MANAJEMEN NYERI
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Tahun 2019
PEMBAHASAN
Tatalaksana farmakologi untuk nyeri pasca pembedahan terdiri dari analgesik opioid dan
non opioid.
1. Analgetik opioid
Analgetik opioid seperti kodein, fentanil sitrat, morfin sulfat diberikan pada nyeri sedang
sampai berat pasca pembedahan. Penggunan analgesik opioid tidak lebih berbahaya pada
anak dibandingkan dengan orang dewasa. Ketergantungan fisik (efek withdrawal akibat
penghentian obat secara tiba-tiba) dan depresi pernafasan lebih jarang dijumpai pada
anak. Namun tetap dianjurkan untuk tidak menghentikan obat secara cepat pada
penggunaan opioid dosis tinggi lebih dari 1 minggu. Direkomendasikan untuk
mengurangi opioid hingga menjadi ¾ dari dosis awal setelah penggunaan 24 jam. Kadang
pengurangan dosis (tapering off) dilakukan setelah penggunaan 1 sampai 2 minggu. Jika
dijumpai kejang setelah penghentian obat ini dapat diterapi dengan diazepam 0.1 hingga
0.3 mg / Kg berat badan tiap 6 jam. Efek samping opioid yang lebih sering terjadi pada
anak adalah konstipasi dibandingkan dengan depresi pernafasan. Opioid tidak
direkomendasikan pada bayi kurang dari 3 bulan kecuali dengan monitoring yang intensif
karena risiko depresi pernafasan yang lebih tinggi dan penurunan tekanan darah.
Pada nyeri ringan sampai sedang, analgetik opioid dapat diberikan secara oral dengan
memberikan edukasi kepada orangtua tentang pentingnya frekuensi dan keteraturan
minum obat untuk mencegah nyeri berulang, serta efek samping yang dapat terjadi seperti
mual dan muntah (biasanya hilang setelah pemberian beberapa hari) dan konstipasi.
Orangtua dianjurkan untuk segera menghubungi dokter jika nyeri semakin memberat,
pemberian opioid oral dosis ekstra pada anak, muncul kembali drowsiness, dan dosis obat
dikurangi.
Morfin merupakan opioid paling kuat dan paling banyak digunakan. Farmakokinetik
morfin hampir sama antara orang dewasa dan anak dengan waktu paruh sekitar 2 sampai
3 jam. Pemberian morfin secara oral memerlukan titrasi dosis karena bioavaibilitas yang
sangat bervariasi, sedangkan pemberian secara intramuskuler tidak dianjurkan karena
akan menimbulkan nyeri pada tempat suntikan dan kesulitan untuk mentitrasi. Kodein
dan tramadol yang merupakan opioid lemah dan kurang memegang peranan dalam
mengatasi nyeri pasca pembedahan pada anak.11 Dalam suatu penelitian diperlihatkan
bahwa penggunaan kodein yang dikombinasikan dengan asetaminofen memiliki efek
analgesik yang lebih baik dibandingkan penggunaan asetaminofen tunggal. Sekitar 10%
kodein yang diberikan akan dirubah menjadi morfin. Namun tidak semua individu
mempunyai kemampuan untuk merubah kodein menjadi morfin. Dosis obat analgetik
opioid tertera pada tabel di bawah ini.
Panduan dosis analgesik opioid untuk anak.
Panduan dosis inisial untuk analgesik opioid
obat dosis Dosis awal IV atau SC Rasio Dosis awal oral
dan interval dosis Dan interval
Parenta
l : oral
Parente oral BB < 50 Kg BB > 50 Kg BB < 50 BB > 50 Kg
ral Kg
Kodein 120 mg 200 mg NR NR 1:2 0.5-1 30-60 mg
mg/Kg tiap 3-4 jam
tiap 3-4
jam
Morfin 10 mg 30 mg Bolus: 0.1 Bolus: 5-8 1:3 0.3 15-20 mg
(jangka mg/Kb tiap mg (jangka mg/Kg tiap 3-4 jam
panjang) 2-4 jam Infus: panjang) tiap 3-4
60 mg Infus:0.03 1.5mg/jam 1:6 jam
(dosis mg/Kg (dosis
tunggal) tunggal)
Dosis direkomendasikan untuk anak usia diatas 6 bulan. Untuk anak kurang dari 6 bulan
dipergunakan 75% dari dosis yang direkomendasikan. NA (not applicable : tidak tersedia),
NR (not recommended : tidak dianjurkan).
Dosis asetaminofen yang direkomendasikan untuk nyeri pasca pembedahan pada anak.
Cara Dosis Dosis Dosis
pemberian Loading maintenance maintenance
(mg/Kg) jangka Jangka panjang
pendek
Oral 25 - 30 80 60
rektal 35 - 40 80 Tidak
direkomendasikan
1. Distraksi
Anak-anak kurang dari 6 tahun merespon dengan baik untuk teknik distraksi. Prinsip
distraksi adalah mengalihkan fokus anak terhadap nyeri yang dirasakan kepada
hal/kegiatan lain yang disenangi. Teknik distraksi dapat dilakukan melalui meniup
gelembung, mendengarkan musik, bermain, menonron video, dan lainnya.
2. Breathing Techniques
Pola pernapasan tertentu diatur agar dapat meningkatkan relaksasi anak. Teknik pola
pernapasan membutuhkan konsentrasi dan perhatian anak sehingga mengambil pikiran
dari rasa sakit prosedural. Hal ini mengajarkan anak untuk mengelola stres. Dua jenis
teknik pernapasan yang dapat digunakan diantaranya pernapasan dada berirama dalam
dan berpola pernapasan dangkal.
3. Guided Imagery
Guided Imagery adalah proses relaksasi dan fokus konsentrasi pada membayangkan
gambar. Teknik ini menggunakan suara dan gambaran dalam imajinasi seseorang untuk
menghasilkan rasa kesejahteraan. Guided Imagery berguna untuk kecemasan pra operasi
dan manajemen nyeri pasca operasi. Anak didorong untuk membayangkan berada di
tempat favorit dan kemudian membayangkan pemandangan, suara dan bau di tempat
favorit tersebut.
4. Progressive Muscle Relaxation
Anak dapat mencapai relaksasi, mengurangi kecemasan dan nyeri melalui identifikasi
bagian tubuh yang nyeri. Teknik ini mengajarkan anak secara sistematik progresif, fokus
pada tujuan merelaksasi tubuh tahap demi tahap. Hal ini dirancang untuk membantuk
anak-anak mengenali dan mengurangi ketegangan tubuh berhubungan dengan nyeri.
Instruksi yang diberikan kepada kelompok otot yang tegang dan tahan dalam kondisi itu
selama 10 detik dan perhatikan cara otot terasa tegang ketika dibandingkan dengan
bagaimana rasanya ketika ketegangan itu santai.
5. Biofeedback
Prinsipnya adalah untuk menerjemahkan keadaan fisik tubuh menjadi sinyal audio-visual.
Teknik ini menggunakan alat berupa elektroda yang dipasang secara eksternal di atas
setiap pelipis. Elektroda mengukur ketegangan kulit dalam microvolt. Anak belajar
mencapai relaksasi yang optimal dengan menggunakan umpan balik dari poligraf
sementara Ia menurunkan tingkat ketegangan actual yang sedang dialami. Tetapi ini
sangat efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala.
6. Hypnosis
Teknik ini melibatkan perhatian berfokus untuk mencapai tingkat yang lebih dalam
relaksasi. Kecenderungan anak-anak untuk memiliki rentang perhatian yang pendek
memungkinkan teknik hipnosis untuk lebih menangkap rentang perhatian dan anak tetap
fokus jauh dari prosedur yang menyakitkan. Hipnosis membantu mengubah persepsi
nyeri melalui sugesti positif.
7. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS merupakan metode yang menggunakan stimulasi listrik voltase rendah secara
langsung di area nyeri yang teridentifikasi, pada titik akupresur, sepanjang rasa saraf
perifer yang mempersarafi area nyeri tersebut, atau sepanjang kolom spinal. Penggunaan
TENS bermanfaat untuk mengurangi nyeri kronis dan akut, menurunkan kebutuhan opiat
dan kemungkinan depresi fungsi pernapasan karena penggunaan narkotik, dan
memfasilitasi keterlibatan klien dalam pelaksanaan nyeri.
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
Jawaban :
13171133149 – Wahidah
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat juga
memiliki efek samping bagi tubuh. Apabila obat digunakan dalam batas yang
normal dan bijak, maka efek samping tersebut tidak akan membahayakan tubuh.
Kapan kita menggunakan intervensi manajemen nyeri farmakologi? Apabila
pasien dikatakan benar-benar butuh penanganan yang menggunakan obat,
penentuan ini dikolaborasikan dengan dokter yang bersangkutan. Kapan kita
menggunakan intervensi manajemen nyeri non-farmakologi? Yaitu disaat pasien
merasa bisa mentoleran rasa nyeri yang dirasakan. Manajemen non-farmakologi
bisa menjadi jalan lain.
2. Pertanyaan :
13171133055 – Lathifath’ul Rahayu
Untuk obat analgesik apakah ada efek sampingnya? Kalau ada tolong jelaskan
efek samping dari obat anasik, selain mengakibatkan ngantuk.
Jawaban :
1) 13171133149 – Wahidah
Berdasarkan sepengetahuan saya, tidak ada obat yang tidak memiliki efek
samping. Jadi, setiap obat memiliki efek samping masing-masing, maka
dari itu kita harus bijak dalam penggunaan obat. Untuk efek samping dari
obat analgesik sendiri, selain menyebabkan kantuk, juga dapat
mengakibatkan orang tersebut cepat lemas. Selain itu contohnya saja obat
paracetamol memiliki efek samping menyebabkan kerusakan hati jika
digunakan dalam dosis tinggi. Dan berbagai macam obat analgesik
lainnya. Semoga jawabannya sudah memuaskan.
2) 131711133148 – Della Yoliana
saya setuju dengan wahidah bahwa tidak ada obat yang tidak memiliki
efek samping, semua obat memiliki efek samping namun sangat
tergantung kepada beberapa faktor seperti usia, genetika, fungsi ginjal,
fungsi hati dan jenis kelamin. Serta masing-masing senyawa analgesik ini
mempunyai cara kerja dan sifat yang berbeda-beda. Satu obat pereda nyeri
dapat mengandung satu macam zat saja, namun dapat pula
dikombinasikan dengan zat-zat lainnya yang dimaksudkan untuk
menambah khasiatnya atau untuk mengurangi efek sampingnya. Oleh
karena itu ketika kita akan menggunakan obat analgesik faktor yang harus
kita pertimbangkan adalah kondisi kesehatan Anda sendiri. Contoh :
Aspirin sebaiknya tidak digunakan jika mempunyai sakit maag, tukak
lambung, asma, rematik, tekanan darah tinggi, penyakit liver ataupun
ginjal, atau mudah mengalami perdarahan, sebab aspirin dapat memburuk
keadaan penyakit. Ibu hamil juga harus berhati-hati mengonsumsi aspirin
karena efeknya yang merangsang lambung.
3. Pertanyaan :
131711133112 – Meilinda Galih
Apakah bisa di spesifikan kembali manajemen nyeri non-farmakologis untuk
rentang usia pertumbuhan anak. Misal anak usia toddler lebih dianjurkan
manajemen nyeri non-farmakologi yang seperti apa?
Jawaban :
131711133125 – Izzatul Istiqomah
untuk spesifiknya kelompok kami belum menemukan, tetapi dari sumber yang
saya temukan distraksi atau pengalihan perhatian merupakan metode intervensi
non farmakologi yang paling banyak digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas
pada anak. Teknik ini dilakukan oleh perawat, orangtua, dan klinisi. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa distraksi dapat mengurangi waktu dan jumlah tenaga
medis dalam melakukan prosedur atau tindakan bedah. Distraksi juga lebih
ekonomis dibandingkan penggunaan analgetik. Distraksi dibagi menjadi 2
kategori yaitu:
(1) distraksi pasif, dimana anak diminta untuk tetap tenang saat tenaga medis
melakukan distraksi secara aktif (dengan bernyanyi, berbicara, atau membacakan
buku)
(2) distraksi aktif, dilakukan dengan partisipasi anak selama tindakan.
4. Pertanyaan :
131711133014 – Sesi Putri Arisandi
Pada file materi yang telah dilampirkan di atas disebutkan bahwa "Semua opiat
menimbulkan sedikit rasa kantuk pada awalnya ketika pertama kali diberikan,
tetapi dengan pemberian yang teratur, efek samping ini cenderung menurun".
Mengapa pemberian obat opiat yang teratur dapat menurunkan efek samping obat
tersebut?
Jawaban :
131711133163 – Yuni Rengen
Sebelumnya saya mau meluruskan kalau obat opoid/opiat tidak dapat mengurangi
efek samping kalau di berikan secara teratur, dan yg dijelaskan di materi diatas
merupakan keslahan dalam menjelaskan. Berikut saya akan menjelaskan
pemberian obat opoid jika berlebihan. Analgesik opioid digunakan untuk
mengurangi nyeri sedang sampai berat, terutama yang pada bagian viseral.
Penggunaan berulang dapat mengakibatkan ketergantungan dan toleransi, tapi ini
bukan alasan tidak digunakannya dalam mengatasi nyeri pada penyakit terminal.
Penggunaan opioid kuat mungkin sesuai untuk beberapa kasus nyeri kronis non-
keganasan; pengobatan sebaiknya diawasi oleh dokter spesialis dan kondisi pasien
sebaiknya dikaji setiap interval tertentu EFEK SAMPING. Berbagai analgesik
opioid memiliki banyak efek samping yang sama walaupun ada perbedaan
kualitatif dan kuantitatif. Yang paling sering, diantaranya mual, muntah,
konstipasi, dan rasa mengantuk. Dosis yang lebih besar menimbulkan depresi
napas dan hipotensi. Overdosis, lihat Perawatan Darurat pada Keracunan.
5. Pertanyaan :
131711133036 – Mafthuhatul Maghfiroh
Tolong berikan salah satu contoh metode yang digunakan untuk menghilangkan
nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien
akan lupa terhadap nyeri yang dialami!
Jawaban :
1) 131711133127 – Yulia Mariskasari
Metode yang yang dapat digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri adalah
salah satunya metode distraksi Distraksi adalah suatu metode untuk
mengatasi nyeri dengan mengalihkan perhatian klien yaitu dengan
bernapas pelan-pelan, masase sambil bernapas pelan-pelan,membayangkan
halhal yang indah, membaca koran, menonton TV (acara kegemaran),
mendengarkan music dan melakukan kegemaran ditempat tidur (menulis
buku cerita).
2) 131711133125 – Izzatul Istiqomah
Distraksi adalah suatu strategi manajemen nyeri dimana perhatian pasien
dialihkan dari rasa nyeri ke sesuatu hal yang lain (DeLaune & Ladner,
2011). Distraksi diduga dapat menurunkan nyeri, menurunkan persepsi
nyeri dengan stimulasi sistem kontrol desendens, yang mengakibatkan
lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan
distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
Kozier, et al., (2010) membagi tipe distraksi kedalam empat kelompok,
yaitu:
a. Distraksi Visual adalah tekhnik pengalihan nyeri yang dilakukan dengan
cara menonton televisi, membaca majalah/koran/buku cerita atau imajinasi
terbimbing.
b. Distraksi Auditor adalah tekhnik pengalihan nyeri yang dilakukan dengan
cara mendengarkan musik atau dengan humor.
c. Distraksi taktil adalah tekhnik pengalihan nyeri yang dilakukan dengan
cara melakukan latihan pernapasan lambat dan berirama, pijat dan
mengelus atau memegang binatang peliharaan atau mainan.
d. Distraksi intelektual adalah pengalihan nyeri yang dilakukan dengan cara
mengisi teka-teki silang, bermain kartu atau melakukan hobi seperti
mengoleksi prangko dan menulis sebuah cerita.
3) 131711133008 – Arik Setyani
Salah satu metode yang digunakan untuk mengalihkan perhatian terhdapa
rasa nyeri ialah yang biasa disebut dengan distraksi. dimana distraksi ini
ada salah satu cara mengalihkan perhatian sang pasien terhadap nyeri
ataupun penyakit yang dia alami. salah satu metode konkritnya ialah
mungkin dengan menonton televisi, mendengarkan radio, bahkan
jikapasien mampu mungkin bisamemainkan game online atau yang
lainnya. semuahal diatas dapat mengalihkan perhatian atau mengalihkan
rasa n yeri yang dialami pasien. Terimakasih
6. Pertanyaan :
131711133147- Joanka Delaneira
Tadi disebutkan intervensi untuk meminimalkan nyeri ada 3 yaitu kognitif,
perilaku dan kombinasi. Bisa tolong dijelaskan intervensi kombinasi itu seperti
apa?
Jawaban :
131711133091 – Enggar Qur’ani Ayu
Yang dimaksud dengan intervensi kombinasi itu adalah manajemen nyeri yang
dilakukan dengan menggabungkan lebih dari dua intervensi baik dari segi
farmakologi maupun dari non farmakologi, misalnya menggabungkan antara
pemberian obat analgesik dengan memberikan hiburan kepda pasien yang
bertujuan agar pasien sedikit melupakan rasa nyeri yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
American Pain Society. The assessment and management of acute pain in infants, children, and
adolescents. Pediatrics. 2001;108:793-7.
Fortier MA, MacLaren JE, Martin SR, Perret-Karimi D, Kain ZN. Pediatric pain after
ambulatory surgery: where’s the medication?. Pediatrics. 2009;124:e588-95.
Ika Purnama Mardhan, Konsep Nyeri pada Anak, Scrib,
https://www.scribd.com/doc/167040121/KONSEP-NYERI-PADA-ANAK-doc [diakses
04 Maret 2019, pukul 14.30 WIB].
Pembedahan. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, penyunting. Buku ajar ilmu bedah. Edisi
ke-2. Jakarta: EGC, 2005.h.265-88.