Oleh:
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109
Pembimbing
dr. Edy Priyanto, Sp. OG-KFER
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Program Profesi Dokter di RSUD Prof. Margono Soekarjo, Purwokerto
Disusun oleh :
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga tinggal bersama anaknya. Pasien
menggunakan BPJS Non PBI.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum/kesadaran : baik/compos mentis
2. Antropometri
- BB : 47 kg
- TB : 165 cm
- BMI : 17,26 (underweight)
3. Tanda-tanda vital
- Suhu : 36,5
- Tekanan darah : 155/78
- Nadi : 80
- RR : 20
4. Status generalis
- Kepala : Mesochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor 3mm/ 3mm, refleks cahaya (+/+)
- Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), discharge
(-/-)
- Telinga : Simetris, sekret (-/-)
- Mulut : Sianosis(-), mukosa mulut basah (+),
- Leher : Pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran
KGB (-), deviasi trakea (-)
- Thorax-Pulmo
- Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak simetris (+),
retraksi (-)
- Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris, vokal
fremitus simetris (+)
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-)
- Cor
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula sinistra, kuat angkat (-)
- Perkusi : Batas kanan atas SIC II linea parasternal dextra
Batas kiri atas SIC II linea parasternal sinistra
Batas kanan bawah SIC IV linea parasternal dextra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
- Inspeksi : cembung, linea nigra (-)
- Palpasi : lembut, nyeri tekan (+), teraba massa keras
dan imobile dengan ukuran 13 cm x 5 cm
- Perkusi : redup pada quadran bawah
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Ekstremitas
CRT <2 detik, akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-//-/-)
5. Pemeriksaan Genitalia Eksterna
Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan Spekulum
Perdarahan aktif pervaginam (+)
Vulva tidak ada kelainan
Vagina tidak ada kelainan
Portio teraba massa
7. Pemeriksaan Bimanual
Parametrium kaku
Corpus uteri teraba membesar
Adneksa kanan dan kiri tidak teraba massa
D. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan X-Foto Polos Abdomen AP/LLD
Suspek massa disertai kalsifikasi pada cavum pelvis
Tak tampak gambaran ileus maupun pneumoperitoneum
- Darah lengkap
- Eritrosit : 6,7 x 10^6/uL
- Granulosit : 33900 /uL
- Hb : 15,4 g/dL
- Ht : 48%
- MCH : 25 pg/cell
- MCHC : 31,9 g/dL
- MCV : 78,3 fl
- GDS : 120 mg/dL
- Kalium : 4,2 mEq/L
- Klorida : 99 mEq/L
- Kreatinin Darah : 0,99 mg/dL
- Natrium : 140 mEq/L
- SGOT : 19 U/L
- SGPT : 20 U/L
- Ureum Darah : 52,9 mg/dL
- Hitung Jenis Leukosit
- Basofil : 0,3 %
- Batang : 2 %
- Eosinofil : 0 %
- Limfosit : 1,6 %
- Monosit : 2,5 %
- Neutrofil : 95,6 %
- Segmen : 93,6 %
- PT : 11,8
- APTT : 24,5
E. Diagnosis
Diagnosis Kerja
Wanita usia 78 tahun dengan P5A0 dengan Abnormal Vaginal Bleeding et causa
Suspect CA Cervix
Diagnosis Banding
● Kanker Endometrium
● Mioma Uteri
● Kanker Ovarium
F. Planning
Konsultasi dengan spesialis obsgyn bagian onkologi
Pemeriksaan biopsi PA
G. Tatalaksana
Inj Ketorolac 3x1 Amp
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Amlodipin 1x5 mg
H. Prognosis
B. Epidemiologi
Kanker leher rahim atau kanker cervix merupakan salah satu kasus utama
penyebab kematian akibat kanker pada wanita (Mattiuzi, 2020). Terdapat
peningkatan proporsi wanita muda yang terkena kanker serviks dengan persentase
berkisar diantara 10% hingga 40% (Song, 2017). WHO dan Internation Agency
for Research on Cancer (IARC) mengestimasi bahwa pada tahun 2008 lalu
terdapat 529.000 kasus baru kanker serviks secara global. Pada negara
berkembang, angka kasus baru dari kanker cervix sebanyak 452.000 dan berada di
posisi kedua diantara kondisi malignansi lainnya pada pasien wanita (Ferlay,
2010).
Gambar 2.1 Peta Ranking Kasus Kanker Cervix di Seluruh Dunia pada Tahun
2020
Gambar 2.2 Estimasi Kasus Kanker Cervix pada Seluruh Kelompok Usia di Asia
Tenggara
Pada tahun 2013 silam, terdata bahwa penyakit kanker cervix memiliki
prevalensi tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 0,8% (98.692 kasus) (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). IARC pada tahun 2020 mempublikasikan data Globocan
(New Global Cancer Data) yang terbaru. Pada data tersebut dapat ditinjau bahwa
terdapat 36.633 kasus baru pada 5 tahun terakhir (terhitung hingga tahun 2020) di
Indonesia dengan peringkat pertama yang kemudian diikuti oleh Thailand dan
Filipina. Berdasarkan analisis data terdapat 50 kejadian kanker serviks setiap
harinya dengan kurang lebih dua kematian setiap jam. Perkiraan kejadian kanker
serviks sekitar 17 per 100.000 wanita dan kanker ini merupakan kanker kedua
terbanyak pada wanita di Indonesia
C. Penegakan Diagnosis
b. Pemeriksaan Penunjang
Penentuan diagnosis tumor primer dan evaluasi pasca terapi pada daerah
tumor primer menggunakan MRI pelvis.
D. Faktor Risiko
Wanita yang mempunyai risiko tinggi terserang kanker serviks menurut American
Cancer Society (2020); CDC (2022) adalah :
1. Infeksi HPV
2. Merokok
Wanita yang merokok mempunyai risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena
kanker serviks dibandingkan dengan yang tidak merokok. Bahan
karsinogenik spesifik dari tembakau dapat dijumpai pada lendir serviks
wanita yang merokok. Para peneliti percaya bahwa zat ini dapat merusak
DNA sel serviks dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker
serviks. Merokok juga membuat system kekebalan tubuh kurang efektif
dalam melawan infeksi HPV.
4. Infeksi chlamidia
5. Hubungan seksual
6. Riwayat Kehamilan
Hamil di usia kurang dari 17 tahun dan melahirkan anak lebih dari tiga
juga merupakan risiko tinggi terkena kanker serviks, apalagi dengan jarak
kelahiran yang terlalu pendek. Hal ini diperkirakan karena terlalu sering
melahirkan akan menimbulkan perlukaan di jalan lahir, sehingga berisiko
tinggi terinfeksi HPV.
7. Diethylstilbesterol (DES)
DES merupakan obat hormonal yang diberikan untuk wanita hamil sekitar
tahun 1940-1971 bertujuan untuk mencegah keguguran. Obat ini telah
terbukti dapat memicu kanker serviks.
8. Kontrasepsi oral
E. Patogenesis
F. Komplikasi
- Penyempitan vagina
- Dampak emosional
- Gagal ginjal
- Fistula
G. Tatalaksana
● Stadium 0 : Kolonisasi
● Stadium IA1 : Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvik.
● Stadium IA2, IB1, IIA1 : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi
pelvik dilanjutkan dengan ajuvan radioterapi atau kemoterapi.
● Stadium II B : Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi dan
pelvik limfadenektomi.
● Stadium IIIA&IIIB : Kemoradiasi
● Stadium IV A : Kolostomi dilanjutkan dengan kemoradiasi paliatif atau
radiasi paliatif.
H. Prognosis
Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. 5-years survival rate
pada pasien kanker serviks untuk stadium 0 dan I sekitar 93%, stadium IA 80%,
stadium IIA 63%, stadium IIB 58%, stadium IIIA 35%, dan stadium IIIB 32%.
Sedangkan untuk kanker stadium IVA dan IVB berkisar antara 15-16%
(Andrijono et al., 2018).
I. Kesimpulan
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah suatu keganasan yang terjadi pada
serviks uterus, dimana terjadi pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak
terkontrol dan tidak normal pada rahim. Sel-sel yang tidak normal ini akan
berubah menjadi kanker. Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker
serviks diantaranya adanya infeksi HPV, merokok, sistem kekebalan tubuh yang
lemah, hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, dan penggunaan
kontrasepsi oral jangka panjang. Penegakan diagnosis pasti kanker serviks harus
menggunakan pemeriksaan histopatologi karena biasanya gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh kanker serviks tidak khas. Gejala yang terjadi pada masa awal
pertumbuhan kanker serviks biasanya asimptomatik dan jika kanker semakin lama
semakin berkembang maka dapat menimbulkan gejala perdarahan, nyeri pada
panggul, dan kelainan pada organ lain apabila sudah terjadi metastasis ke organ
lain. Pada pasien didiagnosis suspek kanker serviks karena adanya keluhan
perdarahan yang banyak dari vagina pasca menopause dengan gambaran BNO-
IVP menunjukkan suspek massa dan kalsifikasi pada cavum pelvis sehingga
pasien didiagnosis suspek kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Mirayashi, D. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks dan
Keikutsertaan Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat di Puskesmas
Alianyang Pontianak. 214:1–18.
Setiawati, D. 2014. Human Papilloma Virus Dan Kanker Serviks. Al Sihah The Public
Health Science Journal 6(2)
Andrijono., Purwoto, G., Sekarutami, S, M., et al. 2018. Panduan Praktik Klinis Kanker
Serviks. Jakarta : Pelayanan Onkologi Terpadu Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM)
ACS. 20220. The American Cancer Facts and Figures of the 2020. American Cancer
Society. https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer.html.