Anda di halaman 1dari 14

Lecturet Mata Kuliah

“Pengantar Ilmu Bahasa, Sastra,


Dan Budaya”

1. PENGANTAR ILMU BUDAYA

Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

1
PENGANTAR ILMU BUDAYA

I. PENGANTAR
Materi ini merupakan ringkasan materi kuliah Pengantar Ilmu Budaya, yang merupakan
bagian dari rangkaian kuliah Pengantar Ilmu Bahasa, Sastra, dan Budaya. Mata kuliah ini
bertujuan memberikan dasar sekaligus arah bagi bidang budaya, yang merupakan salah satu
bidang kajian di antara tiga bidang kajian Prodi Sastra Indonesia, yakni: bidang bahasa, sastra,
dan budaya.
Adapun mata kuliah yang secara langsung berkaitan dengan bidang kajian budaya,
yaitu: Tradisi Lisan Indonesia, Kebudayaan Indonesia, Introduction to Indonesian Culture,
Indonesian Literary Studies, Metode Penelitian Budaya, Karya Ilmiah Praskripsi, dan Skripsi
dalam bidang Budaya.
Materi kuliah Pengantar Ilmu Budaya akan mencakup materi mengenai, 1) Pengertian,
Sejarah, dan Proses Terjadinya Budaya; 2) Teori Kebutuhan Manusia; 3) Unsur-unsur
Kebudayaan; 4) Kebudayaan Indonesia; dan 5) Teori Kebudayaan.

II. PENGERTIAN, SEJARAH, DAN PROSES TERJADINYA BUDAYA


Bagaimana planet bumi 400-an milliard planet di angkasa raya ini dijadikan?
Ada dua teori. Pertama, teori penciptaan menurut keyakinan agama-agama monotesis
(agama wahyu): bumi dijadikan dalam waktu 6 hari (Kitab Kejadian, 1: 1-2: 4; 2.4-2.25). Kisah
ini memberi ketenangan pada manusia yang mencoba mencari tahu dan memahami asal-usul
alam semesta, tetapi tidak mampu menerangkan evolusi dan perkembangan alam semesta
secara akademis dan memuaskan.
Kedua: teori akademis dengan analisis dan perhitungan empiris, yang banyak diterima
dan dianut para ahli fisika adalah teori Big Bang (ledakan besar). Menurut Teori Big Bang,
alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus
mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang
mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Ledakan
Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: The Big Bang) merupakan sebuah peristiwa
yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai
bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat
atau Model Ledakan Dahsyat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya
dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7
miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang
tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung
oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Bagaimana Anda menghadapi perbedaan penafsiran dan penjelasan tentang awal mula
alam semesta ini? Di mana posisi Anda?

2
Apakah kebudayaan itu?
Pengetahuan manusia tentang terjadinya bumi, alam semesta, serta jutaan galaxy sangat
terbatas dan kadang “menakutkan”. Agama (tertentu) mengajarkan bagaimana bumi dijadikan
selama enam hari; bagaimana manusia hadir di dunia ini, dan ke mana manusia akan pergi
setelah kehidupan di dunia ini. Ilmu pengetahuan sepanjang sejarah telah mencapai kemajuan
akademis yang signifikan dalam menjelaskan terjadinya alam semesta. Dengan berbagai bukti,
fakta, uji laboratorium, dan pengamatan terhadap alam raya, ruang angkasa, dan bertaburnya
planet-planet di angkasa raya, ilmu pengetahuan (Fisika Kuantum) menjelaskan banyak hal
secara rasional. Ada teori evolusi yang terus-menerus diperbaharui, diperkuat, atau dibantah.
Ada teori difusi, ada teori fungsional yang menerangkan fenomena kebudayan umat manusia.
Kita menghadapi pandangan-pandangan diskursif maupun intuitif tentang manusia,
sesame, alam semesta, dan kehidupan sesudah mati.

Bagaimana Teori Munculnya Manusia dan Peradaban?


1. Teori Evolusi Darwin
Pada tahun 1859 Charles Darwin menerbitkan buku ‘On The Origin of Species‘ yang
menyatakan bahwa spesies berevolusi dari waktu ke waktu, perubahan dikendalikan melalui
seleksi alam.  Survival of the Fittest.
Spesies manusia (homo) muncul 11 juta tahun yang lalu.  Perkembangannya sangat
lamban (butuh 2 Juta tahun agar perkakas mereka berubah). Manusia modern hanya butuh
50.000 tahun untuk mendaratkan pesawat di bulan.
Teori DNA (Francis Crick)  DNA bukan dari bumi!
Perkembangan Manusia (Teori Darwin – Missing Link)
Darwin mengatakan bahwa manusia berevolusi dari primata menjadi manusia. Proses
itu melalui berbagai ujian dan tantangan. Akan tetapi Teori Darwin belum mampu menjelaskan
tentang kaitan erat antara primata yang berevolusi menjadi manusia. Darwin dan pengikut-
pengikutnya berusaha untuk membuktikan ‘mata rantai yang hilang’ (missing link) yang hilang
itu dengan melakukan penggalian-penggalian arkheologis

3
2. Teori Cremo ttg Ras Manusia. ‘Forbidden Archeology: The Hidden History of the
Human Race‘ karya Michael A. Cremo, mengungkapkan bahwa manusia modern sudah ada
selama jutaan tahun. (Tidak ada bukti bahwa manusia berasal dari monyet).

Jelaskan arti kebudayaan dengan menerangkan gambar di atas.


Jadi, kebudayaan dapat didefinisikan sebagai: (1)“keseluruhan sistem gagasan
(mentifact), tindakan (sociofact), dan hasil karya (artifact) manusia untuk (2) memenuhi
kebutuhan hidupnya dan diperoleh (3) dengan cara belajar.” Selanjutkan kita akan membahas
kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, yang memunculkan kebudayaan.

4
III. TEORI KEBUTUHAN MANUSIA
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebudayaan diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan manusia sendiri. Teori tentang kebutuhan manusia terutama dikemukakan oleh
Abraham Maslow. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy
of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya
memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow
mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran
manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk
mengerti jalan pikir manusia.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk
merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.Untuk
membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di
sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan
keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan
masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami
"puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun
sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat
memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi
dirinya.

Hierarki Kebutuhan Manusia


Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya
mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi

5
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau
hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kebutuhan fisiologis atau dasar


2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga
diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan
tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip
tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk
bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak
lahir persis sama dengan insting.
(1) Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan
akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi)
sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan
dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrem
(misalnya kelaparan) bisa menyebabkan manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas
perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif
sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan
rasa aman (safety needs).

(2) Kebutuhan Rasa Aman


Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,
stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari
rasa takut,cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat
peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun
dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan
terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh
dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.

(3) Kebutuhan Sosial (Dicintai dan Disayangi)


Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk
dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan
butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya
"akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga,
sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa
sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa

6
dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri
orang yang bersangkutan.

(4) Kebutuhan Harga Diri


Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan
akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah
kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian.
Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang
lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang
lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang
yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus
untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).

(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow,
yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai
potensi diri sepenuhnya. Jadi, tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah
aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow
berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk
dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda
memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi
dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.

IV. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN


Unsur-unsur kebudayaan adalah rincian suatu kebudayaan agar dapat kebudayaan yang
khusus. Ada tujuh unsur kebudayaan yang merupakan isi pokok dari setiap kebudayaan yang
bersifat universal, yang artinya ada dalam setiap kebudayaan di dunia. Ketujuh unsur
kebudayaan universal itu maing-masing mempunyai wujud fisik, walaupun tidak ada satu
wujud fisik untuk keseluruhan dari satu unsur kebudayaan universal. Tiap unsur kebudayaan
universal dapat dipeinci ke dalam unsur-unsurnya yang lebih kecil sampai beberapa kali.
Dari beberapa pendapat yang ada tentang unsur kebudayaan universal, pendapat C.
Kluckhohn yang sering dijadikan sebagai referensi. Pendapat C. Kluckhohn tentang tujuh
unsur kebudayaan merupakan hasil inti sari dari pendapat-pendapat lainnya.

7
1. Sistem Religi
Sistem religi adalah sistem yang mengatur tentang keberadaan manusia dan Tuhan.
Dalam sistem ini, sebuah kebudayaan akan mempunyai upacara keagamaan sebagai hasil dari
adanya sistem ini. Dengan sistem religi, hal ini membuktikan bahwa manusia adalah homo
religious.

2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan


Sistem ini adalah sistem yang mengatur tentang bagaimana anggota dalam masyarakat
berorganisasi dan menciptakan berbagai aturan yang harus dipatuhi seluruh anggota
masyarakat tersebut. Dengan sistem organisasi kemasyarakatan, itu membuktikan bahwa
manusia bisa juga disebut dengan homo socius.

3. Sistem Mata Pencaharian


Sistem mata pencaharian memang tidak bisa terlepas dari sebuah masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh mata pencaharian adalah sistem yang mengatur tentang cara manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Sistem ini membuktikan jika manusia itu
homo economicus

4. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan sendiri adalah sebuah sistem yang ada pada suatu kebudayaan yang
mengatur tentang hal-hal yang bisa membantu manusia agar bisa berkembang dengan apa yang
dia ketahui. Dengan adanya pengetahuan, manusia akan lebih berkembang dan berinovasi.
Sistem ini telah membuktikan bahwa manusia disebut sebagai homo sapiens.

8
5. Sistem Teknologi
Dalam sistem teknologi, semua hal tentang penciptaan alat dan benda yang membantu
kehidupan manusia ada. Teknologi yang diciptakan bertujuan untuk mempermudah manusia
dalam hidupnya sehingga manusia dapat bertahan, dan sistem ini membuat manusia disebut
sebagai homo faber.

6. Sistem Bahasa
Bahasa adalah simbol-simbol suara maupun tertulis yang diciptakan manusia untuk
berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa ini sangat penting karena tanpa adanya bahasa dalam
sebuah masyarakat, tidak akan tercipta pula sebuah kebudayaan. Kemudian, dengan
mempunyai bahasa, manusia juga disebut sebagai homo languens yang artinya bisa
berkomunikasi atau berbahasa dengan manusia lain.

7. Kesenian
Setiap kebudayaan mempunyai kesenian yang bisa berupa seni tari, seni rupa maupun seni
tarik suara. Kemudian, setiap masyarakat akan mempunyai kesenian yang berbeda satu dengan
lainnya. Dengan kesenian inilah manusia disebut sebagai homo esteticus yang peduli tentang
nilai estetika atau nilai keindahan.

V. EMPAT TIPE KEBUDAYAAN INDONESIA


1) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana. Tanaman
pokoknya: keladi dan ubi jalar. Penanaman padi belum dibiasakan. Masyarakatnya masih
berburu dan meramu. Sistem kemasyarakatan nya berupa: desa terpencil (tanpa diferensiasi
dan stratifikasi yang berarti). Pengaruh kebudayaan: Kebudayaan Perunggu. Kebudayaan
Hindu dan agama Islam tidak dialami. Isolasi dibuka oleh Zending dan Misi. Tipe ini termasuk:
Mentawai, Pantai Utara Papua.
2) Tipe Masyarakat Pedesaan bercocok tanam di ladang atau sawah. Tanaman
pokoknya:jagung. Sudah terbentuk komunitas petani (peasant community). Sudah ada
diferensiasi dan stratifikasi sosial (sedang). Merasa diri bagian bawah dari kebudayaan yang
‘atas’ yang lebih besar, halus dan beradab, yaitu masyarakat kota. Ada peradaban kepegawaian
yang diperkenalkan Zending dan Misi. Kebudayaan Hindu dan Agama Islam tidak dialami.
Tipe ini termasuk: Nias, Batak, Kalimantan, Minahasa, Flores, Ambon.
3) Tipe masyarakat pedesaan bercocok tanam di ladang atau di sawah. Tanaman
pokoknya: Padi. Sudah terbentuk komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial
(sedang). Arah orientasi: masyarakat kota sebagai peradaban bekas kerajaan berdagang.
Pengaruh agama Islam sangat kuat. Pengaruh kebudayaan Hindu sangat kecil sehingga
terhapus oleh pengaruh agama Islam. Tipe ini termasuk: Aceh, Minangkabau, Makassar
4) Tipe masyarakat pedesaan bercocok tanam di ladang atau di sawah. Tanaman
pokoknya: Padi. Sudah terbentuk komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial
(kompleks). Arah orientasi: masyarakat kota sebagai peradaban bekas kerajaan berdagang.

9
Pengaruh asing dialami tetapi pengaruh Islam hanya dalam setengah abad terakhir. Pengaruh
kebudayaan Hindu masih tampak kuat. Tipe ini termasuk: Sunda, Jawa, Bali

V. STRATEGI KEBUDAYAAN
Rumah Indonesia terbentuk karena ‘kecelakaan sejarah’ kolonialisme Belanda (350
tahun). Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau, terletak di
jalur cincin api (ring of fire). Dihuni 234.893.453 orang, terdiri dari 931 etnik, 742 bahasa
daerah, dengan etnik Jawa sebagai etnik terbesar (42%). Terdapat 5 agama besar, dengan Islam
sebagai agama mayoritas (87,2%). Indonesia diikat oleh bahasa Indonesia dan ideologi
Pancasila.
Indonesia adalah bangsa yang multikultur. Sebelum merdeka, Nusantara ini merupakan
kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri dengan budaya, tradisi, dan pandangan hidup yang
beraneka ragam.
Bagaimanakah gambaran strategi kebudayaan Indonesia? Bagaimana tahap-tahap
perkembangan budaya yang dilewati bangsa kita?
Yang dimaksud dengan strategi kebudayaan adalah usaha manusia untuk menemukan
jawaban-jawaban yang tepat dan sikap yang paling dapat dipertanggungjawabkan mengenai
pertanyaan-pertanyaan besar yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia (Van
Peursen, 1967). Strategi budaya berkaitan dengan perubahan paradigma budaya dan
kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri ke dalam perubahan itu.

Tahap-Tahap Budaya Menurut CA van Peursen


1. Tahap Mistis (800 SM – 1500 M): ada kesatuan yang kuat antara manusia dan alam.
Manusia yang merasa dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan mitis di sekitarnya,
yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya. Manusia belum memahami gejala-gejala
mistis: mengapa ada kematian? Dari mana dan ke mana manusia hidup? Dalam tahap
ini muncul banyak cerita mitologis.

10
2. Tahap Ontologis (1500-1970)
Tahap Ontologis adalah tahap di mana manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan
kekuasaan kekuatan mitis, melainkan secara bebas ingin meneliti segala hal. Manusia
mengambil jarak terhadap segala sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai kepungan. Ia
mulai menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikat segala sesuatu
(ontologi) dan mengenai segala sesuatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu). Ontologi itu
berkembang dalam lingkungan kebudayaan yang sangat dipengaruhi oleh filsafat dan
ilmu pengetahuan. Dalam Tahap ini: Mitos menjadi Logos

3. Tahap Fungsional (1970-2000-an)


Dalam Tahap Fungsional, alam pikiran manusia tidak begitu terpesona lagi oleh
lingkungannya (sikap mitis). Manusia juga tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak
terhadap objek penyelidikannya (sikap ontologis). Kini manusia mengadakan relasi-
relasi baru, suatu kebertautan fungsional terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya.
Beberapa aspek ciri tahapan fungsional yang digambarkan oleh Van Peursen adalah
orang mencari hubungan-hubungan antara semua bidang menurut fungsinya.

11
Strategi Budaya Menurut August Comte:
1. Tahap Teologis.  manusia percaya bahwa di balik gejala-gejala alam terdapat kuasa-
kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. Kuasa-kuasa
ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia.
2. Tahap Metafisik. Tahapan ini sebenarnya hanya merupakan varian dari cara berpikir
teologis, karena di dalam tahap ini dewa-dewa hanya diganti dengan kekuatan-kekuatan
abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda lahiriah, yang kemudian
dipersatukan dalam sesuatu yang bersifat umum, yang disebut dengan alam.
3. Tahap Positivisme, orang tahu bahwa tiada gunanya berusaha mencapai pengetahuan
yang mutlak, baik pengenalan teologis maupun metafisik. Ia tidak lagi mau mencari
asal dan tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang sejati dari
"segala sesuatu" yang berada di belakang segala sesuatu. Sekarang orang berusaha
menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang
disajikan kepadanya, yaitu dengan "pengamatan" dan dengan "memakai akalnya“ untuk
menerangkan hubungan sebab-akibat segala sesuatu.

Strategi Budaya Menurut Alvin Toffler


• Gelombang I: Abad Pertanian (800 SM-1500 M)
• Gelombang II: Abad Industri (1500-1970)
• Gelombang III: Abad Informasi (1970-2000)

Strategi Budaya Menurut A. Teeuw


• Tahap I Kelisan Primer
• Tahap II Keberaksaraan (Galaxy Guttenberg)
• Tahap III Kelisanan Sekunder

12
Tahap-tahap Kebudayaan di atas, telah dilewati dengan baik oleh orang Eropa dan Amerika
Serikat. Bagaimana dengan bangsa Indonesia? Terangkan gambar berikut ini.

PENUTUP
Strategi kebudayaan merupakan hasil perenungan, refleksi, kontemplasi mendalam
untuk memahami hakekat kehidupan kebangsaan yang mengacu pada tujuan kita membentuk
dan membangun Negara, membawa perubahan bangsa ini menuju Indonesia baru yang siap
menghadapi tantangan zaman globalisasi.
Ada anggapan yang keliru bahwa kebudayaan berkembang dengan sendirinya,
menggelinding bebas seperti bola salju. Anggapan itu tidak benar. Setiap bangsa perlu
memiliki strategi (atau politik) kebudayaan.

13
14

Anda mungkin juga menyukai