Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

RUMUSAN DAN SISTEMATIKA PANCASILA DALAM


SEJARAH PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
INDONESIA

Kelompok 9 :
1. Izzatul Qalbiyah Nisa (231160011)
2. Nur Indah Febriani (231160005)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS(TBI)
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi bangsa Indonesia.Nama initerdiri dari
dua kata dari bahasa Sansekerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumudan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh bangsa Indonesia. Istilah ideologi berasal dari kata idea
atau gagasan, konsep, pengertian dasar cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Kata
ide berasal dari bahasa Yunani, eidos yang berarti bentuk. Maka secara harfiah,
ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
telah diterima secara luas dan telah bersifat luas. Hal ini kembali ditegaskan dalam
ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Panghayatan dan Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan Penetapan Tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara
pada Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan
Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Masyarakat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 1960
sampai dengan tahun 2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara dalam
perjalanan ketatanegaraan Indonesia yang akan kami membahas dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?


2. Bagaimana rumusan dan sistematika pancasila dalam sejarah perkembangan
ketatanegaraan Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui sejarah perumusan pancasila.


2. Dapat mengetahui rumusan dan sistematika pancasila dalam sejarah
perkembangan ketatanegaraan indonesia.

1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui bagaimana rumusan-rumusan dan sistematika
pancasila dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perumusan Pancasila

Sejarah “Perumusan Pancasila“ yang dimulai dengan pembahasan mengenai


Dasar Negara Indonesia dilakukan pertama kali pada Sidang Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung
mulai tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada sidang tersebut terdapat usulan–
usulan tentang Dasar Negara, usulan-usulan yang dikemukakan adalah :

1. Prof. Mr. Muhammad Yamin

Mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya tidak tertulis pada tanggal 29


Mei 1945 dalam sidang BPUPKI yaitu:

a. Peri Kebangsaan.
b. Peri Kemanusiaan.
c. Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e. Kesejahteraan rakyat.

Setelah selesai berpidato, Beliau menyampaikan pula usulan-usulan tertulis


naskah rancangan UUD RI. Dalam pembukaan itu tercantum rumusan lima dasar
yaitu:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa.


b. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
c. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Prof. Mr. Dr. R Soepomo (31 Mei 1945)

a. Paham persatuan.
b. Perhubungan Negara dan Agama.
c. Sistem badan permusyawaratan.
d. Sosialisasi Negara.
e. Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya.

1
3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Usulan ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari
lahir Pancasila. Usul Soekarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah
usulan calon dasar negara (rumusan) yaitu lima prinsip (Pancasila), tiga prinsip
(Trisila), dan satu prinsip (Ekasila). Soekarno pula- lah yang mengemukakan dan
menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada
rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang duduk di
sebelah Soekarno.

a. Rumusan Pancasila

1).Kebangsaan Indonesia
2).Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3).Mufakat atau demokrasi
4).Kesejahteraan sosial
5).ketuhanan yang berkebudayaan

b. Rumusan Trisila

1).Socio-nationalisme
2).Socio-demokratie
3).ke-Tuhanan

c. Rumusan Ekasila yakni Gotong-royong

BPUPKI pada sidang pertamanya belum mencapai kata sepakat tentang Dasar
Negara Indonesia merdeka. Oleh karena itu, dibentuklah panitia kecil yang
membahas usulan-usulan yang diajukan dalam sidang BPUPKI baik secara lisan
maupun tertulis yang disebut panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Adapun anggotanya terdiri dari tokoh tokoh Nasional yang mewakili golongan
Islam dan golongan Nasional, yaitu: Drs. Moch Hatta, Mr. A.A Maramis, Mr.
Muh Yamin, Mr. Ahmad Soebardjo, Abdul Kahar Muzakar, KH. Wahid Hasyim,
Abi Kusno, Tjokrosoejoso dan Haji Agus Salim.

2.2 Rumusan dan Sistematika Pancasila Periode 17 Agustus 1945 Sampai 27


Desmber 1949

Sebagaimana diketahui padaa periode pertama terbentuknya Negara RI,


konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945, yang ditetapkan dan disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang dalam pembukaan UUD 1945 tersebut,

1
terdapat rumusan Pancasila. Rumusan dasar Pancasila yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 inilah yang sah dan benar, karena disamping mempunyai
kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili selluruh
bangasa Indonesia (PPKI) yang berarti pula disepakati oleh seluruh bangsa
Indonesia.

Adapun rumusan dasar Negara Indonesia yang terkenal dengan “Pancasila”


yaitu:

1.KetuhananYangMahaEsa
2.Kemanusiaanyangadildanberadab
3.PersatuanIndonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyarawatan
danperwakilan.

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Menurut UUD 1945, yang berdaulat itu adala rakyat dan di lakukan oleh MPR.
Sebagaimana yang ditentukan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 karena MPR melakukan
kedaulatan rakyat oleh UUD 1945 ditetapkan pula beberapa tugas dan
wewenangnya, diantara menetapkan UUD dan GBHN memilih dan mengangkat
presiden dan mengubah UUD MPR sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi
dalam sistem ketatanegaraan, denag jumlah anggota yang begitu banyak tidak
dapat bersidang setiap hari karenanya untuk melaksanakan tugas sehari-hari
diserahkan kepada Presiden sebagai Mendataris MPR. Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan dibantu oleh Wakil presiden dan mentri-mentri
nya. Mentri-mentri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan tudak
bertanggung jawab kepada DPR. Presiden dalam melaksanakan kekuasaanya
(fungsi) tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
walaupun demikian presiden harus dapat berkerja sama. Dengan DPR, sebab DPR
merupakan anggota MPR dan sebaliknya Presiden tidak dapat membubarkan
DPR.
Perubahan Praktek Ketatanegaraan

PPKI menyadari bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan menurut

UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sekaligus dalam waktu sesingkat

mungkin. Untun itu masih diperlukan masa-masa peralihan.

Hasil kespakatan PPKI menetapkan empat pasal aturan peralihan dan dua

ayat tambahan menurut pasal3 aturan peralihan untuk pertamakali

Presiden dan Wakil presiden dipilih oleh PPKI

1
Realisasi dari Pasal tersebut maka atas usul Otto Iskandardinata dipilih

secara aklamasi Soekarno dan Moh.Hatta sebagai Presiden dan Wakil

Presiden sedangkan dalam menjalankan kekuasaan nya Presiden di bantu

oleh Komite Nasional .

Sebagai wujud sistem Presidensial maka kabinet bertanggung jawab

kepada presiden tetapi tidak lebih dari satu setengah bulan terjadi

perubahan ketatanegaraan dengan keluarnya maklumat Wakil Presiden

No.X tanggal 16 oktober 1945 isi dari maklumat menyebutkan komite

nasional Indonesi.Pusat (KNIP)sebelum terbentuk MPR dan DPRsebelum

terbentukMPR dan DPR di serahi tugas legistlatif dan menetapkan GBHN

serta menyetujui pekerjaan Komite Nasional Pusat sehari hari berhubung

dengan gentingnya keadaan, di jalan kan oleh sebuah badan pekerja yang

dipilih diantara mereka dan bertanggung jawab kepada Komite Nasional

Pusat.

Berdasarkan maklumat tersebut Joniarto menyimpulkan: pertama KNIP

ikut menetapkan GBHN bersama sama dengan Presiden .Kedua KNIP

bersama-sama Presiden menetapkan undang-undang yang boleh mengenai

segala urusan pemerintahan ;ketiga kaerna gentingnya keadaan, maka

dalam melaksanakan tugas kewajiban sehari hari dari Komite Nasional

pusat tersebut akan di jalankan oleh badan pekerja yang bertanggung

jawab kepada Komite Nasional Pusat

Menurut Inu Kencana syafii:

1
Sejak sistem Presiden sial beralih kepada sistem parlementer, walaupun

tidak dikenal dalam UUD 1945, sistem itu berjalan hingga tanggal 27

Desember 1949 dan UUD 1945 sendiri tidak mengalami perubahan secara

tekstual. Oleh karenaitu perubahan sitem pemerintahan dan administrasi

Negara tersebut merupakan tindakan yang menyalahi UUD

2.3 Rumusan dan Sistematika Pancasila Periode 27 Desember 1949

Sampai 17 Agustus 1950

Dengan berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), maka

Republik Indonesia hanyalah merupakan salah satu Negara bagian dalam

negara RIS dan wilayahnya sesuai denagn pasal 2 UUD RIS adalah daerah

yang disebut dalam persetujuan Renville. UUD 1945 yang semula berlaku

untuk seluruh Indonesia, maka mulai 27 Desember 1949, hanya berlaku

dalam wilayah Negara bagian Republik Indonesia. Atas dasar

pertimbangan, bahwa Badan pembuat UUD RIS (yang dikenal dengan

konstitusi RIS) kurang representatif, maka dalam pasal 186 UUD RIS

disebutjan bahwa konstituante bersama-sama dengan pemerintah

secepatnya menetapkan Konstitusi RIS, sehingga UUD RIS tersebut

bersifat sementara. KOnstitusi RIS tersebut terdiri dari mukadimah, 197

pasal dan 1 lampiran. Dalam mukadimah konstitusi RIS tersebut terdapat

rumusan Pancasila, yang rumusannya berbeda dengan Rumusan Panasila

pada pembukaan UUD 1945.

1
Rumusan dan sistematika Pancasila yang terdapat pada Mukaddimah

konstitusi RIS tersebut adalah:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Peri Kemanusiaan

3.Kebangsaan

4.Kerakyatan

5.Keadilan Sosial

Mukadimah Konstitusi RIS tersebut, telah menghapuskan sama sekali

jiwa, semangat, atau isipembukaan UUD 1945.

Sistem Pemerintahan Menurut Konstitusi RIS

Menurut Pasal 1 ayat (1), “ Republik Indonesia serikat yang merdeka dan

bardaulat ialah suatu Negara hukum yang demokrasidan berbentuk

demokrasi”

Selanjutnya dalam Pasal 1 ayat(2) disebutkan bahwa kekuasaan kedaulatan

Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemeri,tah bersama-sama

dengan DPR dan senat” Hal ini berarti bahwa ketiga lembaga Negara

tersebut yaitu Pemerintah ,DPR dan senat adala pemegang kedaulatan

untuk membentuk undang-undang secara bersama sama apabila:

1. Menyangkut hal khusus

2. Mengenai satu atau beberapa atau semua bagian atau bagianya atupun

yang khusus mengenai hubungan antara RIS dan daerah-daerah. Adapun

undang-undang yang tidak termasuk hal tersebut pembentukannya cukup

antara pemerintah dengan DPR,

1
Secara khusus sistem pemerintahan Indonesia disebutkan dalam pasal 118

ayat (2)yangmenyatakan :

Tanggung jawab kebijaksanaan Pemerintah berada di tangan Mentri

tetapi apabila kebijaksanaan Mentri, atau para mentri ternyata tidak

dapat di benarkan oleh DPR, maka Mentri/Mentri-mentri itu harus

mengundurkan diri atau DPRdapat membubarkan Mentri-

mentri(cabinet)tersebut dengan alasan tidak percaya.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat di simpulkan bahwa:

Pertama,yang dimaksud Pemerintah adalah Presiden dengan seseorang

atau beberapa Mentri,Presiden didalam menyelenggarakan Pemerintahan

Negara tidak dapat diganggu gugat. Yang bertanggung jawab untuk

kebijaksanaan pemerintah di tangan Mentri-mentri baik secara bersama-

sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri.

Kedua, dari segi pertaggungjawaban Mentri-mentri maka sistem

pemerintahan berdasarkan Konstitusi RIS menganut sistem pemerintahan

parlemen, yaitu mentri-mentri baik secara bersama-sama maupun sendiri-

sendiri bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR).

Selain presiden dan DPR dalam Konstitusi RIS terdapat senat yang

merupakan wakil Negara bagian/daerah bagian yang jumlahya 2 Orang

untuk masing-masing Negara/daerah bagian. Jadi senat adalah suatu badan

perwakilan Negara bagian yang anggota-anggotanya di tunjuk oleh masing

masing pemerintah negarbagian masing-masing.

1
2.4 Rumusan dan Sistematika Pancasila Periode 17 Agustus 1950

Sampai 5 Juli 1959

Sistem ketatanegaraan berdasarkan konstitusi RIS tidak berjalan lama

karena isi konstitusi tidak mengakar dari kehendak rakyat dan bukan

merupakan keputusan politik dari rakyat Indonesia = pemaksaan dan

rekayasa pihak luar.

Disepakatilah mendirikan NKRI lagi (19 Mei 1950) dan rancangan UUD

dibuat oleh BP KNP, DPR dan Senat RIS disahkan (14 Agustus 1950) dan

mulai berlaku (17 Agustus 1950) Indonesia menggunakan UUDS 1950 :

UU No. 7 Tahun 1950.

Persetujuan mendirikan Negara kesatuan Republik Indonesia kembali

tertuang dalm perjanjian 19 mei 1950. Untuk mewujudkan kemauan itu

dibentuklah suatu panitia yang bertugas membuat UUD yang baru pada

tanggal 12 Agustus 1950. Rancangan UUD tersebut oleh Badan Pekerja

KOmite Nasional Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta Senat RIS

pada tanggal 14 Agustus 1950 disahkan, dan dinyatakan mulai berlaku

pada tanggal 17 Agustus 1950.

Pemberlakuan UUD 1950 ini denagn menggunakan pasal 190, pasal 127A,

dan pasal 191 (ayat 2) UUD RIS maka dengan UU nomor 7 tahun 1950

lembaran Negara RIS 1950 nomor 56, yang berisi ketentuan, yaitu:

1
1.Indonesia kembali menjadi Negara kesatuan dengan menggunakan

UUD’S 1950 yang merupakan hasil perubahan dari konstitusi RIS.

2.Perubahan Bentuk susunan Negara dengan UUD’S 1950 secara resmi

dinyatakan berlaku mulai 17 Agustus 1950.

Dalam pembukaan UUD’S 1950 teradapat rumusan dan sistematika dasar

Negara Pancasila yang sama dengan yang tercantum dalam konstitusi RIS,

yaitu:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa;

2.Peri Kemanusiaan;

3.Kebangsaan;

4.Kerakyatan;

5.Keadilan Sosial.

Secara formal UU No.7 tahun 1950 tersebut hanya sebagai perubahan saja

dari konstitusi RIS, bukan suatu pergantian konstitusi sehinggan Negara

yang berdiri atas dasar perubahan konstitusi ini dapat dinyatakan sebagai

lanjutan dari Negara RIS. Tetapi secara substansi meteri undang-undang,

perubahan ini merupakan suatu perubahanyang prinsip dan integral

terhadap Konstitusi RIS. Sehingga secara materi ‘seolah-olah’ lahir suatu

UUD dasar yang baru karena di dalam ‘bungkusan’ UU No.7 Tahun 1950

termuat ssuatu UUDS 1950 yang lengkap dan sempurna dengan

pembukaan dan batang tubuhnya yang baru.

Persetujuan mendirikan Negara kesatuan Republik Indonesia kembali

1
tertuang dalam perjanjian 19 mei 1990. Untuk mewujudkan kemauan itu

di bentuklah suatu Panitia yang bertugas membuat UUD yang baru pada

tanggal 12 Agustus 1990. Rancangan UUD tersebut oleh badan pekerja

Komite Nasional Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta Senat RIS

pada tanggal 14 Agustus 1950 disahkan dan di nyatakan mulai berlaku

pada tanggal 17 Agustus 1950.

Pembukan UUD 1950 ini dengan menggunakan pasal 190,pasal 127a dan

pasal 191 ayat (2) UUD RIS maka dengan UUD No.7 tahun 1950

Lembaran RIS 1950 No.56,yang berisi dua ketentuan, yaitu:

1.Indonesia kembali menjadi Negara kesatuan dengan menggunakan

UUD,S 1950 yang merupakan hasil perubahan konstitusi RIS;

2.Perubahan bentuk susunan Negara dengan UUD,S 1950 secara resmi

dinyatakan berlaku mulai 17 Agustus 1950.

Dalam pembukaan Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia

[UUD 1950], tersebut terdapat rumusan dan sistematika dasar Negara

Pancasila yang sama dengan yang tercantum dalam Konstitusi RIS, yaitu:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa;

2.Peri Kemanusiaan

3.Kebangsaan

4.Kerakyatan

5.Kedailan Sosial

1. Bentuk Negara Menurut UUDS 1990

1
Mengenai bentuk Negara diatur dalam Alinea IV UUD 1990 yang

menentukan: maka ini kami menyusun kemerdekaan kami itu, dalam suatu

piagam Negara yang berbentuk republic kesatuan ….Demikian pula yang

ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1950 yang menentukan Republk

Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah Negara hukum yang deokratis

dan berbentuk kesatuan

2. Sistem Pemerintahan Negara

Menurut pasal 45 ayat (1) dan UUD 1950 menentukan ;Presiden adalah

Kepala Negaradalam melakukan ktwajibannya di bantu oleh seorang

Wakil presiden

Presiden dan Wakil presiden tidak dapat di gangu gugat pemerintahan

adala di tangan dewanMentri yang di ketuai oleh seorang Perdana Mentri.

Mentri-mentri bertanggung jawab atas semua kebijakanPemerintahan baik

bersama-sama seluruhny, maupun masing-masing untukbagianya sendiri-

sendiri kepada DPR.

3. Dasar Hukum Dekrit5 Juli 1959

Seperti halnya UUD 1949, UUD 1950 juga bersifat sementara sementara

Sebagaimana di sebut dalam pasal 134 tentang perubahan yang

mengharuskan Konstituante bersama-sama dengan pemerintah untuk

menyusun UUD RI yang akan menggantikan UUD 1950 Untuk memilih

anggota Konstituante tersebut ,pada Desember 1950 di adakan pemilu

pemilu ini berdasarkan UU.No 7 Tahun

1
1953 dan UUNo.9 tahun 1954 dan pada tanggal 10 November1956 di

bandung. Konstituante di resmikan oleh Presiden.

Konstitusi yang di bentuk oleh hasil pemilu yang telah bersidang selama

kurang lebih 2.5 tahun belum dapat menyelesaikan tugasnya membuat

UUD Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada tangal 22 April 1959 atas

nama pemerintah, Presiden memberikan amanat di depan sidang pleno

konstituante yang berisi anjuran agar Konstituante menetapkan saja UUD

1945 sebagai UUD yang tetap bagi Negara RI. Setelah di berikan tenggang

waktu konstituante belum juga mampu menyusun UUD.

2.5Rumusan dan Sistematika Pancasila Periode 5 Juli 1959 Sampai

Sekarang

Dengan dekrit presiden 5 Juli 1959, maka berlaku kembali UUD Dengan

demikiaan rumusan dan sistematika pancasila tetap seperti yang tercantum

dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 .

Untuk mewujudkan pemerintahan Negara berdasarkan UUD 1945 dan

Pancasila di bentuklah alat-alat perlengkapan Negara .

1.Presiden dan Menteri-menteri

Dengan berlakunya kembalinya UUD 1945, presiden yang sebelumnya

hanya berlaku sebagai kepala Negara maka selanjutnya juga sebagai

kepala pemeritah. Pada tangal 10 juli 1959 Preiden Soekarno di ambil

1
sumpahnya sebagai presiden Menurut UUD 1945 dari bersamaan dengan

itu Presiden mengumumkan susunan dan nama-nama menteri dan kabinet

baru.

Menteri-menteri tersebut sebagai pembantu presiden, di angkat dan di

hentikan oleh Presiden di angkat dan di hentikan oleh Presiden dan tidak

bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada Presiden.

2.Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR)

DPR tidak memenuhi harapan Presiden. Sehingaga di keluarkan Pempres

No. 3 Tahun 1960 tentang pembaharuan susunan DPR, yang berisi :

a.Penghentian pelaksanaan tugas pekerjaan anggota DPR

b.Pembaharuuan susunan DPR berdasarkan uud 1945 pada waktu

sesingkat-singkatnya

c.Penpres mulai berlaku tanggal 5 maret 1960.

3.Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)

Selain pembentukan DPRGR untuk merealisasikan dekrit di keluarkan

juga penpres No.2 tahun 1959 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR) dan peraturan presiden No.12 tahun 1960 tentang susunan Majelis

Permusyawaratan Sementara (MPRS)

1
Menurut penetapan Presiden Nomor 2 tahun 1959 tentang majelis

permusyawaratan rakyat (MPR)sebagai berikut:

a.Sebelum susunan MPR menurut pasal 2 ayat 1 UUD 1945.maka

dibentuk MPRS yang terdiri dari snggota-anggota DPR yang masuk dalam

Penetapan Presiden No.1 tahun 1959 di tambah dengan utusan-utusan dari

daerah-daerah dan golongan-golongan menurut aturan

b.Jumlah anggota MPRS ditetapkan Presiden

4.Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)

Melengkapi alat perlengkapan Negara sebagaiamana di maksut Dekrit 5

juli 1959, bahwa harus di bentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara

(DPAS) di keluarkan Penpes No. 3 tahun 1959 tentang dewan

Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yaitu:

a.Anggota DPAS di angkat dan di berhentikan oleh Presiden

b.Jumlah anggota DPAS di tetapkan oleh Presiden

c.Anggota DPAS di anggkat dari golongan-golongan karya orang-orang

yang dapat mengemukakan persoalan daerah dan Tokoh-tokoh nasional

5.Pelaksanaan UUD 1945

Walaupun semenjak Dekrit 5 Juli 1959 di nyatakan kembali ke[ada UUD

1945 tetapi dalam praktek Ketatanegaraan hingga tahun 1966 ternyata

belum perna melaksanakan jiwa dan ketentuan-ketentuan UUD 1945

Dengan kata lain dalam kontek ketatanegaran pelaksanaan UUD 1945

1
terjadi beberapa penyimpangan antara lain:

a.Pelaksanaan demokrasi terpimpin di mana presiden terbentuk MPRS dan

DPAS dengan penpres Nomor 2 tahun 1955 yang bertentangan sistem

pemerintahan presidensiil sebagaimana dalam UUD 1945

b.Penentuan massa jabatan Presiden seumur hidup.hal ini tentnya

bertentangan dengan pasal UUD yang menyebutkan bahwa masa jabatan

presiden adalah 5 tahun dan setelah nya dapat di pilih kembali

c.Berdirinya partai Komunikasi Indonesia yang berhaluan qtheisme hal ini

bertentangan dengan falsafah bangsa Indonesia yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 yang pada sila pertama menyebutkan Ketuhanan

Yang Maha Esa ,artinya bahwa Bangsa Indonesia harus mengakui adanya

tuhan

d.Adanya kudeta dari PKI dengan gerakan 30 September (G 30/PKI) yang

jelas-jelas akan membentuk Negara Komunis di Indonesia, hal ini

merupakan penyimpangan terbesar terhadap pelaksanaan UUD 1945.

6.Surat Perintah 11 maret 1966

Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang semraut demikian memunculkan

tuntutan rakyat yang di kenal dengan Tritura (tiga tuntutan rakyat) yaitu:

a.pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen Pancasila dan UUD

1945 :

b.pembubaran partai komunis Indonesia (PKI)

c.Penurunan harga barang

1
7.Dasar Hukum Surat Perintah 11 Maret 1966

Konsideran Surat perintah 11 Maret 1966 menyatakan bahwa :

a.Perlu adanya ketenangan dan kesetabilan pemerintah dan jalanya

revolusi

b.Perlu adanya jaminan Keutuhan pemimpin Besar revolusi, ABRI, dan

rakyat untuk memelihara kepentingan dan kewajiban presiden /panglima

tertinggi / pemimpin besar revolusi / mandaritas MPRS serta ajaran-

ajarannya.

Pelaksanaan UUD 1945 periode ini semenjak Dekrit 5 Juli 1959

dinyatakan kembali kepada UUD 1945, tetapi dalam praktek

ketatanegaraan hingga tahun 1966 ternyata belum pernah melaksanakan

jiwa dan ketentuan UUD 1945, terjadi beberapa penyimpangan, antara

lain:

a.Pelaksanaan Demokrasi Terpempin, dimana Presiden membentuk MPRS

dan DPAS dengan Penpres Nomor 2 tahun 955 yang bertentangan dengan

system pemerintahan Presidentil sebagaimana dalam UUD 1945;

b.Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup, hal ini bertentangan

dengan pasal UUD yang menyebutkan bahwa masa jabatan Presiden

adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali.

c.Berdirinya Partai Komunis Indonesia yang berhaluan atheisme, dan

adanya kudeta PKI dengan gerakan 30 September yang secara nyata akan

1
membentuk Negara Komunis Indonesia.

Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang kekacauan tersebut, memunculkan

Tritura yang salah satu isinya adalah pelaksanaan kembali secara murni

dan konsekuen Pancasila dan UUD 1945

a.Masa 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966

1.Terjadi banyak penyelewengan

2.Keluarlah Tritura sebagai dasar terbitnya Supersemar 1966

b.Masa 11 Maret 1966 – 19 Oktober 1999

1.Kilasan sejarah Orde Baru

2.Kelemahan UUD 1945 dimanfaatkan oleh Presiden Soeharto dengan

menguasai proses rekrutmen MPR melalui rekayasa undang-undang

susunan dan kedudukan parlemen, meski pemilu terselenggara

3.21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri

c.Masa 19 Oktober 1999 – Sekarang

1.Pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak MPR

2.Amandemen I UUD 1945 (19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000)

3.Amandemen II UUD 1945 (18 Agustus 2000 – 9 Nov 2001)

4.Amandemen III UUD 1945 (9 November 2001 – 10 Agustus 2002

5.Amandemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002 - sekarang)

Hasil Amandemen UUD 1945 mempertegas deklarasi negara hukum dari

semula hanya ada di dalam penjelasan menjadi bagian dari batang tubuh

1
UUD 1945

a.Pemisahan kekuasaan negara ditegaskan

b.Dasar hukum sistem pemilu diatur

c.Pemilu langsung diterapkan bagi presiden dan wakil presiden

d.Periodisasi lembaga kepresidenan dibatasi secara tegas

e.Kekuasaan kehakiman yang mandiri

f.Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota parleman (suara

terbanyak)

g.Adanya perlindungan secara tegas terhadap HAM

Satu hal yang perlu dicatat bahwa amandemen hanya dilakukan terhadap

batang tubuh UUD 1945 tanpa sedikitpun merubah pembukaan UUD 1945

yang pada hakekatnya adalah ruh negara proklamasi. Dengan tidak

diubahnya Pembukaan UUD 1945 maka sistematika dan rumusan

Pancasila tidak mengalami perubahan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1
Pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil menyusun Rancangan Pembukaan

UUD 1945 yang disebut dengan Piagam Jakarta. Di dalamnya terdapat

rumusan Sistematika Pancasila yaitu :

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sistematika dan rumusan Pancasila tidak mengalami perubahan, yakni:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Kemanusaiian yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan dan perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.2Saran

Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa indonesia. Namun

pada kenyataannya sekarang ini banyak masyarakat yang lupa akan isi

pancasila dan tidak tau bagaimana terjadinya rumusan dan sistematika

1
pancasila. Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat

membantu masyarakat mengingat kembali isi dari pancasila dan juga dapat

memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang rumusan dan sistematika

pancasila dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1
Suteng, Bambang, dkk.. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas

XII. Jakarta : Erlangga

www.wikipedia.org/wiki/rumusanrumusanpancasila.

http://www.google.com/rumusan-pancasila-dalam-naskah-uud-yang-pernah-

berlaku.html.

http://www.google.com/rumusan-dan-sistematika-pancasila-dalam-sejarah-

perkembangan-ketatanegaraan-indonesia.html.

Adimerpengusahamuda.blogspot.com/2012/06/rumusan-dan-sistematika-
pancasila-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai