KEWARGANEGARAAN
“KONSEP KOSITUSI NEGARA”
Disusun Oleh :
Nurfinarti ( 220101050 )
Demikian makalah kami ini jika ada kekeliruan maupun keslahan dalam
penulisan makalah ini kami dari tim penyusun mengucapkan permphonan maaf,
Kami dari tim penyusun menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa
membuat makalah yang lebih baik,bagus dari makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................1
C. Tujuan.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Konsitusi Negara
2. Bagaimana sejarah Konsitusi Negara
3. Apa Saja fungsi & tujuan konsitusi Negara
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian konsitusi Negara
2. Untuk mengetahui sejarah konsitusi Negara
3. Untuk mengetahui fungsi & tujuan konsitusi Negara
iv
BAB II
PEMBAHASAAN
vi
diselenggarakan. Sedangkan yang dimaksud dengan “constitution
adalah the system of fundamental principles according to which a
nation, state, corporation, etc. is governed the document embodying
these principles (sistem prinsip-prinsip mendasar yang mengatur
suatu bangsa, negara, dan perkumpulan, sebuah dokumen yang berisi
prinsip-prinsip mendasar
vii
Sejarah pun menunjukan bahwa jauh sebelum pemikir-
pemikir barat mengemukakan temuan mereka atas berbagai konstitusi
di Yunani, sejarah islam telah mencatat bahwa sejak zaman
Rasusulullah Muhammad SAW. Telah lahir konstitusi tertulis yang
pertama, yang kemudian dikenal dengan konstitusi Madinah atau ada
juga yang menyebutnya sebagai piagam madinah.
viii
yahudi itu, yang kemudian secara formal ditulis dalam suatu naskah
yang disebut sebagai Shahifah.33Yang kemudian dikenal dengan
nama Piagam Madinah.
ix
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan
negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kuasaan
yang asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada
organ negara.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity), sebagai
rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation),
serta sebagai center of ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control),
baik dalam arti sempit hanya dibidang politik maupun dalam arti
luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.
8. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat
(social engineering atau social reform).
Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Jimly
yang menguraikan delapan fungsi konstitusi, Marwan Mas dalam
buku-nya mengatakan bahwa, pada hakekatnya kehadiran suatu
konstitusi memiliki fungsi yang sangat substansial, yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Merupakan patokan dasar bagi kekuasaan dasar pemerintah dan
lembaga negara agar kekuasaan yang diberikan tidak dilaksanakan
secara sewenang-wenang.
2. Merupakan piagam mengenai terbentuknya suatu negara yang
berdaulat agar diakui oleh negara lain dengan batas wilayah dan
penduduk yang jelas.
x
3. Sumber hukum tertinggi suatu negara dan dijadikan sebagai
acuan dalam pembentukan peraturan perundang undangan yang
ada di bawahnya.
Perihal mengenai perlunya sebuah konstitusi dalam
konteks pembatasan kekuasaan dalam suatu negara misalnya,
maka dapat dirujuk pada pendapat yang disampaikan oleh Miriam
Budiharjo, yang dengan sangat jelas mengatakan bahwa.
Pada prinsipnya, adanya konstitusi memiliki tujuan
untuk membatasi kewenangan pemerintahan dalam menjamin hak-
hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan,
yang berdaulat, yang secara ringkas dapat dikategorikan menjadi
tiga tujuan, yaitu: memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik; melepaskan kontrol kekuasaan dari
penguasa sendiri, memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaanya.49 Menghubungkan
konstitusi dengan hukum pada umumnya, dapat dipahami bahwa
tujuan dari hukum adalah, menghendaki adanya keseimbangan
kepentingan, ketertiban, keadilan, ketentraman dan kebahagiaan
setiap manusia. Berangkat dari tujuan hukum tersebut dapat
diperinci secara garis besar fungsi dari tujuan hukum tersebut
sebagai berikut: sebagai alat ketertiban dan keteraturan
masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
lahir batin, sebagai alat penggerak pembangunan, sebagai alat
kritik (fungsi kritis)/sarana pengawas, dan sebagai sarana untuk
menyelesaikan pertikaian.
Menurut pendapat C. F Strong bahwa pada prinsipnya
tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan
pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah, dan
xi
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena
itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap
kekuasaan politik.
2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para
penguasa serta menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa.
Konstitusi merupakan sarana dasar untuk mengawasi proses-
proses kekuasaan.
Sejalan dengan pendapat yang disampikan oleh C.F.
Strong, Marwan Mas memberikan pendapat mengenai tujuan
konstitusi dengan mengatakan bahwa setiap konstitusi atau hukum
dasar suatu negara memiliki tujuan yang secara umum diuraikan
sebagai berikut:
1. Mengatur pembatasan kekuasaan penyelenggara negara atau
lembaga negara, sekaligus pengawasan teradap kekuasaan politik
2. Merupakan landasan begi penyelengara kekuasaan negara dan
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Memastikan agar pengaturan hak asasi manusia (HAM) bagi
warga negara atau rakyat selaku pemilik kedaulatan negara, benar-
benar secara konstitusional mendapat jaminan untuk dilindungi,
dihargai, dan dilaksanakan oleh peneyelengara negara atau
lembaga negara selaku pemegang Mandat kekuasaan dalam suatu
negara.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya
kekuasaan, dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk
menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa
terhadap rakyatnya serta memberikan arahan.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
makalah tentang konsep konstitusi negara membahas tentang
pentingnya konstitusi sebagai landasan utama negara dalam
menjalankan tugas-tugas pemerintahannya. Konstitusi sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah dokumen atau serangkaian
aturan yang mengatur tata cara penyelenggaraan negara, hak
dan kewajiban warga negara, serta hubungan antara pemerintah
dan rakyat. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai asas-
asas yang menjadi dasar pembentukan konstitusi, yaitu
supremasi konstitusi, negara hukum, demokrasi, dan hak asasi
manusia. Selain itu, konstitusi juga memiliki fungsi sebagai
instrumen pengatur yang mengatur tata cara pembentukan
undang-undang, pelaksanaan kebijakan publik, dan
pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan. Dalam konteks
Indonesia, konstitusi negara diatur dalam UUD 1945 dan
mengalami beberapa perubahan melalui amandemen-
amandemen yang dilakukan. Konstitusi negara Indonesia
menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum
yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat
diambil adalah konstitusi negara memiliki peran yang sangat
penting dalam menjalankan tugas-tugas negara, dan untuk itu,
perlu dilakukan upaya-upaya untuk memahami dan
menghormati konstitusi sebagai landasan dasar negara yang
merdeka, bersatu, adil, dan makmur.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv