Alkohol disebut juga alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi
hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Berikut ini merupakan contoh senyawanya.
D. SIFAT ALKOHOL
Sifat alkohol bisa dilihat dari sifat fisika alkohol dan sifat kimia alkohol. Disini hanya akan dibahas
sepintas, jika ingin penjelasan lebih lanjut silahkan kunjungi sifat alkohol.
1. SIFAT FISIKA ALKOHOL
Sebagai senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksi (-OH) alkanol bersifat polar, namun semakin
panjang gugus alkilnya maka semakin berkurang kepolarannya. Jadi, alkanol dengan gugus alkil lebih
pendek akan bersifat lebih polar sehingga lebih mudah larut dalam air dan dalam pelarut polar lainnya.
Selain bersifat polar, alkanol juga dapat membentuk ikatan hidrogen.
Adanya ikatan hidrogen menyebabkan alkanol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
alkana pembentuknya atau dengan eter pada berat molekul yang sama. Sifat alkanol lainnya adalah
mudah terbakar.
F. KEGUNAAN ALKOHOL
Alkanol banyak dimanfaatkan sebagai pelarut, misalnya pelarut kosmetik (astringent) dan bedak
cair.
Bahan antiseptik, misalnya untuk sterilisasi alat – alat kedokteran.
Bahan bakar, misalnya spirtus yang merupakan campuran etanol dan metanol. Spirtus diberi zat
warna untuk menandai bahwa spirtus bersifat racun agar tidak diminum, sebab metanol
merupakan senyawa alkanol yang beracun dan dapat menimbulkan kebutaan.
Sebagaai bahan baku untuk membuat senyawa kimia lainnya, misalnya pembuatan asam cuka.
Etilen glikol (etanadiol) digunakan sebagai zat anti beku yang ditambahkan pada air radiaator
mobil di negara dengan empat musim.
Sifat-Sifat Alkoksi Alkana (Eter)
Berwujud cair, berbau busuk, mudah menguap, dan uapnya mudah terbakar.
Sukar larut dalam air karena bersifat nonpolar.
Untuk jumlah atom C yang sama, titik didih eter lebih rendah dari alkohol.
Tidak bereaksi dengan logam Na dan PX3, tetapi bereaksi dengan HX.
Kegunaan Eter Alkoksi Alkana (Eter)
Pelarut senyawa karbon
Bahan disinfektan
Bahan pembius (anestetika)
MTBE menaikkan angka oktan pada bensin
a. Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.
1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat
kimia seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem
pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa
organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.
b. Kegunaan Alkena
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer,
yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
c. Kegunaan Alkuna
Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
direaksikan dengan air:
Gas karbit jika dibakar akan menghasilkan suhu yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk
mengelas dan memotong logam. Gas karbit sering pun digunakan untuk mempercepat pematangan
buah.
1. Sifat Senyawa Alkana
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu
hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya
lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10 berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik
lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin:
parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi
penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1] Contoh
pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH3 - CH = CH2 + H2
Propane Propena
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH2 = CH2 + CH4
Propane Etena metana
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut
dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π.
Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah
jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom
lain.
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap
berubah menjadi ikatan tunggal. [2]
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]
a)
b)
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.
Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom C yang
paling panjang. [2]
a)
b.
Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga simetris.
Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga tidak simetris.
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom H.
Sedangkan Br terikat pada atomC2.
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
C2H4 + 2 O2 → 2 CO + 2 H2O
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi molekul
besar (polimer).
Contoh :
1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.
2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi.
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk
penjenuhan ikatan rangkap.
Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap
yang sama.
Contoh :
a) Oksidasi [2]
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O.
b) Adisi H2 [2]
Contoh :