Pengobatan dengan ATS hingga saat ini belum jelas hasilnya, karena itu ada ahli yang menggunakan
dan ada yang tidak menggunakannya. Bila digunakan, keberatannya adalah mengenai harga, tetapi
bila digunakanpun tidak berbahaya kecuali pada penderita yang hipersensitif. Kemampuan
perlindungan ATS ini hanya berlangsung selama 2 – 3 minggu saja.
Walau demikian untuk proteksi terhadap penyakit perlu dilakukan suntikan booster setiap 5 tahun
paling lambat 10 tahun atau setiap seseorang luka di mana diperkirakan titer antitoksin tetanus dalam
serumnya sudah mulai menurun walau masih di atas garis proteksi minimal terutama untuk luka yang
disebut “ tetanus prona wound ”. Pemberian booster akan menaikkan titer antitoksin berlipat ganda
jumlahnya. (lihat Gambar 2)
a. Orang – orang yang telah mendapat suntikan vaksin tetanus sebanyak 3 kali, tetapi suntikan
terakhir sudah lebih dari 10 tahun.
b. Orang – orang yang telah mendapat vaksin tetanus 2 kali dan waktunya telah lebih dari 5 tahun.
c. Orang – orang yang mendapat suntikan hanya 1 kali saja.
Perlu dijelaskan bahwa toksin tetanus (dimumikan) tidak akan menimbulkan reaksi hipersensitif
terhadap orang yang disuntik, karena itu dapat diberikan berulang kali, sangat jarang ada reaksi
allergi, kalaupun ada reaksinya ringan saja.
Kepada semua dokter dan petugas kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan vaksinasi tetanus
terhadap anggota masyarakat yang berada di bawah salah seorang anggotanya menderita tetanus maka
pertama – tama salah dalam hal ini adalah dokter perusahaan tersebut, mengapa dia lalai memberikan
kekebalan aktif terhadap anggota yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Melakukan profilaksi tetanus terhadap orang yang luka secara benar dan tepat
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan :
1. Pemberian vaksin tetanus
2. Perawatan luka secara bedah yang benar
3. Pemberian antitoksin tetanus
4. Pemberian antibiotika dan identifikasi catatan medis emergency
1. Pemberian vaksin tetanus
Pemberian ini ditujukan sebagai booster terhadap pasien yang luka yang telah mendapat vaksinasi
tetanus sebelumnya, tujuannya untuk menaikkan titer antitoksin dan akan memberikan perlindungan
yang efektif dalam jangka waktu yang lama.
Pemberian vaksin tetanus pada saat luka terhadap pasien yang sama sekali belum pernah divaksinasi
terhadap tetanus, tidaklah dapat menjamin perlindungan terhadap tetanus, karena untuk mendapatkan
antitoksin dalam serum sampai di garis proteksi minimal dibutuhkan waktu 2 – 3 minggu, sedangkan
masa inkubasi tetanus ada yang lebih cepat. Dalam hal inilah diperlukan pemberian antitoksin
(immunisasi pasif) bersamaan dengan pemberian toksodi tetanus tadi.
2. Perawatan luka secaa bedah yang benar
Pencegahan secara bedah ini bertujuan untuk membuang clostridium tetani yang berkontak dengan
luka, membuang jaringan yang tidak vital lagi untuk mencegah suasana anaerob, dan sebaik mungkin
melakukan rekonstruksi luka sehingga terjadi suasana aerob. Untuk mencapai maksud tersebut
diperlukan :
1. Luka dirawat secepat mungkin
2. Teknik aseptik dengan memakai sarung tangan steril, mencuci kulit sekitar luka dengan cairan
yang cukup sebelum tindakan bedah.
3. Menutup luka dengan kasa steril waktu mencuci luka tadi.
4. Cahaya haruslah cukup agar secara cermat mengidentifikasi jaringan yang vital seperti saraf dan
pembuluh darah.
5. Instrumen harus lengkap, pembantu cukup agar penarikan jaringan secara halus untuk mencegah
kerusakan jaringan yang lebih besar.
6. Perdarahan dikontrol dengan instrumen yang tepat dan benang yang cukup kecil agar jaringan
nekrotik minimum yang tinggal di dalam luka.
7. Jaringan diperlukan secara halus agar jaringan menambah jaringan nekrotik dalam luka.
8. Diberikan secara komplit dengan memakai pisau untuk meratakan pinggir luka yang compang –
camping, mengangkat jaringan yang sudah diragukan vitalitasnya, mengangkat benda asing sampai
tidak ada yang tertinggal.
3. Pemberian antitoksin tetanus
Antitoksin tetanus pada dasarnya ada 2
a. Heterologous antitoksin
b. Tetanus immun Globulin (human)
Heterologous antitoksin (ATS) diambil dari serum kuda yang telah divaksinasikan sebelumnya. Jadi
mengandung protein kuda (protein asing) dan pemberian kedua dan seterusnya menimbulkan reaksi
sensitivity yang hebat sampai dapat terjadi anafilaktik shock. Oleh sebab itu sebelum pemberian perlu
ditest lebih dahulu.
Tetanus Immun Globulin (human)
Diambil dari serum manusia. Dalam perdagangan bermacam – macam nama seperti Hu-Tet, Hyper-
Tet, Homo-Tet dan sebagainya. Jenis ini jarang sekali menimbulkan reaksi hipersensitivity, kalau ada
sangat ringan antitoksin diberikan harus dengan indikasi yang jelas.
Indikasi pemberian antitoksin tetanus adalah :
1. Luka yang kotor atau tetanus proma wound yang terjadi pada orang yang belum pernah mendapat
immunisasi aktif, atau orang itu dengan proteksi tetanus persial.
2. Pengobatan pasien dengan tetanus.
Dosis pemberian tetanus immuno-globulin (human) untuk profilaksis adalah :
– Orang dewasa : 250 u – 500 u
– Anak di atas 10 tahun : 250 u
– Anak 5 – 10 tahun : 125 u
– Anak di bawh\ag 5 tahun : 75 u
Tetanus immuno-globulin (human) ini bertahan dalam darah selama 1 bulan. Untuk pengobatan
penderita tetanus diberikan dosis 3000 – 6000 unit intra muskuler pada otot gluteus, sebagian
diinfitrasikan sekitar luka.
Antitoksin serum kuda (ATS) diberikan bila human antitoksin tidak ada, dosisnya untuk profilaksis
1500 – 3000 unit bagi orang dewasa, anak – anak sesuai umur. ATS bertahan dalam darah 7 – 14
hari. Untuk pengobatan penderita tetanus dosis ATS adalah 20.000 – 40.000 unit. Antitoksin untuk
profilaksis diberikan secara simultan dengan vaksin tetanus tetapi dengan spuit dan jarum yang
berbeda, juga tempat penyuntikan harus berbeda, gunanya agar jaringan terjadi aglutinasi antara
keduanya.
Grafik titer antitoksin dalam serum sesudah pemberian toksoid saja, antitoksin saja, toksoid dan
antitoksin secara simultan.
4. Pemberian antibiotika dan identifikasi catatan medis
emergency
Pasien dengan luka haruslah ditanyakan dan dicatat :
1. Sudah pernahkah pasien mendapat immunisasi aktif
terhadap tetanus ?
Pemberian :
2. Kalau sudah pernah kapan didapatkan ?
1. Toksoid
3. Adakah reaksi terhadap tetanus toksoid itu ?
saja
4. Perlukah orang itu diberikan antitoksin ?
2. Antitoksin
5. Pemberian antibiotika penicilin atau tetrasiklin selama 5
saja
hari.
3. Toksoid
INDIKASI IMMUNISASI
dan antitoksin
LUKA BERSIH LUKA KOTOR
DATA Tetanus
VAKSINAS Tetanus Antitoksi Tetanus Tetanus
I Toksoid n Toksoid Atoksin
Tidak pernah
mendapat vaksinasi
atau tidak diketahui Ya Tidak Ya Ya