Anda di halaman 1dari 61

Pengantar

Filsafat/Logika
Nama: Matius Sangkoy
Nim: 202141411
Dosen: Pdt.Dr. Denny A. Tarumingi, M.Pd.K
Tugas
1. Buatlah ringkasan mengenai presentasi dari kelompok 1-10
beserta dengan pandangan anda tentang presentasi kelompok.
2. Buatlah ringkasan buku “Pengantar Filsafat” dari Jan Hendrik
Rapar.

Jawaban
Kelompok 1 Epistemologi
Epistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena disinilah
dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia
menjadi bahan pijakan.Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang pesat
dewasa ini beserta aspek-aspek praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak akarnya
pada struktur pengetahuan yang membentuknya.Dari epistemologi, juga filsafat
dalam hal ini filsafat modern – terpecah berbagai aliran yang cukup banyak, seperti
rasionalisme, pragmatisme, positivisme, maupun eksistensialisme dan lain-lain.
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.“Episteme” artinya
pengetahuan, sedangkan “logos” lazim dipakai untuk menunjukkan adanya
pengetahuan sistematik.

Macam-macam

Epistimologi 1.Epistemologi
metafisis
Epistemologi yang mendekati gejalah pengetahuan dengan bertitik tolak dari
pengadaian metafisika tertentu.Epistemologi ini berangkat dari suatu paham
tentang kenyataan,lalu membahas tentang manusia mengetahui kenyataan
tersebut.sedangkan kenyataan kita alami di dunia adalah kenyataan yang fana dan
gambaran kabur saja dari kenyataan dunia ide-ide.

2. Epistemologi skeptis

Dalam epistemologi ini,seperti misalnya di kerjakan oleh Descartes,kita


perlu membuktikan dulu apa yang kita ketahui sebagai sungguh nyata atau benar-
benar tak dapat di ragukan lagi dengan menganggap sebagai tidak nyata atau
keliru segala sesuatu kebenran masih dapat di ragukan.Kesulitan dengan metode
pendekatan ini adalah apabilah dengan orang yang sudah masuk sarang
skeptisisme dan konsisten dengan sikapnya tak gampang menemukan jalan keluar.

3. Epistemologi kritis

Epistemologi ini tidak memprioritaskan metafisika atau epistemologi


tertentu,melainkan berangkat dari asumsi,prosedur,dan kesimpulan pemikiran
ilmiah yang kita temukan dalam kehidupan, lalu kita coba tanggapi secara krisis
asumsi,prosedur dan kesimpulan tersebut.

Selain tiga macam epistologi berdasarkan titik tolak pendekatannya secara umum
berdasarkan objek yang di kaji,epistemologi juga dapat di bagi menjadi dua bagian,
yakni: Epistemologi Individual dan Epistemologi Sosial

-Epistemologi individual yang secara klasik di mengerti sampai sekarang .kajian


tentang pengetahuan baik tentang status kognitifnya maupun proses
pemerolehannya ,dapat di dasarkan atas kegiatan manusia individual sebagai
subjek penahu terlepas dari konteks social.

-Epistemologi sosial adalah kajian filsofi terhadap pengetahuan sebagai data


sosiologi .Bagi epistemology sosial,hubungan sosial,kepentingan sosial dan
Lembaga sosial sebagai faktor- faktor yang menetukan dalam proses ,cara,maupun
pemerolehan pengetahuan.upaya ini filsafat perlu memperhatikan apa yang di
sumbangkan oleh ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan kajian mengenai sistem-
sistem sosial dan kebudayaan khususnya melihat dampak pengaruh bagi
pengetahuan manusia.
-Dasar-dasar pengatahuan Epistemologi
1. Pengalaman

Semua bentuk penyelidikan ke arah pengetahuan mulai dengan


pengalaman.Maka, hal pertama dan utama yang mendasari dan yang
memungkinkan adanya pengetahuan adalah pengalaman. Pengalaman adalah
keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia dalam
interaksinya dengan alam,diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya dan dengan
seluruh kenyataan, termasuk Yang Ilahi. Ada dua macam pengalaman, yakni
pengalaman primer dan pengalaman sekunder.

2. Ingatan

Dalam kedudukannya sebagai dasar pengetahuan,baik pengalaman indrawi


maupun ingatan saling mengandaikan. Tanpa ingatan, pengalaman indrawi tidak
akan dapat berkembang menjadi pengetahuan. Di lain pihak ingatan mengandaikan
pengalaman indrawi sebagai sumber dan dasar rujukannya. Kita hanya dapat
mengingat apa yang sebelumnya permah kita alami secara indrawi, entah secara
langsung atau tidak langsung. Seandainya ingatan sama sekali tak bisa diandalkan,
maka kita tak dapat melakukan tugas kita sehari-hari.

3. Kesaksian

Dengan "kesaksian" di sini dimaksudkan penegasan sesuatu sebagai benar


olehseorang saksi kejadian atau peristiwa, dan diajukan kepada orang lain untuk
dipercaya. Di sini "percaya" dimaksudkan sebagai menerima sesuatu sebagai benar
berdasarkan keyakinan akan kewenangan atau jaminan otoritas orang uang
memberi kesaksian. Pengalaman indrawi langsung dan ingatan pribadi mengenai
suatu peristiwa atau fakta tertentu tidak selalu kita miliki.

4. Minat dan Rasa Ingin Tahu

Tidak semua pengalaman berkembang menjadi pengctahuan. Untuk dapat


berkembang menjadi pengetahuan, subjek yang mongalami sesuatu perlu memiliki
minat dan rasa ingin tahu tentang apa yang dialaminya. Maka, hal lain yang
mendasari adanya pengetahuun adalah adanya minat dan rasa ingin tahu manusia.
Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang dialami dan dianggap penting
untuk diperhatikan.Ini berarti bahwa dalam kegiatan mengelahui sebenarnya selalu
sudah termuat unsur penilaian.

5. Pikiran dan Penalaran

Kegiatan berpikir(dalam arti luas) memang lebih dari sekadar bernalar.


Tetapi kegiatan pokok pikiran dalam mencari pengetahuan adalah penalaran.Maka,
pikiran dan penalaran merupakan hal yang mendasari dan memungkinkan
pengetahuan.Tanpa pikiran dan penalaran tak mungkin ada pengetahuan. Penalaran
sendiri merupakan proses bagaimana pikiran menarik kesimpulan dari hal-hal yang
sebelumnya telah diketahui. Penalaran bisa berbentuk induksi, deduksi maupun
abduksı.Induksi adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan umum
(universal)dari pelbagai kejadian atau kasus khusus (partikular).

6. Logika

Kegiatan penalaran tidak dapat dilakukan lepas dari logika.Tidak sembarang


kegiatan berpikir dapat disebut penalaran.Penalaran adalah kegiatan berpikir
seturut asas kelurusan berpikir atau sesuai dengan hukum logika.Penalaran sebagai
kegiatan berpikir logis memang belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik
atau pengetahuan yang dihasilkan pasti benar.

7. Bahasa

Selain logika, penalaran juga mengandaikan bahasa.Maka, bahasa juga merupakan


salah satu hal yang mendasari dan memungkinkan pengetahuan pada
manusia.Seluruh kegiatan berpikir manusia sendiri erat terkait dengan
kemampuannya sebagai makhluk yang berbahasa.Dalam eksperimen perbandingan
antara bayi dan anak kera yang lahir bersamaan waktunya, pada awalnya keduanya
berkembang hampir sejajar.

8. Kebutuhan Hidup Manusia

Memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat hidup merupakan suatu


bagian dari cara berada manusia. Dalam arti ini kegiatan mengetahui merupakan
bagian hakiki dari cara berada manusia.Walaupun dimensi pragmatis pengetahuan,
yakni demi pemecahan soal-soal kehidupan itu penting, namun dalam mencari,
memperdalam dan mengembangkan pengetahuan, manusia bukan hanya terdorong
oleh kepentingan teknis dan instrumental saja. Pengetahuan juga kadang dan
memang perlu dicari demi dirinya sendiri terdorong oleh rasa ingin tahu atau demi
cinta akan kebenaran.

Rangkuman
Berdasarkan uraian mengenai sumber-sumber epistemologi tersebut maka dapat
disimpulkan, bahwa epistemologi adalah teori pengetahuan yang merupakan
cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dengan adanya penjelasan
mengenai epistemologi, maka akan diketahui asal mulanya pengetahuan, terjadinya
pengetahuan, dan sumber-sumber pengetahuan. Sehingga kita mengetahui dengan
jelas dari mana kita mendapatkan pengetahuan dan cara memperolehnya.

Sumber-sumber pengetahuan tersebut antara lain adalah alam, akal, hati,


pengalaman indera, sejarah, intuisi, keyakinan, dan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh manusia melalui akal, indra, dan sumber-sumber tersebut mempunyai
metode tersendiri dalam pengetahuan tersebut. Dan tanpa sumber-sumber tersebut
maka kita tidak tahu darimana pengetahuan itu berasal.

 Pandangan

Pandangan saya tentang presentasi kelompok mengenai epistimologi baik, dari


pemahaman yang saya dapat tentang epistimologi dari kelompok yaitu mengkaji
dan mencoba menemukan ciri-ciri umum dan hakiki dari pengetahuan manusia
epistimologi juga di artikan sebagai dislipin ilmu yang bersifat evaluative dengan
adanya epistimologi maka akan di ketahui asal mula pengetahuan.

Kelompok 2 Logika
Pengertian Logika

logika berasal dari bahasa Latin logos yang berarti “perkataan”. Istilah logos secara
etimologis sebenarnya Diturunkan dari kata sifat logike: “Pikiran” atau “kata”.
Istilah Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang Berarti
“berkata” atau “berucap”.

Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari Kata Yunani logos
yang digunakan dengan beberapa arti, seperti Ucapan, bahasa, kata, pengertian,
pikiran, akal budi, ilmu. Dari Kata logos kemudian diturunkan kata sifat logis yang
sudah Sangat sering terdengar dalam percakapan kita sehari-hari. Orang berbicara
tentang perilaku yang logis sebagai lawan Terhadap perilaku yang tidak logis,
tentang tata cara yang logis, Tentang penjelasan yang logis, tentang jalan pikiran
yang logis, Dan sejenisnya. Dalam semua kasus itu, kata logis digunakan Dalam
arti yang kurang lebih sama dengan ‘masuk akal’; Singkatnya, segala sesuatu yang sesuai
dengan, dan dapat Diterima oleh akal sehat.

Pengertian Logika menurut beberapa Ahli :

1. Prof. Thaib dalam ilmu Mantiq menyatakan, bahwa logika Merupakan ilmu
untuk mengerakkan pikiran pada jalan Yang lurus dalam memperoleh suatu
kebenaran.

2. Irving M. Copi dalam Introduction to logics berpendapat, Bahwa logika adalah


ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum untuk membedakan penalaran
yang betul Dari penalaran yang salah.

Sejarah Logika

A. Dunia Yunani Tua

Menurut sebagian kisah sejarah Zeno dari Citium (±340-265) disebutkan bahwa
Yang pertama kali menggunakan istilah logika adalah tokoh Stoa. Meskipun
demikian, Akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para filsuf mazhab
Elea. Mereka Telah melihat masalah identitas dan perlawanan asas dalam realitas.
Tetapi kaum Sofis-Lah yang menjadikan pikiran manusia sebagai titik pemikiran
secara eksplisit. Akan tetapi logika yang ilmiah sesungguhnya baru terwujud
berkat karya Aristoteles (384-322). Karya Aristoteles tentang logika, kemudian
diberi nama To Organon oleh muridnya yang bernama Andronikos dan Rhodos.
Karya Aristoteles mencakup: Kategoria (mengenai logika istilah dan predikasi),
Peri Hermeneis (tentang

logika proposisi), Analytica Protera ( tentang silogisme dan pemikiran), Analytica


Hystera (tentang pembuktian), Topica ( tentang metode berdebat), Peri
Sophistkoon Elechoon ( tentang kesalahan berpikir). Pola ini hingga kini masih
digunakan oleh kebanyakan penulis jika berbicara tentang logika. Setelah masa
Aristoteles, logika diteruskan oleh muridnya, yaitu Theopratus dan Porphyrius.
Keduanya berperan penting dalam kemajuan logika.

C. Dunia Modern

Logika Aristoteles, selain mengalami perkembangan yang murni, juga dilanjutkan


Oleh sebagian pemikir, tetapi dengan penekanan-penekanan yang berbeda.
Meskipun Mengikuti tradisi Aristoteles, Thomas Hobbes (1588-1679) dan John
Locke (1632-1704) doktrin-doktrinnya dalam logika sangat dikuasai oleh paham
nominalisme.Pemikiran dipandang sebagai suatu proses manipulasi tanda -tanda
verbal dan mirip Operasi-operasi dalam matematika. Kedua tokoh ini memberikan
interpretasi tentang Kedudukan bahasa di dalam pengalaman.

Objek dari Logika

Lapangan penyelidikan logika adalah manusia itu sendiri, Karena hanya


manusialah yang mampu melakukan aktivitas Berpikir.Logika merupakan sebuah
ilmu pengetahuan dimana Obyek materialnya adalah berpikir (khususnya
Penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah Berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya. Logika bersifat a priori. Kebenaran logika
tidak dapat ditemukan dan Diuji secara empiris, tetapi kebenaran diuji secara akal.

Pembagian Logika
A. Logika dilihat dari jenisnya,

Dalam jenisnya, logika terbagi menjadi dua macam, yaitu logika formal
danLogika material. Mungkin sama dalam pembagian pada objek logika, namun
terdapat Perbedaan dalam pengertiannya:

1. Logika Formal, logika yang mempelajari azas-azas, aturan-aturan atau hokum-


hukum Berpikir yang harus ditaati agar orang dapar berpikir dengan benar dan
mencapai Kebenaran.

2. Logika Material, logika yang mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai
hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang
sesungguhnya (Hasbulllah Bakry, 1970: 17).

B. Dilihat dari waktu dan kecanggihannya:

1. Logika Tradission alatau Logika Naturalis

Yaitu cara berpikir yang sederhana berdasarkan kodrat atau naluri manusia yang
sejak lahir sudah dilengkapi alat berpikir.

2. Logika modern atau logika artificialis

Yang dipelopori oleh Aristoteles dalam yang berarti instrument atau alat untuk
berpikir. Logika artificialis dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Logika formal : ilmu logika yang mempelajari cara-cara atau pekerjaan akal
serta menilai hasil-hasil yang diuji dengan kenyataan-kenyataan dalam praktek
dilapangan.

2. Logika material (LogikaMayor) : mempelajari sumber-sumber pengetahuan,


alat-alat pengetahuan,proses terjadinya ilmu pengetahuan,yang kemudian
merumuskan metode ilmu pengetahuan.

Prinsip-Prinsip Dasar Logika

A. Asas Logika Formal


Asas adalah pangkal atau asal dari mana suatu itu muncul dan dimengerti. Maka
“Asas Pemikiran” adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan
dimengerti.

B. Kritik Terhadap Hukum Logika Formal

Hukum-hukum logika formal berisikan unsur-unsur kebenaran yang sangat


penting dan tak bisa ditolak. Semua hukum tersebut bukanlah merupakan
generalisasi pikiran-pikiran yang random dan hasil khayalan yang tak berarti.

Manfaat Logika

1. Membuat daya fikir menjadi lebih tajam dan Berkembang melalui latihan-
latihan berfikir. Oleh Karenanya akan mampu menganalisis serta Mengungkap
permasalahan secara runtut dan ilmiah

2. Membuat seseorang berfikir tepat sehingga mampu Meletakkan sesuatu pada


tempatnya dan mengerjakan Sesuatu tepat pada waktunya (berfikir efektif dan
Efisien).

3. Membuat seseorang mampu membedakan alur pikir Yang benar dan alur pikir
yang keliru, sehingga dapat Menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar
Dari menarik kesimpulan yang keliru.

4. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk Berpikir secara


rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, Metodis dan koheren

5. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, Cermat, dan objektif.


Rangkuman

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Logika berasal dari bahasa latin
yaitu “logos” yang artinya perkataan.

Secara umum logika adalah ilmu yg mempelajari metode dan hokum yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah,
logika ini dimulai dari tahun 624 SM – 548 SM oleh Thales yg disebut sebagai
bapak filsafat, kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan
mengenalkan logika sebagai ilmu.

Dan menurut kami Logika adalah pikitan atau kata yang masuk diakal, lurus dan
juga tepat.Dan logika juga merupakan kemampuan kita manusia untuk bernalar.

 Pandangan

Pandangan saya tentang presentasi dari kelompok yang membahas tentang logika
baik, yang saya ambil dari presentasi kelompok logika itu adalah suatu
pertimbangan akal atau pikiran yang di utarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa.

Kelompok 3 Kritik Ilmu-Ilmu


Pengertian Kritik Ilmu

Kritik ilmu adalah ilmu pengetahuan yang menekankan pada teori. Kemudian dari
ilmu teoritis yang ditemukan kemudian di kolaborasi menjadi satu sehingga
melahirkan ilmu baru yang lebih kritis.

Dalam kehidupan sehari-hari, kritik ilmu ini juga sering dilakukan oleh mahasiswa
akhir semester. Dimana ada proses mengumpulkan dan mengkaji teori-teori yang
dipieroleh dari beberapa sumber. Sebelum akhirnya ditulis dan dikemukakan dalam
sebuah skripsi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Kritik menurut para ahli adalah saat di mana pengertian etimologis dilakukan. Hal
ini berasal dari bahasa Yunani, sebagai asal muasal kata ‘kritik’ itu sendiri. Berasal dari
bahasa Yunani clitikos yang artinya adalah pembeda.

Sedangkan kata ini sendiri juga berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu krites yang
artinya adalah seseorang yang membuat sebuah analisis atau pendapat yang tepat.
Sosok ini melakukan observasi kemudian membuat interpretasi atas hasil
pemikirannya sendiri terhadap fenomena apa saja yang memang harus dinilai.

Kritik Sejarah
Kritik sejarah adalah sebuah metode tafsir yang mempertimbangkan faktor
historis dari suatu teks untuk dapat menggali maknanya secara lebih mendalam.

Dalam ilmu sejarah, kritik dilakukan untuk mencari kebenaran suatu sumber
sejarah. Terdapat dua jenis kritik sejarah, yaitu:

1). Kritik internal (uji kredibilitas)

Merupakan kritik yang membangun dari dalam sejarah, yang didasarkan pada arti
sebenarnya dari suatu kesaksian.

2). Kritik ekstern

Merupakan kritik yang membangun dari luar sejarah, yang dilakukan dengan
mencari kebenaran sumber sejarah melalui sejumlah pengujian terhadap berbagai
aspek di luar sumber sejarah.

Kritik Sejarah Alkitab

Sejarah Kritik ilmu dalam hal ini kritik sejarah Alkitab. Salah satu cara penafsiran
Alkitab yang menggunakan perspektif sejarah sebagai alat utama untuk
menemukan makna yang terkandung dalam suatu teks Alkitab. . Metode ini
dikenal sebagai Metode Kritikal-Historis atau Kritisisme tinggi, sebagai suatu
cabang kritisisme pustaka yang meneliti asal-usul suatu teks kuno untuk
memahami dalam hal tafsiran Alkitabiah semitik, kritikus sejarah dapat
menafsirkan sastra Israel sebagai sejarah-sejarah Israel.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan cara penafsiran ini,
Yaitu :

1). Sejarah didalam teks, Sejarah ini merupakan sejarah yang diceritakan dalam
Alkitab itu sendiri atau dengan kata lain sejarah ini merupakan sejarah yang
diceritakan melalui Alkitab.

2). Sejarah diluar teks, Sejarah diluar teks berarti kondisi sejarah yang melingkupi
pembuatan suatu bagian dari Alkitab.

Fungsi kritik
fungsi utamanya adalah untuk menjembatani sebuah persepsi dan apresiasi karya
antara penikmat hasil kerja dan seseorang yang bekerja untuk itu. Bagi pekerja,
kritik ini berfungsi untuk mendeteksi kelemahan yang mereka miliki, kekurangan
dalam hasil kerjanya, dan bisa membangun kembali supaya semakin maksimal
hasil kerja kedepannya. Namun bagi penikmatnya, fungsinya adalah untuk
membantu memahami dan membantu meningkatkan hasil kerja pekerja yang
bersangkutan.

Macam-Macam Kritik

Ada Empat Jenis Kritik antara lain adalah :

1. kritik pendidikan

Kritik pendidikan diberikan pada seseorang yang sedang belajar, entah sebagai
siswa maupun sebagai mahasiswa. Kritik ini diberikan supaya proses belajar atau
hasil belajar seseorang menjadi lebih maksimal.

2. kritik Jurnalistik

Jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara
terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar.

3. kritik popular

Kritik Populer ditujukan untuk konsumsi massa atau umum. Tanggapan yang
disampaikan biasanya bersifat umum, lebih pada pengenalan atau publikasi sebuah
karya. Umumnya memakai gaya bahasa dan istilah sederhana yang mudah
dipahami orang awam

4. Kritik Keilmuan

kritik keilmuan merupakan kritik yang diberikan diantara orang-orang yang


bekerja dalam menambah keilmuan. Seperti semua di antara peneliti, antara guru,
dan lain sebagainya.

Rangkuman
Kritik ilmu-ilmu ini bisa disebut dengan ilmu pengetahuan. Kritik ilmu-ilmu ini
lahir dikarenakan banyak sekali pertanyaaan yang diajukan oleh berbagai bidang
ilmu pengetahuan yang telah melampui batas kompetensi dalam bidang itu sendiri.
Sehingga harus dimintakan jawaban kepada filsafat dalam upaya mencari jawaban
atas persoalan tersebut. Karena pada awalnya itu mencakup seluruh ilmu
pengetahuan yg telah dikenal pada masa lalu itu.

 Pandangan

Pandangan saya tentang presentasi kelompok baik yang saya dapat dari presentasi
kelompok mengenai kritik ilmu adalah pertanyaan atau sebuah penjelasan lebih
lanjut mengenai berbagai bidang ilmu pengetahuan yang telah melampau batas
kopetensi dalam bidang filsafat.

Kelompok 4 Metafisika Umum

Pengertian Pengetahuan Mistik ( Metafisika )

Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika.


Metafisika berasal dari akar kata ‘meta’ dan ‘fisika’. Meta berarti
‘sesudah’,’selain’,atau ‘di balik’. Fisika yang berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’.
Metafisika berarti ‘sesudah,’di balik yang nyata’. Dengan kata lain, metafisika
adalah cabang filsafat yang membicarakan ‘hal-hal yang berada di belakang gejala-
gejala yang nyata’.

Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang


sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi
filsafat secara menyeluruh Metafisika ( Mistik ) adalah ilmu yang memikirkan
hakikat di balik alam nyata.

Pengertian secara umum, Metafisika adalah pengetahuan yang tidak rasional.


Pengertian mistik (metafisika) bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (
ajaran atau keyakinan ) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan
spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasional Aristoteles
menyinggung masalah metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’, yang berisi
hal-hal yang bersifat ghaib.
• Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam dan manusia dikuasai oleh
wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis. misalnya (roh-roh yang bersifat ghaib
terdapat pada benda, seperti batu, pohon) merupakan contoh kepercayaan yang
berdasarkan pemikiran supernaturalisme.

• Naturalisme yaitu paham yang menolak pendapat bahwa terdapat wujud- wujud
yang bersifat supernatural karena naturalism hanya menerima pandangan yang
menyatakan bahwa ada itu semata-mata realitas alam.

• Materialisme yang merupakan turunan naturalisme merupakan paham yang


berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh yang
kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.

Aliran-aliran dalam Metafisika Ontologi ( Pengetahuan Mistik )

Ontology atau bagian metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada
secara menyeluruh yang mengkaji persoalan-persoalan, seperti hubungan akal
dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan, dan lainnya.

Di dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan-


pandangan pokok pemikiran : monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan
agnotisisme.

a. Aliran Monoisme
b. Aliran Matarialism
c. Aliran Idealisme

Mengapa perlu mempelajari metafisika adalah sebagai berikut:

1. Ilmu metafisika mengajarkan pola pikir yang teliti dan berkelanjutan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan sehingga berbagai pertanyaan maupun persoalan
manusia yang belum terpecahkan bahkan setelah diobservasi akan dapat
diselesaikan.

2. Ilmu metafisika turut memberi sumbangsih dalam ilmu pengetahuan dengan


mengajarkan cara berpikir yang original serta kreatif dengan rasa ingin tahun yang
besar atas suatu masalah sehingga nantinya pada ilmuwan akan mampu melakukan
penemuan – penemuan baru.

3. Ilmu metafisika memberi cara pengembangan ilmu pengetahuan dengan


mengajarkan metode berpikir sistematis dengan berdasarkan pertimbangan matang
seperti membuat pra-anggapan sebelum membuat anggapan, memperhatikan aspek
fisik dan rasional, serta memperhatikan objektivitas.

4. Ilmu metafisika memberikan ruang pada perbedaan visi dan pendapat dalam
perspektif manusia untuk menilai suatu realitas dengan menekankan bahwa tidak
ada kebenaran yang absolut sebelum teruji melalui beberapa percobaan yang
panjang melalui proses keragu -raguan.

Macam-macam Metafisika

Dalam metafisika terbagi dua macam wujud yaitu wujud yang bersifat mutlak dan
wujud yang bersifat relative. Wujud mutlak itu sifatnya tidak berubah sampai
kapanpun seperti perhitungan 1+1 = 2 pasti hasilnya selalu dua tidak mungkin
menjadi angka 3,4,5 atau pun yang lainnya. Dan wujud relative terbagi menjadi
dua cabang yaitu :Manusia ( dalam diri manusia / yang ada pada diri manusia itu
sendiri )Alam di luar manusia ( sesuatu apa saja yang di luar diri manusia )

Rangkuman

Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang


sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi
filsafat secara menyeluruh Metafisika ( Mistik ) adalah ilmu yang memikirkan
hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu
dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.

Dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan-


pandangan pokok pemikiran seperti monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme,
dan agnotisisme. Dan pada pengetahuan mistikpun mempunyai kegunaan-
kegunaan tertentu. meski mistik lebih bersifat batiniyah, ghaib dan terkadang
rasional dan empiris, tapi mistik bisa dijelaskan secara ilmiah namun melalui
proses yang sangat panjang.
Pandangan

Pandangan saya tentang presentasi kelompok baik dan yang saya ambil dari
metafisika umum yaitu pandangan di luar pengalama manusia iya memikirkan juga
hakikat di balik alam nyata.

Kelompok 5 Teologi Metafisika

PENGERTIAN TEOLOGI

METAFISIKA

Teologi metafisik sering juga dikenal dengan nama theodicea kendati


sesungguhnya theodicea hanyalah merupakan bagian dari teologi metafisik.
Theodicea sebenarnya hanya membahas dan membenarkan kepercayaan kepada
Allah Yang Mahakuasa di tengah-tengah realitas kejahatan yang merajalela di
dunia ini.

Teologi metafisik mempersoalkan eksistensi Allah yang dibahas secara


terlepas dari kepercayaan agama. Eksistensi Allah hendak dipahami secara
rasional. Konsekuensinya, Allah menjadi sistem filsafat yang perlu dianalisis dan
dipecahkan lewat metode ilmiah. Apabila Allah dilepaskan dari kepercayaan
agama, hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh bisa berupa satu dari
beberapa kemungkinan berikut

1. Allah tidak ada.

2. Tidak dapat dipastikan apakah Allah ada atau tidak.

3. Allah ada tanpa dapat dibuktikan secara rasional.

4. Allah ada, dengan bukti rasional.

ARGUMEN-ARGUMEN DALAM TEOLOGI METAFISIKA

· Argumen ontologis: Semua manusia memiliki ide tentang Allah. Sementara


itu, diketahui pula bahwa kenyataan atau realitas senantiasa lebih sempurna
daripada ide. Dengan demikian, Tuhan pasti ada dan realitas adanya itu pasti lebih
sempurna daripada ide manusia tentang Tuhan.

· Argumen kosmologis: Setiap akibat pasti punya sebab. Dunia (kosmos)


adalah akibat. Karena itu, dunia pasti memiliki sebab di luar dirinya sendiri.
Penyebab adanya dunia itu adalah Tuhan.

· Argumenteleologis: Segala sesuatu ada tujuannya. Sebagai contoh: mata


untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan kaki untuk berjalan. Karena segala
sesuatu memiliki tujuan, itu berarti seluruh realitas tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan dijadikan oleh yang mengatur tujuan itu. Pengatur tujuan itu adalah
Tuhan.

· Argumenoral: Manusia bermoral karena dapat membedakan yang baik dan


yang buruk, yang benar dan yang salah, dan seterusnya. Itu menunjukkan bahwa
ada dasar dan sumber moralitas. Dasar dan sumber moralitas itu adalah Allah.

TOKOH-TOKOH YANG TERGOLONG DALAM TEOLOGI METAFISIKA

1. David Hume (1711-1776) menegaskan bahwa tidak ada bukti yang


benarbenar sahih yang dapat membuktikan bahwa Allah ada dan bahwa
la menyelenggarakan dunia ini.

2. Ludwig Feuerbach (1804-1872) menyatakan bahwa religi tercipta oleh


hakikat manusia itu sendiri, yaitu egoismenya dan hasratnya akan kebahagiaan.
Apa yang tidak dimilikinya tetapi begitu didambakannya dilukiskannya sebagai
realitas yang terdapat pada yang ilahi.

3. Friedrich Nietzsche (1844-1900) menyatakan bahwa konsep tentang Allah


dalam agama Kristen adalah konsep yang paling buruk dan rusak dari seluruh
konsep tentang Allah karena Allah dianggap sebagai Allah dari orang-orang
yang lemah.

4. Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa Allah itu memiliki tiga


fungsi utama bagi kehidupan praktis manusia di dunia ini:
· Allah dianggap penguasa alam. Oleh karena itu, dengan menyembahNya,
manusia akan dapat mengatasi kecemasannya terhadap alam yang begitu
dahsyat.

· Keyakinan agamis memperdamaikan manusia dengan nasibnya yang


mengerikan, terutama kematian.

· Allah memelihara dan menjaga agar ketentuan-ketentuan dan


peraturanperaturan kultur akan dilaksanakan.

Rangkuman

Teologi Metafisik adalah sesuatu yang membahas tentang kepercayaan kepada


Tuhan. Jika eksistensi Allah dipahami oleh rasional maka akan menimbulkan
banyak kemungkinan, sehingga akan ada beberapa orang akan berpikir Allah tidak
ada dan ada juga yang berpikir Allah ada karena, jika dilihat dari argument-
argument yang ada maka kita akan menyadari bahwa Allah itu ada karena semua
yang ada dan terjadi di dunia ini karena Allah. Walaupun banyak sekali pandangan
yang menceritakan bahwa Allah tidak ada, tetapi kita bisa melihat bahwa Allahlah
yang menciptakan dunia ini. Sehingga kita tidak dapat menyangkal semua itu.

Pandangan

Pandanga saya tentang presentasi kelompok baik mengenai pembahasan teologi


metafisika yang saya dapat yaitu suatu kepercayaan kepada tuhan di mana kita
mempelajari Allah itu ada atau tidak namun sangat terbukti bahwa Allah itu ada
karena dia yang menciptakan dunia

Kelompok 6
Antropologi Filsafat
Antropologi

Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan apakah


manusia itu? Apakah hakekat manusia? Bagaimanakah hubungannya dengan alam
dan sesamanya? Dengan kata lain, filsafat antropologi berupaya menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagaimana adanya, baik
menyangkut esensi, esksistensi, status, maupun relasinya.
Perkembangan Antropologi di Akhir Abad ke-19

Pada akhir abad ke-19, antropologi dan banyak disiplin ilmu lainnya telah merdeka
dari filsafat. Antropologi muncul sebagai cabang ilmu sosial yang mempelajari
sejarah biologi dan evolusi manusia (antropologi fisik), serta budaya dan
masyarakat yang membedakan Homo Sapiens dari spesies hewan lainnya
(antropologi budaya). Dalam studi mereka tentang institusi dan praktik sosial dan
budaya, para antropolog biasanya berfokus pada masyarakat yang kurang
berkembang yang selanjutnya membedakan antropologi dari sosiologi.

Sebagai hasil dari perkembangan ini, istilah antropologi filosofis tidak digunakan
secara umum di kalangan antropolog dan mungkin juga tidak akan bertemu dengan
pemahaman yang siap dari para filsuf, setidaknya di dunia berbahasa Inggris.
Ketika antropologi dipahami dalam istilah kontemporer, pemikiran filosofis
mungkin masuk dalam lingkupnya hanya sebagai elemen dalam budaya.

Hubungan antara Filsafat Manusia dan Antropologi

Filsafat Manusia adalah Bagian terpenting dalam struktur filsafat. Filsafat manusia
juga secara luas menyoroti hakikat atau esensi manusia yang merupakan kesatuan
integral dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia seperti manusia
sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai
makhluk susila dan manusia sebagai makhluk religius. Antropologi merupakan
ilmu yang mempelajari manusia dengan keseluruhannya seperti studi tentang
manusia, cotohnya seperti bagaimana asal mula manusia dan bagaimana cara
manusia itu hidup.

B. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Antropologi

a. Fungsi Antropologi

Antropologi memanfaatkan dan membangun pengetahuan dari ilmu sosial, biologi,


humaniora dan fisik. Studi antropologi berkaitan dengan fitur biologis yang
menjadikan manusia dan aspek sosial manusia. Fitur biologis yang dimaksud
seperti fisiologi, susunan genetika, sejarah gizi dan evolusi. Sedangkan aspek
sosial seperti bahasa, budaya, politik, keluarga dan agama. Fungsi antropologi
adalah untuk mengembangkan pengetahuan tentang manusia baik secara fisik
(biologis) maupun secara sosio-kultural.

b. Tujuan Antropologi

Dalam akademis tujuan Antropologi adalah untuk mencapai pengertian tentang


makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya,
masyarakat dan kebudayaannya. Dan tujuan praktis Antropologis adalah
mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku bangsa di dunia guna
membangun masyarakat itu sendiri.

c. Manfaat Antropologi

Manfaat mempelajari Antropologi adalah untuk :

1. Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara


universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).

2. Mengetahui kedudukan dan peran yang harus dilakukan sesuai dengan harapan
warga masyarakat dari kedudukan yang sedang disandang.

3. Memperluas wawasan tentang pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang


mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai dengan karakteristik daerahnya
sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.

C. Jenis-jenis Antropologi

a. Antropologi Fisik

Menurut Haviland, antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme


biologis.

b. Antropologi Budaya

Burke menjelaskan bahwa antropologi budaya berfokus pada kebudayaan manusia


atau cara hidup manusia dalam masyarakat.

c. Antropologi Psikologi
Antropologi psikologi merupakan bidang yang mengkaji tentang hubungan antara
individu dengan nilai kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Ruang lingkup
antropologi psikologi sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan untuk
masalah yang muncul dalam interaksi antara nilai, pemikiran dan kebiasaan sosial.

d. Antropologi Spesialisasi

Antropologi spesialisasi dibagi menjadi banyak keilmuan, antara lain yaitu


Antropologi Kesehatan, Antropologi Ekonomi, Antropologi Perkotaan,
Antropologi Kependudukan, Antropologi Pendidikan, Antropologi Hukum,
Antropologi Sosial, Antropologi Forensik, Antropologi Pembangunan dan
Antropologi Terapan.

Rangkuman

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari
segi budaya,perilaku,keanekaragaman,warna-warna dan lain sebagainya.Objek
utama dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku
bangsa,kebudayaan dan prilakunya.Secara garis besar percabangan ilmu
antropologi dibagi menadi dua yaitu Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya.

Pandangan

Pandangn saya tentang presentasi kelompok baik pemahaman yang saya dapat
tentang antropologi suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia baik segi
kesehatan,ekonomi,prkotaan,kependudukan,pendidikan,hukum,social dan
budaya.

Kelompok 7

Kosmologi Pengertian
Kosmologi

Kosmologi atau yang juga dikenal dengan philosophy of nature (filsafat alam
semesta), secara etimologis berasal dari akar kata bahasa Yunani, yakni kosmos
yang berarti “susunan atau keteraturan"; dan logos yang ben "telaah studi" (Sisw. 2005:
1). Sedangkan secara terminologis, Runes mendefinisikannya sebagai a branch of
philosophy which treats of the origin and the structure of the universe
(Runes, 1971: 60). Yaitu cabang filsafat yang membicarakan asal-usul dan struktur
alam semesta.

Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan istilah kosmologi secara umum memiliki
pengertian sebagai berikut, yakni: pertama, ilmu tentang alam semesta sebagai
sistem yang rasional dan teratur. Kedua, merupakan cabang ilmu pengetahuan,
khususnya bidang astronomi yang berupaya membuat hipotesis mengenai asal,
struktur, ciri khas, dan perkembangan alam fisik berdasarkan pengamatan dan
metodologi ilmiah. Ketiga, ilmu yang memandang bahwa alam semesta sebagai
keseluruhan yang integral; dan bagian dar alam semesta itu berdasarkan
pengamatan astronomi, merupakan suatu bagian dari keseluruhan tersebut.
Keempat, secara tradisional kosmologi diposisikan sebagai cabang metafisika yang
menelaah mengenai asal dan susunan alam semesta, penciptaan dan kekekalannya,
vitalisme dan mekanisme, kodrat hukum, ruang, waktu, serta kausalitas.

watak dan karakternya, pemikiran kosmologi dapat Ditelaah dari diklasifikasi


dalam enam mainstream (arus besar) pemikiran yakni: spekulatif, ilmiah, kritik,
matematis, baru (pasca-Einstein), dan sintesis.

a. Kosmologi spekulatif

Pemikiran kosmologi jenis ini dibangun atas dasar kerangka epistemologi yang
menitikberatkan pada kemampuan kontemplasi yang bersifat spekulatif. Meskipun
begitu, pada tahap pemikiran ini sudah dilakukan pengamatan langsung atau
observasi dalam pengertian yang paling sederhana.

b. Kosmologi ilmiah.

Kosmologi model ini bekerja dengan alat dan kerangka atau desain metode yang
kerja dan produknya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

c. Kosmologi kritik.

Model kosmologi yang lahir sebagai jawaban atas keberatan-keberatan terhadap


kosmologi spekulatif. Tokoh yang dikategorikan sebagai pemikir kosmologi kritik
ialah Emmanuel Kant, karena ia memiliki ciri yang unik dan berbeda dengan
model pemikiran kosmologi lain.

e. Kosmologi baru (pasca Einstein).

Mayoritas ilmuwan mengatakan bahwa sesudah Albert Einstein mewariskan


prinsip-prinsip kosmologi matematis, terjadi debat metodologis yang luar bisa.

f. Kosmologi sintesis.

Model kosmologi yang mencoba membuat sintesis-sintesis baru atas dasar hasil
penemuan ilmu-ilmu kealaman dengan mempertimbangkan keterangan- keterangan
filsafat (Siswanto, 2005: 12-13).

Secara garis besar, berdasarkan pengertiannya kosmologi terbagi atas tiga hal
yaitu:

a. Kosmologi llmiah

Maksudnya adalah manusia berupaya membangun sebuah konsepsi kosmologi


yang bersifat universal, yang ditopang oleh hasil penemuan- penemuan ilmu
pengetahuan empiris.

b. Kosmologi Filosofi

Pemikiran ini dibangun melalui proses penciptaan argumentasi rasional agar


proposi-proposi tentang eksistensi keadaan memiliki alasan kuat.

d.Kosmologi Keimanan Keyakinan manusia tentang suatu yang “mengada" di


dunia berasal dari sumber yang tidak diragukan lagi. Misal : Kitab
Suci. Beberapa fakta tentang kosmologi filsafat yaitu:

1. Topik utama kosmologi filsafat menurut Hegel adalah tentang "kontingensi"


(kemestian yang merujuk pada “hukum"), "kepastian", "keabadian", batas-batas dan
hukum formal dunia, kebebasan manusia, dan asal mula kejahatan.
2. Secara historis perkembangan kosmologi filsafat (barat) dimulai dari filsuf-filsuf
alam pra Sokratik, yang kemudian persoalan-persoalannya oleh Plato dalam
"Timaeus" dan oleh Aristoteles dalam "Physics" disistematisir dan diperluas.

Kosmologi Ilmu Pengetahuan

Selain dipakai dalam khasanah pemikiran filsafat, istilah "kosmologi" juga dipakai
dalam lingkup ilmu empiris, yakni dikenali sebagai ilmu yang menggabungkan
hasil-hasil pengamatan astronomis dengan teori-teori fisika dalam rangka
menyusun hal-hal astronomis atau fisis dari alam semesta dalam suatu kesatuan
dengan skala yang besar (Munitz, dalam: Edward,) Teori tentang terbentuknya
alam semesta terlah terjadi perhatian para astronom sejak lama. Hal ini
diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi,
nebula, komet, planet dan sebagainnya. Sampai saat ini ada dua teori yang
mencoba menerangkan bagaimana alam semesta terbentuk.

1. Teori "Big-Bang"

Teori Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam
kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam semesta
semual berwujud sebagai gumpalan sangat padat dan besar dari sekelompok atom.

2. Teori Steady State

Teori steady state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan bahwa
unsur atom baru masih akan membentuk secara terus menerus di alam semesta.
Unsur ini sebagai debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar sampai
terbentuknya galaksi baru.

Ringkasan

a. kosmologi secara umum memiliki pengertian ilmu tentang alam semesta


sebagai sistem yang rasional dan teratur.
b. Sejarah pemikiran kosmologi dimulai pada empat ribu tahun sebelum masehi,
bangsa Babilon terkenal memiliki keahlian dalam ilmu astronomi yang membantu
mereka memprediksi gerakan-gerakan yang tampak mengenai bulan, bintang-
bintang, dan planet-planet, serta matahari yang terus berkembang hingga kini.

c. kosmologi dimengerti sebagai sebuah cabang filsafat yang membicarakan asal


mula dan susunan alam semesta; dan dibedakan dengan "ontologi" atau "metafisika
umum" yang menupakan suatu telaah tentang watak- watak umum dari realitas
natural dan supernatural; juga dibedakan dengan "filsafat alam" (The philosophy of
nature) yang menyelidiki hukum- hukum dasar, proses dan klasifikasi objek-objek
dalam alam.

d. Kosmologi ilmu pengetahuan dikenal sebagai ilmu yang menggabungkan hasil-


hasil pengamatan astronomis dengan teori-teori fisika dalam rangka menyusun hal-
hal astronomis atau fisis dari alam semesta dalam suatu kesatuan dengan skala
yang besar.

Pandangan

Pandangan saya tentang presentasi kelompok mengenai kosmologi baik, di mana


kosmologi yang saya dapat yaitu ilmu pengetahuan ia juga behubungan dengan
ontology yaitu asal mula alam semesta.

Kelompok 8

Etika

PENGERTIAN

ETIKA

Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Ethikos” yang
artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang
normatif dimana objeknya adalah manusia dan perbuatannya. Berikut beberapa
pendapat para ahli mengenai Etika.

a. Aristoteles
Aristoteles membagi pengertian etika menjadi dua, yaitu Terminius Technikus dan
Manner and Custom. Terminius Technikus merupaka etika yang dipelajari sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia.

b. K. Bertens

Menurut K. Bertens. Etika merupakan nilai-nila dan norma-norma moral, yang


menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku.

c. Dr. James J. Spillane SJ

Menurut DR. James, etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di
dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih
mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar
atau salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.

ETIKA DAN MORAL

Etika dan moral merupakan jenis kata yang sering kali ditemukan dan dikatakan
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua kata ini biasanya digunakan untuk
mengungkapkan sikap atau tindakan yang berhubungan dengan nilai baik dan
buruk.

ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT

Etika dalam filsafat merupakan 2 hal yang sulit dipisahkan karena memang
terdapat bahasan tentang etika dalam filsafat yaitu filsafat moral. Etika adalah
cabang dari filsafat yang membicarakan tentagn nilai baik-buruk.

-Moralitas: ciri khas manusia

Moralitas biasanya dikatakan sebagai salah satu ciri khas manusia berwujud
kesadaran manusia tentang baik dan buruk, tentang yang boleh dilakukan an
dilarang, serta tentang yang harus dilakukan dan tidak pantas dilakukan.

- Etika: ilmu tentang moralitas


Moralitas adalah istilah yang sangat berkaitan dengan moral. Secara etimologis,
kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores,
yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Moral adalah rangkaian nilai
tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.

CIRI-CIRI ATAU KARAKTERISTIK ETIKA

Terdapat beberapa karakteristik etika yang membedakannya dengan norma


lainnya. Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut.

a. Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

b. Etika sifatnya absolut atau mutlak.

c. Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.

d. Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

Dengan mengetahui ciri-ciri etika ini maka kita dapat membedakannya dengan
jenis norma yang lainnya.

JENIS-JENIS ETIKA

a. Etika Berdasarkan Jenisnya

Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika di antaranya etika normatif dan etika
deskriptif.

Etika Normatif

Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan menetapkan
berbagai perilaku, perbuatan, sikap ideal yang seharusnya dimiliki oleh tiap
individu di dalam hidup ini.

Etika Teologis

Pada dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah
bagian dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan
dapat dimengerti jika memahami etika secara umum.
FUNGSI ETIKA

Etika mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.

a. Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang


berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.

b. Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap
yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).

c. Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu


kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.

d. Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak
dapat diubah.

Etika sebagai ilmu melanjutkan kecenderungan kita dalam hidup sehari-hari itu.
Etika mulai, bila kita merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.

MANFAAT ETIKA

Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya memiliki beberapa
manfaat di dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Berikut ini akan
dijabarkan secara singkat manfaat dari etika di kehidupan bermasyarakat :

a. Etika bermanfaat sebagai penghubung antarnilai

Etika bisa dikatakan sebagai jembatan antarnilai satu dengan nilai yang lainnya.
Sebagai contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan adanya etika maka dua hal ini
akan bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan yang melekat di dalam masyarakat, tanpa
ada pihak yang merasa dirugikan sekalipun.

b. Etika bermanfaat sebagai pembeda antara yang baik dan buruk

Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan membuat individu
tersebut mengetahui dan memahami secara penuh terhadap hal atau sesuatu
yang ada di sekitarnya. Pemahaman yang dimaksud di atas adalah sesuatu yang
dianggap baik dan buruk.

Apabila individu sudah dapat membedakan yang baik dengan yang buruk dan
melakukan segala ‘sesuatu’ sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, etika akan
menjadi suatu pedoman di mana individu itu mampu menerapkan ‘sesuatu’ tersebut.

c. Etika bermanfaat untuk menjadikan individu memiliki sikap kritis

Etika yang sudah lama tertanam pada diri individu membuat dirinya lebih kritis
dalam menghadapi sebuah kondisi dan situasi. Individu tersebut tak hanya pasrah
pada keadaan, melainkan ikut memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat.

Rangkuman

Etika adalah cabang ilmu filsafat yang bersifat terapan. Etika tidak hanya
membicarakan suatu fenomena secara normatif, tetapi mampu menganalisis yang
kemudian menemukan pertimbangan etik atau moral terhadap fenomena tersebut.
Secara bahasa, akhiran -ika pada kata Etika menandakan sebagai suatu ilmu,
seperti halnya fisika, logika, dan matematika. Sebagai sebuah ilmu, maka etika
memiliki cara, metode, dan subjek berpikirnya sendiri.

Langkah pertama bagi seseorang untuk dapat memahami etika adalah memahami
cara berpikir manusia tentang moral dan moralitas setiap perbuatan. Etika memiliki
aliran-aliran berpikir yang beragam yang seluruhnya harus dipahami sebelum
melakukan kegiatan berpikir etik. Pemahaman terhadap aliranaliran berpikir ini
akan membantu untuk memahami langkahlangkah selanjutnya dalam pemahaman
tentang etika.

Pandangan

Pandangan saya tentang presntasi dari kelompok kami mengenai etika sudah baik
menurut pandangan kelompok juga yang lain dari pembahasa yang kami bahas
etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang bersifat terapan. Etika merupakan
suatu perbuatan ,pikiran,perkatan yang bermoral atau bermoralitas.
Kelompok 9

Estetika Pengertian

Estetika

Istilah estetika berasal dari kata Yunani:

a. Aistetika yang berarti hal-hal yang dapat dicerap dengan panca indra

b. Aisthesis yang berarti pencerapan panca indra (sense percepstion)(The Liang


Gie, 1976:15)

Jadi, estetika menurut arti etimologis, adalah teori tentang ilmu penginderaan.
Pencerapan panca indra sebagai titik tolak dari pembahasan Estetika didasarkan
pada asumsi bahwa timbulnya rasa keindahan itu pada awalnya melalui rangsangan
panca indra.

Istilah estetika sebagai ”ilmu tentang seni dan keindahan” pertama kali
diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf Jerman yang
hidup pada tahun 1714-1762. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru
dimulai pada abad ke XVII namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah
ada sejak zaman Yunani Kuno, yang disebut dengan istilah ”beauty” yang
diterjemahkan dengan istilah ”Filsafat Keindahan”.

Keindahan, menurut luasnya lingkupan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Keindahan dalam arti yang terluas, meliputi keindahan alam, keindahan seni,
keindahan moral, keindahan intelektual dan keindahan mutlak (absolut)

2. Keindahan dalam arti estetis murni : menyangkut pengalaman esetetis dari


seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas hanya menyangkut benda-benda yang dicerap


dengan penglihatan, yakni berupa kiendahan bentuk dan warna (The Linag Gie,
1996:17-18).

Definisi
Definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf mempunyai pendapat yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Tetapi pada prinsipnya, mereka sependapat bahwa
estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan/hal yang
indah, yang terdapat dalam alam dan seni.

Persoalan tentang Nilai Estetis (nilai keindahan)

Dalam rangka teori umum tentang nilai, pengertian keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomis dan nilai-nilai yang
lain. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetis.

SEJARAH PERKEMBANGAN ESTETIKA

Sejarah perkembangan estetika didasarkan pada sejarah perkembangan estetika di


Barat yang dimulai dari filsafat Yunani Kuno. Hal ini dikarenakan estetika telah
dibahas secara terperinci berabad-abad lamanya dan dikembangkan dalam
lingkungan Filsafat Barat. Hal ini bukan berarti di Timur tidak ada pemikiran esa.
Pertimbangan dari segi kualitas

Keindahan ialah kesenangan total yang terjadi tanpa konsep.

b. Pertimbangan dari segi kuantitas

Keindahan berwujud tanpa konsep, sebagai objek dari pemuasan hidup yang
mendesak.Keindahan merupakan suatu kesenangan yang menyeluruh.

c. Pertimbangan dari segi hubungan

Putusan selera bersandar pada prinsip-prinsip dasar yang bebas dari daya tarik dan
emosi serta bebas dari konsep kesempurnaan.Hal ini berarti bahwa keindahan ialah
konsep tentang adanya tujuan pada objek, tetapi tujuan itu tidak terwujud dengan
tegas.

d. Pertimbangan dari segi modalitas

Putusan selera menurut kesenangan yang timbul dari objek tertentu.Kesenangan


merupakan keharusan subjektip,tetapi berwujud dalam bentuk objektip ketika
dicerap oleh indera manusia.Keindahan ialah apa yang diakui sebagai objek
pemuasan darurat yang tidak berkonsep (Wadjiz Anwar,1980:23). tetika.

Aliran dalam Filsafat Nilai

Ada beberapa aliran dalam filsafat nilai, yaitu :

1. Aliran objektifisme, mengatakan bahwa nilai itu terletak pada objek itu
sendiri, sama sekali lepas atau tidak tergantung dari keinginan subjek atau
kesukaan manusia.
2. Aliran subjektifisme, mengatakan bahwa nilai sama sekali tergantung atau
ditentukan oleh subjek. Edmund Burke mengatakan bahwa keindahan
ditentukan oleh selera.
3. Oleh karena setiap aliran mempunyai kelemahan, maka lahirlah aliran ketiga
yaitu aliran yang berprinsip menyatakan bahwa nilai itu tidak semata-mata
terletak pada objek dan juga tidak terletak pada subjek, artinya hanya
kepunyaan dunia batin.
4. Aliran Pragmatisme,Sesuatu itu bernilai apabila dapat memberikan manfaat
atau kegunaan, misalnya lembu. Bagi seorang petani lembu mempunyai
fungsi sebagai teman bekerja mengerjakan sawah dan ladangnya.
5. Aliran Esensi, sesuatu dikatakan bernilai indah, misalnya karena hanya itu
sendiri. Bunga mawar itu indah karena memang di dalam bendanya itu
sendiri mmpunyai sifat indah.
Rangkuman

Estetika adalah cabang Filsafat yang berkaitan dengan penguraian pengertian-


pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul bilamana seseorang
merenungkan tentang benda-benda estetika dan juga Secara historis artinya
estetika dipelajari dari segi sejarahnya dan diharapkan dapat memberikan
informasi dan manfaat bagi keidupan manusia.

Pandangan

Pandangan tentang presentasi dari kelompok 9 baik mengenai Estetika yaitu


suatu pandangan penilaian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Kelompok 10 Sejarah Filsafat

Pengertian Filsafat dan Definisi

Filsafat

Secara etimologis, istilah "filsafat", yang merupakan padanan kata falsafah


(bahasa Arab) dan philosophy (bahasa Inggris), berasal dari bahasa Yunani
φιλοσοφια (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri
dari kata φιλοσ (philos) dan σοφια (sophia). Kata φιλοσ berarti kekasih, bisa juga
berarti sahabat. Adapun σoφιa berari kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti
pengetahuan. Jadi, secara harfiah φιλοσοφια berarti yang mencintai
kebijaksanaan atau sahabar pengetahuan. Oleh karena istilah ouλoσoφια telah
di-Indonesiakan"filsafat", seyogyanya ajektivanya ialah "filsafati" dan bukan
"ilosofis".Apabila mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan ialah
"filsuf dan bukan "filosof. Kecuali bila digunakan kata "filosofi" dan bukan
"filsa fat", maka ajektivanya yang tepat ialah "filosofis", sedangkan yang
mengacukepada orangnya ialah kata "filosof.
Menurut tradisi kuno, istilah φιλoσοφια digunakan pertama kali oleh
Pythagoras (sekitar abad ke-6 SM). Ketika diajukan pertanyaan apakah ia
seorang yang bijaksana, dengan rendah hati Pythagoras menjawab bahwa ia
hanyalah φιλοσοφοσ, yakni orang yang mencintai pengetahuan.

Empat Hal yang Melahirkan Filsafat

Bagaimanakah filsafat tercipta? Apa yang menyebabkan manusia berfilsafat?


Sesungguhnya ada empat hal yang merangsang manusia untuk berfilsafat, yaitu
ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan.

1. Ketakjuban. Banyak filsuf mengatakan bahwa yang menjadi awal kelahiran


filsafat ialah θαυμασια - thaumasia (kekaguman, keheranan, atauketakjuban).
Dalam karyanya yang berjudul Metafisika, Aristoteles mengatakan bahwa
karena ketakjuban manusia mulai berfilsafat.

2. Ketidakpuasan. Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite memainkan


peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia, Berbagai mitos dan
mite berupaya menielaskan asal mula dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu.

3. Hasrat bertanya. Ketakjuban manusia telah melahirkan pertanyaanpertanyaan,


dan ketidakpuasan manusia membuat pertanyaan- pertanyaan itu tak kunjung
habis, Pertanyaan tak boleh dianggap sepele karena pertanyaanlah yang
membuat kehidupan serta pengetahuan manusia berkembang dan maju.

4. Keraguan. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan


maksud untuk memperoleh kejelasan dan keterangan mengenai sesuatu yang
dipertanyakannya itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang
dipertanyakannya itu tidak jelas atau belum terang. Karena sesuatu itu tidak
jelas atau belum terang, manusia perlu dan harus bertanya.

Proses Kelahiran Filsafat

Filsafat, sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan,


lahir di Yunani dan dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM. Proses kelahiran
filsafat itu membutuhkan waktu yang amat panjang. Ketika suku-suku bangsa
Hellenes menyerbu masuk ke tanah Yunani sekitar tahun 2000SM, mereka
masih merupakan pengembara-pengembara kasar yang belum mengenal
peradaban. Mereka baru berhasil menaklukkan Yunani dan menyingkirkan
penduduk aslinya setelah mereka mengambil alih peradaban dan kebudayaan
penduduk asli, yang pada masa itu telah mencapai tingkat cukup mengagumkan.

Selanjutnya, kendati orang-orang Yunani telah memperoleh tempat pemukiman


yang tetap, banyak di antara mereka yang gemar merantau, khususnya ke dunia
Timur yang saat itu telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi.
Mereka merantau sampai ke Mesir dan Babylonia yang telah mengembangkan
pengetahuan tulis-menulis, astronomi, dan matematika, yang prinsip dasarnya
telah diletakkan oleh bangsa Sumeria. Bagaimanapun juga, orang-orang Yunani
tentu saja berhutang budi kepada
orang-orang Sumeria yang telah menemukan sistem hitungan sixagesimal yang
didasarkan atas jumlah enam sebagai satuan kelipatan sehingga mereka telah
mengenal pembagian waktu: satu jam terdiri dari enam puluh menit dan satu
menit terdiri dari enam puluh detik. Bangsa Sumeria jugalah yang menemukan
pembagian lingkaran ke dalam tiga ratus enam puluh derajat.

Kesimpulan

Secara harfiah φιλοσοφια berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabar


pengetahuan. Oleh karena istilah φιλoσοφια telah di-Indonesiakan menjadi
"filsafat", seyogyanya ajektivanya ialah "filsafati" dan bukan "filosofis" Apabila
mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan ialah "filsuf" dan bukan
"filosof. Kecuali bila digunakan kata "filosofi" dan bukan "filsafat", maka
ajektivanya yang tepat ialah "filosofis".

Filsafat sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang aman


menakjubkan lahir di Yunani dan di kembangkan sejak awal abad ke-6 SM.
Ada empat hal yang merangsang Manusia untuk berfilsafat, yaitu ketakjuban,
ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan.

Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu
membingungkan, bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya
samudera filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan
mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan-perbedaan itu sendiri merupakan
suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta
pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama-
lamanya.

Rangkuman

Secara harfiah φιλοσοφια berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabar


pengetahuan. Oleh karena istilah φιλoσοφια telah di-Indonesiakan menjadi
"filsafat", seyogyanya ajektivanya ialah "filsafati" dan bukan "filosofis" Apabila
mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan ialah "filsuf" dan bukan
"filosof. Kecuali bila digunakan kata "filosofi" dan bukan "filsafat", maka
ajektivanya yang tepat ialah "filosofis".
Filsafat sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang aman
menakjubkan lahir di Yunani dan di kembangkan sejak awal abad ke-6 SM.
Ada empat hal yang merangsang Manusia untuk berfilsafat, yaitu ketakjuban,
ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan.

Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu
membingungkan, bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya
samudera filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan
mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan-perbedaan itu sendiri merupakan
suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta
pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama-
lamanya.

Pandangan

Pandangan presentasi kelompok baik, mengenai filsafat yang saya dapat dari
kelopok yaitu filsafat adalah suatu penyelidikan denan akal budi mengenai sesuatu
yang belum di ketahui

2. Ringkasan Buku Pengantar Filsafat dari Jan Henderik Rapar


1. Apakah filsafat itu?

Beberapa kesalahpahaman

Banyak orang mengira bahwa filsafat adalah sesuatu yang serba rahasia,mistis dan
aneh. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafa t adalah suatu kombinasi antara
astrologi, psikologi, dan teologi. Selain itu, karena filsafat juga disebut sebagai
mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan, maka cukup banyak pula orang
yang menganggap filsafat sebagai ilmu paling istimewa.

Ada pula yang berpendapat bahwa filsafat hanyalah sejenis “ilmu” yang
mengawang tanpa memiliki dasar pijakan konkret yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena filsafat berbicara tentang apa saja,
padahal suatu disiplin ilmu hanya mengacu pada satu objek tertentu, maka filsafat
tidak dapat dikatakan srbagai suatu dsiplin ilmu.
Dikalangan para rohaniawan dan teolog, ada pula yang memperlakukan filsafat
hanya sebagai ancilla theologiae,yakni sebagai budak atau pelayan teologi. Sebagai
pelayan teologi, filsafat bertugas memformulasikan argumentasi- argumentasi yang
kuat untuk membela keyakinan dan ajaran agama. Bahkan, ada juga rohaniawan
dan teolog yang menuding filsafat sebagai alat iblis yang terkutuk. Karena itu,harus
ditolak oleh semua orang beriman.

Apakah benar setiap orang yang berpikir itu adalah filsuf? Jika benar demikian,
berarti berpikir adalah berfilsafat, dan berfilsafat adalah berpikir. Jadi,pemikiran
[sebagai hasil berpikir] adalah filsafat, dan filsafat adalah pemikiran.

Filsafat sebgai induk segala ilmu pengetahuan telah berhasil melahirkan berbagai
ilmu pengetahuan yang kini telah mandiri. Ilmu-ilmu pengetahuan alam [natural
sciences], ilmuilmu pengetahuan social [social sciences],dan seluruh disiplin ilmu
lainnya satu per satu telah memisahkan diri dari filsafat dan telah tumbuh menjadi
dewasa.

Pengertian dan definisi Filsafat

Secara etimologis istilah “filsafat”, yang merupakan padanan kata falsafah [bahasa
Arab] dan philosophy [bahasa inggris], berasal dari bahasa Yunani [philosophia].
Kata philosophia merupakan kata majemuk dari kata philos yang berarti kekasih,
bias jug berarti sahabat. Dan sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bias juga
berarti pengetahuan. Jadi, secara eseluruhan harfiah philosophia berarti yang
mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Oleh karena istilah philosophia
telah di Indonesia menjadi “filsafat”.seyogyanya ajektivinya

ialah “filsafati” dan bukan “filosofis”, apabila mengacu kepada orangnya,kata yang tepat
digunakan ialah “filsuf” dan bukan “filosof”. Kecuali bila digunakan kata “filosofi”
dan bukan “filsafat, maka ajektivanya yang tepat ialah “filosofis”, sedangkan yang
mengacu kepada orangnya ialah kata “filosof”.

Menurut tradisi kuno,istilah philosophia digunakan pertama kali oleh Pythagoras


[sekitar abad ke-6 SM]. Menurut Pythagoras philosophia yakni orang yang
mencintai pengetahuan.
Konsep dan definisi yang memadai untuk memberi gambaran tentang filsafat.

Para filsuf pra-sokratik mempertanyakan tentang apxe, yakni awal atau asal mula
alam dan berusaha menjawabnya dengan logos atau rasio tanpa bantuan mythos
atau mitos.filsafat bagi mereka adalah ilmu yang berupaya untuk memahami
hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.

Plato mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan


asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.

Aristoteles[murid plato] mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas
yang ada.

Rene Descartes, filsuf prancis yang termasyhur dengan argumen je pense donc je
suis,dalam bahasa latin cogito ergo sum [“aku berpikir maka aku ada”],mengatakan
filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya
adalah mengenai Tuhan,alam dan manusia.

Wiliam james, mengatakan filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk
berpikir yang jelas dan terang. R.F.Beerling mengatakan filsafat adalah suatu usaha
untuk mencapai radix,atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan
tentang diri sendiri.

2. Asal Mula Filsafat

Empat hal yang melahirkan filsafat

Ketakjuban. Banyak filsuf mengatakan bahwa yang menjadi awal kelahiran


filsafat ialah thaumasia[kekaguman,keheranan atau ketakjuban]. Istilah ketakjuban
menunjuk pada dua hal penting, yaitu bahwa ketakjuban itu pasti memiliki subjek
dan objek. Jika subjek dari ketakjuban adalah manusia sedangkan objeknya
ketakjuban ialah segala sesuatu yang ada dan yang dapat diamati. Penelitian
terhadap apa yang diamati demi memahami hakikatnya itulah yang melahirkan
filsafat.
Ketidakpuasan. Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite memainkan
peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai peristiwa yang
terjadi makin tidak memuaskan manusia ketidakpuasan akan membuat manusia
melepaskan segala sesuatu yang tak dapat memuaskannya, lalu ia akan berupaya
menemukan apa yang dapat memuaskannya.

Hasrat Bertanya.Ketakjuban manusia telah melahirkan pertanyaan yang membuat


kehidupan manusia sertapengetahuan manusia berkembang dan maju,
pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan
penyelidikan. Filsafat selalu mempertanyakan sesuatu dengan cara berpikir radikal,
sampai ke akar-akarnya, tetapi juga bersifat universal.

Keraguan. Pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh kejelasan dan keterangan


yang pasti pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang adanya aporia
(keraguan atau ketidakpastian dan kebingungan) di pihak manusia yang bertanya.
Jadi, jelas terlihat bahwa keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk
bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.

Proses kelahiran filsafat

Filsafat, sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan, lahir di
Yunani dan dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM. Ketika suku-suku bangsa
Hellenes menyerbu masuk ke tanah Yunani sekitar tahun 2000 SM. Mereka baru
berhasil menaklukkan Yunani dan menyingkirkan pendudukk aslinya setelah
mereka mengambil alih peradaban dan Kebudayaan penduduk asli. Selanjutnya,
kendati orang-orang Yunani telah memperoleh tempat pemukiman yang tetap,
banyak di antara mereka yang gemar merantau, khususnya ke dunia Timur yang
saat itu telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi.Memang, orang-
orang Yunani berthasil mengolah berbagai ilmu pengetahuan yang mereka peroleh
dari dunia Timur itu menjadi benar-benar rasional Iimiah dan berkembang pesat.
Dengan demikian, filsafat yang pertama lahir adalah filsafat alam.

3. Sifat Dasar Filsafat


Berpikir Radikal

Berfilsafat berarti berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal.
Karena berpikir secara radikal, ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena
suatu entitas tertentu. Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang,
atau menjungkirbalikkan segala sesuatu , melainkan dalam arti yang sebenarnya ,
yaitu berpikir secara mendalam , untuk mencapai akar persoalan yang
dipermasalahkan.

Mencari Asas

Thales mengatakan bahwa asas pertama alam semesta itu adalah air .
Anaximandros mengatakan Yang tidak terbata. dan Anaximenes mengatakan
udara. Adapun bagi Empedokles ada empat (akar segala sesuatu) yang membentuk
realitas alam seniesta, yaitu api, udara, tanah, dan air. Mencari asas pertama berarti
juga berupaya menemukan sesuatu yangbmenjadi esensi realitas. Dengan
menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan
menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat.

Memburu Kebenaran

Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran


hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersonalkan . Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang
segala sesuatu.

Mencari kejelasan

Geisler dan Reinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafati ialah adanya
usaha keras demi Meraih kejelasan intelektual (intellectual clarity). Berfilsafat
sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan keielasan
pengertian dan kejelasan seluruh realitas.Perjuangan mencari kejelasan itu adalah
salah satu sifat dasar filsafat.

Berpikir Rasional
Bepikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis. Bepikir logis
adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima
oieh akal sehat melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil
keputusan yang tepat dan benar dari premispremis yang digunakan. Pemikiran
yang sistematis jalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau
Saling berkaitan secara logis. Berpikir kritis berarti membakar kemauan untuk
terus-menerus mengevaluasi argumen-argumen yang mengklaim diri benar.

4. Peranan Filsafat

Pendobrak

Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu-pintu dan tembok-tembok tradisi yang


begitu sakral dan selama itu tak boleh diganggu-gugat. Kendati pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan
bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.

Pembebas

filsafat berupaya membebaskan manusia dari kekurangan dan kemiskinan


pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Filsafat pun
membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih.
Filsafat jugamembebaskan manusia dari cara berpikir tidak kritis yang membuat
manusia mudah menerima kebenaran-kebenaran semu yang menyesatkan.

Pembimbing

Filsafat membebaskan manusia dan cara berpikir yang picik dan dangkal dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih mendalam, yakni
berpikir secara universal sambil berupaya mencapai radix dan menemukan esensi
suatu permasalahan. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak
teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
sistematis dan logis. Filsafat membebaskan nmanusia dan cara berpikir yang tak
utuh dan begitu fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
integrał dan koheren.

5.Kegunaan Filsafat

Bagi Ilmu

Pengetahuan

Memang hanus diakui betapa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan


Sehingga manusia mulai percaya bahwa ilmu pengetahuan benar-benar mahakuasa.
Manusia semakin terpukau oleh pesona ilmu pengetahuan, dan hal itu telah
membuat begitu banyak orang mendewakan ilmu pengetahuan. Di samping itu,
ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan asas dan hakikat realitas. Pada umumnya
ilmu pengetahuan, teristimewa yang diketengahkan oleh positivisme, cenderung
lebih bersifat kuantitatif. Karena itu, tentu saja pengetahuan itu tak sanggup
menguji kebenaran prinsip-prinsip yang menjadi. landasan ilmu pengetahuan itu
sendiri.

Ilmu pengetahuan membutuhkan bantuan dari sesuatu yang bersifat tak terbatas
yang sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip yang melandasi ilmu
pengetahuan. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh filsafat, sang induk segala ilmu
pengetahuan. Filsafat adalah ilmu Yang tak terbatas karena tidak hanya
menyelidiki Suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Ketakterbatasan
filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan.

Dalam kehidupan Praktis

Filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang


jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan
yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.

6. Pembagian Filsafat Aristoteles membagi filsafat kedalaman tiga bidang berikut:

*filsafat spekulatif/teoretis. Bersifat objektif dan memiliki tujuan ialah


pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri *filsafat Praktika. Memberi petunjuk
dan pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan sebagaimana mestinya.
*filsafat produktif. Pengetahuan yang membimbing dan menuntun manusia
menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus. Christian Wolff(1679-
1754),membagi filsafat ke dalam cabang-cabang berikut

Logika, Ontologi, Kosmologi, Psikologi, Teologi Naturalis, Etika Will Durant,


mengemukakan lima bidang studi filsafat sebagai berikut

*Logika. Logika adalah studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal,
yang terdiri dari observasi, introspeksi, deduksi dan induksi,hipolesis dan
eksperimen, analisis dan sintesis, dan sebagainya.

* Estetika. Estetika adalah studi tentang bentuk ideal dan keindahan.

*Etika. Etika adalah studi tentang perilaku ideal.

*Politika. Politika adalah studi tentang organisasi sosial yang ideal, yaitu tentang
monarki, anistokrasi, demokrasi, sosialisme, anarkisme, dan sebagainya.

*Metafisika. Metafisika terdiri dari ontologi, filsafat psikologi. dan epistemologi.

Para penulis ENSIE (Ersie Nederlandse systematich ingerihte Encyclopaedie)


membagi filsafat dalam sepuluh cabang berikut Metafisika, Logika, Epistemologi,
Filsafat ilmu, Filsafat Naturalis, Filsafat kultural, Filsafat sejarah, Estetika, Etika,
Filsafat manusia.

THE Word university Encyclopaedie membagi filsafat dalam cabang sebagai


berikut Sejarah filsafat, Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika, Estetika.

Pada umumnya filsafat dibagi ke dalam enam bidang studi atau cabang utama
sebagai berikut Epistemologi, Metafisika (ontologi, Kosmologi, Teologi
Metafisika, antropologi), Logika, Etika, Estetika, Filsafat tentang berbagai disiplin
ilmu.

7. Epistemologi

Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori
pengetahuan. Etimologis, istilah Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari dua kata, yaitu episteme(pengetahuan) dan logos (kata, pikiran,
percakapan,atau ilmu). Jadi, Epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan tentang
pengetahuan atau ilmu pengetahuan.

Tentang Pengetahuan Pengetahuan senantiasa memiliki subjek, yakni yang


mengetahui, karena tanpa ada yang mengetahui tidak mungkin ada pengetahuan.
Jika ada subjek pasti ada pula objek. Yakni sesuatu yang ihwalnya kita ketahui
atau hendak kita ketahui. Tanpa objek, tidak mungkin ada pengetahuan.
Pengetahuan dapat dibagi ke dalam tiga jenis sebagai berikut:.

1. Pengetahuan biasa (ordinary knowledge). Pengetahuan ini terdiri dari


pengetahuan nir-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan nir-ilmiah adalah
hasil pencerapan dengan indra terhadap objek tertentu Pengetahuan pra- ilmiah
merupakan hasil pencerapan Indrawi dan pengetahuan yang merupakan hasil
pemikiran rasional.

2. Pengetahuan ilmiah (scientific krowledge). Pengetahuan ilmiah adalah


Pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metodc ilmiah.

3 Pengetahuan filsafati (philosophical knowledge). Pengetahuan filsafati diperoleh


lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman,penafsiran, spekulasi,
penilaian kritis, dan pemikiran-pemikiran yang logis, analitis, dan sistematis.

Sumber-sumber Pengetahuan

Plato, Descartes,Spinoza, dan Leibniz mengatakan bahwa akal budi atau rasio
adalah sumber utama bagi pengetahuan, bahkan ada yang secara ekstrem
menekankan bahwa akal budi adalah satu-satunya sumber bagi pengetahuan.

Beberapa filsuf lainnya, seperti Bacon, Hobbes, dan Locke, menyatakan bahwa
bukan akal budi, melainkan pengalaman indrawilah yang menjadi sumber utama
bagi pengetahuan. Akan tetapi, para filsuf itu mengakui juga bahwa tidak semua
pengetahuan manusia secara langsung bergantung pada pengalaman, melainkan
apabila ditelusuri lebih lanjut.pada akhimya akan terlihat bahwa pengetahuan
sesungguhnya berasal dari pengalaman.

John Locke mengatakan bahwa seluruh ide manusia berasal secara langsung dari
sensasi dan lewat refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri. Tidak ada suatu
apa pun juga dalam akal budi manusia yang tidak berasal dari pengalaman indrawi.

Immanuel Kant, yang filsafatnya tidak sealiran dengan John Locke, juga
berpendapat bahwa kendati seluruh ide dan konsep manusia bersifat apriori
sehingga ada kebenaran apriori, ide dan konsep itu hanya dapat diaplikasikan
apabila ada pengalaman. Dengan kata lain Kant hendak mengatakan bahwa akal
budi manusia hanya dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila dihubungkan
dengan pengalaman.

Adakah pengetahuan yang benar dan pasti?

Para penganut skeptisisme pada umumnya sependapat bahwa Segala sesuatu,


termasuk yang dianggap "sudah pasti, dapat saja disangsikan kebenarannya.
mereka hendak menegaskan bahwa sesungguhnya tidak ada pengetahuan yang
pasti dan mutlak.

Pyrho (365-275 SM) yang dikenal sebagai pencipta skeptisisme sistematis pertama
(yang tak pernah menulis apa pun) dan Timon dari Phline (320-230 SM), murid
Pyrho, serta Sextus Empiricus (abad 2 M), penulis Outlines of Pyrrhonism,
menyatakan bahwa kita harus senantiasa menyangsikan segala sesuatu yang
dianggap benar karena sesungguknya tidak ada yang benar-benar dapat diketahui
dengan pasti.

John Wilkirns (1614-1672) dan Joseph Glanvill(1636-1680),Mereka berpendapat


bahwa tidak seorang pun manusia dapat meraih pengetahuan yang Sempurna
karena kemampuan manusia telah cacat dan usak.

David Hunie (1711-1776) menyerang dasar-dasar pengetahuan empiris.la


mengatakan bahwa tidak ada suatu generalisasi pengalaman yang dapat dibenarkan
secara rasional. Demikian pula, proposisi mengenai pengalaman tidak perlu, karena
seseorang dengan mudah akan dapat membayangkansuatu dunia di mana proposisi
itu keliru.

Albert Camus (1913-1960) melukiskan manusia yang berupaya mengukur sifat


dan menakar makna dari sesuatu yang pada hakikatnya tak bermakna dan alam
yang absurd dalam bukunya Myth of Sisyphus. Manusia Sisyphus mengenal betul
seluruh keberadaannya dalam kondisi yang begitu buruk dan amat menyedihkan.

Augustinus (354-430) mengatakan bahwa ungkapan "manusia tidak dapat


mengetahui apa-apa" menunjukkan bahwa ungkapan itu sendiri sudah merupakan
suatu pengetahuan. Oleh sebab itu, bagi Augustinus, pendapat para filsuf yang
demikian itu secara rasional tidak konsisten. Selanjutnya, agusunus mengatakan
bahwa jika ungkapan "manusia tidak mengetahui apa-apa" itu keliru atau salah,
berarti tidak ada masalah.

Thomas Reid (1710-1796), . Reid mengatakan bahwa bukti-bukti rasional-filsafati


yang dikehendaki Hume itu sesungguhnya tidak pantas dan tidak tepat. Ini karena
argumen argumen rasional-filsafati itu sendiri akan terus-menerus memerlukan
argumen-argumen rasional-filsafati sampai tak terbatas (ad infinitum). Reid
mengatakan pula bahwa kepercayaankepercayaan yang sangat mendasar tidaklah
dilandaskan pada praanggapan yang membuta begitu saja, melainkan justru
mencerminkan konstitusi rasionalitas kita, yang sanggup mengenal lewat intuisi.

Kesahihan Pengetahuan

Teori Kesahihan Koherensi (Coherence Theory of Truth) menegaskan bahwa suatu


proposisi (pernyataan suatu pengetahuan) diakui sahih jika proposisi itu memiliki
hubungan dengan gagasan-gagasan dari proposisi sebelumnya.

Teori Kesahihan Korespondensi/Saling Bersesuaian (Correspondence Theory of


Truth) mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu sahih apabila proposisi
bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek pengetahuan itu.
Teori Kesahihan Pragmatis (Prngmatical Theory of Truth) menegaskan bahwa
pengetahuan itu sahih jikalau proposisinya memiliki konsekuensi konsekuensi
kegunaan.

Teori Kesahihan Semantik (Semantic Theory of Truth) Bagi teori kesahihan


semantik, proposisi harus menunjukkan arti dan makna sesungguhnya yang
mengacu kepada referen atau realitas.
Teori Kesahihan logikal yang berlebih-lebihan (Logical Superfluity Theory
ofTruth) hendak menunjukkan bahwa proposisi logis yang memiliki term berbeda
tetapi berisi informasi sama tak perlu dibuktikan lagi.

8.Metafisika

Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani metata physika(sesudah fisika).


Istilah ini merupakan judul yang diberikan oleh Andronikos dari Rhodes
Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah metafisika dan fisika melainkan
filsafat pertama untuk metafisika dan filsafat kedua untuk fisika.

Metafisika adalah suatu pembahasan filsafati yang komprebensif mengenai


seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada.

Metafisika biasanya dibagi sebagai berikut.


1.Metafisika Umum atau Ontologi

2.Metafisika Khusus, yang terdiri dari

*Kosmologi

*Teologi metafisik

*Filsafat antropologi

Metafisika umum atau Ontologi

Metafisika umum, yang juga populer dengan nama ontologi, membahas segala
sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan itu dilakukan
dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari
penampakan atau penampilan eksistensi itu. Ada tiga teori ontologis yang terkenal.

Idealisme

Teori ini mengajarkan bahwa ada yang sesungguhnya berada di dunia Ide.Segala
sesuatu yang tampak dan mewujud nyata dalanı alam indrawi hanya merupakan
gambaran atau bayangan dari yang sesungguhnya,yang berada di dunia ide.
George Berkeley (1685-1753), menyatakan bahwa satu satunya realitas yang
sesungguhnya ialah aku subjektif yang spiritual.Immanuel Kant (1724-1804),
berpendapat bahwa objek pengalaman kita, yaitu yang ada dalam ruang dan
waktu.helm Friedrich Hegel (1770-1831) menegaskan bahwa segala sesuatu yang
ada adalah satu bentuk dari satu pikiran.

Materialisme

Materialisrne menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Bagi materialisme, ada yang
sesungguhnya adalah yang keberadaannya semata-mata bersifat material atau sama
sekali bergantung pada material.Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
mengatakan bahwa seluruh realitas bukan Cuma satu, melainkan terdirı dari begitu
banyak unsur Thomas Hobbes (1588-1679) berpendapat bahwa scluruh rrealitas
adalah maten yang tidak bergantung pada gagasan dan pikiran kita. Ludwig
Andreas Feuerbach (1804-1872) menekankan bahwa haruslah menjadi ütik
pangkal dari segala scsuatu.

Dualisme

Dualisme mengajarkan bahwa substansi individual terdiri dari dua Tipe


fundamental yang berbeda dan tak dapat direduksikan kepada yang ainnya. Kedua
tipe fundamental dari substansi itu ialah material dan mental.Dualisme harus
dibedakan dari monisme dan pluralisme. Monisme Dan pluralisme adalah teori
tentang jumlah substansi dan bukan memper soalkan tipe fundamentel dani
substansi itu.

Metafisika Khusus: Kosmologi

Etimologis, istilah kosmologi berasal dari dua kata Yunani:Kosmos logos. Kosmos
berarti dunia atau ketertiban yang Merupakan lawan dai chaos (kacau balau atau
tidak terib). Logos berarti kata, percakapan atau ilmu. Jadi, kosmologi berarti
percakapan tentang dunia atau alam dan ketertiban yang paling fundamental dari
seluruh realitas. Kosmologi memandang alam sebagai suatu totalitas dari fenomena
dan berupaya untuk memadukan spekulasi metafisika dengan evidensi ilmiah di
dalam suatu kerangka yang koheren.
Metafisika Khusus: Teologi Metafisik Teologi metafisik sening juga dikenal
dengan nama theodicea.Theodicea sebenarmya hanya membahas dan
membenarkan kepercayaan kepada Allah Yang Mahakuasa di tengah-tengah
realitas kejahatan yang merajalela di dunia ini.

Apabila Allah dilepaskan dari kepercayaan agama, hasil analisis dan pembahasan
yang diperoleh bisa berupa satu dari beberapa kemungkinan berikut ini:

*Allah tidak ada.

*Tidak dapat dipastikan apakah Allah ada atau tidak.


*Allah ada tanpa dapat dibuktikan secara rasional.

*Allah ada, dengan bukti rasional.

Beberapa filsuf terkenal, seperti Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas,dan


Immanuel Kant, telah berupaya membuktikan bahwa Allah itu benar benar ada.
Bukti-bukti rasional yang mereka ketengahkan, antara lain adalah Sebagai berikut.

1. Argumen Ontologis:Tuhan pasti ada dan realitas adanya itu pasti lebih sempurna
daripade ide manusia tentang Tuhan.

2. Argumen Kosmologis: dunia pasti memiliki sebab di luar dirinya Sendiri.


Penyebab adanya dunia itu adalah Tuhan.

3 Argumen Teleologis: segala sesuatu memiliki tujuan, itu berarti seluruh realitas
terjadi dengan sendirinya, melainkan dijadiikan oieh yang mengatur tujuan itu.
Pengatur tujuan itu adalah Tuhan.

4 Argumen Moral: Manusia bermoral Karena dapat membedakan . yang baik dan
yang buruk, yang benar dan yang salah.itu Menunjukkan bahwa ada dasar dan
sumber moralitas. Dasar dan sumber moralitas itu adalah Allah.

Filsafat Stoa yang paneistis mengajarkan bahwa segala sesuatu dijadikan oleh
kekuatan ilahi, yaitu kekuatan alam. Kekuatan ilahi itu menjiwai segala sesuatu.
Alam semesta dikuasai oleh logos, yakni rasio Allah.
Filsafat panteistis Benedictus (Baruch) Spinoza (1632- 1677) mengatakan bahwa
segala sesuatu yang ada adalah Allah dan tidak ada sesuatu apapun yang tidak
tercakup di dalam Allah.

Skeptisisme merupakan pintu yang terbuka lebar ke arah ateisme dalam arti
ateisme teoretis, yaitu suatu paham yang berupaya mempertanggungjawabkan
secara filsafati keyakinan bahwa Tuhan tidak ada.

David Hume (1711-1776) Hume menolak eksistensi Allah dan kebenaran agama
bahkan ia juga menolak gagasan tentang Allah, serta menganggap moralitas
semata-mata hanyalah perasaan manusia belaka.

udwig Feuerbach (1804-18872) menyatakan bahwa religi tercipta oleh hakikat


manusia itu sendiri, yaitu egoismenya dan hasratnya akan kebahagiaan. Oleh
karena itu, Allah adalah gambaran dari keinginan manusia, yang dianggap dan
diyakini sungguh sungguh ada.

Friedrich Nietzche ( 1844-1900) menyatakan bahwa konsep tentang Allah dalam


agama Kristen adalah konsep yang paling buruk dan rusak dari seluruh konsep
tentang Allah karena Allah dianggap sebagai Allah dari orang-orang yang lemah

Friedrich Nietzche ( 1844-1900) menyatakan bahwa konsep tentang Allah dalam


agama

Kristen adalah konsep yang paling buruk dan rusak dari seluruh konsep tentang
Allah karena Allah dianggap sebagai Allah dari orang-orang yang lemah.

Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa Allah itu memiliki tiga fungsi
utama bagikehidupan praktis manusia di dunia ini:

1. Allah dianggap penguasa alam.

2. Keyakinan agama memperdamaikan manusia dengan nasibnya yang


mengerikan, terutama kematian.

3. Allah memelihara dan menjaga

Metafisika Khusus: Filsafat


Antropologi
Filsafat antropologi adalah bagian metalisika khusus yang mempersoalkan apakah
manusia itu?Apakah hakikat manusia? Bagaimanakah dengan alam dan
sesamanya? Dengan kata lain, filsafat antropologi berupaya menemukan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagaimana adanya, baik menyangkul esensi,
eksistensi, status, maupun relasi-relasinya.

Demokritos (460-370 SM) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwa pun
adalah materi yang terdiri dari atom-atom khusus yang bundar, halus dan licin,
oleh sebab itu tidak saling mengait satu sama lain.

Plato (428-348 SM) mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa.
Tubuh adalah musuh jiwa. Karena tubuh penuh dengan berbagai kejahatan dan
jiwa berada di dalam tubuh yang demikian itu, maka tubuh merupakan penjara
jiwa.

Aristoteles (384-322 SM) menyatakan bahwa manusia merupakan satu kesatuan


yang takterpisahkan. Tubuh dan jiwa hanya merupakan dua segi dari manusia yang
satu. Tubuh adalah materi, dan jiwa adalah bentuk. dualisme Descartes ( 1596-
1650) menegaskan bahwa tubuh dan jiwa adalah dua hal yang sangat berbeda dan
harus dipisahkan. Tubuh dalah suatru mesin yang terdiri dari bagianbagiannya
yang begitu kompleks.Adapun jiwa adalah sesuatu yang tidak terbagi, tidak
terbatasi oleh ruang dan waktu.

George Berkcley (1685-1753) berpendapat bahwa jiwa manusia adalah pusat


segala realitas yang tampak. Yang melihat dan yang merasa itu adalah yang hadir
dalam tubuh manusia, yaitu roh. Tubuh tidak lebih dari tanda kehadiran roh.

Sebaliknya, Feuerbach mengajarkan bahwa di balik alam tidak ada Allah.


Demikian pula di balik tubuh tidak ada jiwa. Jelas terlihat bahwa Feuerbach adalah
seorang matcrialis karena ia menyangkal segi rohani manusia.

9.Logika

Logika adaiah istilah yang dibentuk dari kata yunani logikos yang berasal dari kata
benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, Suatu periumbangan
akal (pikiran). Logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan mengenai suatu
pertimbangan akal (pikiran), mengenai kata, mengenai percakapan, atau yang
berkenaan dengan bahasa. Dengan demikian,secara etimologis, logika berarti suatu
pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa.

Hukum Dasar Logika

1. Hukum ldentitas (Principium ldentitaris/Law of ldentity) yang menegaskan


bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri.

2. Hukum Kontradiksi (Principium Contradictionis/Law of Contradiction) yang


menyatakan bahwa sesuatu itu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus
memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu.

3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertilaw of Excluded Middle)


yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu.

4. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis/lLaw of Suficient


Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan
itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup.

Konsep dan Term

Konsep merupakan hasil tangkapan akal budi terhadap suatu Objek yang
diungkapkan lewat kata-kata.konsep yang diungkapkan lewat kata atau kata-kata
disebut term.jadi,term adalah wujud konsep.

Konsep yang dinyatakan melalui term senantiasa memiliki komprehensi dan


ekstensi. Hukum yang berlaku bagi hubungan komprehensi dan ekstensi itu ialah

*apabila komprehensi bertambah, ekstensi berkurang, dan apabila Komprehensi


berkurang,ekstensi bertambah;

*apabila ekstensi bertambah, komprehensi berkurang. Dan apabila Ekstensi


berkurang,

komprehcnsi bertambah.
Term selaku wujud konsep dapat dibedakan menjadi berbagai jenis Misalnya term
abstrak ,term konkret, term konkret,term umum , term singular, dan sebagainya.

Proposisi

Proposisi atau keterangan adalah pernyataan (statement) dalam bentuk kalimat


yang merupakan rangkaian dari term-tem yang dapat memiliki nilai benar atau
salah.

Tiga bagian terpenting dalam proposisi adalah subjek, predika1, dan Kopula.
Subjek adalah term pokok dalam proposisi, dan predikat adalah term yang
menyebut sesuatu mengenai subjek, sedangkan kopula ialah penghubung antara
subjek dan predikat.

Inferensi Langsung

Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari sebuah atau lebih proposisi.
Ada dua cara yang biasa ditempuh dalam inferensi, yaitu inferensi deduktif dan
inferensi indukif. Inferensi deduktif terdiri dari inferensi langsung dan inferensi
tidak langsung (inferensi silogistis). Inferensi langsung adalah penarikan konklusi
hanya dari sebuah premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi).

Inversi. Inversi ialah penalaran langsung dengan cara menegasikan


subjekProposisi premis dan menegasikan atau tidak menegasikan predikat
proposisi premis.

Konversi. Konversi adalah jenis penarikan konklusi secara langsung dengan


Membalikkan atau mempertukarkan term predikat menjadi term subjek.

Obversi. Obversi adalah penalaran langsung yang konklusinya menunjukkan


Perubahan kualitas proposisi kendati maknanya tetap dan tidak boleh berubah.

Kontraposisi. Kontraposisi ialah penarikan konklusi secara langsung dengan jalan


Menukar posisi subjek dan predikat yang telah dinegasikan terlebih dahulu.
Proposisi konklusinya disebut kontrapositijf.
Oposisi. Oposisi adalah penalaran langsung yang proposisi konklusinya
Merupakan oposisi dan proposisi premis dengan term subjek dan predikat yang
sama.

Inferensi Silogistis

Inferensi silogistis adalah inferensi deduktif dengan menggunakan Silogisme.


Silogisme ialah penarikan konklusi secara tidak langsung yang merupakan bentuk
formal dari penalaran deduktif. Karena silogisme adalah inferensi deduktif,
konklusinya tidak akan lebih unum dari premis-premisnya. Premis adalah
proposisi-proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi. Konklusi ialah
proposisi yang menyatakan hasil inferensi yang dilakukan berdasarkan proposisi-
proposisi yang menjadi premis-premis suatu Inferensi. Proposisi-proposisi yang
menjadi premis-premis dalam suatu silogisme disebut anteseden. Predikat konklusi
disebut term mayor, dan subjek konklusi disebut term minor.

10. Etika

Etika sering kali disebut sebagai filsafat moral. Istilah etika berasa Dari dua kata
dalam bahasa Yunani: ethos dan ethikos, Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan,
tempat yang biasa. Ethikos berarti susila, kcadaban, atau kelakuan dan perbuatan
yang baik. Istilah moral berasal dari kata Latin mores, yang merupakan bentuk
jamak dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan, watak. Kelakuan, tabiat,
dan cara hidup. Etika membahas baik buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan
tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.

Etika Deskriptif

Etika deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan Moral secara


deskriptif. Ini dilakukan dengan bertolak dari kenyataan bahwa ada berbagai
fenomena moral yang dapat digambarkan dan diuraikan secara ilmiah. Seperti yang
dapat dilakukan terhadap fenomena spiritual lainnya misalnya religi dan seni. Etika
deskriptif dapat dibagi ke dalam dua bagian: pertama, sejarah moral. Kedua,
fenomenologi moral.
Etika Normatif

Etika nomatif kerap kali juga disebut filsafat moral (moral philosophy) atau juga
discbut etika filsafati (philosophical ethics). Etika normatif dapat dibagi ke dalam
dua teori, yaitu teori-teori nilai (theories of value) dan teori-tcori keharusan
(theories of obligation). Teori-teori nilai mempersoalan Sifat kebaikan, sedangkan
teori-teori keharusan membahas tingkah laku. Baik teleologikal maupun
deontologikal dapat dimasukkan Teori kehanusan (theories of obligation). Salah
satu aliran Terkenal dalam teori keharusan yang teleologikal ialah aliran egoisme.
Egoisme menegaskan bahwa manusia memiliki Hak untuk berbuat apa saja yang
dianggap menguntungkan dirinya. Dalam teori keharusan yang deontologikal,
tampillah aliran fomalisme.Para pemikir fomalis mengatakan bahwa akibat
(konsekuensi) bukan hanya tidak mampu, melainkan juga tidak relevan untuk
menilai suatu tindakan atau perbuatan.

Metaetika

Metaetika merupakan suatu studi analitis terhadap disiplin etika. Metaetika baru
muncul pada abad ke-20, yang secara khusus menyelidiki dan menetapkan arti
serta makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan lewat pernyataan-
pernyataan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan.

Teori naturalistis mengatakan bahwa istilah-istilah moral sesungguhnya menamai


hal-hal atau fakta-takta yang Pelik dan rumit.

Teori kognitivis mengatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral tidak selalu


benar, sewaktu-waktu bisa keliru.

Teori intuitif berpendapat bahwa pengetahuan manusia tentang yang baik dan yang
salah diperoleh secara intuitif.

Teori subjektif menckankan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral


sesungguhnya hanya dapat mengungkapkan fakta-fakta subjektif tentang sikap dan
tingkah laku manusia.
Teori emotif menegaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral tidak
mengungkapkan sesuatu apa pun yang dapat disebut salah atau benar kendati
hanya secara subjektif.

Teori imperatif berpendapat bahwa pertimbangan-pertimbangan moral


Sesungguhnya bukanlah ungkapan dari sesuatu yang dapat dinilai salah atau benar.

Yang dapat digolongkan ke dalam skeptisisme ialah teori-teori yang mengajarkan


bahwa sesungguhnya tidak ada kebenaran moral; yang mengatakan moralitas tidak
memiliki dasar rasional; yang mengemukakan bahwa prinsip-prinsip moral tidak
dapat dibuktikan kebenarannya.

11. Estetika

Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan seni (art) dan keindahan
(beauty). Itulah estetika berasal dari kata Yunani aisthesis, yang berartu pencerapan
indrawi, pemahaman intelektual (intelectual unde rstanding), atau bisa juga berarti
pengamatan spiritual. Istilah art (seni) berasal dari kata Latin ars, yang berarti seni,
keterampilan, ilmu,atau kecakapan.

Istilah estetika diperkenalkan oleh seorang filsuf Jerman bermama Alexander


Gottligb Baumgarten (17 Juli 1714-26 Mei 1762). Baumgarten mengembangken
filsafat estetika yang didefinisikannya sebagai ilu pengetahuan tentang keindahan
lewat karyanya yang berjudul Aesthetica acromatica (1750-1758).

Estetika deskriptif menguraikan dan melukiskan fenomena-fenomena pengąlaman


keindahan. Estetika normatif mempersoalkan dan menyelidiki hakikat, dasar, dan
ukuran pengalaman keindahan. ada juga filsafat seni dan keindahan.

Plato berpendapat bahwa seni (art) itu adalah Keterampilan untuk mereproduksi
sesuatu. Bagi Plato, Plato, apa yang disebut hasil seni tidak lain dari tiruan
(imitation).

Aristoteles menganggap bahwa seni itu penting karena memiliki pengaruh yang
besar bagi manusia. Aristoteles mengatakan bahwa puisi lebih filsafati daripada
sejarah. Estetika pada abad pertengahan tidak begitu mendapat perhatian dari para
filsuf. Itu karena gereja Kristen semula bersikap memusuhi seni karena dianggap
duniawi dan merupakan produk bangsa kafir Yunani dan Romawi. Akan tetapi,
Augustinus (354-430) ia mengemhangkan suatu filsafat Platonisme Kristen dengan
mengajarkan bentuk-bentuk Platonis (Platonic foms). La mengatakan bahwa
bentuk Platonis juga berada dalam pemikiran Allah.

David Hume (1712-1776) mengatakan bahwa keindahan bukanlah suatu kuallitas


objektif yang terletak di dalam di dalam objek-objek itu sendiri, melainkan berada
di dalam pikiran.

Immanucl Kant (1724-1804) menganggap kesadaran esteis sebagai unsur yang


penting dalam pengalaman manusia pada umumnya.Kant juga berpendapat bahwa
keindahan t itu merupakan penilaian estetis yang semata-mata subjektif.

George Wilhelm Friednch Hegel(770-1831) dan Arthur Schopenhauer (1788-1860)


mencoba menyusun tata jenjang bentuk-bentuk seni itu. Bagi Hegel arsitektur
berada pada jenjang paling bawah dan puisi berada di puncaknya. Adapun
Schopenhauer menempatkan musik di tempat tertinggi dan arsitektur di tempat
terendah.

John Dewey (1859-1952), Dewey berpendapat bahwa seni terpaut begitu erat
dengan segi-segi kehidupan lainnya, maka sangat keliru apabila seni hendak
dipisahkan dari segi-segi kehidupan lainnya.

George Santayana (1863-1952).Santayana mengatakan bahwa keindahan inu


adalah perasaan senang yang diobjektifkan dan diproyeksikan ke dalam objek yang
diamat.

Benedetto Croce (1866-1952), mengembangkan teori estetikanya lewat alam pikir


filsafat idealisme. Croce menyamakan seni dengan intuisi, dan menurut Croce
intuisi adalah gambar yang berada di alam pikiran.

Clive Bell (1851-1964) mengatakan bahwa bentuk yang Berarti ialah bentuk hasil
karya seni yang menggugah perasaan seni seseorang.

12. Filsafat tentang Berbagai Disiplin Ilmu


Pada umumnya ilmu pengetahuan dikembangkan dengan bertolak dari realitas serta
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan faktual dan praktis.Akan tetapi, apabila
pertanyaanpertanyaan yang diajukan pada suatu bidang ilmu pengetehuan telah
melampaui yang factual dan praktis serta mengacu kepada upaya untuk mencari
kejelasan tentang seluruh realitas serta mencariakar dan asas realitas itu sendiri,
maka berbagai ilmu pengetahuan yang telah mandiri itu terpaksa hanus kembali ke
induknya, yakni filsafat.

Karena banyaknya pertanyaan yang diajukan pada berbagai bidang ilmu


pengetahuan telah melampaui kompetensi bidang itu sendiri dan harus dimintakan
jawabannya kepada filsafat, maka lahirlah filsafat khusus tentang berbagai disiplin
ilmu pengetahuan. Setiap disiplin ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat
sehingga pada hakikatnya jumlah filsafat tentang berbagai disiplin ilmu itu
sebanyak jumlah disiplin ilmu yang ada. IImu-ilmu itu dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok sebagaiberikut:

1. ilmu-ilmu deduktif (ilmu-ilmu formal).

2. ilmu-ilmu induktif (ilmu-ilmu cmpiris),

dan 3 ilmu-ilmu reduktif (sejarah, dsb.).


13.Filsafat Politik

politik adalah refleksi filsafati mengenai masalah-masalah sosial politik yang


dapat dibedakan menjadi dua bagian pembahasan yang berkaitan erat.
mempersoalkan hakikat, fungsi dan tujuan. juga membicarakan keluarga dalam
negara, pendidikan, agama, hak dan kewajiban individual, kekayaan dan harta
milik, pemerintah, dan sebagainya.

Bagi Plato, negara ideal ialah negara yang penuh dengan kebajikan dan keadilan.
Agar Negara ideal itu dapat terwujud nyata, yang patut menjadi raja ialah mereka
yang mempelajari filsafat. Bagi Plato, filsufiah yang harus menjadi raja karena
hanya filsuf yang benar-benar mengenal ide-ide.

Aristoteles berpendapat bahwa negara adalah he koinonia politike (persekutuan


yang berbentuk polis) yang dibentuk demi kebaikan tertinggi (the highest good)
bagi manusia.Menurut Aristoteles mengatakan bahwa yang penting ialah
menyusun hukum atau konstitusi terbaik yang menjadi sumber kekuasaan dan
menjadi pedoman pemerintahan bagi para penguasa.

Filsafat politik, persoalanyang dikemukakan dan pertanyaan yang diajukan


merupakan abstraksi moral yang bersumber dari upaya untuk memberi arti dan
makna bagi kehidupan individu dan masyarakat. Dalam filsafat politik moderm.
pokok persoalan yang utama ialah masalah individu dan hak-hak yang dimilikinya.

14. Filsafat Hukum

Filsafat hukum adalah refleksi filsafati mengenai masalah-masalah hukum. Yang


dipersoalkan ialah apakah sebenarnya hukum itu; apakah hakikat hukum; apa dan
bagaimana sifat hukum itu; apakah fungsi hukum; apakah tujuan hukum; apakah
keadilan itu; mengapa manusia harus takluk kepada hukum.

Plato mengalakan bahwa hukum hanya merupakan sebagian dari pengetahuan yang
dimiliki oleh penguasa negara, yaitu sang filsuf-raja.selanjutnya, Plato berpendapat
bahwa hukum dan undang-undang bukan semata-mata dimaksudkan untuk
memelihara ketertiban dan menjaga stabilitas negara, melainkan untuk menolong
warga negara mencapai keutamaan sehingga benar- benar layak menjadi warga
negara ideal.

Aristoteles adalah filsuf pertama yang membedakan antara hukum kebiasaan


(customary laws) dan hukum tertulis (written laws). Hukum kebiasaan adalah
landasan dari segaia pengetahuan dan pengalaman manusia di sepanjang masa.
Adapun hukum tertulis, seluruhnya dibuat, disusun, dan ditetapkan oleh manusia,
maka dapat diubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia.

15. Filsafat Agama

Filsafat agama bukanlah cabang teoiogi. Filsafat agama adalah cabang filsafat yang
baru

muncul sekitar abad ke-18.filsafat agama sering juga dikacaukan dengan teologi
natural.
Teologi natural adalah upaya untuk menjawab pertanyaan lentang Allah: contoh,
Xenophanes

(570-475 SM) mengatakan bahwa Allah itu satu adanya Allah tidak diciptakan,
tidak bergerak,

tidak berubah. Aristoteles mengatakan bahwa Allah adalah substansi yang


sempuma.Dengan

demikian, teologi natural dapat dikatakan sebagai puncak metafisika

Filsafat agama sebenarnya berarti pemikiran filsafati tentang agama. Dapat pula
dikatakan

bahwa filsafat agama adalah pemikiran kritis analitis tentang agama. Yang hendak
dianalisis

oleh filsafat agama ialah hakikat agama itu sendiri, yakni pengalaman-
pengalaman religius

manusia.

Agama adalah suatu keyakinan akan adanya suatu kenyataan trans-


empirns.Pengalaman

religius adalah suatu hubungan pribadi antara manusia dan Tuhan. Hubungan itu

menggoncangkan, tetapi juga memberi kedamaian. R. Otto mengatakan bahwa


hubungan

nanusia dengan Yang Kudus (Numen) membuat manusia gemetar, segan, dan
takut.

Pengalaman manusia dalam hubungannya dengan Tuhan sangat berbeda dengan


pengalaman

biasa. Hubungan dengan Tuhan mendorong manusiauntuk mengambil sikap


tertentu, antara
lain senantiasa berkomunikasi denganNya lewat doa

16.Filsafat Pendidikan

Dalam arti yang sangat luas, dapatlah dikatakan bahwa filsafat pendidikan ialah
pemikiranpemikiran filsafat tentang pendidıkan. filsafat pendidikan ialah filsafat
tentang proses

pendidikan. ada pula yang mengatakan bahwa filsafat pendidikan ialah filsafat
tentang disiplin

ilmu pendidikan (uthe philosophy of the discipline of education).

Anda mungkin juga menyukai