NAMA KELOMPOK :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat-Nyalah penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen
Pemerintahan Indonesia ini tanpa adanya halangan yang berarti.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk
menyelesaikan pembelajaran Mata Kuliah Sistem Administrasi Negara Indonesia. Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam kehidupannya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Pemerintahan Indonesia...................................3
2.2 Sejarah Pemerintahan Indonesia ............................................................3
2.3 HTN, HAN, HTP........................................................................................4
2.4 Manajemen Pemerintahan Jokowi Jusuf Kalla...................................6
3. Nilai PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (2) adalah sebagai berikut :
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja
bersama dari para anggota suatu organisasi.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar-benar setuju yang telah ditetapkan semula.
3.2 Saran
Dari analisis yang telah silakukan, saran kami untuk pemerintah daerah adalah agar
meningkatkan kualitas fungsi menejemen dalam penyelenggaraan pemerintahan. Bail
planning, organizing, saffing dan directing untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
BAB I
PENDAHULUAN
Topik yang diangkat pada makalah sederhana ini sudah menjadi permasalahan yang melekat
pada diri manusia sejak awal penciptaannya.Dimulai pada penciptaan Nabi Adam as yang di
susul oleh kehadiran Siti Hawa. Ketika pertama kali tercipta, hal mendasar yang mereka lakukan
adalah mencari dedaunan untuk menutupi aurat mereka masing-masing. Sehingga memperkecil
kemungkinan untuk terjadi perzinahan, walaupun tujuan utama mereka melakukan itu adalah
guna enutupi aurat atau kemaluan mereka. Akan tetapi, esensi dari penutupan aurat tersebut
adalah menghindari terjadinya nafsu seksual yang dilarang oleh allah.
Zina menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah Persetubuhan yang dilakukan oleh bukan suami
istri, menurut Kamus Islam zina artinya hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan di
luar perkawinan; tindakan pelacuran atau melacur, dan menurut Ensiklopedia Alkitab Masa Kini
zina artinya hubungan seksual yang tidak diakui oleh masyarakat.
Zina merupakan perbuatan amoral, munkar dan berakibat sangat buruk bagi pelaku dan
masyarakat, sehingga Allah mengingatkan agar hambanya terhindar dari perzinahan :
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk. QS. 17:32
Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan dibahas sedikit banyaknya hal-hal yang
berhubungan denganhukum perzinahan. Yang meliputi pengertian dari zina, macam-macamnya
dan hukumnya perzinahan menurut pandangan islam itu sendiri
Mengetahui apa solusi yang akan dilakukan untuk mengahadapi moral tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Zina (bahasa Arab : , bahasa Ibrani : zanah ) adalah perbuatan bersanggama antara
laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Secara
umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala
aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam pengertian
istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang perempuan yang satu
sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan Dalam setiap agama, perzinahan merupakan
sesuatu yang paling dibenci dan dilarang. Konteksnya pada agama Islam, hal tersebut dapat
dibuktikan pada surat surat Al quran tentang perzinahan atau melakukan hubungan
seksualdiluar nikah diantaranya adalah:
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud ( melakukan perbuatan itu ) dengan Yusuf, dan yusuf
pun bermaksud (melakukan pula ) dengan wanita itu andai kata dia tidak melihat tanda ( dari )
Tuhannya. Demikanlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan Kekejian.
Perempuan yang berzina dan laki laki yang berzina, maka deralah tiap tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
( menjalankan ) agama Allah. Selain itu pula, Allah SWT mengajarkan agar menjaga kemaluan
. Kemaluan dalam dan arti luas, termasuk dalam arti kemaluan adalah organ sex
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka ), bukan
kepada wanita, malah kamu ini adalah kamu yang melampaui batas.
Dan kami turunkan atas mereka ( hujan batu), maka amat beratkah hujan yang ditimpakan atas
orang orang yang diberi peringatan itu. Jelaslah secara yuridis bahwa pandangan Islam, terang
terangan mengutuk perbuatan zinah, berhubungan sex diluar perkawinan dan homo seksual.
Jadi bisa dikatakan bahwa zina merupakan perbuatan yang menimbulkan kerusakan besar dilihat
secara ilmiah. Zina adalah salah satu diantara sebab-sebab dominan yang mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran peradaban, menularkan penyakit yang sangat berbahaya, misalnya
AIDS, dan lain-lain. Mendorong orang untuk terus menerus hidup membujang serta praktek
hidup bersama tanpa nikah.
Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. Dalam agama Islam,
aktivitas-aktivitas seksual oleh lelaki/perempuan yang telah menikah dengan lelaki/perempuan
yang bukan suami/istri sahnya, termasuk perzinaan. Dalam Al-Quran, dikatakan bahwa semua
orang Muslim percaya bahwa berzina adalah dosa besar dan dilarang oleh Allah.
Sebuah hadits Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang artinya:
Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu
(bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.
(Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu
Hurairah). Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua
mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat
dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR
Bukhari).
A. Zina al-lamam
Zina ain (zina mata) yaitu memandang lawan jenis dengan perasaan senang.
Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan zina mata (lahadhat atau zina ain).
Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya
sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata adalah
sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat. Seseorang yang menjaga
pandangan berarti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka
manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang membinasakannya.
Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik
kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan. Dalam musnad Ahmad,
disebutkan, Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda Pandangan adalah panah beracun
dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita
yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai
hari kiamat Yang tergolong zina mata (berzina dengan mata) adalah melihat dengan syahwat.
Misalnya: memandangi foto porno, mengintip cewek mandi, dsb.
B. Zina Qolbi
Zina qolbi (zina hati) yaitu memikirkan atau menghayalkan lawan jenis dengan perasaan senang
kepadanya.
Zina hati adalah mengharap-harap kesempatan untuk berzina atau memelihara hasrat untuk
berzina. Dari kata-kata ukhti, saya tidak melihat adanya zina hati pada diri ukhti. Ataukah ukhti
mengira bahwa kecondongan hati terhadap si dia merupakan zina hati? Ketahuilah bahwa
kecondongan hati itu merupakan rasa cinta, sedangkan rasa cinta itu halal dan bukan tergolong
zina hati.
Dengan demikian pula, merindukan si dia atau pun merasakan getaran di hati ketika memikirkan
si dia bukanlah tergolong zina hati. Pengertian zina hati (berzina dalam hati) adalah
mengharap dan menginginkan pemenuhan nafsu birahi. Contohnya: berpikiran mesum, Kapan-
kapan aku akan ke tempat kostnya saat sepi tiada orang lain. Siapa tahu dia mau kuajak
begituan.
Zina lisan (zina ucapan) yaitu membincangkan lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya
Selain itu, menyampaikan kata-kata mesra kepada sang pacar bukanlah tergolong zina lisan.Yang
tergolong zina lisan adalah yang disertai dengan nafsu birahi. Contohnya: ucapan mesum
kepada pacar, Aku ingin sekali meletakkan mulutku ke mulutmu berpagutan dalam ciuman.
Zina yadin (zina tangan) yaitu memegang tuuh lawan jenis dengan perasaan senag kepadanya
Tangan dianggap telah melakukan zina dengan melakukan perbuatan yang tidak baik, melakukan
masturbasi atau onani untuk memperoleh kepuasan seksual dll. Jadi kalau ditilik dari kaca mata
tasawuf, maka masturbasi atau onani dikategorikan sebagai bentuk zina tangan.
Sementara itu, orang yang telah melakukan masturbasi atau onani, apabila sampai mengeluarkan
sperma, maka baginya berlaku hukum mandi besar (junub). Hal itu berdasarkan hadis Nabi saw
yang mengatakan Air (mandi itu wajib) dari (keluarnya) air (sperma). (HR Muslim). Apabila
tidak sampai keluar sperma, maka tidak wajib mandi besar.
Untuk itu Nabi saw dalam salah satu hadisnya menganjurkan Wahai para pemuda, barang siapa
yang sudah sanggup kawin, maka kawinlah, karena hal itu (kawin) akan menjaga pandangan dan
melindungi (kehormatan) kemaluan, dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena
hal itu (puasa) akan mengekang hawa nafsu. (HR Bukhari).
zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang telah bersuami istri, hukumannya adalah
dirajam sampai mati.
Zina gairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum bersuami istri, hukumannya
adalah didera sebanyak 100X dengan menggunakan rotan.
Perbuatan zina adalah perbuatan dosa besar yang berakibat akan mendapatkan sangsi yang berat
bagi pelaku, oleh karena itu untuk menentukan bahwa seseorang telah berbuat zina dapat
dilakukan dengan 4 cara sbagaimana telah digariskan oleh rasulullah saw, yaitu : ada 4 orang
saksi yang adil, laki-laki, memberikan yang sama mengenai: tempat, waktu, pelaku, dan cara
melakukannya.
Pengakuan dari pelaku dengan syarat pelaku sudah baligh dan berakal. Menurut imam syafii dan
imam malik pengakuan cukup diucapkan oleh pelaku satu kali, namun menurut imam abu
hanifah dan imam ahmad pengakuan harus diulang-ulang sampai empat kali, setelah itu baru
dijatuhi hukuman.
Di dalam Islam, pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua, yaitu pezina muhshan dan ghayru
muhshan. Pezina muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah (menikah).
Sedangkan pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah menikah dan tidak
memiliki pasangan sah.
Di bawah hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. Dalam agama Islam,
hubungan seksual oleh lelaki/perempuan yang telah menikah dengan lelaki/perempuan yang
bukan suami/istri sahnya, termasuk perzinaan. Dalam Al-Quran, dikatakan bahwa semua orang
Muslim percaya bahwa berzina adalah dosa besar dan dilarang oleh Allah.
Tentang perzinaan di dalam Al-Quran disebutkan di dalam ayat-ayat berikut; Al Israa 17:32, Al
Araaf 7:33, An Nuur 24:26. Dalam hukum Islam, zina akan dikenakan hukum rajam.
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
* Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela (tidak dipaksa, tidak
diperkosa), maka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi
Thalib atau cukup dirajam, tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh
Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar bin Khatthab.
* Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan
selama setahun.
Sebagai konsekuensi atau larangan zina allah berfirman dalam surah an-Nurr (24) ayat 4 dan 5
sebagai berikut:
Artinya: orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali
dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah
orang-orang fasik. Kecuali orang-orang yang berdaulat sesudah itu dan mmemperbaiki (dirinya)
maka sesungguhnya allah maha pengampun lagi maha penyayang.
:.[ 4]. : :
( )
{ } ,
.
[5]. :
,
,.
Jadi ketika perempuan atau laki-laki berbuat zina maka dihukum dengan hukuman, yang pertama
yaitu jilid, dan kedua adalah pengasingan.
Pertama, yaitu hukuman jilid, ketika gadis/perawan berzina maka dihukum jilid 100 kali jilidan
berdasarkan surat an-Nur ayat 2.
Hukuman jilid adalah dihad, yaitu hukuman yang ditetapkan, dan tidak boleh bagi hakim (qodli)
mengurangi atau menambahnya karena beberapa sebab.
Kedua, yaitu pengasingan, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, menurut Imam Syafii dan
Imam Ahmad adalah pengasingan dari daerah yang dijadikan untuk zina ke daerah lain.
Sedangkan menurut Imam Malik dan Abu Hanifah tahgrib adalah menahan.
2.4 Syarat-syarat pezina mendapatkan hukuman
Hukuman yang ditetapkan atas diri seseorang yang berzina dapat dilaksanakan dengan syaarat-
syarat sebagai berikut:
3.Zina dilakukan dalam keadaan tidak terpaksa, tetapi atas kemauannya sendiri.
Jadi hukuman tidak dapat dijatuhkan dan dilaksanakan terhadap anak kecil, orang gila dan orang
yang dipaksa untuk melakukan zina.
( ) :
Artinya: Tidaklah dicatat dari tiga hal: orang yang tidur hingga ia bangun, dari anak-anak
hingga dia baligh, dan dari orang gila hingga dia waras.
Islam adalah agama fitrah yang mengakui keberadaan naluri seksual. Di dalam Islam, pernikahan
merupakan bentuk penyaluran naluri seks yang dapat membentengi seorang muslim dari jurang
kenistaan. Maka, dalam masalah ini nikah adalah solusi jitu yang ditawarkan oleh Rasulullah
saw sejak 14 abad yang lampau bagi gadis/perjaka.
Selain itu, penerapan syariat Islam merupakan solusi terhadap berbagai problematika moral ini
dan penyakit sosial lainnya. Karena seandainya syariat ini diterapkan secara kaffah (menyeluruh
dalam segala aspek kehidupan manusia) dan sungguh-sungguh, maka sudah dapat dipastikan
tingkat maksiat khalwat, zina, pemerkosaan dan kriminal lainnya akan berkurang drastic.
Orang tua pun sangat berperan dalam pembentukan moral anaknya dengan memberi pemahaman
dan pendidikan islami terhadap mereka. Orang tua hendaknya menutup peluang dan ruang gerak
untuk maksiat ini dengan menyuruh anak gadisnya untuk berpakaian syari (tidak ketat, tipis,
nampak aurat dan menyerupai lawan jenis). Memberi pemahaman akan bahaya pacaran dan
pergaulan bebas. Dalam konteks kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat dapat memberikan
sanksi tegas terhadap pelaku zina sebagai preventif (pencegahan). Jangan terlalu cepat
menempuh jalur damai nikah, sebelum ada sanksi secara adat, seperti menggiring pelaku zina
ke seluruh kampung untuk dipertontonkan dan sebagainya. Selain itu, majelis talim dan ceramah
pula sangat berperan dalam mendidik moral masyarakat dan membimbing mereka.
Begitu pula sekolah, dayah dan kampus sebagai tempat pendidikan secara formal dan informal
mempunyai peran dalam pembentukan moral pelajar/mahasiwa. Dengan diajarkan mata
pelajaran Tauhid, Al-Quran, Hadits dan Akhlak secara komprehensif dan berkesinambungan,
maka para pelajar/mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi seorang muslim yang cerdas
intelektualnya, namun juga cerdas moralnya (akhlaknya).
Peran Pemerintah dalam amal maruf nahi munkar mesti dilakukan. Pemerintah diharapkan
mengawasi dan menertibkan warnet-warnet, salon-salon, kafe-kafe dan pasangan non-muhrim
yang berboncengan. Karena, bisa memberi celah dan ruang untuk maksiat ini. Mesti ada tindak
pemblokiran situs-situs porno sebagaimana yang diterapkan di Negara Islam lainnya seperti Arab
Saudi, Iran, Malaysia dan sebagainya.
Keterkaitan antara aspek psikis pelaku perzinahan adalah factor yang saling mendukung dan
saling mempengaruhi otak untuk melakukan perbuatan. Berikut adalah deskripsi kejiwaan pelaku
perzinahan :
Maksudnya adalah kejiwaan manusia pelaku sudah tidak manusiawi lagi. Kondisi yang ada
ketika melakukan perzinahan baik bagi hetero seksual maupun homo seksual, adalah psikis
hewani yang mementingkan pemuas nafsu birahi belaka. Sedangkan manusia, adalah makhluk
yang beradab dengan dilengkapi naluri manusiawi dan akal yang (seharusnya ) sehat.
Hal ini terjadi pada umumnya, didominasi oleh gay/ lesbian. Contoh kasus yang tengah menjadi
sorotan public saat ini adalah kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh tersangka Ryan
atau Very Idham Afriansyah. Setelah dilakukan uji psikologis oleh Tim Dokter Polri, tersangka
Ryan divonis menderita kelainan kejiwaan yang dalam bahasa Ilmu psikologi disebut psikopat,
yakni kondisi kejiwaan yang sangat labil dan tidak dapat membedakan perbuatan yang baik atau
buruk. Hal tersebut dapat terjadi pada setiap orang yang salah satu pemicunya adalah sifat yang
extra posesif ( rasa memiliki terhadap sesuatu yang berlebihan ).
Zina dinyatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang harus diberi hukuman setimpal,
karena mengingat akibat yang ditimbulkan sangat buruk. Hubungan bebas dan segala bentuk
diluar ketentuan agama adalah perbuatan yang membahayakan dan mengancam keutuhan
masyarakat dan merupakan perbuatan yang sangat nista. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang
keji dan merupakan jalan yang buruk. (QS. al-Isra :32).
Jadi bisa dikatakan bahwa zina merupakan perbuatan yang menimbulkan kerusakan besar dilihat
secara ilmiah. Zina adalah salah satu diantara sebab-sebab dominan yang mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran peradaban, menularkan penyakit yang sangat berbahaya, misalnya
AIDS, dan lain-lain. Mendorong orang untuk terus menerus hidup membujang serta praktek
hidup bersama tanpa nikah.
Dengan demikian, zina merupakan sebab utama dari pada kemelaratan, pemborosan, pencabulan,
dan pelacuran. Maka dari itu Islam menetapkan hukuman yang keras/berat terhadap pelaku zina.
Dengan kata lain, Islam menetapkan hukuman berdasarkan dan setelah menimbang bahwa
menghukum pelaku zina dengan hukuman yang lebih berat itu lebih adil ketimbang membiarkan
rusaknya masyarakat disebabkan merajalelanya perzinahan. Hukuman yang dijatuhkan atas diri
pezina memang mencelakakan dirinya, tetapi memberi hukuman itu mengandung arti
memelihara jiwa, mempertahankan kehormatan dan melindungi keutuhan keluarga.
Hukuman zina tidak hanya menimpa pelakunya saja, tetapi juga berimbas kepada masyarakat
sekitarnya, karena murka Allah akan turun kepada kaum atau masyarakat yang membiarkan
perzinaan hingga mereka semua binasa, berdasarkan sabda Rasulullah saw:
Jika zina dan riba telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan diri
mereka ditimpa azab Allah. (HR. Al-Hakim).
Ummatku senantiasa ada dalam kebaikan selama tidak terdapat anak zina, namun jika terdapat
anak zina, maka Allah Swt akan menimpakan azab kepada mereka. (H.R Ahmad).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengertian zina
Zina (bahasa Arab : , bahasa Ibrani : zanah ) adalah perbuatan bersanggama antara
laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Secara
umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala
aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam pengertian
istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang perempuan yang satu
sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan.
Macam-macam zina
Sebuah hadits Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang artinya:
Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu
(bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.
(Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu
Hurairah). Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua
mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat
dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR
Bukhari).
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
* Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela (tidak dipaksa, tidak
diperkosa), maka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi
Thalib atau cukup dirajam, tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh
Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar bin Khatthab.
* Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan
selama setahun.
Hukuman yang ditetapkan atas diri seseorang yang berzina dapat dilaksanakan dengan syaarat-
syarat sebagai berikut:
Zina dilakukan dalam keadaan tidak terpaksa, tetapi atas kemauannya sendiri.
Dalam masalah ini nikah adalah solusi jitu yang ditawarkan oleh Rasulullah saw sejak 14 abad
yang lampau bagi gadis/perjaka. Selain itu, penerapan syariat Islam merupakan solusi terhadap
berbagai problematika moral ini dan penyakit sosial lainnya. Karena seandainya syariat ini
diterapkan secara kaffah (menyeluruh dalam segala aspek kehidupan manusia) dan sungguh-
sungguh, maka sudah dapat dipastikan tingkat maksiat khalwat, zina, pemerkosaan dan kriminal
lainnya akan berkurang drastic.
Orang tua pun sangat berperan dalam pembentukan moral anaknya dengan memberi pemahaman
dan pendidikan islami terhadap mereka. Orang tua hendaknya menutup peluang dan ruang gerak
untuk maksiat ini dengan menyuruh anak gadisnya untuk berpakaian syari (tidak ketat, tipis,
nampak aurat dan menyerupai lawan jenis). Memberi pemahaman akan bahaya pacaran dan
pergaulan bebas. Dalam konteks kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat dapat memberikan
sanksi tegas terhadap pelaku zina sebagai preventif (pencegahan). Jangan terlalu cepat
menempuh jalur damai nikah,
Zina dinyatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang harus diberi hukuman setimpal,
karena mengingat akibat yang ditimbulkan sangat buruk. Hubungan bebas dan segala bentuk
diluar ketentuan agama adalah perbuatan yang membahayakan dan mengancam keutuhan
masyarakat dan merupakan perbuatan yang sangat nista. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang
keji dan merupakan jalan yang buruk. (QS. al-Isra :32).
DAFTAR PUSTAKA
file://localhost/D:/DATA/kumpulan%20bahan%20tugas%20shi/jangan-melakukan-zina-
mata.htm
http://jamalludinzabbo.wordpress.com/2010/07/13/perzinahan-dalam-islam/
http://ariefhikmah.com/zina/zina-menurut-hukum-islam/
http://www.scribd.com/doc/4856647/makalah-agama-perzinahan
file://localhost/D:/DATA/kumpulan%20bahan%20tugas%20shi/0605-pengertian-zina-dan-
hukum-berzina-menurut-hadits-rasulullah-islam.html
http://indonesiaindonesia.com/f/51170-bertanya-hukum-berzina-alquran-alhadis-ijma/
file://localhost/D:/DATA/kumpulan%20bahan%20tugas%20shi/zina-dalam-pandangan-islam-
dan-hukum.html
LAMPIRAN