Anda di halaman 1dari 58

SMK3”

Sistem Manajemen K3

KA M A R
OPE R AS
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan topik ini peserta mampu :

1. Umum : memahami konsep SMK3 di Kamar Bedah

2. Khusus :

a. Memahami Pengertian SMK3


b. Memahami Tujuan SMK3
c. Memahami Ruang Lingkup SMK3 di Kamar Bedah
d. Memahami Bahaya (Hazard) di Kamar Bedah
e. Memahami Kontrol risiko di kamarbedah
f. Memahami Kecelakaan Kerja di Kamar Bedah
g. Memahami Penggunaan APD
HAZAR
D
VS

RISK
HAZAR D
adalah faktor risiko yang potensial
terjadi dalam situasi tertentu

Developing Competency Standard – NCVER – IAPSD Australia


RIS
IKO
adalah kemungkinan bahaya
yang terjadi

Developing Competency Standard – NCVER – IAPSD Australia


is our primary goal …!!!
K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )
Definisi oleh Dr. Suma’mur P.K, MSc
Keselamatan Kerja
Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat
dan kematian akibat kerja baik yang mengakibatkan kerugian
secara langsung maupun tidak langsung.
Kesehatan Kerja
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan, lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Definisi
Manajemen
Suatu proses kegiatan yg terdiri atas perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan, pengukuran & tindak lanjut yg dilakukan utk mencapai tujuan yg
telah ditetapkan dgn menggunakan manusia & sumber daya yg ada.

Sistem Manajemen
Kegiatan manajemen yg teratur & saling berhubungan utk mencapai
tujuan yg telah ditetapkan.

Sistem Manajemen K3
Bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yg dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian & pemeliharaan kebijakan
K3 dlm rangka pengendalian resiko yg berkaitan dgn kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yg aman, efisien & produktif.
LAMBANG K3

•Bentuk lambang : palang dilingkari roda bergigi sebelas


berwarna hijau di atas dasar putih.
•Arti dan makna lambang :
- Palang : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.
- Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani
- Warna putih : bersih, suci.
- Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
- 11 Gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang
Keselamatan Kerja.
• Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-1135/MEN/1987, Tanggal 3 Agustus 1987 Tentang : Bendera Keselamatan & Kesehatan Kerja, ukurannya adalah 900 x 1350 mm.

*sumber : http://kesehatanlingkunganhidup.blogspot.com/2010/08/simbol-logo-keselamatan-dan-kesehatan.html
HISTORICAL BACKGROUND
ERA GLOBALISASI ( Free trade Barier = Era Perdagangan Bebas )
NEGARA-NEGARA MAJU, mensyaratkan hambatan “Costumer Satisfaction” bukan
“Consument Countries”
1950 - Total Quality Control (TQC)

1970 - Total Quality Assurance (TQA)

1980 - Total Quality Management (TQM)

1911 - Industri di Amerika tdk memperhatikan Keselamatan & Kesehatan Tenaga Kerja
“kecelakaan kerja dianggap kesalahan pekerja”

1931 - H.W. Heindrich “Teori Domino” mulai memperhatikan K3


“kecelakaan kerja yg terjadi disebabkan kekurangan yg terdapat dilingkungan
kerja & atau kesalahan dari tenaga kerja” UNSAFE ACT & UNSAFE CONDITION

1996 - Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Permenaker/05/Men/1996


“Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”
Zaman Kuno

Agricola &
Paracelcus - George Bauer

(De re metallicus )
Publikasi mengenai

penyakit
pada pekerja tambang

Abad ke -16
Bernardini Ramazzini

“ Mempublikasikan
pertama kali

wabah
tentang

penyakit
dikalangan
pekerja”

1700
Alice Hamilton
“who more than any other
American laid
a solid base for the
practice of occupational
medicine and
for the

PROTECTION
of worker health”

1869-1970
Harriet L. Hardy, MD, 1972
Secara umum:
• menciptakan kondisi yang aman dan
produktif bagi petugas
• aman dan sehat bagi pasien dan
pengunjung

“agar pelayanan dapat dilakukan secara


aman dan lancar.
(Dirjen Yanmed, 2004)”
1 5
• Terbentuk dan terbinanya • Meningkatnya
unit organisasi K3RS via professionalisme pembina,
kerjasama lintas unit; pelaksana,penggerak dan
pendukung program K3RS;

2
• Meningkatnya kwalitas

6
pelayanan kesehatan • Terlaksananya sistim
paripurna bagi karyawan; informasi dan jaringan
pelayanan K3 di RS.

3
• Terpenuhinya syarat K3RS
diberbagai unit kerja;

4
• Meningkatnya kemampuan
menolong diri sendiri dari
ancaman resiko;
Meningkatkan kemampuan untuk

1 hidup sehat dikalangan pekerja dan


memacu produktivitas kerja

2 Mencegah kecelakaan dan penyakit


akibat kerja
Menjamin dan menjaga kualitas

3 pelayanan dan memberikan nilai


tambah terhadap pelanggan

4 K3 adalah salah satu kriteria dalam


akreditasi

5 Mematuhi peraturan perundangan


RUANG LINGKUP
PROGRAM SMK-3 OK
Pen
c ega
Em han
er gen
d an p
eng
cy R endalia
1 esp n be
ons ncana
eP
la n
r a n
ka
b a
k e
i a n
d al
e n
g

2
e n
& p
y )
a h a n
f et
nc
e g
s a
Pe
i re
( F
3 Keamanan pasien
( Patient Security )
4 Kesehatan kerja bagi petugas
( Workers Health )
5 ( Hazardous Substances )
Pengelolaan limbah B-3
6 Kesehatan
Lingkungan kerja
n )
7 it asi r umah s
m
ak
e
i t
n t a l S an i ta t i o

Sa n
ron
(E nvi
a n
rijin
8 g e lo l a an
a
d an p e

P e n pr as ar an
n a &
sara
cair

n t ) as da n

9
g
pa d
e
a
me
t ,
lim bah
nag
el o laan
m a
Pe n
a
g
s te
(W
Pe
nd
(E id ika
du n dan
ca Pel
10 tio atih
n a an (s
nd imula
tra si ke
ini jadia
ng n )
)
i)
as
)
11
lu
n (e va
rt i ng
e la po r a
re po
an P d
t a t an d
ga n
Pe nc a
r d in
e co
( R
BAHAN IRITAN
DASAR UNDANG - UNDANG

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men /
1996, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.
1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
472/MENKES/PER/V/1996, tentang Pengamanan
Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
DASAR UNDANG - UNDANG

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980,


tentang Pemeriksaan Tenaga dan Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per
01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Penyakit Akibat Kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980,
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1983,
tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
DASAR UNDANG - UNDANG

10. UU no 1 th 1970 ttg. Keselamatan Kerja.


11. UU no 23/1992 ttg Kesehatan (Ps.23).
12. Kepres no 22/1993 tentang Penyakit Akibat
Hubungan Kerja.
13. Kepmenkes 983/1992 ttg. Pedoman Organisasi RSU.
14. Permenkes 986/1992 ttg. Kesehatan Lingkungan RS.
15. Pedoman Sanitasi RS Indonesia, 1994 (Depkes).
16. Kepmen LH no 58 th 1995, BML limbah cair RS
Health Risk (Risiko Kesehatan):
BIOLOGI KIMIA
• Virus: Ethylene Oxide
• Hepatitis B,C Formaldehyde
• HIV/AIDS Glutaraldehyde
• SARS Gas Buang Anestesi
Mercury
• Bakteri: Chlorine
TBC FISIK
Radiasi Mengion
• Jamur, Parasit Radiasi Non Mengion
Suhu panas
Suhu dingin
Pencahayaan
Getaran
RADIASI
BPTN Nomor 01 Tahun 1999, tentang
Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap
Radiasi

• Suatu cara perambatan energi dari suatu sumber


ke lingkungannya

• Radiasi 2 jenis :
1. Radiasi mengion ( ionizing radiation )
2. Radiasi tidak mengion ( non-ionizing radiation )
MENGUKUR GETARAN
Efek kepada pekerja :
• Kenyamanan
• Kesehatan
• Keselamatan
 Indonesia
 NAKER : Belum mempunyai
NAB
 Lingkungan :
Kep-49/MENLH/11/1996

 Eropa
 1,15 m/dt2
Safety Hazards (risiko keselamatan) :

ERGONOMIK
• Posisi Statis,
• Mengangkat,
• Membungkuk
• Mendorong PSIKOSOSIAL
• Kerja Shift
• Kekerasan
• Stress
PENGENDALIAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA DI OK

Prioritas 1 : Engineering Control.

Prioritas 2 : Administrasi Control

Prioritas 3 : Alat Pelindung Diri


PRIORITAS I ENGINEERING CONTROL

a. Dasar Bangunan
Kebersihan Lantai :OT 0-5 Kuman/Cm2
b. Pengaturan Suhu
Humidity Meter 25% - 95%
c. Pencahayaan
Lux meter NAB : 0 lux – 20.000 Lux
d. Kebisingan
f. Scavanging System
g. Sistem Grounding : Max 5 ohm
ON D ITIO N
UN S AFE C
ENG
INE
ERI
NG
CON
TRO
L
A CT IO N
UNSAFE
S II L
ITA T R O
I O R O N
PR S I C
TR A
IN I S
ADM
KONTROL Risiko Di OK

1. Risk avoid/ prevention : Tidak melakukan


aktifitas yg berisiko
Risk Elimination/ Eliminasi risiko :

a) Ganti, Perbaiki alat


b) Buat parameter, aturan-aturan,
penegakan disiplin agar masalah
tidak terjadi
2. Risk reduction/ Mereduksi atau meminimal
kan berulangnya dampak kejadian:
a) Buat SOP Baru
b) Evaluasi SOP lama
c) Buat Peringatan
d) Training
e) Sosialisasi
f) Audit Kepatuhan terhadap SOP
PENANGANAN BENDA TAJAM
• Jangan mematahkan benda tajam.
• Gunakan teknik yang aman.
• Buang ditempat khusus & bertanda khusus.
• Tempat pembuangan benda tajam
sebaiknya diisi ¾ dari kapasitasnya.
• Hindari memegang benda tajam dengan
tangan langsung.

(paling aman gunakan alat


bantu)
Setiap tahun, terjadi 800,000 kasus luka
tusuk jarum suntik bekas pada petugas
kesehatan di Amerika Serikat
RISIKO KECELAKAAN KERJA
• Risiko penularan HIV setelah tertusuk jarum
dari klien HIV positif : 4/1000
• Risiko penularan HBV setelah tertusuk jarum
dari klien HBV positif : 27-37 /100
• Volume percikan darah terinfeksi HBV yang
mampu menularkan HBV 0,00000001 ml
( 10-8 ml )

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
APD
Apa kegunaannya ?
Apa pilihannya ?

Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai komponen untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan, yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari
bahaya ditempat kerja serta mencegah dan melindungi timbulnya gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

(Suma’mur P.K th 1981 )


ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Aspek yg perlu diperhatikan dlm memilih APD :
• Bentuknya cukup menarik.
• Harus dipakai secara fleksibel & tahan lama
• Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris
pemakaiannya
• Dapat memberikan perlindungan yang adekuat
terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi oleh petugas.
• Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi
pemakainya, yang disebabkan bentuk dan ukuran
yang tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaannya.
KESIMPULAN
 SMK3 -OK dapat berjalan dengan baik jika seluruh
komponen rumah sakit, mulai dari pimpinan sanpai
dengan staf terendah mempunyai komitmen,
pemahaman, perhatian dan kesadaran, yang
menjadi budaya dalam melaksanakan kesehatan
dan keselamatan kerja di kamar operasi.

 Penerapan SMK3 OK bertujuan menciptakan suatu


sistem kesehatan dan keselamatan kerja di OK
dengan melibatkan unsur manajemen, karyawan,
dan kondisi lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
PENUTUP
• Banyak potensial bahaya di OK
• SMK3 OK merupakan upaya peningkatan
mutu pelayanan yang harus dilakukan. (wajib)
• Harus ada komitmen yg tinggi dari pimpinan
puncak agar program SMK3 OK dapat
berjalan dengan baik
• Perlu Pembinaan dan Pengawasan
untuk berjalannya program SMK3 OK secara
berkesinambungan
SUMBER PUSTAKA

• Adams, John. II. Bartram, Jamie. III. Chartier, Yves. Essential


environmental health standards in health care.ISBN 978 92 4 154723
9 (NLM classification: WX 140)© World Health Organization 2008
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/Sk/Iv/2007, Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit
• Pedoman Pelaksanaan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3) Di Rumah Sakit Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 432/Menkes/Sk/Iv/2007
• Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS (Kepmenkes Ri No.
1204/Menkes/Sk/X/2004)
COLLABORATION team

Anda mungkin juga menyukai