Anda di halaman 1dari 3

TRIKOMONIASIS

Trikomoniasis pada saluran urogenitalia dapat menyebabkan vaginitis dan sistitis.


Walaupun sebagian besar tanpa gejala, akan tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang
tidak kurang pentingnya, misalnya perasaan dispareunia, kesukaran melakukan hubungan
seksual yang dapat menimbulkan ketidakserasian dalam keluarga.

Pada pria dapat meyebabkan urethritis dan prostatitis yang kira-kira merupakan 15% kasus
urethritis nongonore.

Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupun
pria dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas dan penularannya biasanya
melalui hubungan seksual.

A. Etiologi
Penyebab trikomoniasis ialah T. Vaginalis yang pertama kali ditemukan oleh DONNE
pada tahun1836. Merupakan flagelaat berbentuk filiformis, berukuran 15-18 mikron,
mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti gelombang.
Parasite ini berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam
suasana pH 5-7,5. Pada suhu 50oC akan mati dalam beberapa menit, tetapi pada suhu 0oC
dapat bertahan sampai 5 hari.
Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup
di rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang pada
umumnya tidak menimbulkan penyakit.
Penularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui pakaian,
anduk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada
orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan pada bayi dan penderita
setelah menopause. Penderita wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.

B. Patogenesis
T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding salurran urogenitalia
dengan cara invasi sampai mencampai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-rata 4
hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan
granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan subepitel yang menjalar sampai di
permukaan epitel. Di dalam vagina dan uretra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman,
dan benda lain yang terdapat dalam sekret.

C. Gejala Klinik
1. Trikomoniasis pada wanita
Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus
akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau
tidak enak (malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak
sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance dan disertai
gejala dispareuria, perdarahan pascacoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila sekret
banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau disekitar genitalia eksterna.
Selain vaginitis dapat pula terjadi ureteritis. Bartholitis, skenitis, dan sistitis yang pada
umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan dan sekret vagina
biasanya tidak berbusa.
2. Trikomoniasis pada laki-laki
Pada laki-laki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang
preputium, vesikula seminalis dan epididymis. Pada umumnya gambaran klinis lebih
ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip urethritis nongonore,
misalnya disuria, polyuria, dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya
jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak
khas, gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.

D. Diagnosis
Selain pemeriksaan langsung dengan mikroskopik sediaan basah dapat juga dilakukan
pemeriksaan dengan pewarnaan Giemsa, Acridin Orange, Leishman, Gram dan Papanicolau.
Akan tetapi pengecatan tersebut dianggap sulit karena proses fiksasi dan pengecatan diduga
dapat mengubah morfologi kuman.
Pada pembiakan pemilihan media merupakan hal penting, mengingat banyak jenis
media yang digunakan. Media modifikasi Diamond, misalnya In Pouch TV digunakan secara
luas dan menurut penelitian yang dilakukan media ini yang paling baik dan mudah didapat.

E. Pengobatan
Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik.
Secara topikal, dapat berupa:
1. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam laktat
4%.
2. Bahan bberupa supositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal.
3. Jel dank rim yang berisi zat trikomoniasidal.
Secara sistemik(oral)
Obat yang sering digunakan tergolong derivate nitromidazol seperti:
Metronidazol : dosis tunggal 2 gram 3 x 500 mg per hari selama 7 hari
Nimorazol : dosis tunggal 2 gram
Tinidazol : dosis tunggal 2 gram
Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita:
1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah jangan terjadi
infeksi “pingpong”.
2. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh.
3. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi.

REFRENSI:

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai