Anda di halaman 1dari 28

Assalamualaikum wr wb

Abortus Iminens
OLEH
MAULIDIA NIKMATUL HIKMAH
N 111 17 038

Pembimbing
dr. Daniel Saranga, Sp.OG (K)
PENDAHULUAN
• Abortus imminens merupakan komplikasi kehamilan tersering
dan menyebabkan beban emosional serius, terjadi satu dari lima
kasus

• Insiden aborsi dipengarui oleh umur ibu dan riwayat obstetriknya.


Frekuensi abortus diperkirakan sekitar 10-15 %dari semua
kehamilan

• Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi yang paling sering


menyebabkan abortus. Beberapa penyebab yang lain dari aborsi
dengan persentasi yang kecil
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan serviks
tertutup.

Epidemiologi
80% kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini
banyak disebabkan karena kelainan pada kromosom. Dari 1.000 kejadian abortus
spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 50-60%
ETIOLOGI
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan plasenta
3. Penyakit Ibu
4. Penyakit ibuKelainan traktus genitalis
FAKTOR RESIKO
 Usia Ibu
 Faktor yang berkaitan dengan kehamilan
 Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnya
 Kejadian abortus sebelumnya
 Riwayat hamil
 Pengaruh orang tua
 Kelainan genetik orang tuA
 Komplikasi medis
KLASIFIKASI ABORTUS
 Abortus Spontan
abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
 Abortus Iminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Komplit
 Abortus inkomplit
KLASIFIKASI ABORTUS
 Abortus Provokatus
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan baik
menggunakan alat maupun obat-obatan.
 Abortus terapeutik
 Abortus Kriminalis
PATOFISIOLOGI
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau
seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada
desidua. Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan
subdesidua tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan
mengawali adanya proses abortus.
DIAGNOSIS
• Tanda-tanda hamil muda
• Perdarahan melalui OUE (+)
• Uterus membesar sesuai usia kehamilan
• Servis belum membuka

Pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan antara lain :


• - HCG
• Pemeriksaan kadar Hb dan Ht
• Pemeriksaan golongan darah dan skrining antibodi
• Pemeriksaan kadar progesteron serum
• USG
PENATALAKSANAAN
• Istirahat tirah baring
• Pemberian progesteron pada abortuis imminens masih bersifat controversial
• Pemeriksaan USG perlu untuk menentukan viabilitas janin
• bila perdarahan :
berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
Berlangsung lama : nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain ( hamil ektopik atau mola )
Prognosis
Prognosis buruk bila dijumpai pada pemeriksaan USG adanya :
• Kantong kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan
tidak adanya kutub janin
• Perdarahan retrochorionic yang luas
( >25 % ukuran kantung kehamilan )
• DJJ yang perlahan ( < 85 dpm )
Status Pasien
IDENTITAS PASIEN :

Nama pasien : Ny. N


Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Bulu Vidu
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pemeriksaan : 14 Agustus 2018

Nama Suami pasien : Tn. A


Umur : 27 Tahun
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pendarahan pada jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien perempuan usia 26 tahun dengan GIIP0AI datang ke IGD kebidaan
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dengan keluhan keluar darah dari
jalan lahir sejak ± 1 hari yang lalu tidak di sertai dengan lendir. Pasien juga
mengeluh nyeri perut tembus belakang yang di rasakan hilang timbul. Mual (-),
muntah (-), pusing (-), nyeri kepala (-), nyeri uluhati (-), pasien juga mengeluh
nyeri pada bagian lutut, jari-jari kaki, bahu dan jari-jari tangan serta terasa kaku
dan sulit untuk di bergerak, BAK (+) lancar. BAB (+) lancar. Pasien memiliki
riwayat keguguran 1x, jarak antara abortus dengan kehamilan sekarang ± 1
tahun. Pasien juga pernah di rawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri
persendian pada awal tahun lalu dan beberapa hari yang lalu pasien
mengkonsumsi ramuan herbal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Trauma (-), Hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit jantung (-),
asma (-), alergi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga:


Hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit jantung (-), asma (-),
alergi (-).

Riwayat Menstruasi :
Menstruasi pertama saat usia 11 tahun, lama haid 5 hari, siklus
haid 28 hari

Riwayat Pernikahan :
Pasien menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 2 tahun.
Riwayat Obstetri :
Gravid : 2 partus : 0 abortus : 1

Riwayat Kontrasepsi :
Tidak pernah

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan tanda vital


Kesadaran : Composmentis, GCS = 15 (E4, M6, V5)
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 100 kali/menit, reguler
Suhu : 36,5 °C
STATUS GENERALISATA

 emeriksaan Kepala
Bentuk normocephal dan simetris, rambut warna hitam, tidak mudah
dicabut, tidak mudah rontok.

 Pemeriksaan Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-

 Pemeriksaan Thoraks : DBN

 Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan leopold
Leopold I : Belum Teraba
 Pemeriksaan Genitalia
• Inspeksi : Bentuk vulva dan vagina dalam batas normal, tidak
tampak massa, terdapat darah yang keluar dari vagina.
• Pemeriksaan Dalam (VT) : pembukaan tidak ada

 Pemeriksaan Ekstremitas
• Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Inferior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Sendi Bahu : Teraba panas (+), nyeri (+), edema(-/-)
• Sendi lutut :Teraba panas (+), nyeri tekan (+), edema(+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap ( 13 agustus 2018)
Leukosit 8,3 x103/mm3
Eritrosit 3,66 x106/ mm3
Hemoglobin 9,5 g/dL
Hematokrit 30,6 %
Platelet 461 x103/ mm3

Pemeriksaan Elektrolit ( 15 agustus 2018)


Natrium 139 nmol/L (135 – 145 nmol/L)
Kalium 3,4 nmol/L (3,5 – 5,5 nmol/L)
Clorida 101 nmol/L (96 – 106 nmol/L)

Pemeriksaan Darah ( 15 agustus 2018)


Asam Urat 4,9 mg/dL (2.6 – 6.0 mg/dL)
Pemeriksaan USG

hasil USG di dapatkan janin hidup


tunggal dalam uteri dengan usia
kehamilan 12 minggu
Resume
Pasien perempuan usia 26 tahun dengan GIIP0AI datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak ± 1 hari yang lalu tidak di sertai
dengan lendir. Pasien juga mengeluh nyeri perut tembus belakang yang di
rasakan hilang timbul, pasien juga mengeluh nyeri pada bagian lutut, jari-
jari kaki, bahu dan jari-jari tangan serta terasa kaku dan sulit untuk di
bergerak, BAK (+) lancar. BAB (+) lancar. Jarak antara abortus dengan
kehamilan sekarang ± 1 tahun. HPHT : 29 mei 2018

Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum sakit berat, GCS 15


dengan kesadaran komposmentis. Tanda vital didapatkanTD 100/70mmHg
, N 100x/menit, R 20x/menit, S 36,5 oC. Pada pemeriksaan obstetri TFU be
lum teraba, BJF tidak terdengar. Pada pemeriksaan leopold belum teraba.
Pada pemeriksaan genitalia terdapat darah yang keluar dari vagina.
Pemeriksaan Dalam (VT): Perdarahan per vaginam (+), tidak ada
pembukaan. Pemeriksaan Ekstremitas pada sendi lutut dan bahu teraba
panas , nyeri tekan dan edema

Pemeriksaan darah rutin didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksa


an elektrolit Kalium 3,4 nmol/L, natrium dan clorida dalam batas normal.
Pemeriksaan Asam Urat di dapatkan 4,9 mg/dL. Pada pemeriksaan USG
di dapatkan janin hidup tunggal dalam uteri dengan usia kehamilan 12 mi
nggu.
DIAGNOSIS
Abortus Iminens + Susp. Rheumatoid Arthritis

PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 20 tpm
• Hemafort 1 x 1
• Asam Folat 1 x 1
• Preabor 3 x 1
FOLLOW UP 15 Agustus 2018 FOLLOW UP 16 Agustus 2018
S: Nyeri perut tembus belakang (-)
S: Nyeri perut tembus belakang (-) Perdarahan per vaginam (+) berkurang
Perdarahan per vaginam (+) berkurang Mual (+), muntah (-)
Mual (+), muntah (-) Nyeri pergelangan bahu (+) berkurang
Nyeri pergelangan bahu (+) Nyeri bagian lutut (+) berkurang
Nyeri bagian lutut (+) BAB (-), BAK (+)
BAB (+), BAK (+) O : Kesadaran : Compos mentis
O : Kesadaran: Compos mentis KU: Sakit sedang
KU: Sakit sedang TD: 100/70 mmHg
N: 62x/menit
TD: 100/60 mmHg
S: 37,1
N: 86x/menit
P: 20x/menit
S: 36,6
P: 20x/menit A: Abortus iminens + susp.Rheumatoid Arthritis
Add Contents Title
A:Abortus iminens + susp.Rheumatoid Arthritis P: IVFD RL 20tpm
Inj. Ranitidine 1amp/8jam/iv
P: IVFD RL 20tpm Antasid syrup 3 x 1 C
Hemafort tab 1x1 Hemafort tab 1x1
Preabor tab 3 x 1 Preabor tab 3 x 1
Asam Folat tab 1 x1 Asam Folat tab 1 x1
PEMBAHASA
N
Pada kasus pasien dengan GIIP0AI adanya pendarahan pervaginam dan
nyeri perut tembus belakang, pasien telah memeriksa kehamilan sebelum
nya dan hasilnya positif. Pada pemeriksaan dalam (VT): Perdarahan per
vaginam (+), tidak ada pembukaan. Serta pada hasil USG di dapatkan
janin hidup tunggal dalam uteri dengan usia kehamilan 12 minggu, Sehin
gga dapat di diagnosis dengan Abortus Iminens.

Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam
uterus dan viabel, dan serviks tertutup. Tanda dan gejala abortus
imminens yaitu pada Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan
dapat terlihat dari ostium, tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat
nyeri goyang serviks atau adneksa. Pada tes kehamilan positif. Pada
Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup.
PEMBAHASA
N sendi lutut, jari-jari
Selain itu pasien mengeluh nyeri pada bagian kedua
kaki, jari-jari tangan dan kedua sendi bahu dan sulit untuk di gerakan.
Pada pemeriksaan suhu di dapatkan 37,8. Pada pemeriksaan ekstremitas
di dapatkan pada sendi lutut teraba hangat dan edema. Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan asam urat normal 4,9 mg/dL, sehingga
dapat di diagnosis Susp. Rheumatoid Arthritis. Penyakit rheumatoid
arthritis (RA) merupakan salah satu penyakit autoimun berupa
inflamasi arthritis pada pasien dewasa. Rasa nyeri pada penderita
RA pada bagian sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa akan
mengalami penebalan akibat radang. Rasa nyeri pada persendian
berupa pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi
merupakan gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid arthritis.
Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari.
PEMBAHASA
N tirah baring, tujuannya
Penanganan abortus iminens terdiri atas Istirahat
agar aliran darah ke uterus lebih lancar dan berkurangnya rangsangan
mekanik sehingga perdarahan berhenti, dilarang untuk koitus selama 2
minggu dan tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan. Selain itu dap
at juga diberikan hormon progesterone jika pada pemeriksaan didapatkan
adanya kekurangan hormon progesterone. Pada pasien ini diberikan
terapi hormon progesteron yaitu preabor 3 x 1.

Sebagian besar pasien RA akan membaik selama kehamilan. Hasil obser


vasi dari sejumlah penelitian didapatkan 60-94% AR akan mengalami
perbaikan selama kehamilan dan sebagian besar (74-76%) terjadi pada
trimester pertama. Tetapi kemudian terdapat risiko terjadi kekambuhan
pada saat postpartum. Tidak didapatkan peningkatan kejadian abortus
atau kematian ibu hamil dengan RA.
DAFTAR PUSTAKA

Add Contents Title


TERIMA KASIH
Wassalamualaikum wr, wb

Anda mungkin juga menyukai