Anda di halaman 1dari 8

Nama : Enggar Qur’ani Ayu

NIM : 131711133091

Kelsa : A2 - 2017

Gerontic Care

Psycho-Socio-Spiritual & Cultural Changes

Psychosocial Changes

• Beberapa individu mengatasi perubahan psikososial, dan yang lain mengalami frustrasi dan
tekanan mental yang ekstrem

• Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara
khusus pada lansia.

Psychology Needs

• Fears of a sick person:

– Death
– Chronic illness
– Loss of function
– Pain
• Dealing with fears created by an illness:

– Listening
– Patience
– Understanding
– Provide support

Confusion and Disorientation

– Berbicara dengan tidak jelas


– Tidak tahu nama mereka
– Tidak mengenali orang lain
– Mengembara tanpa tujuan
– Kurangnya kesadaran waktu atau tempat
– Penampilan bermusuhan dan agresif
– Berhalusinasi
– Regressing dalam perilaku
– Kurang memperhatikan kebersihan pribadi
– Ketidakmampuan menanggapi perintah atau instruksi sederhana

Causes of temporary confusion / disorientation

– Stress and/or depression


– Use of alcohol or chemicals
– Kidney disease
– Respiratory disease
– Liver disease
– Medication
Diseases:
– CVA

– Arteriosclerosis

– Atherosclerosis

• Cause TIA’s ministrokes which result in temporary periods of diminished blood flow to
the brain.

Demensia

Demensia adalah sindrom yang paling sering terjadi pada orang-orang lansia berusia di
atas 65 tahun. Sindrom ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan kemampuan
fungsi otak, seperti menurunnya daya ingat, berkurangnya kemampuan berpikir, memahami
sesuatu, serta menurunnya kecerdasan mental. Orang yang mengidap demensia tidak langsung
serta merta mengalami penurunan fungsi otak secara drastis. Melainkan, penyakit ini berkembang
secara progresif.

Penyebab Demensia

Demensia terjadi karena sel saraf otak di bagian tertentu mengalami kerusakan, sehingga
menyebabkan kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan saraf tubuh lainnya menjadi
menurun. Akibatnya, pengidap demensia akan mengalami gejala sesuai area otak yang mengalami
kerusakan. Demensia umumnya berkembang secara progresif. Namun, ada juga kondisi lain yang
menyerupai demensia yang sifatnya sementara dan dapat dipulihkan.

Gejala Demensia

Tiap pengidap demensia bisa mengalami gejala yang berbeda-beda tergantung


penyebabnya. Namun, sindrom ini tidak hanya akan memengaruhi kognitif pengidap, tapi juga
psikologisnya. Dari segi kognitif, berikut gejala demensia yang biasanya akan dialami pengidap
lansia:

 Hilang ingatan

 Konsentrasi menurun

 Sulit berkomunikasi

 Sulit berbahasa

 Tidak mampu memecahkan masalah atau merencanakan sesuatu

 Kebingungan

 Sulit mengambil keputusan

 Koordinasi pergerakan tubuh tidak seimbang.

Alzeimer

Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif pada otak yang umumnya menyerang
orang tua dan dikaitkan dengan perkembangan plak-plak beta amiloid pada otak. Penyakit ini
dicirikan oleh kebingungan, disorientasi, kegagalan memori, gangguan bicara, dan demensia.
penyebabnya belum diketahui. Alzheimer diambil dari nama ilmuwan Jerman, Alois
Alzheimer (1864–1915). Alzheimer bukanlah penyakit menular, melainkan merupakan
sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak
tampak mengerut dan mengecil.

Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula
pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan
meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit
ini dikaitkan dengan orang tua, tetapi sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal
pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.

Early Stages:

• Memory loss

• Mood & personality changes

• Depression

• Poor judgment

• Confusion regarding time & place

• Inability to plan and follow through with ADLs

Middle Stages:

• Nigh time restlessness

• Mood swings increase

• Personal hygiene ignored

• Weight fluctuates

• Paranoia & hallucinations

• Full time supervision needed

Late Stages:
• Total disorientation

• Incoherent

• Unable to communicate with words

• Loses control of bladder & bowel functions

• Develops seizures

• Loses weight despite eating a balanced diet

• Becomes totally dependent

• Lapses into a coma

• Dies

Care to Alzheimer

• Aspek perawatan ttt harus diikuti dengan individu yg bingung atau tidak terorientasi.

• Lingkungan yg aman & terlindungi, mengikuti rutinitas yg sama, menjaga aktivitas tetap
sederhana dan bertahan.

• Hindari suara keras, ruangan yg ramai, dan keributan yg berlebihan.

• Tingkatkan mengenali orang, waktu, dan tempat dengan memberikan orientasi realitas

Reality Orientation:

• Ingat alamat orang dg nama yg disukai

• Hindari: sayang, sayang, sayang

• Benarkan penyebutan nama, bila ada kesalahan menyebut.

• Buat referensi ke hari, waktu, tempat

• Gunakan jam, kalender, buletin

Keep oriented to day night cycles:

• Pakaian biasa di siang hari


• Buka tirai di siang hari

• Tutup tirai di malam hari

• Piyama di malam hari

• Bicara pelan, jelas / ajukan pertanyaan yang jelas & sederhana

• Jangan terburu-buru atau tergesa-gesa

• Ulangi instruksi dengan sabar, berikan waktu untuk ind. untuk menulis kembali

• Dorong percakapan tentang hal-hal yang dikenal atau kejadian terkini

• Dorong penggunaan tv, radio tanpa terlalu kuat

• Pastikan ind. menggunakan alat bantu sensorik

• Jauhkan benda2 yg tdk asing dlm pandangan

• Hindari memindahkan furnitur & barang2

• Jangan menyetujui pernyataan yg salah

• Jangan ragu utk menyentuh, berkomunikasi dgn lansia

• Hindari pertengkaran

• Dorong kemandirian dan pertolongan diri kapan pun memungkinkan

Sarason (1983) bahwa dukungan sosial itu ada dua hal :

• Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia; merupakan persepsi individu terhadap
sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan
berdasarkan kuantitas).

• Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima; berkaitan dengan persepsi
individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas)

Komponen Dukungan Sosial

• Kerekatan Emosional (Emotional Attachment)


• Integrasi sosial (Social Integration)

• Adanya Pengakuan (Reanssurance of Worth)

• Ketergantungan yang dapat diandalkan ( Reliable Reliance)

• Bimbingan (Guidance)

• Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)

• Isolasi sosial telah terbukti berdampak pada kesejahteraan psikologis dan kognitif dari
Lansia dan yang lebih tua

• Mereka yang memiliki koneksi sosial yang buruk dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan
sosial berada pada peningkatan risiko penurunan kognitif dan kualitas hidupnya

Cultural Needs

• Bahasa
• Kerohanian
• Karya seni
• Kebiasaan dan tradisi kelompok
• Preferensi makanan
• Respon terhadap penyakit
• Stres dan nyeri
• Dukacita
• Kemarahan
• Kesedihan
• Pengambilan keputusan

How To’s of Cultural Assessment

1. Lihatlah & dengarkan.


2. Jelaskan alasan untuk mempelajari budaya itu praktis, bukan hanya rasa ingin tahu.
3. Temukan jika ada protokol khusus.
4. Tempatkan klien di atas kebutuhan untuk memperoleh informasi.
5. Tangani fasilitas sosial sebelum pengumpulan-informasi.
Culturally Focused-Assessments
• Biologic variation
• Communication
• Personal space
• Perception of time
• Health beliefs
• Pain response
• Family/social patterns
• Nutritional patterns
• Religion/spirituality
• Death/dying practices
Spiritual Needs
• Keyakinan spiritual dan praktik yang diberikan kepada seorang individu lansia disebut
agama mereka.

• Penting untuk menerima keyakinan seseorang tanpa bias, dan bahwa pekerja perawatan
kesehatan tidak memaksakan keyakinan agama mereka sendiri pada individu yang sedang
dirawat.

Ombudsman ad seorang penjabat/badan yg bertugas menyelidiki berbagai kel masy


• Ombudsman adalah individu yang terlatih khusus yang bekerja dengan orang tua dan
keluarga mereka, penyedia layanan kesehatan, dan individu yang peduli lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas perawatan dan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai