Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

RUMUSAN DAN SISTEMATIKA PANCASILA DALAM SEJARAH


PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN INDONESIA

KELOMPOK 7
MERI RISMAWATI (2221000420025)
FITRI PURNAWATI (2221000420050)
FIRNA WULANDA PUTRI (2221000420075)
HARIZA YUNAINI (2221000420119)

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


IKIP BUDI UTOMO
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila adalah lima dasar bagi Bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari
dua kata yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Simbol gambar
bintang berwarna kuning yang bersudut lima dengan latar belakang warna hitam
terletak di bagian tengah perisai dijadikan sebagai dasar Ketuhanan Yang Maha
Esa. Gambar rantai dengan latar belakang warna merah dijadikan sebagai dasar
Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Simbol gambar pohon beringin dijadikan
sebagai Persatuan Indonesia. Simbol gambar kepala banteng terletak di sebelah
atas gambar bintang. Gambar Kepala Banteng dijadikan sebagai dasar Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan .
Simbol gambar padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.
Simbol gambar padi dan kapas dijadikan sebagai dasar Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.

Perjalanan Ketatanegaraan Indonesia mengalami pasang surut seiring


dengan perjalanan waktu. Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, sehari
kemudian dimulailah lembaran baru ketatanegaraan Indonesia yaitu dengan
disahkannya UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sebagai bentuk hokum dasar tertulis UUD 1945 merupakan sumber hukum,
artinya segala peraturan yang ada dalam ketatanegaraan haruslah bersumber pada
UUD 1945. Sehingga setiap peraturan yang tidak sesuai dengan UUD maka
peraturan tersebut dihapuskan. Tetapi sejarah mencatat, bahwa ketatanegaraan
Indonesia mengalami dinamisasi seiring dengan perubahan rumusan dasar negara
yang menjadi landasan pijak keberlangsungan berbangsa dan bernegara itu
sendiri.
A. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam Makalah ini adalah :

1) Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan


ketatanegaraan Periode 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.
2) Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.
3) Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Periode17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
4) Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang.

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari penyusunan Makalah ini antara lain :

1) Mengetahui sejarah Perumusan Pancasila pada saat Sidang BPUPKI


2) Menjelaskan sistematika Pancasila
3) Menjabarkan Rumusan sistematika sejarah perkembangan ketatanegaraan
di Indonesia sejak tahun 1945 sampai sekarang
BAB II

PEMBAHASAN

1. Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan


ketatanegaraan Periode 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945)

Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) : Muh. Yamin menyampaikan usulan

tertulis rancangan UUD RI. Di dalamnya tercantum rumusan lima asas dasar

negara :

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sejarah Perumusan Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia.

Perumusan Pancasila sebagai dasar negara berawal dari pembentukan Badan

Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI.

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945) Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni

1945)
Ir. Soekarno di hari ketiga menyampaikan lima hal untuk menjadi dasar-

dasar negara yaitu :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Sebagaimana diketahui padaa periode pertama terbentuknya Negara RI,

konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945, yang dotetapkan dan disahkan

oleh PPKI pada tanggal 18Agustus 1945, yang dalm pembukaan UUD 1945

tersebut, terdapat rumusan Pancasila. Rumusan dasar Pancasila yang

tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang sah dan benar, karena

disamping mempunyai kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh suatu

badan yang mewakili selluruh bangasa Indonesia (PPKI) yang berarti pula

disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Adapun rumusan dasar Negara Indonesia yang terkenal dengan “Pancasila”

yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyarawatan dan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


2. Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.

Dengan berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), maka

Republik Indonesia hanyalah merupakan salah satu Negara bagian dalam negara

RIS dan wilayahnya sesuai denagn pasal 2 UUD RIS adalah daerah yang disebut

dalam persetujuan Renville. UUD 1945 yang semula berlaku untuk seluruh

Indonesia, maka mulai 27 Desember 1949, hanya berlaku dalam wilayah Negara

bagian Republik Indonesia. Atas dasar pertimbangan, bahwa Badan pembuat

UUD RIS (yang dikenal dengan konstitusi RIS) kurang representatif, maka dalam

pasal 186 UUD RIS disebutjan bahwa konstituante bersama-sama dengan

pemerintah secepatnya menetapkan Konstitusi RIS, sehingga UUD RIS tersebut

bersifat sementara. KOnstitusi RIS tersebut terdiri dari mukadimah, 197 pasal dan

1 lampiran. Dalam mukadimah konstitusi RIS tersebut terdapat rumusan

Pancasila, yang rumusannya berbeda dengan Rumusan Pancasila pada pembukaan

UUD 1945.Rumusan dan sistematika Pancasila yang terdapat pada Mukaddimah

konstitusi RIS Tersebut adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial
3. Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Periode17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.

Sistem ketatanegaraan berdasarkan konstitusi RIS tidak berjalan lama karena isi
konstitusi tidak mengakar dari kehendak rakyat dan bukan merupakan keputusan
politik dari rakyat Indonesia = pemaksaan dan rekayasa pihak luar.

Disepakatilah mendirikdan NKRI lagi (19 Mei 1950) dan rancangan UUD dibuat
oleh BP KNP, DPR dan Senat RIS disahkan (14 Agustus 1950) dan mulai berlaku
(17 Agustus 1950) Indonesia menggunakan UUDS 1950 ; UU No 7 Tahun 1950

Persetujuan mendirikan Negara kesatuan Republik Indonesia kembali tertuang


dalm perjanjian 19 mei 1950. Untuk mewujudkan kemauan itu dibentuklah suatu
panitia yang bertugas membuat UUD yang baru pada tanggal 12 Agustus 1950.
Rancangan UUD tersebut oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat dan Dewan
Perwakilan Rakyat serta Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950 disahkan, dan
dinyatakan mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.

Pemberlakuan UUD 1950 ini denagn menggunakan pasal 190, pasal 127A, dan
pasal 191 (ayat 2) UUD RIS maka dengan UU nomor 7 tahun 1950 lembaran
Negara RIS 1950 nomor 56, yang berisi ketentuan, yaitu:

Indonesia kembali menjadi Negara kesatuan dengan menggunakan UUD’S 1950


yang merupakan hasil perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan Bentuk susunan
Negara dengan UUD’S 1950 secara resmi dinyatakan berlaku mulai 17 Agustus
1950.
Dalam pembukaan UUD’S 1950 teradapat rumusan dan sistematika dasar Negara
Pancasila yang sama dengan yang tercantum dalam konstitusi RIS, yaitu:
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
(2) Peri Kemanusiaan;
(3) Kebangsaan;
(4) Kerakyatan;
(5) Keadilan Sosia
Secara formal UU No.7 tahun 1950 tersebut hanya sebagai perubahan saja
dari konstitusi RIS, bukan suatu pergantian konstitusi sehinggan Negara yang
berdiri atas dasar perubahan konstitusi ini dapat dinyatakan sebagai lanjutan dari
Negara RIS. Tetapi secara substansi meteri undang-undang, perubahan ini
merupakan suatu perubahanyang prinsip dan integral terhadap Konstitusi RIS.
Sehingga secara materi ‘seolah-olah’ lahir suatu UUD dasar yang baru karena di
dalam ‘bungkusan’ UU No.7 Tahun 1950 termuat ssuatu UUDS 1950 yang
lengkap dan sempurna dengan pembukaan dan batang tubuhnya yang baru.

4. Rumusan dan sistematika Pancasila dalam sejarah perkembangan


ketatanegaraan Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang.

Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka berlaku kembali UUD 1945.

Dengan demikian rumusan dan sistematika Pancasila tetap seperti yang tercantum

dalam ‘Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat’.

Untuk mewujudkan pemerintahan Negara berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila

dibentuklah alat-alat perlengkapan Negara:

a. Presiden dan Menteri-Menteri


b. Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR)
c. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
d. Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Pelaksanaan UUD 1945 periode ini semenjak Dekrit 5 Juli 1959 dinyatakan
kembali kepada UUD 1945, tetapi dalam praktek ketatanegaraan hingga tahun
1966 ternyata belum pernah melaksanakan jiwa dan ketentuan UUD 1945, terjadi
beberapa penyimpangan, antara lain:
a) .Pelaksanaan Demokrasi Terpempin, diman Presiden membentuk MPRS
dan DPAS dengan Penpres Nomor 2 tahun 955 yang bertentangan dengan
system pemerintahan Presidentil sebagaimana dalam UUD 1945;
b) Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup, hal ini bertentangan
dengan pasal UUD yang menyebutkan bahwa masa jabatan Presiden
adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali.
c) .Berdirinya Partai Komunis Indonesia yang berhaluan atheisme, dan
adanya kudeta PKI dengan gerakan 30 September yang secra nyata akan
membentuk Negara Komunis Indonesia.

Hasil Amandemen UUD 1945 mempertegas deklarasi negara hukum dari semula
hanya ada di dalam penjelasan menjadi bagian dari batang tubuh UUD 1945
 Pemisahan kekuasaan negara ditegaskan
 Dasar hukum sistem pemilu diatur
 Pemilu langsung diterapkan bagi presiden dan wakil presiden
 Periodisasi lembaga kepresidenan dibatasi secara tegas
 Kekuasaan kehakiman yang mandiri
 Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota parleman (suara
terbanyak)
 Adanya perlindungan secara tegas terhadap HAM
 Satu hal yang perlu dicatat bahwa amandemen hanya dilakukan terhadap
batang tubuh UUD 1945 tanpa sedikitpun merubah pembukaan UUD
1945 yang pada hakekatnya adalah ruh negara proklamasi. Dengan tidak
diubahnya Pembukaan UUD 1945 maka sistematika dan rumusan
Pancasila tidak mengalami perubahan.
 Nilai dan filsafat Pancasila terbukti tetap bertahan di sepanjang
perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia hingga saat ini. Ini artinya,
sistem filsafat (ontologi, epistemologi & aksiologi) dalam Pancasila
adalah kodrati karena selaras dengan nilai-nilai idealitas yang diharapkan
manusia.

Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang semrawut tersebut, memunculkan Tritura


yang salah satu isinya adalah pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen
Pancasila dan UUD 1945
Masa 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966
 Terjadi banyak penyelewengan
 Keluarlah Tritura sebagai dasar terbitnya Supersemar 1966

Masa 11 Maret 1966 – 19 Oktober 1999


 Kilasan sejarah Orde Baru
 Kelemahan UUD 1945 dimanfaatkan oleh Presiden Soeharto dengan
menguasai
 proses rekrutmen MPR melalui rekayasa undang-undang susunan dan
kedudukan parlemen, meski pemilu terselenggara
 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri

Masa 19 Oktober 1999 – Sekarang


 Pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak MPR
 Amandemen I UUD 1945 (19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000)
 Amandemen II UUD 1945 (18 Agustus 2000 – 9 Nov 2001)
 Amandemen III UUD 1945 (9 November 2001 – 10 Agustus 2002
 Amandemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002 – sekarang)

Mewujudkan amanat reformasi perlu adanya pembenahandan penataan kembali


terhadap system ketatanegaraan dan pemerintahan Negara. Masalah utama
Negara hukum Indonesia adalah UUD 1945 yang bersifat otorian, maka agenda
utam pemerintahan pasca Soeharto adalah reformasi konstitusi. Akhirnya, lahirlah
beberapa amandemen terhadap UUD 1945. Hasil amandemen konstitusi
mempertegas deklarasi Negara hokum, dari semula hanya ada di dalam
penjelasan, menjadi bagian batang tubuh UUD 1945. Konsep pemisahan
kekuasaan Negara ditegaskan. MPR tidak lagi mempunyai kekuasaan yang tak
terbatas. Presiden tidak lagi membentuk undang-undang, tetapi hanya berhak
mengajukan dan membahas RUU. Kekuasaan diserahkan kembali kepada yang
berhak, yakni DPR.
Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota parlemen dan Presiden
secara langsung, diperkuat lagi dengan system pemberhentian mereka jika
melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hokum dan konstitusi.
Kekuasaan kehakiman yang mandiri diangkat dari penjelasan menjadi materi
Batang Tubuh UUD 1945. Lebih jauh, mahkamah konstitusi dibentuk untuk
mengawal kemurnian fungsi dan manfaat konstitusi, karena salah satu
kewenangan MK adalah melakukan constitutional review, menguji keabsahan
aturan undang-undang bila dihadapkan kepada aturan konstitusi. Satu hal yang
perlu dicatat, bahwa amandemen UUD 1945 ini hanya dilakukan terhadap batabg
tubuh UUD 1945 [pasal-pasal] tetapi tidak dilakukan terhadap pembukaan UUD
1945. Terdapat asumsi bahwa melakukan perubahan terhadap pembuukaan UUD
1945 pada dasarnya akan mengubah Negara Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1946. Karena pembukaan UUD 1945 hakikatnya adalah jiwa
dan ruh Negara proklamasi, sementara dasar Negara Republik Indonesia, yakni
Pancasila juga terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Maka sistematika dan
rumusan Pancasila tidak mengalami perubahan, yakni:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusian yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

https://administrasinegaraku.blogspot.com/2010/11/rumusan-dan-sistematika
pancasila-dalam.html

https://joernalinakor.com/rumusan-dan-sistematika-pancasila-dalam-sejarah
perkembangan-ketatanegaraan/

http://irfannurs.blogspot.com/2018/09/rumusan-dan-sistematika-pancasila-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai