Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun keatas. Keberhasilan pembangunan dalam berbagai

bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia

Harapan Hidup (UHH) penduduk dunia termasuk Indonesia. Keberhasilan

peningkatan UHH terselip tantangan yang harus diwaspadai, yaitu

kedepannya Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden) yaitu

disamping meningkatnya angka kelahiran dan beban penyakit (menular dan

tidak menular), juga akan terjadi peningkatan Angka Beban Tanggungan

penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak produktif

(Kemenkes, 2014).

Struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin

tingginya rata-rata UHH penduduk di Indonesia. Sejak tahun 2012 hingga

2015 penduduk Indonesia memperlihatkan peningkatan UHH. Pada tahun

2012 UHH penduduk Indonesia yaitu 69,87 tahun, pada tahun berikutnya

meningkat menjadi 70,07 tahun dan pada tahun 2015 juga mengalami

peningkatan yaitu menjadi 70,8 tahun. Berdasarkan Badan Pusat Statistik


Indonesia memperkirakan UHH penduduk Indonesia pada tahun 2030-2035

menjadi 72,2 tahun (Kemenkes, 2016).

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2014, jumlah Lansia di Indonesia

mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk

Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan

hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang atau 7,6% dari total

jumlah penduduk (Kemenkes, 2016). Berdasarkan data proyeksi laju

pertumbuhan penduduk tahun 2010 sampai dengan tahun 2035, proporsi anak-

anak berumur 0-14 tahun turun dari 28,6% pada tahun 2010 menjadi 21,5%

pada tahun 2035. Dalam kurun waktu yang sama, usia 15-64 tahun meningkat

dari 66,5% menjadi 67,9% dan usia 65 tahun ke atas meningkat dari 5,0%

menjadi 10,6% (BPS, 2013).

Pada tahun 2014 di Jawa Timur penduduk usia 0-44 tahun sebesar

71,59%, penduduk usia 45 tahun sampai dengan 59 tahun sebesar 18,33%

sedangkan penduduk usia 60 tahun ke atas sebesar 10,08% (BPS, 2014). Pada

tahun 2015 di Jawa Timur penduduk usia 45 tahun sampai dengan 59 tahun

sebanyak 19,39% sedangkan penduduk usia 60 tahun ke atas meningkat dari

tahun sebelumnya yaitu sebanyak 11, 46% (BPS, 2015). Jawa timur

merupakan salah satu provinsi yang memiliki presentase penduduk usia 65

tahun ke atas yang tinggi pada tahun 2035 yaitu 14,1%. Empat provinsi yang

memiliki presentasi penduduk usia 65 tahun ke atas yang tinggi pada tahun

2035 yaitu Jawa Tengah 14,9%, DI Yogyakarta 14,0%, Bali 12,1% dan

Sulawesi Utara 12% (BPS, 2013).


Jumlah lansia di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Hal

tersebut dapat menjadi aset bangsa bila lansia di Indonesia sehat dan

produktif, namun sebaliknya, bila lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri

akan berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi bangsa (Kemenkes, 2016).

Peningkatan UHH penduduk di Indonesia diakibatkan oleh keberhasilan

pembangunan di bidang kesehatan, tetapi dengan meningkatnya UHH

penduduk di Indonesia jika ditinjau dari aspek kesehatan kelompok lansia

akan mengalami penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah maupun

penyakit. Salah satu penyakit penuaan yang sering ditemukan pada lansia

adalah Demensia Alzheimer (Kemenkes, 2014).

Demensia Alzheimer adalah gangguan penurunan fisik otak yang

mempengaruhi emosi, daya ingat dan pengambilan keputusan dan biasa

disebut pikun. Kepikunan  seringkali dianggap biasa dialami oleh lansia

sehingga Alzheimer seringkali tidak terdeteksi, padahal gejalanya dapat

dialami sejak usia muda (early on-set demensia) dan deteksi dini membantu

penderita dan keluarganya untuk dapat menghadapi pengaruh psiko-sosial dari

penyakit ini dengan lebih baik (Kemenkes, 2016).

Estimasi Alzheimer di dunia sekitar 46 juta jiwa dan sebanyak 22 juta

jiwa di antaranya berada di Asia. Prevalensi Alzheimer di negara maju seperti

Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut

penderita Penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat hampir

4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan
hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut

usia juga bertambah (Kemenkes, 2016).

Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia >

65 tahun, tetapi dapat juga menyerang orang yang berusia  sekitar 40 tahun.

Berikut adalah peningkatan persentase Penyakit Alzheimer seiring dengan

pertambahan usia, antara lain: 0,5% per tahun pada usia 69 tahun, 1% per

tahun pada usia 70-74 tahun, 2% per tahun pada usia 75-79 tahun, 3% per

tahun pada usia 80-84 tahun, dan 8% per tahun pada usia > 85 tahun

(Kemenkes, 2016) (Kemenkes, 2016).

Estimasi jumlah penderita Penyakit Alzhemeir di Indonesia pada tahun 2013

mencapai satu juta orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi

dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050.

Bukannya menurun, tren penderita Alzheimer di Indonesia semakin meningkat setiap

tahunnya. Selain itu, Demensia Alzheimer berdampak pada menurunnya aktifitas

sosial sehari-hari, menjadi tidak produktif sehingga memunculkan problem dalam

kesehatan masyarakat dan tentunya berdampak pada bertambahnya pembiayaan

keluarga, masyarakat dan pemerintah. Lansia yang mengalami demensia juga

mengalami penurunan kualitas hidup (Kemenkes, 2016).

Kualitas hidup biasanya dibagi menjadi beberapa dimensi, yaitu lingkungan,

fisik, sosial dan psikologis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Esther Rita

Haris mengatakan bahwa lansia yang mengalami demensia mempuyai hubungan

dengan kesehatan secara umum dan 4 domain kualitas hidup, yaitu domain kesehatan

fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan domain lingkungan (Haris,
2014). Penelitian juga dilakukan oleh Ema Maulina yang megatakan bahwa kualitas

hidup domain fisik akan meningkat bila tingkat kemampuan mobilitas meningkat

(Maulina, 2014). Penelitian lain yang dilakukan oleh Gilbert W. dengan judul

Pengaruh Senam Bugar Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Kualitas Hidup Penderita

Hipertensi mengatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara senam bugar lansia

terhadap kualitas hidup penderita hipertensi. Sehingga dengan latar belakang tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memberikan suatu jenis aktifitas

fisik yaitu senam lansia yang diharapkan dapat meningkatkan Quality Of Life pada

lansia yang mengalami dimensia (Setyawan, 2012).

Anda mungkin juga menyukai