Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH

(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganta Penulisan
Artikel Ilmiah)

Dosen Pengampu: Wellfarina Hamer M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Aldo Serena (2301071004)


2. Lukman Hakim (2301072006
3. Adi Gusniawan (2301071002)
4. Fajar Sodiq Ibrahim (2301072004)
5. Najmi Firdaus (2301071019)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Dzat Pemberi Rahmat

diseluruh alam untuk semua hamba-Nya. Shalawat beserta salam senantiasa

tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wasallam yang telah

membawa kita semua dari zaman yang dipenuhi gelap gulita sampai zaman terang

benderang seperti sekarang.

Penyusunan tugas makalah yang berjudul “Penulisan Jurnal Ilmiah” ini

merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang telah diamatkan

oleh Dosen Pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPS. Makalah ini tidak akan

selesai tanpa adanya kerja sama dari banyak pihak, terkhusus Dosen Pengampu

yang memberikan amanat dalam bentuk penugasan makalah, juga seluruh anggota

kelompok yang sudah saling membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Penulis menyadari akan kekurangan pada makalah ini, namun dengannya

semoga tetap dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun masyarakat.

Penulis berharap besar pada kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun

dan memperbaiki penulisan makalah ini.

Metro, 24 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................

C. Tujuan..................................................................................................

D. Manfaat................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Karya Ilmiah.......................................................................................

B. Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah........................................................

C. Penelitian Sosial Pendidikan dan Kemasyarakatan........................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jurnal ilmiah merupakan sarana yang strategis dalam

pengembangan kompetensi dosen dan peneliti di Indonesia. Publikasi

ilmiah merupakan persyaratan utama untuk kenaikan pangkat dan

menunjukkan reputasi kepakaran seorang akademisi di tingkat nasional

maupun internasional. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan untuk

publikasi ini tidak sesuai dengan kesulitan banyak jurnal ilmiah di

Indonesia untuk terbit teratur karena ketidakmampuan memperoleh artikel

yang layak diterbitkan.

Publikasi di jurnal merupakan jalan menuju reputasi akademis dan

karir sebagai akademisi. Para penulis berkeinginan untuk publikasi di

jurnal yang dikenal telah menerbitkan hasil-hasil penelitian yang dibaca

dan disitasi oleh banyak peneliti. Jurnal yang terkenal memuat tulisan para

akademisi, yang kemudian banyak dirujuk (Murray, 2009). Tulisan-tulisan

para ilmuwan ternama (beberapa memenangkan hadiah Nobel) di majalah

Nature atau Science dalam bidang ilmu pengetahuan dapat mendongkrak

popularitas jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang berafiliasi dengan

universitas ternama, misalnya Harvard Business Review bukan yang


paling tinggi dalam hal jumlah sitasi atau impact factor, namun jurnal

tersebut memuat tulisan-tulisan para pemikir dan perintis ilmu bisnis,

seperti Michael Porter (strategi), Robert Kaplan (akuntansi) dan John

Kotter (kepemimpinan).

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)

No. 152/E/T/2012 mewajibkan para mahasiswa yang lulus setelah Agustus

2012 untuk menerbitkan makalah di jurnal ilmiah sebagai syarat

kelulusan. Mahasiswa program sarjana S1 harus menghasilkan makalah

yang terbit di jurnal ilmiah, sedangkan untuk program sarjana S2

sekurang-kurangnya di jurnal ilmiah nasional, diutamakan yang

terakreditasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).

Jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga perguruan

tinggi dimaksudkan untuk menampung publikasi skripsi dan tesis

mahasiswa, namun hal ini justru bisa mempersulit akreditasi dari

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, karena dianjurkan bahwa naskah

yang masuk sebagian besar berasal dari penulis yang tidak berafiliasi

dengan perguruan tinggi yang menerbitkan jurnal tersebut. Keragaman

para penulis di suatu jurnal menandakan keluasan pembaca artikel-artikel

di jurnal tersebut, dan memberikan peluang untuk lebih banyak sitasi

terhadap artikel-artikel yang dimuat di jurnal tersebut. Menurut Li et al.

(2014) berdasarkan penelitian terhadap tujuh jurnal marketing terkemuka,

frekuensi sitasi (citability) merupakan cerminan pengaruh suatu artikel

yang dimuat oleh jurnal terhadap teori dan praktik keilmuan tertentu. Agar
artikel-artikel jurnal sering dibaca dan disitasi, jurnal tersebut harus

dikenal luas oleh masyarakat akademik.

Pelbagai business school menerbitkan jurnal mereka sendiri,

khususnya untuk mengkomunikasikan gagasan para dosen dan mahasiswa,

misalnya sebagai hasil tesis mahasiswa atau penelitian dosen. Jurnal MIT

Sloan Manajemen Review (diterbitkan oleh MIT Sloan Business

School) memiliki reputasi yang sangat baik dibaca secara luas oleh para

akademisi maupun praktisi, walaupun tidak memiliki impact factor yang

tinggi.

Frekuensi sitasi selama setahun atas artikel-artikel utama pada dua

tahun terakhir dibagi dengan jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan

oleh sebuah jurnal selama dua tahun tersebut dinamakan journal impact

factor (Garfield, 2006). Walaupun impact factor dianggap sebagai

cerminan reputasi ilmiah suatu jurnal di bidangnya, ada banyak peneliti

yang berpendapat bahwa impact factor jurnal sebaiknya tidak digunakan

untuk menilai kualitas suatu riset yang dipublikasikan di jurnal (Seglen,

1997).

Impact factor kemungkinan bisa naik akibat satu atau dua artikel

yang sering disitasi, sementara artikel-artikel lain kurang bermutu.

Penelitian atas kontinuitas publikasi para peneliti di jurnal-jurnal ilmiah

menemukan bahwa hanya sejumlah kecil peneliti yang terus-menerus

mempublikasikan hasil penelitiannya secara berkesinambungan, namun

hanya hasil-hasil publikasi tersebut yang memberikan kontribusi besar


dalam impact factor jurnal- jurnal ilmiah (Ioannidis et al., 2014). Jurnal

dengan impact factor yang rendah tidak berarti mempublikasikan artikel-

artikel atau hasil penelitian yang berkualitas jelek (Fitzsimmons dan

Skevington, 2010). Jurnal dalam bidang bisnis dan manajemen yang

memiliki impact factor tertinggi, seperti MIS Quarterly dan Academy of

Management Review kurang banyak dibaca dibandingkan dengan Harvard

Business Review yang berdasarkan ukuran impact factor menempati urutan

ke-24 di antara jurnal-jurnal bisnis (DuBois dan Reeb, 2000).

Dilihat dari kebutuhan seorang mahasiswa, jurnal memang cukup

penting dan memang ada beberapa universitas baik negeri maupun swasta

yang menjadikan penulisan jurnal sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk menunjang kelulusan.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah yang menjelaskan

sedikit gambaran tentang penulisan karya tulis ilmiah berupa jurnal dengan

judul “Penulisan Jurnal Ilmiah.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud jurnal ilmiah?

2. Bagaimanakan penulisan jurnal ilmiah?

3. Bagaimanakah pengembangan penelitian sosial dalam bidang

pendidikan dan kemasyarakatan?


C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan

makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu jurnal ilmiah.

2. Untuk mengetahui bagaimana sistematika penulisan jurnal ilmiah.

3. Untuk mengetahui pengembangan penelitian sosial bidang

pendidikan dan kemayarakatan.

D. Manfaat

Beberapa manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memperdalam softskill dalam bidang penulisan.

2. Memenuhi tugas dari dosen pengampu.

3. Menambah wawasan mengenai penulisan jurnal.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Karya Ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah adalah

karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan

fakta yang didapat dari observasi, eksperimen, dan kajian pustaka. Secara

umum, karya ilmiah berisi tentang data, fakta dan solusi untuk

menyelesaikan masalah dalam tulisan tersebut.

Menurut Drs. Totok Duroto dan Dr. Bambang Supriyadi, karya

ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang berlandaskan pada

hasil penelitian yang disusun secara sistematis mengikuti metodologi

ilmiah, yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban ilmiah dari suatu

permasalahan.

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah

yang membahas suatumasalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan

tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur

dan konsisten.

Menurut Lintang Suharto, karya berarti hasil buatan atau ciptaan


dan ilmiah berarti memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan (Sri

Wulandari Danoebroto dan Rohmitawati, 2011:62). Suhardjono (2010:2)

karya tulis ilmiah adalah laporan tertuli tentang hasil kegiatan ilmiah.

Secara umum karya ilmiah bisa dikatakan sebagai karya tulis yang

berisi paparan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh

seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang

sengaja dibuat untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya berisi

menganai fakta, data serta solusi mengenai isi yang diangkat.

Alasan mengapa adanya penulisan karya ilmiah adalah untuk

melakukan komunikasi yang efektif yang sangat vital bagi sains untuk

berkembang. Adapun jenis-jenis karya ilmiah itu sendiri diantaranya:

1. Makalah

2. Artikel

3. Skripsi

4. Kertas kerja

5. Paper

6. Tesis

7. Disertasi

B. Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah

Artikel jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Disebut

tulisan ilmiah populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan

disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Tulisan ilmiah
populer yang umumnya dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan

atau kajian terhadap suatu persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Dalam

bidang pendidikan misalnya persoalan-persoalan yang berkenaan dengan

peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, pemerataan

pendidikan, wajib belajar, kurikulum, undang-undang sistem pendidikan

nasional, dan disipilin serta suasana belajar.

Tulisan ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah dan jurnal

penelitian bisa dibuat lebih lengkap daripada yang dimuat dalam surat kabar

dan majalah umum. Hal itu karena para pembacanya adalah masyarakat

tertentu yang berkepentingan dengan tulisan tersebut, seperti ilmuwan,

peneliti, penentu kebijakan, dan para cendekiawan. Makalah ilmiah yang

lengkap dan hasil penelitian yang telah dirangkum dapat dimuat langsung

dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian (Nana Sudjana, 1991: 55).

Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan sebuah

peristiwa atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya dalam bentuk

makalah (Asep Syamsul M. Romli, 2008:12). Adapula yang mengatakan

bahwa jurnal ialah salah satu bentuk media massa cetak yang khusus

memuat artikel ilmiah suatu bidang ilmu, (Wahyu Wibowo, 2008: vii).

Jurnal biasanya diterbitkan untuk kalangan akademik dan berkala

(mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau tidak teratur untuk rentang

waktu tak terbatas). Berbeda dengan majalah umum, jurnal dikelola secara

khas dalam manajemen keredaksiannya (Wahyu Wibowo, 2008: 15).

Contoh jurnal yaitu jurnal kesehatan, jurnal pertanian, jurnal ekonomi,


jurnal politik, jurnal psikologi, jurnal teknik, jurnal filsafat, dan seterusnya.

Di linkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten beredar

jurnal seperti Jurnal I’tibar, Wahana Akademika, Jurnal Nadwa, dan lain-

lain. Jurnal yang ada memuat artikel-artikel ilmiah karya dosen tentang

gagasan-gagasan mereka seputar pendidikan atau hasil penelitian, dan

sebagainya.

Sedangkan artikel merupakan karya tulis yang bersifat pandangan

(views) dari penulisnya (Paryati, 2008:139). Ada beberapa definisi

mengenai artikel.

Artikel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefiniskan sebagai,

“Karya tulis lengkap di media massa seperti surat kabar, majalah, tabloid,

dan sebagainya”.

Menurut Haris Sumadiria, artikel adalah tulisan lepas berisi opini

seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual

dan atau kontroversial dengan tujuan memberitahu (informatif) dan

meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca

(rekreatif) (Paryati, 2008:140).

Artikel yaitu tulisan di media massa cetak yang ciri-ciri utamanya

“enak dibaca”.

Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 7), memaknai artikel jurnal

ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau

buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel
ilmiah dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan

kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

definisi artikel jurnal ilmiah ialah tulisan atau karya tulis yang merupakan

hasil pemikiran atau hasil penelitian yang berisi informasi faktual dan

menarik pembaca yang dimuat dalam media massa cetak khusus (jurnal).

Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel

memiliki ciri-ciri seagai berikut:

1. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views). Misal, tema

artikel sama, tetapi point of view berbeda. Hal itu karena penulis memiliki

pemahaman, pengetahuan, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda

sehingga artikel yang dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain tak

akan sama.

2. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun pembaca dalam

memahami artikel harus dengan pemikiran.

3. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem solving.

4. Isinya singkat, padat, dan tuntas. Artinya, penulisan artikel tak bertele-tele,

dan ada solusi permasalahan.

5. Artikel harus merupakan gagasan baru.

6. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan komunikatif.

Artinya, menulis artikel untuk media massa baik surat kabar, majalah

maupun tabloid, harus menggunakan bahasa jurnalistik yang sederhana,

jelas, hidup, menarik, populer dan komunikatif.


7. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan jiplakan.

8. Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi, politik, sosial,

budaya, hukum dan sebagainya.

Nama penulis harus dicantumkan, karena artikel adalah karya

individual. Penulisan nama pada artikel opini ditulis dicantumkan di bawah

judul. Sedangkan non-opini dicantumkan dengan cara disimpan di akhir

tulisan artikel tersebut.

Penulisan artikel, biasanya bertujuan untuk menawarkan pemecahan

masalah, mendidik, menghibur dan memengaruhi pembaca Bahdin Nur

Tanjung dan Ardial, (2009: 144). Tujuan utama penulisan artikel jurnal

ilmiah adalah untuk menciptakan kompetensi menulis di kalangan pendidik.

Sebab, mental para dosen kita enggan menulis dan melakukan penelitian,

walaupun perguruan tingginya sudah menyiapkan dana (Wahyu Wibowo,

2008: 6).

Dalam konteks dunia pendidikan, membuat artikel ilmiah atau karya

tulis ilmiah merupakan salah satu subunsur pengembangan profesi yang

mempunyai nilai kredit besar dan menentukan kenaikan jabatan fungsional

pendidik. Jadi, tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk menawarkan

pemecahan masalah atau memaparkan hasil penelitian, berguna pula untuk

memperoleh angka kredit sebagai syarat naik jabatan.

Menurut (Nana Sudjana, 1991: 6), karya tulis ilmiah dan unsur lain

dari pengembangan profesi lebih bersifat akademis atau mengandung nilai

keilmuan dibandingkan dengan kegiatan lainnya, disamping menuntut


kreativitas yang cukup tinggi.

Artikel ilmiah memumpun pada gaya penulisan keilmuan. Bahasa

yang digunakan untuk penulisan artikel ilmiah memiliki aturan sendiri.

Menurut (Wahyu Wibowo, 2008: 70), dalam menulis artikel ilmiah, penulis

harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat yang dalam kaitan

ini kita merujuk pada:

1. Kelengkapan unsur kalimat, terdiri dari subjek, predikat, dan objek.

2. Pararelisme, artinya kalimat itu harus selaras.

3. Menghindari ambiguitas, karena akan membingungkan pembaca.

4. Menghindari bahasa kiasan

5. Menghindari kalimat yang terlalu kompleks, agar kalimat bermakna lugas.

6. Menghindari kalimat penunjuk diri.

7. Menyusun paragraf yang memiliki kepaduan (kohesi) yaitu seluruh kalimat

dalam alinea hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah.

Selain itu alinea juga harus memiliki kepaduan (koheren) yaitu aliran

kalimat satu dan lainnya berjalan lancar, gunakan kata ganti, kata sambung,

dan frase penghubung.

8. Dalam penulisan artikel ilmiah, masalah ejaan harus diperhatikan sungguh-

sungguh.

Dari ciri-ciri yang diutarakan di atas, maka dapat menarik suatu

kesimpulan bahwa penulisan artikel jurnal ilmiah itu tak boleh sembarangan,

karena ada aturan yang harus dipatuhi kaidahnya.

Komponen utamanya adalah judul, nama penulis, abstrak, bodi, simpulan,


dan daftar pustaka. Tidak ada patokan dalam cara penyajian artikel ilmiah. Penusis

harus menyesuaikan diri dengan gaya selingkung, yaitu ”Gaya khas suatu jurnal

yang sifatnya konsisten dan tetap jurnal yang hendak dituju”. Misalnya, gaya

penulisan untuk jurnal filsafat berbeda dengan gaya penulisan jurnal teknik

(Wahyu Wibowo, 2008: 89).

Dengan demikian, menyesuaikan diri dengan pedoman penulisan

suatu jurnal berarti kita sedang melakukan strategi pembingkaian. Strategi

tersebut digunakan untuk mengkonstruksi suatu fakta, realitas, atau peristiwa

yang berdasarkan ideologi, persepsi, abstraksi, dan kategorisasinya. Strategi

pembingkaian itu dilakukan penulis artikel ilmiah untuk bisa menembus

jurnal terakreditasi.

Penulis artikel ilmiah menekankan pada tiga titik fokus untuk

menonjolkan fakta atau objek penelitiannya, yaitu pertama, perumusan

masalah harus memberikan fokus pada objek material penelitian berdasarkan

jenis-jenis pertanyaan ilmiah yang menjadi pilihan si penulis artikel ilmiah.

Kedua, mengevaluasi nilai-nilai moral atau penilaian atas perumusan

masalah. Ketiga, penggarisbawahan solusi dengan tujuan mengatasi masalah.

Dalam struktur artikel ilmiah, ketiga titik pembingkai ini dapat dimunculkan

melalui komponen-komponen artikel ilmiah sebagai berikut.

1. Judul

2. Nama penulis

3. Abstrak dan kata kunci

4. Bodi
a. Pendahuluan

b. Materi inti

c. Metode

d. Hasil penelitian

e. Pembahasan hasil penelitian

f. Penutup, simpulan, saran

g. Daftar pustaka

Beberapa universitas ada yang menjadikan pembuatan jurnal ini

sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk

medapat kelulusan juga untuk dosen. Jurnal-jurnal tersebut akan dipublish

di website resmi universitas tersebut.

Jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga perguruan

tinggi dimaksudkan untuk menampung publikasi skripsi dan tesis

mahasiswa, namun hal ini justru bisa mempersulit akreditasi dari

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, karena dianjurkan bahwa naskah

yang masuk sebagian besar berasal dari penulis yang tidak berafiliasi

dengan perguruan tinggi yang menerbitkan jurnal tersebut. Keragaman

para penulis di suatu jurnal menandakan keluasan pembaca artikel-artikel

di jurnal tersebut, dan memberikan peluang untuk lebih banyak sitasi

terhadap artikel-artikel yang dimuat di jurnal tersebut. Menurut Li et al.

(2014) berdasarkan penelitian terhadap tujuh jurnal marketing terkemuka,

frekuensi sitasi (citability) merupakan cerminan pengaruh suatu artikel

yang dimuat oleh jurnal terhadap teori dan praktik keilmuan tertentu. Agar
artikel-artikel jurnal sering dibaca dan disitasi, jurnal tersebut harus

dikenal luas oleh masyarakat akademik.

Pelbagai business school menerbitkan jurnal mereka sendiri,

khususnya untuk mengkomunikasikan gagasan para dosen dan mahasiswa,

misalnya sebagai hasil tesis mahasiswa atau penelitian dosen. Jurnal MIT

Sloan Manajemen Review (diterbitkan oleh MIT Sloan Business

School) memiliki reputasi yang sangat baik dibaca secara luas oleh para

akademisi maupun praktisi, walaupun tidak memiliki impact factor yang

tinggi.

Frekuensi sitasi selama setahun atas artikel-artikel utama pada dua

tahun terakhir dibagi dengan jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan

oleh sebuah jurnal selama dua tahun tersebut dinamakan journal impact

factor (Garfield, 2006). Walaupun impact factor dianggap sebagai

cerminan reputasi ilmiah suatu jurnal di bidangnya, ada banyak peneliti

yang berpendapat bahwa impact factor jurnal sebaiknya tidak digunakan

untuk menilai kualitas suatu riset yang dipublikasikan di jurnal (Seglen,

1997).

Impact factor kemungkinan bisa naik akibat satu atau dua artikel

yang sering disitasi, sementara artikel-artikel lain kurang bermutu.

Penelitian atas kontinuitas publikasi para peneliti di jurnal-jurnal ilmiah

menemukan bahwa hanya sejumlah kecil peneliti yang terus-menerus

mempublikasikan hasil penelitiannya secara berkesinambungan, namun

hanya hasil-hasil publikasi tersebut yang memberikan kontribusi besar


dalam impact factor jurnal- jurnal ilmiah (Ioannidis et al., 2014). Jurnal

dengan impact factor yang rendah tidak berarti mempublikasikan artikel-

artikel atau hasil penelitian yang berkualitas jelek (Fitzsimmons dan

Skevington, 2010). Jurnal dalam bidang bisnis dan manajemen yang

memiliki impact factor tertinggi, seperti MIS Quarterly dan Academy of

Management Review kurang banyak dibaca dibandingkan dengan Harvard

Business Review yang berdasarkan ukuran impact factor menempati urutan

ke-24 di antara jurnal-jurnal bisnis (DuBois dan Reeb, 2000).

Kebutuhan untuk terbit secara berkesinambungan, dibaca dan disitasi

oleh kalangan akademisi menjadi tantangan yang semakin berat tidak hanya

akibat persaingan dengan jurnal-jurnal yang diterbitkan di dalam negeri.

Banyak jurnal-jurnal asing, khususnya yang bersifat online, memungut

biaya tinggi bagi para penulis, tetapi menawarkan impact factor yang tinggi

pula.

Upaya pemasaran jurnal ilmiah melalui branding menjadi salah satu

strategi agar artikel-artikel di jurnal tersebut dikenal, dibaca dan kemudian

disitasi, atau memberikan dampak dalam teori maupun praktik. Diharapkan

para pembaca dan pelanggan jurnal mengidentifikasi jurnal berdasarkan

identitas spesifik, sehingga pembaca mampu mengingat dan mengenali

jurnal tersebut, dan mengasosiasikan produk dengan kualitas-kualitas yang

dipersepsikan secara positif (Ramsoy dan Skov, 2014).

Brand image merupakan kesan umum terhadap suatu produk oleh

konsumen maupun konsumen potensial. Atribut-atribut brand image tidak


hanya dipersepsikan dari aspek kognitif, tetapi juga merupakan penilaian

afektif oleh konsumen (Alwi dan Kitchen, 2014). Penerbit jurnal yang

diharapkan mampu memuat artikel-artikel berkualitas, dibaca oleh kalangan

akademisi yang luas, dan disitasi oleh para penulis ilmiah, berupaya untuk

memiliki pelanggan yang loyal dari kalangan pembaca dan penulis karya-

karya ilmiah dalam bidang yang sesuai dengan jurnal tersebut.

Berdasarkan kerangka pikir customer equity, ada tiga faktor yang

diperlukan dalam upaya mengembangkan loyalitas pelanggan, yaitu

value equity, brand equity dan relationship equity (Zhang et al., 2014).

Value equity merupakan penilaian objektif pelanggan tentang utility suatu

produk atau jasa. Brand equity meliputi persepsi subjektif pelanggan, tidak

sekedar penilaian objektif. Relationship equity menggambarkan sikap

pelanggan yang tetap memilih produk atau jasa tertentu terlepas dari nilai

dan brand yang mereka persepsikan.

Publikasi oleh para akademisi yang pada umumnya bekerja di

lembaga pendidikan dan penelitian didorong oleh tekanan lingkungan

akademis yang umumnya dikenal sebagai “publish or perish”. Motivasi

yang mendorong publikasi para akademisi adalah peningkatan reputasi,

jejak akademis yang permanen, peningkatan gaji dan mobilitas kerja (Miller

dan Bedeian, 2010; Miller et al., 2011). Sebaliknya, jika tidak pernah

mempublikasikan tulisannya, seorang akademisi berada dalam situasi

“perish” atau ancaman tersingkir dari dunia akademik. Dengan demikian

motivasi publikasi bersifat ekstrinsik, bukan merupakan dorongan dari


dalam. Di samping motivasi yang bersifat ekstrinsik tersebut ada pula jenis

motivasi yang bersifat intrinsik, terutama timbul dari dalam diri akademisi,

seperti kepuasan terkait dengan melakukan “good science” dan membawa

perubahan dalam ilmu pengetahuan (Jindal-Snape dan Snape, 2006).

Motivasi intrinsik dapat memberikan dorongan yang lebih kuat.

Kebutuhan para mahasiswa yang harus memenuhi persyaratan

kelulusan dalam bentuk publikasi terkait skripsi atau tesis mereka harus

dipenuhi dengan jurnal-jurnal yang memiliki reputasi baik. Untuk

mewujudkan jurnal-jurnal yang berkualitas, para penulis yang lebih sering

mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal yang bersangkutan dapat

memberikan kontribusi yang besar terhadap reputasi jurnal tersebut

(Ioannidis et al., 2014)

B. Pengembangan Penelitian Sosial Pendidikan dan Kemasyarakatan

Pendidikan adalah suatu hal yang mutlak bagi warga Negara

Indonesia. Pendidikan adalah jalan terbaik untuk meningkatkan taraf

kehidupan sebuah generasi tak terkecuali di Indonesia. Kurangnya sarana

dan prasarana pendukung yang disediakan oleh Pemerintah masih tergolong

minim untuk wilayah-wilayah tertentu menjadikan kualitas pendidikan di

Indonesia semakin terpuruk ditengah-tengah perkembangan Globalisasi yang

sangat pesat saat ini. Ketiadaan dukungan sarana belajar sering manjadi

kambing hitam tidak masksimalnya kualitas pendidikan. Faktanya memang

demikianlah yang terjadi berbagai sekolah-sekolah di pelosok negeri ini.


Kurangnya kapasitas ruang belajar dan jumlah guru membuat

pembagian kelas menjadi sangat biasa terjadi di sekolah-sekolah pelosok.

Bukan hanya kekurangan ruang belajar, sekolah-sekolah di pelosok negri ini

kekurangan tenaga pengajar. Tenaga pengajar atau guru ini biasanya bukan

dari penduduk asli sekitar sekolah melainkan dari berbagai daerah di

Indonesia. Tak layaknya gaji dan tunjangan bahkan sulitnya menjangkau

sekolah-sekolah menjadikan guru-guru disana enggan mengajar karena

sulitnya jalan yang akan mereka lewati.

Kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibanding negara-

negara berkembang lainnya. Banyaknya tawuran antar pelajar semakin

menambah terpuruknya dan gagalnya pendidikan di Indonesia. Kurangnya

pengawasan dari orang tua dan guru menjadikan hal-hal negatif muncul di

tengah-tengah pelajar. Bukan tanpa upaya, pemerintah bahkan sudah

berupaya sekuat tenaga untuk meningkatkant kualitas pendidikan di

Indonesia dengan cara memberi tunjangan kepada tenaga pendidik dan

seleksi tenaga pengajar yang berkualitas, tak murah pemerintah

mengeluarkan tunjangan untuk pendidik. Namun hal ini mala menambah

beban negara dengan pengeluaran begitu banyaknya tanpa ada hasil.

Tunjangan ini malah disalah gunakan untuk kesejahtraan dirinya dan

keluarganya bukan malah menambah kualitas pendidikan. Pendidikan

seringkali dijadikan sebagai bisnis tanpa memikirkan kualitas pendidikannya.

Berbagai macam masalah sedang mendera negri ini, utamanya pendidikan.


Bila tak cepat dibenahi sistem dan kualitas pendidikan di Indonesia akan

semakin terpuruk untuk generasi selanjutnya.

Pendidikan merupakan salah satu modal yang sangat penting untuk

menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan adanya pendidikan Kita bisa

mengetahui berbagai macam informasi. Kita bisa mendapatkan pendidikan

moral, kedisiplinan, agama, sosial dan masih banyak lagi yang bisa Kita

dapatkan. Di Indonesia banyak sekali masalah-masalah dalam dunia

pendidikan, mulai dari korupsi anggaran, pungutan liar, ketidak merataan

fasilitas pendidikan.

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tidak ada

habisnya. Namun disini saya ingin membahas masalah rendahnya kualitas

pendidikan di daerah terpencil. Berbagai masalah yang menghambat proses

pendidikan di suatu daerah masih sering muncul. Masih kurangnya sarana

dan prasarana. Sarana dan prasarana ini meliputi gedung sekolah beserta

isinya, peralatan-peralatan sekolah yang menunjang proses belajar mengajar

di suatu sekolah, atau lembaga tempat belajar, dan kualitas tenaga didik.

Sering kita lihat pembangunan gedung-gedung sekolah megah

diperkotaan dengan fasilitas yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar

dan tenaga didik yang profesional. Namun hal itu akan berbanding terbalik

ketika kita melihat keadaan yang sebenarnya di daerah terpencil. Tidak ada

fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang kemajuan proses belajar

mengajar yang mereka lakukan, dan juga tenaga didik yang mengajar dengan

ilmu yang seadanya.


Makna dari Pasal 31 UUD 1945 tersebut adalah setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan tanpa kecuali. Pada kenyataannya, dengan

kondisi negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau,

mulai Sabang sampai Merauke, kita dihadapkan dengan berbagai

permasalahan pelayanan pendidikan bagi masyarakat. Padahal pendidikan

merupakan faktor utama dalam menentukan kemajuan sebuah bangsa.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan semakin baik sumber

daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi pula daya

kreatifitas pemuda Indonesia dalam mengisi pembangunan sebuah bangsa.

Namun di Indonesia, untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan

berkualitas sesuai dengan standar nasional saja masih sangat sulit.

Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatkan mutu

pendidikan nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada

akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indoensia. Di suatu daerah

terpencil masih banyak dijumpai kondisi di mana anak-anak belum terlayani

pendidikannya. Angka putus sekolah yang masih tinggi. Juga masalah

kekurangan guru, walaupun pada sebagain daerah, khususnya daerah

perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasarana yang belum

memadai. Itulah sederat fakta-fakta yang menghiasai wajah pendidikan kita

di daerah terpencil.

Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas

pendidikan anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana

dan prasarana minimal berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai
pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya. Bagi

sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat dan

masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah

terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja

kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu

sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya

manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut

melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas

melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar,

serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan

belum cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Tidak hanya dalam pendidikan dalam kemasyarakatan juga, banyak

sekali hal-hal yang harus diperhatikan. Banyak sekali aspek dalam masyarakat

yang memang harus diperhatikan mulai dari kegiatan sehari hari seperti tradisi

yang masih dijaga. Kemajuan ekonomi di masyarakat, sistem kemasyarakatan

yang dipakai, adat istiadat dan budaya yang ada di masyarakat.

Ada banyak sekali penelitian yang telah dilakukan mengenai

pendidikan dan kemasyarakatan yang ada di indonesia diantaranya :


1. Dampak sosial pendidikan masyarakat terpencil (kajian sosiologi

di dusun cenre kecamatan sinjai barat)

2. Pola relasi gender di pedesaan (studi kasus di desa pulosari

kecamatan kebakramat kabupaten karanganayar)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Lintang Suharto, karya berarti hasil buatan atau ciptaan

dan ilmiah berarti memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan (Sri

Wulandari Danoebroto dan Rohmitawati, 2011:62). Suhardjono (2010:2)


karya tulis ilmiah adalah laporan tertuli tentang hasil kegiatan ilmiah.

Secara umum karya ilmiah bisa dikatakan sebagai karya tulis yang

berisi paparan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh

seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang

sengaja dibuat untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya berisi

menganai fakta, data serta solusi mengenai isi yang diangkat.

Alasan mengapa adanya penulisan karya ilmiah adalah untuk

melakukan komunikasi yang efektif yang sangat vital bagi sains untuk

berkembang. Adapun jenis-jenis karya ilmiah itu sendiri diantaranya:

a. Makalah

b. Artikel

c. Skripsi

d. Kertas kerja

e. Paper

f. Tesis

g. Disertasi

Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan

sebuah peristiwa atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya

dalam bentuk makalah (Asep Syamsul M. Romli, 2008:12). Adapula

yang mengatakan bahwa jurnal ialah salah satu bentuk media massa

cetak yang khusus memuat artikel ilmiah suatu bidang ilmu, (Wahyu

Wibowo, 2008: vii). Jurnal biasanya diterbitkan untuk kalangan

akademik dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau


tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas). Berbeda dengan majalah

umum, jurnal dikelola secara khas dalam manajemen keredaksiannya

(Wahyu Wibowo, 2008: 15). Contoh jurnal yaitu jurnal kesehatan,

jurnal pertanian, jurnal ekonomi, jurnal politik, jurnal psikologi, jurnal

teknik, jurnal filsafat, dan seterusnya.

Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel

memiliki ciri-ciri seagai berikut:

1. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views).

Misal, tema artikel sama, tetapi point of view berbeda. Hal itu

karena penulis memiliki pemahaman, pengetahuan, latar

belakang, dan pengalaman yang berbeda sehingga artikel yang

dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain tak akan sama.

2. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun

pembaca dalam memahami artikel harus dengan pemikiran.

3. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem

solving.

4. Isinya singkat, padat, dan tuntas. Artinya, penulisan artikel tak

bertele-tele, dan ada solusi permasalahan.

5. Artikel harus merupakan gagasan baru.

6. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan

komunikatif. Artinya, menulis artikel untuk media massa baik

surat kabar, majalah maupun tabloid, harus menggunakan bahasa

jurnalistik yang sederhana, jelas, hidup, menarik, populer dan


komunikatif.

7. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan

jiplakan.

Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi,

politik, sosial, budaya, hukum dan sebagainya.

Penulis artikel ilmiah menekankan pada tiga titik fokus untuk

menonjolkan fakta atau objek penelitiannya, yaitu pertama, perumusan

masalah harus memberikan fokus pada objek material penelitian berdasarkan

jenis-jenis pertanyaan ilmiah yang menjadi pilihan si penulis artikel ilmiah.

Kedua, mengevaluasi nilai-nilai moral atau penilaian atas perumusan

masalah. Ketiga, penggarisbawahan solusi dengan tujuan mengatasi masalah.

Dalam struktur artikel ilmiah, ketiga titik pembingkai ini dapat dimunculkan

melalui komponen-komponen artikel ilmiah sebagai berikut.

1. Judul

2. Nama penulis

3. Abstrak dan kata kunci

4. Bodi

a. Pendahuluan

b. Materi inti

c. Metode

d. Hasil penelitian

e. Pembahasan hasil penelitian

f. Penutup, simpulan, saran


g. Daftar pustaka

Penelitian sosial dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan

masih sangat banyak dilakukan baikoleh para mahasiswa yang sedang

menyelesaikan tugas akhirnya maupun dilakukan oleh kalangan dosen

juga guru untuk melanjutkan program studinya.

Penelitian ini semakin dalam akan semakin mengungkap

permasalahan apa saja yang terjadi di dunia pendidikan dan

kemasyarakatan di Indonesia sehingga nantinya akan ada solusi untuk

semua permasalahan yang ada. Sehingga nantinya sedikit demi sedikit

akan menyelesaikan setiap permasalahan yang ada nantinya pendidikan

di Indonesia akan berkembang dengan pesat dan semakin maju lagi ke

depannya.

B. Saran

1. Lebih dipersiapkan lagi materi yang akan digunakan untuk penyusunan

makalahnya.

2. Lebih disempurnakan lagi penulisan makalahnya.

3. Harap kepada pembaca untuk mencari sumber lain sebagai

pembanding dan penambah dari isi makalah ini


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rasyad dan B.Suparna., 2008. Pengembangan dan


Pemberdayaan Masyarakat. Malang. Universitas Negeri Malang.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Curle, A. 1987.
Djojonegoro, W. 1995. (dalam Nurribtiwati.Hw 2013) Peranan
pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia
dalam PJP II, Jurnal ilmiah kajian pendidikan dan
kebudayaan. Jakarta: Balitbang Dikbud.
Ihsan.(2007). Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
Lilis, S. (2013). Motivasi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anaknya
sampai Kejenjang Perguruan Tinggi di Desa Uedago
Kecamatan Bunggku Barat Kabupaten Morowali. Skipsi
pada FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan

Martono, Nanang. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif


Klasik Modern, Postmodern, dan Postkolonial. Jakarta :
Rajawali Pers.
Miles.M dan Hubermen.M. (1992). Analilis Data Kualitatif.
Terjemahan Tejetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Ramadhan, A. dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) & Artikel
Penelitian.
Palu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako.

Salim.( 2006). Sosiologi ilmu paradigma keilmuan. Jakarta : PT

Grapindo Soemanto.(2011). Dasar dan Teori Pendidikan Dunia.

Surabaya : Usaha
Nasional.

Slameto.1991. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap


Keberhasilan Belajar Anak.(online).

Suyanto.(2007 ). Sosiologi suatu pengantar pendidikan.Jakarta :

Bumi Aksara Sugiyono 2007, Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO

FKIP UNTA

www.uinsgd.co.id

Skripsi dampak sosial pendidikan masyarakat terpencil

Anda mungkin juga menyukai