tertusuk jarum
Pasien jatuh dari bed
Bayi tertukar
14 Poli Ispa Terpapar dengan pasien
Salah diagnosa
Salah memberikan terapi
Tidak menggunakan Alat pelindung diri
Kesalahan dalam memberikan resep dan dosis obat
13
15 Poli lansia Kesalahan mengidentifikasi pasien
Kesalahan dalam diagnosis
Kesalahan dalam pemberian resep
Kesalahan dalam terapi
Kesalahan dalam edukasi
Tidak menggunakan alat pelindung diri
14
Komunikasi yang tidak efektif saat konseling
Kesalahan cara penimbangan
Insiden balita terjatuh saat proses penimbangan
Kesalahan pencatatan hasil pengukuran dan
pemeriksaan
Kesalahan menyampaikan edukasi
3 GIZI Insiden balita jatuh saat penimbangan
Ksalahan cara penimbagan
Kesalhan pencatatan hasil pengukuran dan
pemeriksaan
Kesalahan memberikan dosis vit. A pada kelompok
umur
PMT yang tertukar
4 PERKESMAS Salah alamat saat berkunjung
Terpapar infeksi dengan pasien yang dikunjungi
Kecelakaan lalu lintas saat melakukan kunjungan
Salah pemberia obat
5 Pencegahan a. Pelayanan Imunisasi
dan Kesalah penentuanKebutuhan imunisasi
pengendalian Kesalahan cara pemberian imunisasi
penyakit Kesalahan jenis vaksinasi
Kesalahan dosis vaksin
Insiden kegagalan pemberian imunisasi
Insiden efek samping imunisasi
Ceceran limbah medis
Insiden tertusuk jarum
b. Pelayanan HIV/AIDS
Tidak menggunakan teknik PI dan APD
Ceceran limbah medis
c. Diare
Terpapar dengan pasien yang di kunjungi
Salah diagnosa
Salah memberikan terapi
15
Salah menentukan derajat dehidrasi
d. TBC
Terpapar dengan pasien yang dikunjungi
Salah diagnosa
Salah memberikan terapi
Tidak menggunakan APD
e. Surveilens
Terpapar dengan pasien yang dikunjungi
Salah diagnosa
Salah memberikan terapi
Tidak menggunakan APD
f. DBD
Mesin foging matisaat penyemprotan didalam
ruangan
Petugas terpapar racun
Ada penghuni di rumah saat penyemprotan
Petugas terperangkap karena arah angin
Kebakaran karena mesin foging terkena kain
gorden, berdekatan dengan elpiji,atau balon
yang ada gas hidrogennya
Salah memberikan penjelasan penggunaan
ABATE
Keracunan saat mengemas ABATE
g. ISPA
Tertular karena tidak menggunakan masker
saat pemeriksaan
Salah diagnosadan salah terapi
h. Pelayanan PTM
Kesalahan mengidentifikasi pasien
Kesalahan diagnosa dan terapi
Pasien lansia terjatuh
16
b. Upaya Keshatan Masyarakat pengembangan
NO JENIS RESIKO
KEGIATAN
1 Pelayanan KLL saat berkunjung
UKGM Tergigit saat
Pemeriksaan gigi
2 Kesehatan Mendapat prilaku kekerasan dari pasien
Jiwa Tertusuk jarum
Salah minum obat
Petugas merasa terancam secara psikologis
3 Kesehatan Salah diagnosa
Indra KLLsaat berkunjung
4 Kesehatan Pasien lansia terjatuh
Lansia Salah diagnosa atau terapi
Atertusuk jarum saat pemeriksaan
Ceceran limbah medis
Resiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya dengan
memperhatikan
1. Tingkat peluang / Frekwensi kejadian
2. Tingkat dampak yang dapat /sudah ditimbulkan
17
dokter
Identifikasi resiko juga dapat dikategarikan berdasarkan dampak sesuai dengan jenis
jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam table berikut
ERROR KATEGORI HASIL
No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk menimbulkan
kesalahan (KPC)
Error no. B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien(KNC)
18
harm C Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum /digunakan
pasientetapi tidak membahayakan pasien (KTC)
D Terjadinya kesalahan sehingga monitoring ketat harus
dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien(KTC)
Error E Terjadi kesalahan hingga tz dan intervensi lanjut
harm diperlukan dan kesalahan ini memberikan efek yang
buruk yang sifatnya sementara (KTD)
F Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus
dirawat lebih lama di Rs serta memberikan efek buruk
yang sifatnya sementara (KTD)
G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang
bersifat permanen (KTD)
H Terjadi kesalahan yang hamper mernggut nyawa pasien
contoh syock anafilaktik (KTD)
Error I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia (sentinel)
death
C. ANALISIS RESIKO
Analisis resiko dilakukan dengan menentukan score resiko atau inseden tersebut
untukmenetukan prioritas penanganan danlevel managemen yang harus bertanggung
jawab untuk mengelola /mengendalikan resiko / insiden tersebut termasuk dalam
kategori biru/hijau / kuning / merah.
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG/FREKWENSI
1 Sangat jarang / Rare / (>5 tahun/ kali)
2 Jarang / Unlikely (>2-5 tahun / kali )
3 Mungkin / possible (1 - 2 tahun / kali)
TK DESKRIPSI DAMPAK
RESIKO
1 Tidak significan Tidak ada cidera
2 Miror Cidera ringan, Luka lecet
19
Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat Cidera sedang mis: luka robek
Berkurangnya fungsi motoric / sensorik
/psikologisatau intelektual
( reversible,tidak berhubungan dengan
penyakit
Asetiap kasus yang memperpanjang
perawatan
4 Mayor Cidera luas / berat mis cacat , lumpuh
Kehilangan fungsi motoric / sensorik /
psikologis atau intelektual ( reversible )
tdk berhubungan dengan penyakit
5 Katatropik Kematian yang tidak berhubungan
dengan perjalanan penyakit
D. EVALUASI RESIKO
1. Resiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan grading yang didapat dalam analisis
2. Pemeringkatan memerlukan ketampilan dan pengetahuan yang sesuai dan
meliputiproses berikut
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat / dan menentukan suatu
skore
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekwensi suatu peristiwa
terjadi dan memerlukan suatu skore
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skore
3. Penilaian resiko akan dilaksanakan dua tahap
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai resiko yang terlatih yang akan
mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemerigkatan resiko
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh kepala unit kerja yang
akanmelakukan verivikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana
tindakan untuk mengatasi resiko
20
Probabilitas Tak Minor Moderat Mayor Katatros
Signifikan pik
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi ekstrim ekstrim
( Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi ekstrim ekstrim
(beberapa kali/tahun)
Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi ekstrim ekstrim
(1-<2 tahun/kali)
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi ekstrim
(>2-<5 th/kali)
Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi ekstrim
(>5 thn /kali )
E. KELOLA RESIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
pengelolaan resiko insiden dengan target menghilangkan atau menekan resiko hingga
kelevel terendah (resiko sisa ) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul
dari insiden yang sudah terjadi.
LEVEL / BANDS TINDAKAN
Ekstrim/sangat Tinggi Resiko ekstrim dilakukan RCA paling lama 45
hari,membutuhkan tindakansegera perhatian sampai ke
direktur /kepala puskesmas
Hihg Resiko tinggi dilakukan RCA paling lama 45 hari kaji
(Tinggi ) dengan detail dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan tindakan top managemen
Moderat Resiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling
( sedang ) lama 2 minggu manager / klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap bahaya dan kelola resiko
Low Resiko rendah dilakukan sederhana paling lama 1 minggu
( Rendah ) diselesaiakan dengan prosedur rutin
21
KELOLA RESIKO BERDASARKAN GRADINGDAN JENIS IKP
22