Pengertian
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), dahulu Departemen Luar Negeri,
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan luar negeri.
Kementerian Luar Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Luar Negeri (Menlu) yang sejak
tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh Retno Marsudi dan Wakil Menteri yang dijabat oleh
Abdurrahman Mohammad Fachir yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo sejak 27 Oktober
2014 bersamaan dengan pelantikan menteri Kabinet Kerja.
Kementerian Luar Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian
Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945.
Kementerian Luar Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh presiden.
Menteri Luar Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan
Sejarah
Pada tanggal 19 Agustus 1945 setelah Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 kemudian dibentuk
Kementrian Luar Negeri (kementerian dahulu dieja dan disebut "kementrian") dalam Kabinet
Presidensial merupakan kabinet yang pertama setelah proklamasi negara Republik Indonesia
pada 17 Agustus 1945. Dalam perkembangan pernah disebut sebagai "departemen", kemudian
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 penamaannya kembali
menjadi "Kementerian Luar Negeri".
Pada tahun 1945 sampai tahun 1950, Kementerian Luar Negeri merupakan tahun awal
kemerdekaan Indonesia merupakan masa yang menentukan dalam perjuangan dalam
penegakan kemerdekaan yang merupakan bagian sejarah yang menentukan karakter atau
watak politik luar negeri Indonesia.[3]
Persetujuan Linggarjati yang menghasilkan pengakuan atas Republik Indonesia meliputi Jawa
dan Madura
Perjanjian Renville pada tahun 1948 yang menghasilkan pengakuan atas Republik Indonesia
meliputi Jawa dan Sumatera
Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 yang menghasilkan Indonesia dalam
bentuk negara federal berbentuk RIS kemudian dengan Semangat Diplomasi Perjuangan yang
memungkinkan Indonesia pada akhirnya meraih dukungan luas masyarakat internasional
terutama dalam organisasi PBB dengan demikian Indonesia berhasil melakukan diplomasi untuk
mengembalikan keutuhan wilayah Indonesia dengan membatalkan Perjanjian Konferensi Meja
Bundar (KMB) pada tahun 1950
Kemudian dilanjutkan pada tahun 1960 hingga tahun 1988 berhasil melakukan intergrasi Irian
Barat ke dalam pangkuan ibu pertiwi, Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai negara
kepulauan dalam memperjuangkan hukum laut dalam United Nation Convention on Law of the
Sea (UNCLOS), meningkatkan Kerjasama ASEAN, mencari Pengakuan internasional thd Timtim
akan tetapi berakhir dengan referendum, Ketua Gerakan Non Blok untuk memperjuangkan
kepentingan negara-negara berkembang, Ketua APEC dan Group of 15,keanggotaan Indonesia
dalam Peace Building Commission (PBC) dan meningkatkan kerjasama pembangunan ekonomi
dengan negara The Group of Twenty (G-20).
" Terwujudnya wibawa diplomasi guna memperkuat jati diri sebagai negara maritim untuk
kepentingan rakyat".
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kementerian Luar Negeri telah menetapkan 3 (tiga) misi
yang akan dilaksanakan oleh seluruh Unit Organisasi dan Satuan Kerja selama kurun waktu
2015-2019, sebagai berikut:
1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim dalam kerja sama
internasional untuk memajukan kepentingan nasional
2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar
negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional.
3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang mumpuni.
Kementerian Luar Negeri telah menyusun suatu kerangka strategis tujuan Kementerian Luar
Negeri berdasarkan Trisakti, Nawa Cita, dan visi dan misi Presiden RI, serta Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, dengan tekad “Diplomasi
untuk Rakyat”. Berdasarkan visi dan misi Kementerian Luar Negeri tahun 2015-2019,
Kementerian Luar Negeri juga menjabarkan tujuan dan sasaran strategis berdasarkan tiga
perspektif, yaitu stakeholders perspective, internal business process perspective, dan learning
& growth perspective, yang menggambarkan hubungan sebab akibat.
- perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan hubungan luar
negeri;
- pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Luar
Negeri;
a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan
politik luar negeri;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar
negeri;
e. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;
h. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Luar
Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia.
Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh
Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui
kinerja kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan peran Indonesia di dunia internasional.
Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar
negeri
Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui
banyaknya negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan
Indonesia, nilai investasi asing ke Indonesia, dan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Menguatnya kapasitas organisasi dan SDM Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang
handal, modern, dan humanis
Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui
Pemenuhan pelayanan dan aspirasi publik dengan indikator Hasil Evaluasi Pelayanan Publik
oleh Kementerian PAN dan RB.
Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri No. 2 Tahun 2016[5], susunan organisasi
Kementerian Luar Negeri terdiri atas:
Sekretariat Jenderal;
Inspektorat Jenderal;
Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri;
Indonesia saat ini telah memiliki sebanyak 132 perwakilan yang terdiri dari 99 Kedutaan Besar,
3 Perutusan Tetap (untuk PBB di New York dan Jenewa, serta Perutusan Tetap RI untuk ASEAN
di Jakarta) serta 33 Konsulat Jenderal dan Konsulat Indonesia dan 64 Konsul Kehormatan.
Daftar Menteri- menteri Luar Negeri Indonesia
1. Achmad Soebardjo
Kabinet : Presidentil
2. Sutan Syahrir
Masa jabatan :
3. Agus Salim
Masa jabatan :
Kabinet : Darurat
5. Agus Salim
Kabinet : Hatta II
6. Mohammad Hatta
Kabinet : RIS
7. Mohammad Roem
Kabinet : Natsir
8. Achmad Soebardjo
Kabinet : Wilopo
Kabinet : Wilopo
Kabinet : Karya, Kerja I, Kerja II, Kerja III, Kerja IV, Dwikora I, Dwikora II
Masa jabatan :
Kabinet : Dwikora II, Dwikora III, Ampera I, Ampera II, Pembangunan I, Pembangunan II
Masa jabatan :
Kabinet : Pembangunan II
Masa jabatan :
Masa jabatan :
Masa jabatan :
Masa jabatan :
Kabinet : Kerja