a. Layout
b. Rujukan
1) Halaman judul
2) Kata pengantar
3) Daftar isi
4) Bagian pendahuluan
5) Bagian isi/pembahasan
6) Bagian penutup
d. Tidak plagiasi
Nim 030536977
Disusun Oleh :
Imelda Stefany
UNIVERSITAS TERBUKA
ii
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia−Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan <E−Learning pada masa
pandemic Covid−19= dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena
dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per−satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil
bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun lingkungan
masyarakat.
.
Penulis
iii
JUDUL..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iv
iv
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID−19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat
pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang
tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan
pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017
yang sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan
semakin meningkat dengan rata−rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode
2018−2023.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid−19 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID−19 berlangsung cukup
cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus
meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan,
sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi
positif pada tanggal 25 Juni telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai
479.433 orang (https://Covid19.who.int/).
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir−akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),
Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD−ROOM
(secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e−book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik.
Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara online.
Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta didik
mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran dalam
bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan presentasi
secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau
komentar secara langsung ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakan
gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik
terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual
classroom (Hartanto, 2016).
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar
elektronik (e−learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber−sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e−learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif
dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam
aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta
pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber−sumber belajar
online (Yaumi, 2018).
PENUTUP
Pembelajaran e−learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
wabah Covid−19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid−19 sehingga
sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya
kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100%
lancar atau efektif.