Makalah
Evolusi dan Penciptaan Nalar
Latar Belakang
Evolusi adalah suatu proses perubahan yang terjadi dengan perlahan-lahan
yang didasari dari limpahan data yang dikumpulkan selama waktu tertentu. Terdapat
sisi berseberangan dengan naturalis evolusioner dan dengan kritik teistetik atas neo-
Darwinisme. Teori ini sendiri memisahkan domain dan fungsi antara sains dan agama
dalam beberapa tulisan biolog, teolog neo-ortodoks, dan analisis Bahasa. Pemahaman
tentang evolusi tidak bisa didapatkan hanya dengan waktu yang singkat, butuh
pengamatan yang bertahun-tahun untuk mengumpulkan data-data yang digunakan
untuk menciptakan teori tertentu.
1
Ian G Barbour, Juru Bicara Tuhan, (Bandung: Mizan Media Utama), hal 185-224
Menurut biologi atau organik, Evolusi adalah proses perkembangan segala
bentuk kehidupan atau perkembangan tahap demi tahap yang dilawan dengan tidak
adanya perubahan sama sekali, atau perubahan yang manjabatani kesenjangan.
2. Hakikat Manusia
Dari berbagai tipe yang dikemukakan di atas, hal ini menggambarkan manusia
memiliki potensi yang luar biasa yang dapat dikembangkan dalam
mengelola alam raya dan menciptakan kemampuan dan potensi berdasarkan
ilmu pengetahuan dan lingkungan dimana manusia berada.2
2
Aas Siti Sholichah, Teori Evolusi Manusia dalam Presfektif Al-Quran, (Insitut Pergururan Tinggi
Ilmu Al-Qur’an: 2019) hal 110-112
3
Asmil Ilyas, Tesis: “Proses Penciptaan Manusia dan Teori Evolusi dalam Perspektif Al-Qur'an”,
(Jakarta: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ), 2002), Abstrak
Dalam perspektif sains, teori evolusi yang pertama kali dikonsepkan Charles
Darwin, seorang ilmuan dan naturalis berkebangsaan Inggris, disebutkan sebagai
kerangka dasar proses evolusi yang berjalan hingga saat ini. Terdapat dua teori yang
dikemukakan olehnya, yakni:
1. Pertama, menyatakan semua makhluk hidup yang ada di bumi ini adalah hasil
keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi.
2. Dan yang kedua teori tersebut menyajikan sejumlah besar fakta yang dianggap
Darwin hanya dapat dijelaskan dengan teori evolusi, tidak cukup dengan teori
penciptaan khusus (dimaksudkan kalimat ini adalah taeori Darwin hanya dapat
dijelaskan secara saintis saja, jadi tidak dapat dikaitkan dengan agama apapun).
Setelah tahun 1871, ia menerbitkan buku The Descent of Men, yang menguraikan
implikasi teori evolusi organik bagi asal-usul manusia, jadi manusia dan kera
mempunyai nenek moyang yang sama bukan berarti nenek moyang manusia
adalah kera.4
Beralih ke perspektif agama, dalam kajian ilmiah dan tafsir Teropong Cercah
Kauniyah (TerCerahKan) bertopik Black Hole yang diadakan oleh Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University dengan topik
Evolusi. Dekan FMIPA, Dr Berry Juliandi dalam sambutannya mengatakan bahwa
kegiatan ini berusaha mengkaji serta mempertemukan sumber-sumber pengetahuan
yakni sains dan Al-Quran
4
Aisyah Latun, “Evolusi Diantara Sudut Pandang Sains Dan Agama: Nenek Moyang Kita Bukan
Kera”, (https://uir.ac.id/, diakses pada tanggal 9 November 2023 pukul 23.11)
5
Ian G Barbour, Juru Bicara Tuhan, (Bandung: Mizan Media Utama)
senantiasa berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Pemikiran tersebut merupakan
wujud dari implementasi keyakinan bahwa penciptaan Allah SWT tidak akan sia-sia.
Bagi penganut agama Islam, kebenaran yang mutlak hanya berasal dari
ketetapan Allah SWT. Bahkan, dari segi biologi molekuler, susunan gen tercatat
dengan sangat rinci sehingga membuktikan bahwa hukum alam dari Allah SWT
mutlak sifatnya. Catatan penting dari teori evolusi tersebut bahwa tak hanya menyorot
aspek penciptaan manusia namun juga seluruh makhluk hidup. Disimpulkan bahwa
berdasarkan ayat-ayat Al-Quran maupun pandangan ulama, teori tersebut sarat
muatan materialisme.7
Pedoman yang dipercaya oleh orang-orang muslim menjadi dasar paten atas
segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Doktrin tersebut memiliki kekuatan
kebenaran (bagi pemeluk) tanpa pendukung. Banyak ilmuan sains yang berlomba-
lomba untuk membuktikan kebenaran tersebut. Atau bahkan ketika mereka
mengemukakan suatu teori, teori tersebut sebenarnya sudah ada dalam Kitab Suci
sebelum teori itu sendiri dikemukakan. Dimana pada dasarnya islam dan sains
merupakan dua dimensi yang bertolak belakang namun saling berkaitan. Jika
kebenaran dalam perspektif islam diakui dengan keyakinan (keimanan) maka dalam
perspektif sains kebenaran itu dapat diakui hanya dengan bukti nyata yang logis.
Kesesuaian Al-Qur'an dan sains dalam teori evolusi makhluk hidup antara lain
terkait dengan asal usul makhluk hidup. Al-Qur'an dan sains sama-sama sepakat
6
QS Ali Imran: 190
7
FMIPA, “Kaitan Teori Evolusi dengan Beberapa Surah di Al-Quran Menurut Dosen FMIPA IPB”,
(http://fmipa.ipb.ac.id/, diakses pada tanggal 9 November 2023 pukul 20.30)
untuk meyakini bahwa adanya wujud utuh manusia itu mengalami proses
penyempurnaan makhluk hidup dari yang sederhana menuju kesempurnaan.8
Jika dalam teori evolusi organic darwins dalan buku the Descent of Men
disebutkan bahwa manusia mencapai tingkat kesempurnaannya melalui proses evolusi
nenek moyang manusia yang dikaitkan dengan kera, maka di dalam Al Qur’an
dijelaskan bahwa proses ini terjadi dimulai dari dalam Rahim seorang ibu.
TAFSIRWAJIZ
Usai menguraikan keberuntungan orang mukmin beserta sifat mereka, Allah lalu
menyusulinya dengan uraian tentang proses kejadian manusia yang amat
mengagumkan; suatu proses yang semestinya mendorong setiap manusia untuk
beriman. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia bermula dari suatu saripati
yang berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya, yaitu saripati itu, air mani
yang disimpan dalam tempat yang kokoh, yakni rahim.
QS. Al-Mu’minūn/23: 14
ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَعَلَقَة ُم ْض َغًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغَة ِع ٰظ ًم ا َفَك َسْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َۗر َفَتَب اَر َك
ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلٰخ ِلِقْيَۗن
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling
baik.
8
Asmil Ilyas, Tesis: “Proses Penciptaan Manusia dan Teori Evolusi dalam Perspektif Al-Qur'an”,
(Jakarta: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ), 2002), Abstrak
TAFSIRTAHLILI
(14) Kemudian air mani itu Kami (Allah) kembangkan dalam beberapa minggu
sehingga menjadi al-‘alaq (yang menempel di dinding rahim), dari al-‘alaq dijadikan
segumpal daging, dan segumpal daging dijadikan tulang belulang, dan ada bagian
yang dijadikan daging, kemudian tulang belulang itu dibungkus dengan daging,
laksana pakaian penutup tubuh, kemudian dijadikan makhluk yang (berbentuk) lain,
setelah ditiupkan Roh ke dalamnya, sehingga menjadi manusia yang sempurna, dapat
berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati.
Maka Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.9
Ini menjadi poin penting dalam sejarah evolusi. Meski telah melalui
modifikasi dan penyempurnaan sepanjang waktu, teori evolusi terus berkembang.
Evolusi Darwin menjadi puncaknya, membentuk teori evolusi sintesis modern yang
tetap populer di kalangan masyarakat saat ini.
Teori ini memberikan pencerahan tentang evolusi melalui mutasi dan seleksi
alam, di mana setiap makhluk bersaing untuk tetap hidup dan mempertahankan
populasi mereka. Namun, pandangan ini juga membawa dampak kontroversial, seperti
keterlibatan manusia dalam peperangan sebagai bentuk ekspresi ekstrem dari
persaingan hidup.
9
Ismail SM, Pendidikan Karakter Bertauhid Dan Bersyukur Dengan Menghayati Penciptaan Manusia
(1), (https://fst.walisongo.ac.id/, diakses pada tanggal 9 november 2023 pukul 22.45)
Intinya, teori Darwin memunculkan pemahaman baru tentang sifat persaingan
dan evolusi, membawa dampak yang kompleks dan terus diperdebatkan dalam
pandangan manusia terhadap diri mereka dan alam sekitar. Pernyataan Darwin
mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera.
Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan
nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut;
Menurut Darwin, manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang
yang sama, yaitu makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu ini terus berevolusi dari
kera hingga menjadi manusia dalam jangka waktu yang lama. Meskipun pada masa
Darwin, dia hanya dapat melihat sel pada permukaan yang berbentuk kotak sederhana
dan tidak dapat menjelaskan asal usul sel tersebut. Sehingga, dalam pandangan
tertentu, teori Darwin dianggap runtuh karena keterbatasan pemahaman mengenai sel
pada zamannya.10
2. Perspektif al qur’an
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاْن ُكْنُتْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَبْع ِث َفِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُّنْطَفٍة ُثَّم ِم ْن َع َلَقٍة ُثَّم ِم ْن ُّم ْض َغ ٍة ُّم َخ َّلَق ٍة َّو َغْي ِر
ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَبِّيَن َلُك ْۗم َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِآٰلى َاَج ٍل ُّمَس ًّمى ُثَّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ُثَّم ِلَتْبُلُغ ْٓو ا َاُش َّد ُك ْۚم َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَت َو ّٰف ى
َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَر ُّد ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُع ُم ِر ِلَكْياَل َيْع َلَم ِم ْۢن َبْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـۗا َو َتَر ى اَاْلْر َض َهاِم َد ًة َف ِاَذ ٓا َاْنَز ْلَن ا َع َلْيَه ا اْلَم ۤا َء اْهَت َّزْت
ْۢن
َو َرَبْت َو َا َبَتْت ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َبِهْيٍج
10
Maurice Bucaile, Asal, op.cit, h. 45.
Terjemahnya :
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes air mani, kem udian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiaannya ada yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
siudah dikehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan , dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun , supaya Dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahi. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.11
Dia menjelaskan bahwa darah manusia berasal dari makanan, baik dari
tumbuhan maupun hewan yang berasal dari bumi. Dengan penjelasan ini, disimpulkan
11
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit, h. 602
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Cet VII : Lentera
Hati, 2000), h. 95.
bahwa dapat dikatakan bahwa segala manusia dijadikan dari tanah. Pandangan ini
menciptakan keterkaitan antara asal usul manusia dengan unsur-unsur bumi melalui
beberapa tahap dalam penciptaan dan pembentukan manusia.
Allah kemudian menciptakan manusia dari mani, yang berasal dari darah yang
berakar pada makanan yang tumbuh dari tanah. Proses berlanjut dari mani yang
bersifat cair dan darah yang membeku, menunjukkan keterkaitan antara unsur air dan
darah. Dari situ, Allah menciptakan manusia dari sepotong daging yang sempurna,
tanpa cacat, dan dari sepotong daging yang cacat. Hal ini menjelaskan keragaman
manusia dalam rupa, bentuk, panjang, dan struktur.
Para ulama sepakat, bahwa ruh ditiupkan pada janin ketika janin berusia 120 hari,
terhitung sejak bertemunya sel sperma dengan ovum. Artinya, peniupan tersebut
ketika janin berusia empat bulan penuh, masuk bulan kelima. Pada masa inilah segala
hukum mulai berlaku padanya. Karena itu, wanita yang ditinggal mati suaminya
menjalan I masa ‘iddah selamah empat bulan sepuluh hari, untuk memastikan bahwa
ia tidak hamil dari suaminya yang meninggal, agar tidak menimbulkan keraguan
ketika menikah lagi lalu hamil. Ruh adalah sesuatu yang membuat manusia hidup dan
ini sepenuhya urusan Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya, yang
artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ‘ruh itu termaksud
urusan tuhanku, dan tidaklah kamu diberipengetahuan melainkan sedikit
(al-Isra’/17:85)13
َو َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن الُّر ْو ِۗح ُقِل الُّر ْو ُح ِم ْن َاْم ِر َر ِّبْي َو َم ٓا ُاْو ِتْيُتْم ِّم َن اْلِع ْلِم ِااَّل َقِلْيًل
13
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit, h. 409
puluh hari pertama berbentuk nutfah dan empat puluh hari berikutnya brturut-turut
terciptalah ‘alaqah kemudian mudhgah.
Bila diamati secara mendalam, proses penciptaan manusia terbagi menjadi dua
jenis utama, yaitu dari benda padat yang berbentuk tanah dan benda cair yang
berbentuk air. Manusia, sebagai hasil penciptaan, menjadi makhluk yang bersifat
jasadiyah dan ruhiyah secara bersamaan. Penciptaan manusia oleh Allah
menunjukkan keagungan dan kesempurnaan. Manusia diciptakan sebagai makhluk
mulia yang mencakup kesempurnaan jasmani dan rohani. Namun, realitasnya
menunjukkan bahwa tidak semua manusia mampu mencerminkan kesempurnaan
tersebut, meskipun seharusnya demikian. Ini menciptakan kontradiksi antara
kesempurnaan penciptaan yang diberikan dan kenyataan bahwa tidak semua manusia
dapat mengekspresikan diri sebagai makhluk yang sempurna. Dalam hal ini, manusia
seharusnya menjadi makhluk paling beradab, teratur, dan mudah dikendalikan, tetapi
realitasnya menunjukkan variasi dalam manifestasi kesempurnaan tersebut.
Kesimpulan
Sholichah, Aas Siti, 2019, Teori Evolusi Manusia dalam Presfektif Al-Quran, Insitut
Pergururan Tinggi Ilmu Al-Qur’an
Ilyas, Asmil, 2002, Tesis: “Proses Penciptaan Manusia dan Teori Evolusi dalam
Perspektif Al-Qur'an”, Jakarta: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an
(IIQ)
Maurice Bucaile, Asal, op.cit, h. 45.
Latun, Aisyah, “Evolusi Diantara Sudut Pandang Sains Dan Agama: Nenek Moyang
Kita Bukan Kera”, diakses pada tanggal 9 November 2023 pukul 23.11, dari
https://uir.ac.id/
FMIPA, “Kaitan Teori Evolusi dengan Beberapa Surah di Al-Quran Menurut Dosen
FMIPA IPB”, diakses pada tanggal 9 November 2023 pukul 20.30, dari
http://fmipa.ipb.ac.id/
Ismail SM, Pendidikan Karakter Bertauhid Dan Bersyukur Dengan Menghayati
Penciptaan Manusia (1), diakses pada tanggal 9 november 2023 pukul 22.45,
dari https://fst.walisongo.ac.id/