Anda di halaman 1dari 5

PEMATAUAN DAN PERNERAPAN

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK


(KTAR) DILINGKUNGAN SEKOLAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS
PELABUHAN EDWIN S. ARITONANG
SAMBAS NIP. 19840423 200604 1
002
1. Pengertian Ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau
2. Tujuan Sebagai acuan tentang langkah-langkah pokok untuk pengembangan dan
pelaksanaan KTR
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi 1. Permenkes dan permendagri no.07 tahun 2011

5. Prosedur 1. Alat:
a. ATK
b. Formulir monitoring
6. Langkah-langkah 1. 1. Persiapan Penerapan
2. a. Analisis Situasi.
3. Sebelum menyusun rencana kegiatan, diperlukan analisis situasi untuk
4. mengetahui kondisi awal, permasalahan yang ada, kesiapan dan
5. pendapat dari pengurus, pimpinan, karyawan, dan pengguna jasa
6. layanan kesehatan. Informasi-informasi dimaksud dapat diperoleh
7. melalui pengumpulan publik opinion maupun survey yang dilakukan
8. oleh tim atau lembaga yang berkompeten.
9. b. Persiapan Kegiatan.
10. Persiapan kegiatan yang dilakukan antara lain penyusunan Surat
11. Keputusan pengangkatan kelompok kerja, petunjuk teknis, instrument–
12. instrumen, media sosialisasi, pengorganisasian dan mekanisme kerja.
13. c. Konsolidasi Kelompok Kerja
14. Konsolidasi organisasi dilakukan secara terencana dan intens baik rutin
15. maupun insidentil.
16. d. Penyusunan Rencana Komprehensif Penerapan KTR.
17. Kelompok Kerja menyusun rencana secara detail yang antara lain
18. meliputi program, kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, anggaran, sarana
19. dan prasarana, penanggung jawab, serta rencana monitoring dan
20. evaluasi
21. e. Penyiapan Infrastruktur
22. Infrastruktur yang perlu disiapkan antara lain kebijakan resmi pimpinan,
23. struktur organisasi kelompok kerja dan wewenangnya, fasilitas
24. pendukung yang diperlukan
25.
26. f. Sosialisasi Penerapan KTR
27. Sosialisasi penerapan KTR dilakukan dalam bentuk :
28. 1) Media yang dicetak seperti leaflet, poster, seruan, anjuran, tanda
29. peringatan.
30. 2) Audio visual
31. 3) Forum-forum pertemuan dan pengajian
32. 4) Tatap muka
33. 2. Pelaksanaan
34. a. Implementasi Pelayanan Kesehatan
35. Pelaksanaan KTR mencakup implementasi pelayanan non medis,
36. implementasi pelayanan medis, dan implementasi pembangunan serta
37. pengembangan jaringan
38. 1. Implementasi pelayanan non medis. Implementasi non medis
39. dilakukan antara lain :
40. - Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di seluruh area lembaga
41. layanan kesehatan yang meliputi ruang pelayanan, ruang
42. perawatan, kantin / swalayan, tempat parkir, dan unit yang lain
43. - Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
44. implementasi KTR, misalnya penyediaan layanan edukasi dan
45. konseling berhenti merokok
46. 2. Implementasi medis. Implementasi medis dilakukan oleh tenaga
47. kesehatan dalam bentuk motivasi, edukasi, pengobatan, dan
48. perawatan tentang bahaya rokok dan upaya berhenti merokok.
49. b. Implementasi di Pelayanan Sosial
50. 1. Implementasi fisik. Implementasi fisik dilakukan antara lain :
51. - Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di seluruh area lembaga
52. pendidikan yang meliputi ruang tenaga pengajar, ruang kelas,
53. kantin / swalayan, tempat parkir, dan ruangan lainnya di
54. lingkungan pendidikan
55. - Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
56. implementasi KTR, misalnya penyediaan layanan edukasi dan
57. konseling berhenti merokok oleh unit terkait sebagai contoh
58. guru bimbingan konseling
59. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi non fisik dilakukan
60. oleh tenaga terlatih dalam bentuk motivasi, edukasi tentang bahaya
61. rokok dan upaya berhenti merokok.
62. c. Implementasi di tempat proses belajar mengajar
63. 1. Implementasi fisik. Implementasi fisik dilakukan antara lain :
64. - Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di seluruh area lembaga
65. pendidikan yang meliputi ruang tenaga pengajar, ruang kelas,
66. kantin / swalayan, tempat parkir, dan ruangan lainnya di
67. lingkungan pendidikan
68. - Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
69. implementasi KTR, misalnya penyediaan layanan edukasi dan
70. konseling berhenti merokok oleh unit terkait sebagai contoh
71. guru bimbingan konseling
72. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi non fisik dilakukan
73. oleh tenaga terlatih dalam bentuk motivasi, edukasi tentang bahaya
74. rokok dan upaya berhenti merokok.
75. d. Implementasi tempat bermain anak-anak
76. 1. Implementasi fisik. Implementasi fisik dilakukan antara lain:
77. - Penerapan Kawasan Tanpa rokok (KTR) diseluruh area bermain
78. baik di taman maupun lapangan bermain.
79. - Melarang kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan rokok
80. - Menyediakan sarana dan prasana untuk menunjang implementasi
81. KTR seperti spanduk, stiker dan poster dilarang merokok, menjual
82. rokok dan iklan perusahaan rokok
83. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi oleh tenaga terlatih
84. dalam bentuk motivasi dan edukasi tentang bahaya rokok
85. e. Implementasi tempat ibadah
86. 1. Implementasi fisik. Implementasi fisik dilakukan antara lain:
87. - Penerapan Kawasan Tanpa rokok (KTR) diseluruh area tempat
88. ibadah (mesjid atau mushola) termasuk lapangan parkir.
89. - Melarang kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan rokok
90. - Menyediakan sarana dan prasana untuk menunjang implementasi
91. KTR seperti spanduk, stiker dan poster dilarang merokok, menjual
92. rokok dan iklan perusahaan rokok
93. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi oleh tenaga terlatih
94. dalam bentuk motivasi dan edukasi tentang bahaya rokok
95.
96. f. Implementasi lingkungan kantor dan sekretariat Muhammadiyah dan Or-
97. tom
98. 1. Implementasi fisik. Implementasi fisik dilakukan antara lain :
99. - Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di seluruh lingkungan kantor
100. dan sekretariat Muhammadiyah yang meliputi ruang kerja
101. karyawan, ruang kerja ortom, ruang tunggu, kamar mandi,
102. dapur, ruang rapat/pertemuan, koridor, kantin / swalayan, dan
103. ruangan lainnya
104. - Menyediakan media informasi untuk menunjang implementasi
105. KTR, misalnya poster, spanduk, stiker tentang informasi dan
106. edukasi bahaya merokok.
107. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi non fisik dilakukan
108. oleh tenaga terlatih dalam bentuk motivasi, edukasi tentang bahaya
109. rokok dan upaya berhenti merokok.
110. g. Implementasi di Lingkungan Berbasis Komunitas
111.1. Implementasi fisik. Implementasi kegiatan fisik dilakukan dengan
112. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di ruang publik seperti
113. kantor kelurahan, forum warga, taman bermain, peringatan hari
114. besar dan kegiatan lainnya.
115. 2. Implementasi kegiatan non fisik. Implementasi non fisik dilakukan
116. oleh tenaga terlatih dalam bentuk motivasi, edukasi tentang bahaya
117. rokok dan upaya berhenti merokok.
118. 3. Monitoring dan Evaluasi
119. a. Monitoring
120. Monitoring dilakukan oleh unit pembantu pimpinan persyarikatan
121. (lembaga/majelis).
122. b. Pemantauan evaluasi pelaporan.
123. Pemantauan evaluasi pelaporan dilakukan secara periodik. Bila
124. memungkinkan, untuk menjamin validasi data perlu didukung hasil
125. penelitian dari Perguruan Tinggi
126. c. Pengembangan hasil evaluasi dan pelaporan dibuat secara kuantitatif
127. dan atau kualitatif
128. 4. Perincian Langkah-langkah Teknis
129. Ada tiga langkah yang perlu dilakukan yaitu :
130. a. Mendirikan Layanan berhenti merokok atau bimbingan konseling
131. 1) Konsolidasi analisa masalah
132. 2) Menyelenggarakan Training . :
133. - Training motivator dan training untuk menjadi konselor bagi
134. para pelaksana.
135. - Training untuk staf (in-house training) tentang bahaya merokok
136. - Training kelompok kerja
137. 3) Supervisi dan monitoring.
138. Supervisi dan monitoring dilakukan untuk memonitor dan
139. mengevaluasi perkembangan efektifitas layanan berhenti merokok.
140. Tekniknya dapat dilakukan dengan cara wawancara, questioner,
141. pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
142. b. Pengembangan layanan
143. Model-model pengembangan layanan KTR dapat dilakukan dalam
144. bentuk :
145. 1) Klinik berhenti merokok dan konseling yang menyatu dengan
146. pelayanan kesehatan lainnya
147. 2) Klinik berhenti merokok dan konseling sebagai layanan tersendiri
148. 3) Optimalisasi peran guru BK dan UKS/Puskespan
149. c. Metode Layanan
150. 1) Konseling individu
151. 2) Konseling kelompok
152. 3) Kontak telepon untuk mengingatkan jadwal konseling
153. 4) Penyebaran informasi, leaflet, social media dan audio visual
154. 5. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan.
155. a. Jaringan internal persyarikatan (Muhammadiyah, ’Aisyiyah, Ortom
156. lainnya, dan Amal Usaha Muhammadiyah-’Aisyiyah).
157. b. Jaringan eksternal dengan pihak-pihak terkait, antara lain Dinas
158. Kesehatan Setempat, Puskesmas, LSM, dan aparat setempat.
159. A. Langkah-langkah Pengembangan KTR
160. 1. Memperluas Kawasan Tanpa Rokok
161. 2. Meningkatkan kualitas sarana-prasarana layanan
162. 3. Meningkatkan jaringan baik internal persyarikatan maupun eksternal
163. 4. Intensitas penataan lingkungan bersih dan Perilaku Hidup Bersih dan
164. Sehat
165.
166. B. Penghargaan dan Sanksi
167. 1. Penghargaan.
168. a. Penghargaan diberikan kepada :
169. 1) Pelopor pembentukan KTR
170. 2) Penanggungjawab KTR yang wilayah kerjanya benar-benar bebas
171. dari rokok
172. 3) Motivator yang telah berhasil menghentikan perilaku perokok
173. 4) Pasien yang telah berhasil berhenti merokok
174. 5) Orang yang melaporkan adanya kegiatan merokok di KTR dengan
175. disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
176. b. Penghargaan diberikan dalam bentuk :
177. 1) Ucapan terima kasih
178. 2) Insentif sesuai kondisi lokal
179. 3) Piagam penghargaan
180. 2. Sanksi
181. a. Sanksi diberikan kepada :
182. 1) Penanggung jawab KTR yang gagal mewujudkan KTR di wilayah
183. kerjanya
184. 2) Pengurus, pimpinan, staf, dan pegawai kantor Muhammadiyah dan
185. amal usaha Muhammadiyah; siswa dan mahasiswa lembaga pen-
186. didikan Muhammadiyah yang merokok di KTR
187. b. Bentuk sanksi :
188. 1) Teguran
189. 2) Peringatan lisan
190. 3) Peringatan tertulis
191. 4) Sanksi sosial
192. 5) Denda sesuai dengan kondisi dan kesepakatan lokal
193. C. Langkah-langkah Pengawasan
194. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
195. maka perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan
196. tersebut. Untuk melakukan penagwasan bias dilakukan beberapa langkah
197. berikut ini :
198. a. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi
199. Perencanaan monitoring dan evaluasi meliputi pengorganisasian seperti
200. penentuan penanggung jawab dan pelaksana monitoring dan evaluasi dan
201. juga penentuan instrument dan indicator yang akan dilaksanakan dalam
202. proses monitoring dan evaluasi.
203. b. Melakukan monitoring secara berkala
204. Monitoring secara berkala dilakukan untuk mengetahui perkembangan
205. dan pengaruh dari kebijakan KTR di sebuah institusi. Monitoring
206. dilaksanakan secara rutin sebagaiamana ditetapkan pada rencana
207. monitoring dan ebaluasi misalnya setiap 1, 2 atau 3 bulan. Hasil dari
208. monitoring menjadi masukkan dan bahan untuk melakukan evaluasi untuk
209. perbaikan pelaksanaan kebijakan KTR.
210. c. Melakukan Evaluasi
211. Evaluasi dilakukan pada awal kebijakan KTR dilaksanakan untuk
212. melakukan assessment kondisi awal sebelum pelaksanaan kebijakan KTR.
213. Selain itu evalusai juga dilaksanakan sebagai sebuah mekanisme rutin
214. setelah melakukan monitoring, dilaksanakan secara berkala setiap 1.2 atau
3 bulan sesuai dengan rencana monitoring yang telah ditetapkan.
7. Diagram Alir

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Sekolah

10. Dokumen Terkait Formulir monitoring kawasan tanpa rokok

11. Rekam historis


perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai