Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Nabilah Ramadhani

NIM : 185040200111123
Kelas :P
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam (PAI)
RANGKUMAN MATERI
HAKEKAT PENCIPTAAN MANUSIA DAN ASPEK MEDIS
A. Hakikat Penciptaan Manusia
Manusia dapat diartikan melalui berbagai pandangan. Beberapa pandangan
yang dapat menjadi dasar yakni diantaranya pandangan ilmuwan modern,
ilmuwan muslim, dan dari Al-Quran. Ilmuwan menjelaskan manusia melalui
berbagai bidang kajian ilmu yang dipelajarinya dan tergantung metodologi yang
digunakan serta filosofi yang mendasari. Maka dari berbagai bidang kajian
tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia dilihat dari ciri-ciri yang paling
menonjol dan paling esensial, oleh karena itu digambarkan bahwa manusia adalah
bersifat tunggal-dimensi. Sedangkan menurut ilmuwan muslim manusia yakni
makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Selain itu dijelaskan pula bahwa manusia
adalah makhluk serba dimensi, yakni dimensi fisik, emosi/etis, dimensi terhadap
keindahan, dimensi akal fikiran, dan dimensi untuk mengenal dirinya sendiri.
Penjelasan mengenai manusia juga dijelaskan dalam Al-Quran. Terdapat berbagai
istilah yang merujuk pada arti manusia di dalam Al-Quran, seperti kata basyar,
insan, dan al-nas. Dengan penjabaran masing-masing kata tersebut kemudian
dapat disimpulkan bahwa manusia ideal adalah manusia yang mampu menjaga
fitrah (hanif)-nya dan mampu mengelola dan memadupadankan potensi akal,
qalbu, dan nafunya dengan secara harmonis.
B. Runtuhnya Darwin’s Theory
Charles Darwin seorang ilmuwan Inggris mengemukakan sebuah teori
mengenai asal-usul manusia. Dijelaskan dalam teorinya bahwa manusia
merupakan makhlukyang berasal dari proses evolusi. Ia menyatakan bahwa
manusia saat ini berasal dari spesies yang satu dan menjadi spesies yang lain
melalui proses seleksi, dalam hal ini disebutkan bahwa manusia adalah keturunan
kera. Charles Darwin menyatakan teorinya dengan didasarkan atas dua aspek
pemikiran, yakni aspek ilmiah dan aspek filosofis. Kedua aspek tersebut dianggap
lemah dan rapuh, sehingga teoritersebut dipatahkan oleh berbagai pandangan yang
lain.
Banyak ilmuwan lain yang menentang teori evolusi oleh Darwin tersebut
dengan menyatakan bahwa spesies-spesies fosil kera kuno atau “manusia purba’
yang ditemukan yakni spesies kera biasa yang telah punah di suatu masa. Selain
itu, berbagai spesies ‘manusia purba’ yang ditemukan tersebut disimpulkan
sebagai nenek oyang atau asal-usul dari makhluk yang lain, bukan asal-usul dari
manusia. Disebutkan pula bahwa terdapat temuan yang menyatakan bahwa para
‘manusia purba’ tersebut hidup dalam waktu yang sama namun pada bagian
tempat yang lain atau hidup berdampingan. Setelah segala perdebatan, singkat
cerita kemudian disimpulkan bahwa tidak ada pohon silsilah yang dapat
menghubungkan makhluk ‘manusia purba’ mirip kera dengan manusia.
Selain dipatahkan oleh berbagai pendapat ilmuwan, Al-Quran memberi
jawaban mengenai perdebatan tentang teori evolusi Darwin. Sebagaimana
diketahui bahwa disebutkan dalam Al-Quran bahwa manusia merupakan
keturunan dari Nabi Adam A.S, yang merupakan manusia pertama yang
diciptakan oleh Allah SWT dari tanah. penciptaan manusia dari tanah dijabarkan
kembali bahwa ‘tanah’ yang dimaksud yakni dari berbagai unsur kimiawi yang
terkandung di dalam tanah. Rasionalisasi tdari pernyataan ersebut kemudian
dijelaskan melalui penjelasan dua komponen utama pembentuk manusia.
Komponen yang pertama yakni bahan genetik (DNA). Bahan genetik dalam ilmu
biologi sebagian besar penyusunnya yakni dari karbon (C). Sebagaimana
diketahui, bahwa karbon banyak terkandung di dalam tanah. Komponen yang
kedua yakni selaput sel yang kemudian membuat kesatuan menjadi organ.
Komponen pertama dengan komponen kedua semua bermula dari tanah liat atau
dalam bahasa ilmiahnya yakni mommorilonite clay. Selain itu kebutuhan manusia
untuk hidup tidak terlepas dari tanah, Hal tersebut dibuktikan dengan kebutuhan
manusia terhadap khasiat tanah dari tumbuhan, sayuran, dan buah-buahan.
Khasiat dari tanah tersebut juga dibutuhkan dalam proses reproduksi
perkembangbiakan, dan pertumbuhan manusia.
Selain dari aspek biologis, pematahan teori Darwin juga disebutkan di banyak
surat dalam Al-Quran, diantaranya yakni Q.S. Al-Hijr ayat 28, Q.S. Al-Mu’minun
ayat 12 – 14, Q.S. Al-Hijr ayat 29, dan Q.S. Al-A’raf ayat 172. Dalam ayat-ayat
tersebut dijelaskan tahapan-tahapan pembentukan manusia dari segi pandangan
islam. Dari berbagai surat itu pula dijelaskan bahwa manusia terdiri atas dua unsur
pokok pembentuknya, yakni gumpalan tanah dan hembusan ruh.
C. Manusia dan Aspek Medis Modern
Dalam aspek medis dikenal berbagai ilmu dan metode baru dalam aspek
manusia. Beberapa contohnya yakni teknologi bayi tabung, surrogate mother atau
ibu pengganti, euthanasia, dan kloning manusia. Berbagai teknologi tersebut
kemudian memunculkan berbagai pertanyaan dari berbagai kalangan. Bayi tabung
dinilai dapat bersifat halal dilakukan apabila dilakukan oleh pasangan yang masih
berstatus suami-istri serta dilakukan pada keadaan darurat. Serta terdapat berbagai
larangan didalamnya yang menyebabkan teknologi bayi tabung haram digunakan.
Selanjutnya yakni mengenai surrogate mother atau ibu pengganti. Teknologi ini
masih menimbulkan berbagai kesimpangsiuran dan belum dapat diketahui dan
diyakini halal atau haramnya secara jelas. Euthanasia yakni bantuan yang
diberikan kepada seseorang untuk mati dengan tenang atas permintaannya sendiri.
Tujuannya untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit seseorang yang
menderita penyakit kronis dan sudah tidak dapat disembuhkan lagi. Sehingga
dapat diketahui bahwa dalam praktik euthanasia bagi umat muslim diharapkan
untuk tetap berpegang teguh pada kepercayaannya yang memandang segala
musibah (termasuk penderita sakit) sebagai ketentuan yang datang dari Allah
SWT. Kemudian contoh yang terakhir yakni cloning manusia. kloning merupakan
teknik reproduksi secara aseksual dengan kode genetik yang sama dengan
induknya. Praktik teknologi cloning manusia telah ditetapkan sebagai tindakan
yang haram. Hal tersebut dikarenakan pada hakikatnya manusia berasal dari
pertemuan sel telur ibu dan sel sperma ayah. Maka dari berbagai hal tersebut di
atas, sebagai umat muslim sudah sepantasnya bagi kita untuk tetap berpegang
teguh terhadap keyakinan yang kita miliki. Dengan berpegang teguh kepada
keyakinan, maka segala bentuk pertanyaan dapat dijawab dan dijelaskan dalam
Al-Quran dan sumber-sumber ajaran islam lainnya seperti hadist dan hasil
pemikiran penelitian. Wallahua’lam bisshawaab.

Anda mungkin juga menyukai